Anda di halaman 1dari 120

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

NOMOR : 96 /PER/RSI-SA/I/2014
TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (KPPI)
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

Tindakan Nama
Disiapkan
Dr. Ridha
Jabatan
Wahyutomo,
Diperiksa
Tandatangan
Disetujui
SpMKK
Dr.
Dr.
Tanggal
H.
H.
Ketua
Makmur
Masyhudi
KPPI
Santosa,
AM,
7 Januari
M. MARS
14
KesJanuari
2014
Direktur
Direktur
10 Januari
2014
Utama
Pelayanan
2014
0

Bismillaahirrahmaanirrohiim
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NOMOR : 96/PER/RSI-SA/I/2014
TENTANG
PEDOMAN ORGANISASI KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (KPPI)
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
MENIMBANG

: a. Bahwa Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit


(PPIRS) sangat penting karena merupakan gambaran mutu
pelayanan rumah sakit
b. bahwa Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
perlu
diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),
yaitu
kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pembinaan, pendidikan, pelatihan, pengawasan, serta
monitoring dan evaluasi.
c. bahwa sebagaimana huruf (a) dan (b) diatas, perlu
ditetapkan Pedoman Organisasi Komite Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (KPPI) Islam Sultan
Agung
Semarang.

MENGINGAT : 1. Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009


tentang Rumah Sakit
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
Pengendalian
Infeksi di Rumah
Sakit
dan Fasilitas
1014/MENKES/PER/XI/2008,
Tentang
Standar
Pelayanan
3.
4. 1045/MENKES/PER/XI/2006,
5.
Peraturan
Surat
986/Menkes/Per/XI/1992
382/Menkes/SK/III/2008
Kesehatan
Keputusan
Radioloogi
Menteri
Sakit
Menteri
Diagnostik
Kesehatan
DiTentang
tentang
Kesehatan
Lingkungan
Tentang
Republik
di Lainnya
Lingkungan
Sarana
Persyaratan
Pedoman
Pedoman
RIDepartemen
Indonesia
nomor
Pelayanan
Pencegahan
Organisasi
Rumah
Kesehatan
Kesehatan
Nomor
Sakit
Kesehatan.
dan:
1 Rumah

6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor


270/Menkes/SK/III/2007 Tentang Pedoman Manajerial
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan
Fasilitas Kesehatan Lainnya.
M E M U T U S K A N :
MENETAPKAN :
KESATU : Pedoman Organisasi Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit (KPPI) Islam Sultan Agung Semarang
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan akan
dilakukan evaluasi setiap tahunnya
KETIGA : Apabila hasil evaluasi mensyaratkan adanya perbaikan maka akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di : Semarang
Tanggal : 12 Rabiul Awwal 1435.H
14 Januari
2014.M
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

TEMBUSAN
1.
2.
KPPI RS
Yth :
2 Arsip

Dr. H. Masyhudi AM, M. Kes


Direktur Utama

LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG


NOMOR : 96/PER/RSI-SA/I/2014
TANGGAL : 14 JANUARI 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang profesional, bermutu sesuai standar
yang
sudah ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan pengunjung
di rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi atau infeksi
nosokomial
infeksi
yangyaitu
diperoleh di rumah sakit, baik karena perawatan atau datang
berkunjung
ke
rumah sakit. Angka kejadian infeksi nosokomial terus meningkat ( Al
Varado, 2000
) 9 % ( variasi 3-21 % ) atau lebih dari 1,4 juta pasien rawat
mencapai
sekitar
inap di
rumah sakit seluruh dunia.
Untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan
kesehatan lainnya perlu diterapkan pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI),
yaitu
kegiatan
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan,
pelatihan,
pengawasan, serta monitoring dan evaluasi.
Pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit (PPIRS) sangat penting
karena
merupakan
gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Apalagi akhir-akhir ini muncul
berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti
Methycillin
Staphylococcus
Vancomycin
Resistant
Enterococci
(VRE)
dan Multi
petugas
manajemen
untuk Aureus
melakukan
risiko,(MRSA),
clinical
langkah-langkah
governance,
yangserta
sesuai
kesehatan
prosedurdan
yang
keselamaytan
berlaku
Resistance
Bacteremia
(MRB).
pencegahan
Agar
dalam
pengendalian
Meningkatkan
kerja.
mendapat
Pencegahan
dan dukungan
pengendalian
di
mutu
semua
dan
pelayanan
dan
Pengendalian
unit
B.
komitmen
infeksi
a.
Tujuan
RSrumah
Tujuan
Islam
maka
dari
Rumah
sakit
Umum
Sultan
disusunlah
pimpinan
Sakit
meliputi
Agung
Islam
rumah
Pedoman
melalui
kualitas
Sultan
sakit
Organisasi
pencegahan
dan
Agung
pelayanan,
seluruh
Semarang.
dan
3 di

