PPH Pribadi
PPH Pribadi
HOME
DAFTAR ISI
BAB
1
HOME
DAFTAR ISI
HOME
DAFTAR ISI
l. Agen atau pegawai dari perusahaan asuransi yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang menerima premi asuransi atau
menanggung risiko di Indonesia.
(6) Tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan ditetapkan oleh
Direktur Jenderal Pajak menurut keadaan yang sebenarnya.
C. TIDAK TERMASUK SUBJEK PAJAK PENGHASILAN ADALAH:
a. Badan perwakilan negara asing;
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain
dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat bukan
warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh
penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang
bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;
c. Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri
Keuangan, dengan syarat:
(a) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;
(b) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya
berasal dari iuran para anggota;
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan
tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh
penghasilan dari Indonesia."
HOME
DAFTAR ISI
BAB
2
ORANG PRIBADI
A KEWAJIBAN MENGISI DAN MENYAMPAIKAN SPT TAHUNAN PPH
WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Wajib Pajak orang pribadi setiap tahun harus melaporkan penghasilannya yang
diperoleh selama satu tahun. Penghasilan yang dilaporkan adalah setiap tambahan
kemampuan ekonomis wajib pajak yang berupa uang dan berupa barang (sesuai
dengan pasal 4 ayat 1 UU PPh). Seandainya ada penghasilan netto yang belum
dilaporkan dalam tahun yang sebelumnya maka dapat dilaporkan dengan mengadakan
pembetulan atas SPT yang telah dilaporkan. Yang diwajibkan menyampaikan SPT
Tahunan adalah:
a) Wajib pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas.
b) Wajib pajak orang pribadi yang menerima atau memperoleh penghasilan dari
modal dan lain-lain
c) Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dan / atau yang memperoleh
penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan lebih dari satu
pemberi kerja.
d) Kuasa warisan yang belum terbagi
e) Pejabat negara, PNS, anggota ABRI dan pegawai BUMN/BUMD sesuai dengan
Keputusan Presiden No. 33 tahun 1996
f) Warga negara Indonesia yang bekerja pada perwakilan negara asing dan
perwakilan organisasi internasional
g) Orang asing yang berada di Indonesia
HOME
DAFTAR ISI
HOME
DAFTAR ISI
BAB
3
HOME
DAFTAR ISI
Seluruh penghasilan atau kerugian bagi wanita yang telah kawin pada awal tahun
pajak atau pada awal bagian tahun pajak, begitu pula kerugiannya yang berasal dari
tahun-tahun sebelumnya yang belum dikompensasikan sebagaimana pasal pasal 6
ayat 2 : Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) di dapat kerugian , maka kerugian tersebut dikompensasikan dengan
penghasilan mulai tahun pajak berukutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima)
tahun, dianggap sebagai penghasilan atau kerugian suaminya kecuali penghasilan
tersebut semata-mata diterima atau diperoleh dari 1 (satu) pemberi kerja yang telah
dipotong PPh Pasal 21 dan pekerjaan tersebut tidak ada hubungannya dengan usaha
atau pekerjaan bebas suami atau anggota keluarga lainnya.Lihat pasal 8 ayat 1.
Penghasilan suami istri dikenakan pajak secara terpisah apabila:
a) Suami istri telah hidup terpisah
b) Dikehendaki secara tertulis oleh suami istri berdasarkan perjanjian pemisahan
harta dan penghasilan (pasal 8 ayat 2 UU PPh). Dalam hal ini penghasilan netto
suami istri dikenakan pajak berdasarkan penggabungan penghasilan netto suami
istri dan besarnya pajak yang harus dilunasi oleh masing-masing suami istri dihitung
sesuai dengan perbandingan penghasilan netto mereka.
Cara memperhitungkan dan melaporkan penghasilan netto:
1. Wajib Pajak menggunakan norma perhitungan
Prosentase norma yang digunakan dalam menghitung penghasilan netto adalah
berdasarkan Kep. Dirjen Pajak N0. KEP-01/Pj.7/1991 tanggal 9 Januari 1991
tentang norma penghitungan netto dan tata cara pembuatan catatan bagi Wajib
Pajak yang dapat menghitung penghasilan netto dengan menggunakan norma
perhitungan. Masing-masing Wajib Pajak akan mendapatkan klasifikasi Lapangan
Usaha (KLU) untuk memudahkan mencari prosentase norma sesuai dengan KEP
01/PJ.7/1991.
