Anda di halaman 1dari 23

BAB I

Pendahuluan
Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga, zakat merupakan suatu ibadah yang paling
penting dan banyak dijelaskan di dalam Al-Quran, Allah menerangkan zakat beriringan
dengan menerangkan sembahyang. Pada 82 tempat Allah menyebut zakat beriringan dengan
urusan shalat ini menunjukan bahwa zakat dan shalat mempunyai hubungan yang rapat sekali
dalam hal keutamaannya shalat dipandang seutama-utama ibadah badaniyah zakat dipandang
seutama-utama ibadah maliyah.
Dan dirikanlah salat dan berikanlah zakat (QS-Al Mujammil 73:20)
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,yaitu orang-orang yang
khusyudalam sembahyangnya,dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna ,dan orang orang yang mengeluarkan zakat (QS.
Almuminun 23:1-4)
Mengeluarkan zakat hukumnya wajib bagi tiap- tiap muslim yang mempunyai harta
benda menurut ketentuan yang telah ditetapkan oleh hukum Islam.Ayat-ayat Al-Quran yang
mewajibkan zakat :
Dan tiada diperintahkan mereka melainkan menyembah Allah,sambil mengikhlaskan ibadat
dan taat kepada-Nya serta berlaku cenderung (tertarik )kepada ibadat itu dan mendirikan
shalat dan memberikan zakat,itulah agama yang betul ( QS.Albayyinah:5)
Dan dirikanlah olehmu shalat dan keluarkanlah zakat dan tunduklah bersama sama
orang yang tunduk (QS. Albaqarah :43)
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti
shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur'an dan As
Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.

ZakatPage 1

Seluruh ulama Salaf dan Khalaf menetapkan bahwa mengingkari hukum zakat yakni
mengingkari wajibnya menyebabkan di hukum kufur. Karena itu kita harus mengetahui
definisi dari zakat, harta-harta yang harus dizakatkan, nishab- nishab zakat dan berbagai
macam zakat.
1.2 Rumusan Masalah
- Mengetahui definisi/ pengertian zakat
- Mengetahui macam-macam zakat
- Mengetahu harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
- Mengetahui siapa saja yang berhak menerima zakat
- Mengetahui hikmah dari zakat
1.3 Tujuan pembahasan
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah fiqh ibadah, juga untuk
menambah wawasan kita mengenai zakat serta memberikan kesadaran kepada kita bahwa
zakat itu hukumnya wajib dan dapat direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

ZakatPage 2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Zakat.
Zakat (Bahasa Arab: ;transliterasi: Zakah) adalah jumlah harta tertentu yang
wajib dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang
berhak menerimanya (fakir miskin dan sebagainya) menurut ketentuan yang telah ditetapkan
oleh syarak. Zakat merupakan rukun ketiga dari Rukun Islam.

Dalam menentukan yang dikenakan wajib zakat ini, ada empat hal yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. jenis-jenis harta yang dikenakan zakat (yang wajib dikeluarkan zakatnya);
b. besarnya jumlah harta benda yang dikenakan zakat tiap-tiap jenis tersebut (nishab);
c. besarnya pungutan yang dikenakan atas tiap jenisnya;
d. waktu-waktu pemungutan zakat (haul dan sebagainya)1

2.2. Sejarah Zakat


Setiap muslim diwajibkan memberikan sedekah dari rezeki yang dikaruniakan Allah.
Kewajiban ini tertulis di dalam Alquran. Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk
memberikan sedekah (pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian
hari, umat Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya sejak
tahun 662 M. Nabi Muhammad melembagakan perintah zakat ini dengan menetapkan pajak
bertingkat bagi mereka yang kaya untuk meringankan beban kehidupan mereka yang miskin.
Sejak saat ini, zakat diterapkan dalam negara-negara Islam. Hal ini menunjukan bahwa pada
kemudian hari ada pengaturan pemberian zakat, khususnya mengenai jumlah zakat tersebut.

Pada zaman khalifah, zakat dikumpulkan oleh pegawai sipil dan didistribusikan
kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah orang miskin, janda, budak
yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit hutang dan tidak mampu
1 Djuanda, Gustian. DKK. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. 2006.
Jakarta: PT RajaGravindo Persada. Hal. 1.
ZakatPage 3

membayar. Syari'ah mengatur dengan lebih detail mengenai zakat dan bagaimana zakat itu
harus dibayarkan.2

2.3. Hukum Zakat


Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim
yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah seperti
salat, haji, dan puasa yang telah diatur secara rinci berdasarkan Alquran dan Sunah. Zakat
juga merupakan sebuah kegiatan sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat
berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia dimana pun.3

2.4. Jenis Zakat


Zakat terbagi atas dua jenis yakni:
1) Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadan.
Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
2) Zakat maal (harta)
Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing
jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.4
2.5. Harta yang Wajib Zakat dan Kadarnya
2 Djuanda, Gustian. DKK. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. 2006.
Jakarta: PT RajaGravindo Persada. Hal. 3
3 Al-Hamid Mahmud, Al-Baly. Ekonomi Zakat. 1991. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Hal. 5

4 Al-Hamid Mahmud, Al-Baly. Ekonomi Zakat. 1991. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Hal. 11

ZakatPage 4

Mengenai jenis harta yang wajib dikenakan zakat, terdapat perbedaan pendapat di
kalangan para ulama. Ada beberapa kalangan yang berpendapat sempit. Salah satunya adalah
Ibnu hazm yang membatasi pengertian kekayaan yang wajib dizakati pada delapan hal yang
telah ditetapkan oleh Nabi Muhammad SAW yaitu, unta, sapi, kambing, gandum, sorgum,
kurma, emas dan perak. Sedangkan untuk harta diluar delapan hal tersebut tidak wajib zakat.