b. Tujuan Khusus
Sebagai pedoman bagi Direktur Rumah Sakit dalam membentuk organisasi,
program, wewenang, dan tanggung jawab secara jelas
Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara efektif
dan
efisien dalam pelaksanaan PPI
Menurunkan angka kejadian infeksi nosokomial di rumah sakit secara
bermakna
Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI

BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
A. Sejarah Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Bermula dari Health Centre lalu Medical Centre, berawal dari lingkup layanan
kecil
poliklinik umum, poliklinik Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana di
tahun
1971 kemudian diresmikan sebagai Rumah Sakit Madya pada tanggal 23 Oktober
1975. Langkah demi langkah Rumah Sakit Islam Sultan Agung terus mengayuhkan
derap layanan kesehatan secara istiqomah. Tahun 2002 menyambut makin derasnya
kepercayaan umat, wajah baru Rumah Sakit Islam Sultan Agung berupa sarana
bangunan dan peralatan medis baru ditampilkan kehadapan publik. Semata untuk
berkidmat semaksimal mungkin memepersembahkan yang terbaik untuk masyarakat
pengguna. Berbagai keteladanan penampilan apik di semua lini pelayanan rumah
sakit
pun perlahan mengiringi penampilan baru Rumah Sakit Islam Sultan
Agung.
Dari semenjak didirikan pada 17 Agustus 1971, Rumah sakit yang terletak di
Jl. Raya
Kaligawe KM.4 dan berdekatan dengan pusat pertumbuhan industri (LIK dan
Terboyo
Industri Park), Rumah Sakit Islam Sultan Agung memulai pengabdiannya dengan
pelayanan poliklinik umum, Kesehatan Ibu dan Anak untuk warga sekitar. Dua
tahun
berikutnya diresmikan sebagai Rumah Sakit Umum pada tanggal 23 Oktober 1975
diresmikan sebagai Tipe C (RS Tipe Madya).
sesuatu
Islam
Pelayanan
juga melandasi
Sultan
yang
optimal
lebih
Agung
dan
Rumah
untuk
perubahan
baik.
menorehkan
Sakit
umat
Baik
Islam
yang
kini
perubahan
banyak
Sultan
lebih
lebih
pengabdian
diarahkan
secara
dibuktikan
Agung untuk
fisik
untuk
kepada
lagi
jauh
( masyarakat.
perkembangan
dengan
pembangunan
lebih kesanggupan
berkembang
Visi
rumah
Dengan
sakit
tersebut
Rumah
golongan
pihak
menuju)Sakit
berbekal
masyarakat.
Islam
spiritual.
motto
Sultan
Hal
mencintai
tersebut
Agung
dibuktikan
Allah
tidak
danmembeda
menyayangi
denganditerimanya
bedakan
sesama segala
semua
Rumah
jenis
jenis
Sakit
5 untuk

asuransi yang dimiliki oleh pasien, mulai dari Asuransi Kesehatan (ASKES )
PNS,
Sukarela sampai asuransi untuk masyarakat kurang mampu atau lebih dikenal
dengan
JAMKESMAS ( Jaminan Kesehatan Masyarakat ). Sehingga dengan demikian, semua
lapisan masyarakat yang menggunakan layanan kesehatan di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung berhak menerima jenis tindakan kesehatan yang sama tanpa dibeda

bedakan.