Contoh :
HOME
DAFTAR ISI
pajak
orang
pribadi
yang
omzet/peredaran
brutonya
melebihi
Rp 100.000.000,00
Rp 300.000.000,00
HOME
DAFTAR ISI
Rp 400.000.000,00
untuk
keperluan
pribadi
pemegang
saham,
sehubungan
dengan
pekerjaan
yang
boleh
bruto
harus dilakukan dalam batas-batas yang wajar sesuai dengan adat kebiasaan
HOME
DAFTAR ISI
HOME
DAFTAR ISI
kepada dana pensiun yang pendiriannya tidak atau belum disahkan oleh
Menteri Keuangan tidak boleh dibebankan sebagai biaya
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan;
Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang menurut tujuan semula
tidak dimaksudkan untuk dijual atau dialihkan yang dimiliki dan dipergunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. Kerugian
karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki tetapi tidak digunakan
dalam perusahaan, atau yang dimiliki tetapi tidak digunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, tidak boleh dikurangkan
dari penghasilan bruto.
e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing;
Kerugian karena selisih kurs mata uang asing dapat disebabkan oleh adanya
fluktuasi kurs yang terjadi sehari-hari, atau oleh adanya kebijaksanaan
Pemerintah di bidang moneter. Kerugian selisih kurs mata uang asing yang
disebabkan oleh fluktuasi kurs, pembebanannya dilakukan berdasarkan sistem
pembukuan yang dianut, dan harus dilakukan secara taat asas. Apabila Wajib
Pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tetap (kurs historis),
pembebanan kerugian selisih kurs dilakukan pada saat terjadinya realisasi atas
perkiraan mata uang asing tersebut. Apabila Wajib Pajak menggunakan sistem
pembukuan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang
sebenarnya berlaku pada akhir tahun, pembebanannya dilakukan pada setiap
akhir tahun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang
sebenarnya berlaku pada akhir tahun. Rugi selisih kurs karena kebijaksanaan
Pemerintah di bidang moneter dapat dibukukan dalam perkiraan sementara di
neraca dan pembebanannya dilakukan bertahap berdasarkan realisasi mata
uang asing tersebut.
HOME
DAFTAR ISI
HOME
DAFTAR ISI
pemberi kerja yang bukan merupakan subyek pajak, maka penghasilan tersebut
digabung dan dimasukkan dalam Penghasilan netto sehubungan dengan
pekerjaan.
Penghasilan dan biaya yang digunakan untuk menghitung penghasilan
netto dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan yang dilaporkan dalam lapiran I
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi meliputi:
1. Penghasilan bruto
a.
Gaji/Uang pensiun/THT
b.
Tunjangan PPh
c.
d.
e.
f.
g.
2. Pengurang
a. Biaya jabatan
Yaitu Biaya yang diberikan untuk karyawan tetap yang masih aktif bekerja,
biaya jabatan ini merupakan biaya yang fiktif (tidak riil), biaya ini
merupakan
kebijaksanaan
pemerintah,
karena
setiap
orang
yang
HOME
DAFTAR ISI
NETTO
DALAM
NEGERI
LAINNYA
(TIDAK
Bunga;
Bunga yang diteri oleh wajib pajak atau isteri dan anak/anak angkat atas
pinjaman kepada orang pribadi atau badan usaha. Untuk penghasilan bunga
yang diperoleh dari bunga bank dimasukkan ke dalam penghasilan yang
dikenakan pajak final di cantunkan pada lampiran III SPT Tahunan PPh
Orang Pribadi. Dalam pengertian bunga termasuk pula premium, diskonto
dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang. Premium
terjadi apabila misalnya surat obligasi dijual di atas nilai nominalnya
sedangkan diskonto terjadi apabila surat obligasi dibeli di bawah nilai
nominalnya.
Premium
tersebut
merupakan
penghasilan
bagi
yang
Dividen,
yaitu penghasilan berupa penghasilan dari investasi yang diberikan kepada
pemegang saham. Yang dimaksud dengan dividen adalah bagian laba dengan
HOME
DAFTAR ISI
nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi
kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Termasuk dalam pengertian dividen:
1) Pembagian laba baik secara langsung ataupun tidak langsung dengan
nama dan dalam bentuk apapun
2) Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal yang
disetor
3) Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran kecuali saham
bonus berasal dari kapitalisasi agio saham baru dan revaluasi aktiva tetap
4) Pembagian laba dalam bentuk apapun
5) Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran
6) Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau
diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham saham
oleh perseroan yang bersangkutan
7) Pembayaran kembali seluruhnya atau sebagian dari modal yang
disetorkan, jika dalam tahun-tahun yang lampau diperoleh keuntungan,
jika pembayaran kembali itu adalah akibat dari pengecilan modal dasar
(statuter) yang dilakukan secara sah.