Keramahan, kenyamanan, kebersihan, menjadi sapa keseharian Rumah Sakit Islam


Sultan Agung, kasih sayang menjadi sentuhan khas yang dihadirkan dan falsafah
selamat menyelamatkan menjadi landasan pengelolaan rumah sakit. Inilah ciri
pelayanan kesehatan ats dasar nilai nilai islam yang diterapkan. Dengan
menunanikan motto mencintai Allah, menyayangi sesama, Rumah Sakit Islam
Sultan
Agung ingin berbagi keteladanan sebagai rumah sakit dakwah, pelayanan dan
pendidikan terdepan.

Islamic Teaching Hospital

Pada saat ini Rumah Sakit Islam Sultan Agung tengah mengembangkan layanan
teaching hospital. Dimana konsep Rumah Sakit Islam Sultan Agung akan menjadi
pusat pendidikan bagi para dokter yang sedang menempuh pendidikan. Akan tetapi
tidak semua pasien menjadi program teaching hospital. Pasien akan tetap
diberikan
tawaran apakah bersedia menjadi peserta teaching hospital (dirawat oleh
dokter
UNISSULA
dengan pencanangan
sejak tahunitu,
muda)
1960,
takatau
telah
lainpasien
menempatkan
turut tersebut
menjamin
peran
tetap
keunggulan
signifikan
dirawat
pendidikan
oleh
sebagai
dokter
rumah
sakit
Fakultas
Islamic
untuk
Agungkedepan
pendidikan
pendidikan.
Teaching
kedokteran,
Kedokteran
sebagai
Hospital
Memantapkan
senior.
Islamic
di
Yayasan
rumah
menerima
sumbangsih
mencanangkan
sakit
anak
dan
Hospital.
didik
yang
dunia
fungsi
mahasiswa
lebih
pendidikan
Ada Rumah
harapan
berarti
fakultas
Sakit
kedokteran
bagi
yangIslam
kedokteran
duniaSultan
direngkuh
umumnya.
6 Teaching

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit Islam Sultan Agung

Rumah Sakit Islam Sultan Agung merupakan rumah sakit swasta dengan kapasitas
293
tempat tidur, merupakan milik Yayasan Badan Wakaf Sultan
Agung.
Rumah Sakit Islam Sultan Agung mempunyai fungsi memberikan pelayanan
kesehatan
paripurna dengan motto mencintai Allah menyayangi sesama.
Dalam mengemban fungsi tersebut di atas, Rumah Sakit Islam Sultan Agung
mempunyai tugas pokok berupa:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi.
2. Senantiasa meningkatkan kompetensi sumber daya manusia Rumah Sakit Islam
Sultan Agung agar selalu memberikan pelayanan secara profesional, etis dan
bermartabat.
3. Menyediakan wahana bagi pendidikan tenaga kesehatan, dalam turut serta
menyumbang upaya mencerdaskan bangsa.

BAB III
VISI, MISI, VALUE, MOTO
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG

A. VISI
Menjadi Rumah Sakit Pendidikan Islam Terkemuka dalam pelayanan kesehatan,
pendidikan dan pembangunan peradaban Islam.
B. MISI
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang selamat menyelamatkan