8) Pembayaran sehubungan dengan tanda-tanda laba, termasuk yang
diterima sebagai penebusan tanda-tanda tersebut.
9) Bagian laba sehubungan dengan pemilikan obligasi
10) Bagian laba yang diterima oleh pemegang polis
11) Pembagian berupa sisa hasil usaha kepada anggota koperasi
12) Pengeluaran perusahaan untuk keperluan pribadi pemegang saham yang
dibebankan sebagai biaya perusahaan
Atas penghasilan Diveden ini dikenakan tarif 15% dari penghasilan bruto.
c.
Royalti;
Yang dimaksud dengan royalti adalah setiap imbalan dengan nama apapun
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri, istri dan anak/anak angkat
HOME
DAFTAR ISI
Sewa
Pengertian sewa adalah imbalan yang diterima atau diperoleholeh Wajib
Pajak, isteri dan anak/anak angkat dengan nama dan dalam bentuk apapun
sehubungan dengan penggunaan harta gerak atau harta tak gerak, misalnya
sewa mobil, sewa kantor, sewa rumah, dan sewa gudang. Atas penghasilan
Selain tanah dan bangunan dikenakan tarif 15% dari penghasilan bruto,
sedangkan untuk penghasilan sewa atas tanah dan bangunan dikenakan 10%
dari penghasilan bruto dan bersifat final.
e.
HOME
DAFTAR ISI
Kuis televisi
3) Penghargaan atau suatu prestasi tertentu, misalnya penghargaan atas
penemuanbenda purbakala, penghargaan dalam menjualkan suatu produk
(Tarif 15% Tidak final)
4) Hadiah sehubungan dengan pekerjaan pemberian jasa dan kegiatan
lainnya yang pemberiannya tidak melalui cara undian atau perlombaan
( Tarif 15% Tidak final).
f.
angkat
yang
belum
dewasa
sehubungan
dengan
2.
Lain-lain
Penghasilan dari luar usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak sendiri,
isteri, anak/anak angkat yang belum dewasa.
HOME
DAFTAR ISI
Contoh:
Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai
biaya
Keuntungan karena pembebasan hutang
Penerimaan piutang yang telah dihapuskan
Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing
Tambahan kekayaan netto yang berasal dari penghasilan yang belum
dikenakan pajak
Anak sebagai penyanyi
Honor main sinetron anak
Berikut ini ringkasan KEP-176/PJ/2000 sebagaimana telah diubah dengan KEP96/pj/2001 dan diubah lagi dengan KEP-305/PJ/2001 disempurnakan dengan
KEP-170/PJ/2002 tanggal 28 Maret 2002 (mulai berlaku tanggal 1 Mei 2002) dan
terakhr dengan Peraturan Direktur Jendral Pajak No: PER-70/PJ./2007 tanggal 9
April 2007 tentang perkiraan penghasilan netto dan tarif efektif PPh Pasal 23:
TABEL PERKIRAAN PENGHASILAN NETO
ATAS SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN HARTA
No
JENIS PENGHASILAN
PERKIRAAN
PENGHASILAN
NETO
(1)
(2)
(3)
1.
10%
dari jumlah bruto
tidak termasuk
PPN
2.
30%
dari jumlah broto
tidak termasuk
PPN
HOME
DAFTAR ISI
JENIS JASA
PERKIRAAN
PENGHASILAN
NETO
(1)
(2)
(3)
II
III
1.
Jasa teknik,
2.
Jasa manajemen,
3.
1.
2.
30%
dari jumlah
imbalan jasa tidak
termasuk PPN
262/3 %
dari jumlah
imbalan yang
dibayarkan
seluruhnya
termasuk
pemberian jasa
dan pengadaan
material/barang
tidak termasuk
PPN
Jasa lain-lain :
1.
Jasa penilai,
2.
Jasa aktuaris,
3.
Jasa Akuntansi,
4.
Jasa Perancang,
5.
HOME
DAFTAR ISI
6.
7.
9.
11
14. Jasa kustodion/ penyimpanan/ penitipan, kecuali yang dilakukan 30% Dari jumlah
oleh KSEI,
imbalan jasa
tidak
termasuk
PPN
15
HOME
DAFTAR ISI
13 1/3 %
dari jumlah
imbalan yang
dibayarkan
seluruhnya
termasuk
pemberian jasa
dan pengadaan
material/barang
tidak termasuk
PPN
20%
dari jumlah
imbalan jasa tidak
termasuk PPN
Jasa pengepakan,
HOME
25
DAFTAR ISI
10%
dari jumlah
imbalan jasa tidak
termasuk PPN
10%
dari jumlah
imbalan jasa tidak
termasuk PPN
10%
dari jumlah
imbalan yang
dibayarkan
seluruhnya
termasuk
pemberian jasa
dan pengadaan
material/ barang
tidak termasuk
PPN
HOME
DAFTAR ISI
Laporan keuangan dari penghasilan yang berasal dari usaha di luar negeri
2.
3.
PENGHASILAN
YANG
TELAH
DIKENAKAN
PAJAK
YANG
HOME
DAFTAR ISI
Jenis Penghasilan
Tarif
Dasar Penghitungan
Diatur
1.
20%
Bunga
Ps 4(2) UU PPh
2.
20%
Ps 4(2) UU PPh
3.
15%
Bunga
Ps 4(2) UU PPh
4.
HOME
a.
DAFTAR ISI
0.1%
Penjualan Bruto
Ps 4(2) UU PPh
0.5%
Ps 4(2) UU PPh
Badan
b.
IPO
5.
20%
Bruto Bunga
Ps 4(2) UU PPh
20%
Selisih lebih
Ps 4(2) UU PPh
7.
Pengalihan tanahdan/bangunan
5%
Ps 4(2) UU PPh
Sewa tanahdan/bangunan
10%
Sewa Bruto
Ps 4(2) UU PPh
9.
4%
Bruto PPN
10.
2.1%
KMK 543/2002
baku
11.
2.64%
Bruto
KMK 417/1996
12.
1.2%
Peredaran bruto
KMK 417/1996
13.
2%
DPP PPN
Ps 4(2) UU PPh
0.3%
Penjualan
KMK 417/1996
s.d Rp 1 miliar
14.
dan
gas
oleh
penyalur/agen
PERTAMINA
15.
Hasil Tembakau
0.15%
Harga Bandrol
KMK 348/2001
16.
Semen
0.25%
DPP PPN
KMK 401/2001
17.
10%
HOME
DAFTAR ISI
badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh
Menteri Keuangan;
sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan,
atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan;
c. Warisan;
d. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau
sebagai pengganti penyertaan modal;
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan atau kenikmatan dari Wajib
Pajak atau Pemerintah;
f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan
dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi bea siswa;
g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau
Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
1) Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
2) Bagi perseroan terbatas, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha
Milik Daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari
jumlah modal yang disetor dan harus mempunyai usaha aktif di luar
kepemilikan saham tersebut;
h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja
maupun pegawai;
HOME
DAFTAR ISI
HOME
DAFTAR ISI
(Rp 1.200.000.000)
Rp 200.000.000 (+)
(Rp 1.000.000.000)
Rp 300.000.000
(Rp 1.000.000.000)
NIHIL
(Rp 1.000.000.000)
Rp 100.000.000 (+)
(Rp 900.000.000)
Rp 800.000.000 (+)
(Rp 100.000.000)
Rugi fiskal tahun 1995 sebesar Rp 100.000.000,00 yang masih tersisa pada akhir
tahun 2000 tidak boleh dikompensasikan lagi dengan laba fiskal tahun 2001,
sedangkan
rugi
fiskal
tahun
dikompensasikan dengan laba fiskal tahun 2001 dan tahun 2002, karena jangka
waktu lima tahun yang dimulai sejak tahun 1998 berakhir pada akhir tahun 2002.
HOME
DAFTAR ISI
BAB
4
sebelumnya sudah bekerja di Indonesia) dilakukan dengan melihat keadaan pada awal
tahun takwim (1 Januari). Bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia
dalam bagian tahun takwim, besarnya PTKP tersebut berdasarkan keadaan pada awal
bulan dari bagian tahun takwim yang bersangkutan.
Penghasilan Tidak Kena Pajak mulai berlaku tanggal 1 Januari 2007diberikan sebesar:
1) Rp 13.200.000 (Tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) untuk diri Wajib Pajak orang
pribadi;
2) Rp 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang
kawin;
3) Rp 13.200.000 (Tiga belas juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk seorang isteri
yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami, dalam hal isteri:
Bukan karyawati, tetapi mempunyai penghasilan dari usaha / pekerjaan bebas
yang tidak ada hubungannya dengan usaha / pekerjaan bebas suami, anak / anak
angkat yang belum dewasa.