dijiwai

Semangat Mencintai Allah Menyayangi Sesama,


Menyelenggarakan pelayanan pendidikan dalam rangka membangun

generasi

khaira ummah
Membangun peradaban Islam menuju masyarakat sehat sejahtera yang

dirahmati

Allah
C. VALUE
Integritas
Profesional
Kasih sayang
Kerja sama
Inovatif

D.
MOTTO
E.
Mencintai
MEANING
STATEMENT
Allah
Menyelamatkan
MenyayangiKehidupan
Sesama
Manusia
8 Berkhitmat

BAB VI
URAIAN JABATAN

A. NAMA JABATAN

: Ketua Komite Pencegahan & Pengendalian Infeksi


B. NAMA JABATAN ATASAN : Direktur Utama

C. NAMA JABATAN BAWAHAN LANGSUNG :


1. Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
2. IPCN ( Infection Prevention Control Nurse )
3. IPCLN ( Infection Prevention Control Link
Nurse )
D. TUGAS POKOK :
Membantu Direktur Utama dalam merencanakan, malaksanakan, membina,
I
mendidik, melatih, mengawasi,KSmonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
programprogram pencegahan dan pengendalian infeksi
FE
IN
N
E.IA
KRITERIA
DAN TUGAS :
G
I AL AN
Kriteria Ketua
Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
AS ND AR
IS GE
M dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
1. Ahli
atau
13 pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
2.ANMengikuti
EN SE
G
RG P 3. 20
Memiliki kemampuan leadership.
O AN UN N
AG HU
UR DKomite
Tugas Ketua
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
KT AN N TA
1. Berkontribusi
dalam diagnosis dan terapi infeksi yang
RU AH TA
benar pedoman
2. Turut menyusun
ST dan
EG ULpenulisan resep antibiotika dan surveilans
I S
3. Mengidentifikasi dan melaporkan
NC RS kuman patogen dan pola resistensi
antibiotika.
PE
E
4. Bekerjasama dengan Perawat PPI
IT memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB
M
5. Membimbing dan mengajarkan KO
praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan
PPIRS,
agar kebijakan
dengan
prosedur
terapi dapat dipahami
7.dan
Turut6.
membantu
Turut
1. Kriteria
Menyusun
memonitor
semua
2. Pernah
petugas
Anggota
dan
cara
dilaksanakan
mengikuti
kesehatan
kerja
1.
Tugas
3.
Komite
Mempunyai
Membuat
pengendalian
tenaga
dan
pendidikan
Pencegahan
serta
oleh
untuk
Tanggung
SPO
kesehatan
minat
petugas
mengevaluasi
PPI.
memahami
infeksi
dan
dalam
Jawab
kesehatan
pelatihan
Pengendalian
dalam
pencegahan
PPI.
Komite
kebijakan
merawat
rumah
PPI
dasar
Infeksi
dan
:pasien
PPI.
sakit.
PPI.
8menetapkan

4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.


5. Bekerjasama dengan Tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB
infeksi nosokomial.
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan
dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI
dan
aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Menerima laporan dari Tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
12. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
13. Memberikan usulan kepada Direktur untuk pemakaian antibiotika
yang
rasional di rumah sakit berdasarkan hasil pantauan kuman dan
resistensinya
terhadap antibiotika dan menyebar-luaskan data resistensi
antibiotika.
14. Menyusun kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3).
15. Turut menyusun kebijakan clinical governance dan patient
safety.
16. Mengembangkan,
mengimplementasikan dan secara periodic mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan
manajemen
rumah sakit.
17. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan pengadaan
alat dan bahan kesehatan, reno-vasi ruangan, cara pemrosesan
alat,
penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip
PPI.
18. Menentukan sikap penutupan
ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial
menyebarkan infeksi.
19. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang dari
standar prosedur / monitoring surveilans
proses.
20. Melakukan investigasi,
menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. Kriteria Sekretaris Komite Pencegahan dan Pengendalian
2.
1. Membuat
3.
Menyelenggarakan
Mengurus
pengendalian
notulen
logistik
Infeksi
infeksi
setiap
4.
kegiatan
dan
Pernah
kerumahtanggaan
agar
rapat
mengikuti
proses
kegiatan
1. Memiliki
2.
3.
Tugas
Perawat
Mempunyai
infeksi
pengendalian
kegiatan
Sekretaris
pendidikan
pencegahan
kegiatan
senior
kemampuan
dapat
kegiatan
minat
pencegahan
Tim
infeksi
pencegahan
yang
berjalan
dan
dalam
dan
PPI
pencegahan
leadership
pelatihan
disegani
pengendalian
PPI
danlancar
dan
pengendalian
dasar
dan infeksi
PPI.
9kesekretariatan

4. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang telah


dijadwalkan secara tertib dan bertanggungjawab
5. Melaksanakan tugas lain dari Ketua
Kriteria IPCN ( Infection Prevention Control
1. Perawat Nurse
dengan) pendidikan D3 dan memiliki sertifikasi
PPI. komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Memiliki
3. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara
4. Memiliki kemempuan leadership, inovatif dan confident.
5. Bekerja purna waktu

Tugas dan Tanggung Jawab IPCN


1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerja.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SOP, kewaspadaan isolasi
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI
4. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya
5. Melakukan investigasi KLB
dan bersama sama komite PPI memperbaiki
kesalahan yang terjadi
6. Memonitor petugas kesehatan RS / fasilitas kesehatan infeksi dari
petugas
kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Merekomendasi prosedur isolasi dan memberi konsultasi tentang pencegahan
dan pengendalian infeksi yang diperlukan bagi kasus yang terjadi di
Rumah
Sakit
8. Melakukan audit PPI termasuk terhadap limbah, laundry, gizi dan lain
lain.
9. Memonitor kesehatan lingkungan
10. Memonitor penggunaan antibiotika yang rasional
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya. motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI
12. Memberikan
13. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke Komite PPI.
15.tentang
Meningkatkan
1. Perawat
topik
14. Memberi
infeksi
kesadaran
dengansaran
yang
pendidikan
pasien
desain
sedang
danminimal
ruangan
berkembang
pengunjung
D3
agar
dan
dirumah
sesuai
masyarakat,
memiliki
sakit
dengan
sertifikasi
tentang
infeksi
prinsip
16.
PPIRS.
Sebagai
Memprakarsai
dengan
2.
PPI.
Memiliki
koordinator
PPI penyuluhan
komitmen
antara
bagi
didepartemen
Kriteria
3.
bidang
petugas
dan
Memiliki
insiden
mengendalikan
pencegahan
kesehatan,
Anggota
/ unit
kemampuan
tinggi
dalam
Pelaksana
dan
pengunjung
infeksi
leadership.
pengendalian
mendeteksi
/ di
IPCLN
dan
rumah
mencegah
kegiatan
infeksi.
sakit
10 17.

Tugas IPCLN:
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian / penghubung
bertugas : formulir surveilans setiap pasien di unit rawat
1. Mengisi dan mengumpulkan
inap masing masing, kemudian menyerahkan kepada IPCN ketika pasien
pulang
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di
unit
rawatnya masing masing
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
nosokomial pada pasien
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing masing, konsultasi prosedur yang
harus
dijalankan bila belum faham
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
standar isolasi

11

BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

Komite
Bidang
PPI BPI

Unit
Kerja RS

Instalasi Bid.
Jangme
Diklit
d
bank

Bidang
Kepera
watan

Bidang
Jangme
d

BidangInstalasi
Bidang
Yanmed Pemasa
KUDiklit
Yanmed
Umum
dan
bang
AKT ran

Keterangan :

Tata Hubungan Kerja


Administrasi
Daftar Singkatan :
BPI

: Bimbingan dan Pelayanan Islami

Jangmed : Penunjang Medis


Yanmed : Pelayanan Medis
12

Diklitbang : Pendidikan Penelitian dan Pengembangan


KU : Keuangan dan Akuntansi

BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil

Jabatan Spesifikasi Pendidikan Jumlah


Ketua Komite PPI
IPCN

Dokter Spesialis 1

Minimal Diploma III 5 Orang

IPCLN Minimal Diploma III 18 Orang

13

Orang

BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Orientasi Karyawan Baru


Orientasi PPI Karyawan Baru dan mahasiswa kesehatan dilaksanakan selama 1
dijadwalkan sebagai berikut :
No Materi Kegiatan

Lama
Pembimbing
orientasi

1. Struktur Organisasi KPPI


Bimbingan dan
Uraian jabatan
1IPCN
hari
Tinjauan Lapangan
Pengenalan personil
2. Program PPI
Kebersihan Tangan

IPCN

Pemakaian APD
Pengelolaan LimbahBimbingan, Praktik
Penanganan luka tusuk
Kebersihan Tangan
jarum
Penyuntikan yang aman
Pengelolaan linen

14

BAB X
PERTEMUAN RAPAT

Jenis

Rapat

1. Rapat rutin IPCN, rapat yang diselenggarakan setiap hari Selasa dan Kamis
pagi
bersamaan dengan kegiatan membaca Al - Quran sebelum bekerja. Rapat
membahas
tentang kegiatan kerja pada minggu berjalan dan minggu yang akan
datang.
2. Rapat Rutin Bulanan antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan 1
(satu)
bulan sekali pada minggu ke II setiap bulan. Rapat membahas mengenai laporan
infeksi bulanan, evaluasi kerja IPCLN pada bulan berjalan, penyiapan laporan
bulanan,
pembahasan masalah PPI di unit kerja terutama keperawatan,, rencana kerja
serta
sosialiasi kebijakan terbaru yang berhubungan dengan PPI di rumah
sakit.
3. Rapat rutin Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
dengan unit
terkait yaitu perwakilan masing-masing SMF, Gizi, CSSD, Farmasi, K3, Sanitasi,
IPSRS,
Pemusaraan Jenazah. Rapat membahas tentang sosialisasi peraturan atau
kebijakan
PPI terbaru, anggaran tahun depan, kasus-kasus pasien infeksi, penentuan
ruang
isolasi/kohort, perlindungan kesehatan karyawan, program PPI
terbaru.
4. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain dan
Direksi untuk
pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta laporan

5. Rapat

kegiatan PPI. Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan


sekali
Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat

diselenggarakan baik secara internal unit SDI maupun mengundang unit lain
sesuai
dengan kebutuhan.
15

BAB XI
PELAPORAN

A. Laporan Bulanan
Laporan yang disusun setiap bulan meliputi laporan angka kejadian infeksi,
luka
tusuk jarum bila ada di masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan
(pemasangan infuse, pemasangan kateter, pemasangan ventilator, pemasangan
CVC) dari Link di unit masing ke
IPCN
Laporan bulanan diserahkan dari IPCLN ke IPCN.

B. Laporan Tri

Bulanan

Laporan yang disusun setiap 3 (tiga) bulan yang merupakan rekapitulasi


laporan
bulanan berisi surveilens angka kejadian infeksi, luka tusuk jarum bila ada
di
masing-masing unit keperawatan dan jumlah tindakan, hasil pemantauan
pemakaian APD, pemantauan kebersihan tangan, orientasi karyawan atau
mahasiswa serta laporan keuangan (pemakaian desinfektan, pemakaian tissue,
dan pemakaian safety box).
Laporan tribulanan diserahkan kepada Direktur Utama.

C. Laporan Tahunan

16

Laporan Tahunan yang disusun oleh Komite Pencegahan dan Pengendalian


Infeksi
meliputi :
5. Laporan
Laporandaftar
tahunan
inventaris
di sampaikan
di Komite
kepadaPencegahan
Direktur Bidang
dan Pengendalian
dan Komite
1.
Laporan
pelaksanaan
kegiatan
pengembangan
staf
2. Laporan
Infeksi
3.
Mutu
Laporan
pelaksanaan
sasaran
program
mutu kerja
Komite
4. Infeksi
Laporan
Komite
Pencegahan
penggunaan
Pencegahan
dan Pengendalian
anggaran
dan Pengendalian
Infeksi

Anda mungkin juga menyukai