Bukan karyawati, tetapi pada pemberi yang bukan sebagai pemotong pemotong
pajak walaupun tidak mempunyai penghasilan dari usaha / pekerjaan bebas.
Bekerja sebagai karyawati pada lebih dari 1 (satu) pemberi kerja.
4) Rp 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak
angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk
setiap keluarga.
Berikut ini tabel Penghasilan Tidak kena Pajak:
HOME
DAFTAR ISI
PTKP
JUMLAH
TK/0
13.200.000
TK/1
14.400.000
TK/2
15.600.000
TK/3
16.800.000
K/0
14.400.000
K/1
15.600.000
K/2
16.800.000
K/3
18.000.000
K/I/-
27.600.000
K/I/1
28.800.000
K/I/2
30.000.000
K/I/3
31.200.000
5) Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak menggantikan yang berhak tidak
memperoleh pengurangan Penghasilan Tidak Kena Pajak.
6) PTKP untuk wajib pajak yang melakukan pisah harta adalah sebesar PTKP masingmasing. Namun status kawin dan tanggungan diikutkan pada suami sebagai kepala
keluarga.
HOME
DAFTAR ISI
BAB
5
A TARIF PAJAK
Tarif pajak yang diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak bagi orang pribadi :
Lapisan Penghasilan Kena Pajak
Tarif Pajak
5%
(lima persen)
di atas Rp 25.000.000,00
10%
(sepuluh persen)
s.d. Rp50.000.000,00
(lima puluh juta rupiah)
di atas Rp 50.000.000,00
15%
s.d. Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah)
di atas Rp 100.000.000,00
25%
s.d. Rp 200.000.000,00
persen)
35%
B KREDIT PAJAK
Wajib pajak yang memperoleh penghasilan dan dipotong PPh oleh pihak lain
(PPh pasal 21, 22, 23, 24) atau PPh yang ditanggung pemerintah dapat dikurangkan dari
PPh terutang:
a.
Untuk PPh pasal 21 PPh yang dapat dikreditkan dari PPh terutang adalah yang
berasal dari Form 1721-A1 atau bukti potong PPh pasal 21.
b.
Untuk PPh Pasal 22 berasal dari bukti potong pemungut PPh Pasal 22 (Bukti
potong dapat berupa SSP atau dokumen lain)
c.
HOME
d.
C
DAFTAR ISI
Udara
Laut
: Rp
KODE
NAMA FORMULIR
KETERANGAN
FORMULIR
1
1770
Induk SPT
1770-I
Lampiran I
1770-II
Lampiran II
dan
pajak
atas
penghasilan
yang
1770-III
Lampiran III
HOME
DAFTAR ISI
Lampiran yang harus disertakan dalam SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi
adalah:
a.
Seluruh lampiran SPT Tahunan yang ada yang telah dibakukan (1770,1770-I,
1770-II, 1770-III)
b.
c.
Daftar aktiva yang dimiliki dan digunakan untuk usaha (jika menggunakan
pembukuan)
d.
e.
Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3 (jika SPT wajib pajak kurang Kurang
Bayar)
f.
Daftar susunan keluarga yang menjadi tanggungan wajib pajak (nama, tanggal
lahir, hubungan keluarga dan pekerjaan)
g.
Foto copy 1721-A1 dari pemberi kerja (jika karyawan swasta termasuk BUMN
dan BUMD)
h.
Foto copy 1721-A2 dari pemberi kerja (jika PNS, ABRI atau pejabat negara)
i.
j.
Lembar perhitungan pajak penghasilan (jika wajib pajak yang kawin dengan
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan)
k.
l.
F Lain-Lain
1. Wajib pajak yang belummempunyai npwp harus mendaftarkan diri terlebih dahulu
di kantor Pelayanan Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal wajib
pajak
2. SPT Tahunan dapat diambil sendiri oleh Wajib Pajak di tempat wajib pajak
terdaftar
HOME
DAFTAR ISI
3. Wajib pajak dapat menggunakanmata uang rupiah dan dalam bahasa Indonesia.
Jika menggunakan bahasa Inggris harus mengajukan permohonan. Untuk wajib
pajak asing dapat menggunakan bahasa inggris dan mata uang $ USA
4. Angka-angka dalam SPT Tahunan berikut lampiran disajikan dalam rupiah penuh