Para ulama yang berpendapat luas memberikan batasan terhadap jenis harta yang
wajib zakat sesuai perkembangan zaman, jadi tidak hanya terbatas pada delapan hal tersebut
diatas. Para ulama ini berpegang pada beberapa hal, diantaranya :

Dalil-dalil Al Qur`an dan hadist yang menyatakan bahwa pada setiap harta yang
berkembang terdapat hak atau sedekah atau zakat. Sebagaimana dalam QS. AL
Ma`arij : yang artinya: Orang-orang yang dalam harta mereka terdapat hak yang
ditentukan. Dan pada sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu : Berikanlah zakat
hartamu

Dari beberapa dalil tersebut di atas dapat diketahui bahwa pada setiap harta terdapat
hak Allah berupa zakat dan sedekah. Pada dalil-dalil tersebut tidak terdapat ketentuan
ataupun batasan jenis harta yang wajib zakat. Kalaupun Nabi Muhammad SAW hanya
mewajibkan zakat pada delapan jenis harta saja, karena pada masa itu delapan jenis
harta tersebut yang lazim dimiliki oleh masyarakat Arab
ZakatPage 5

Sesungguhnya setiap orang kaya membutuhkan kesucian dan kebersihan hartanya dari
kotoran sifat bakhil dan egoistis, yaitu dengan berzakat. Sebagaimana firman Allah
dalam QS. At Taubah : 103, yang artinya : Ambillah sedekah (zakat) dari sebagaian
harta mereka untuk membersihkan dan menyucikan mereka dengannya.

Setiap harta butuh disucikan, karena syubhat20 yang sering melekat pada waktu
mendapatkannya atau mengembangkannya. Penyucian harta tersebut adalah dengan
mengeluarkan zakat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, yaitu :
Sesungguhnya Allah mewajibkan zakat untuk kesucian harta.(HR.Bukhari)

Sesungguhnya zakat disyariatkan untuk menutup kebutuhan fakir miskin, orang yang
berhutang, ibnu sabil, dan untuk menegakkan kemaslahatan umum bagi umat islam.

Qiyas menurut jumhur ulama merupakan salah satu unsur pokok dalam syari`ah
Islam. Sehingga dapat digunakan menetapkan hokum yang mewajibkan zakat pada
harta. Apabila zakat tidak termasuk dalam ibadah mahdhah, tetapi termasuk dalam
sebagian tatanan harta 20 Samar-samar, yaitu perkara yang tidak jelas hukumnya
apakah halal atau haram (N.A. dan sosial dalam Islam).

ZakatPage 6

Memasukkan qiyas dalam hal zakat sebenarnya telah dikenal sejak masa para sahabat.
Salah satu contohnya adalah Umar Ra, yang memerintahkan untuk memungut zakat
atas kuda pada masa Nabi bukan merupakan harta yang wajib dizakati. Perintah ini
dikeluarkan setelah diketahui bahwa kuda mempunyai nilai harga yang tinggi.
Mengenai harta kekayaan yang wajib dikenai zakatnya ada dua macam.

Yang pertama adalah kekayaan terbuka (amwaal zhahiriah) yakni tidak dapat ditutuptutupi misalnya hasil pertanian seperti segala macam tanaman dan buah-buahan serta
berbagai jenis ternak. Sedangkan yang kedua adalah kekayaan tertutup (amwaal
bathiniah) yakni tidak mudah diketahui dengan begitu saja dan kemungkinan besar
dapat dimanipulasi. Contohnya adalah emas, perak, mata uang, usaha perdagangan
dan industri.

Jenis-jenis harta yang wajib dikeluarkan zakatnya dan besar kadar masing-masing
harta tersebut adalah sebagai berikut :

1) Emas dan Perak


Dasar hukum wajib zakat bagi harta yang berupa emas dan perak terdapat dalam QS
At Taubah 34-35, yang artinya : Orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menafkahkan pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka (bahwa mereka akan
mendapat siksa yang pedih) pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam nereka jahanam,
lalu dibakar dengan dahi mereka, lambung dan pinggang mereka (lalu dikatakan kepada
mereka), Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah
sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu22

ZakatPage 7

Nishab untuk emas adalah 20 dinar, yaitu senilai dengan 85 gram emas murni.
Sedangkan untuk perak adalah 200 dirham, yaitu senilai 672 gram perak. Artinya adalah
apabila seseorang telah memiliki emas senilai 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah
mencapai satu tahun, maka telah terkena wajib zakat sebesar 2,5 %. Untuk emas dan perak
simpanan yang masing-masing kurang dari senishab, tidak perlu dikumpulkan menjadi satu
agar senishab yang kemudian dikeluarkan zakatnya. Misalnya, seseorang yang memiliki
simpanan emas sebesar 10 dinar dan perak 100 dirham maka keduanya tidak dikenakan
zakat.23

Untuk segala macam jenis harta lain yang merupakan harta simpanan dan dapat
dikategorikan dalam emas dan perak, seperti uang, tabungan, cek, saham, surat berharga dan
lain-lain, maka nishab dan zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak. Jika seseorang
memiliki bermacam-macam harta dan jumlahnya lebih besar atau sama dengan nishab emas
dan perak maka telah terkena wajib zakat sebesar 2,5 %.

2) Harta Dagangan
Dasar hukum wajib zakat terhadap barang dagangan adalah pada QS Al Baqoroh :
267, yang artinya : Hai orang-orang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari
hasil usahamu yang baik-baik dan sebagaian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. Dari ayat tersebut di atas menunjukan bahwa untuk barang dagangan termasuk dalam
harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Sedangkan yang dimaksud dengan barang dagangan
adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual belikan dalam berbagai jenisnya, baik
berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan, dan lain-lain.

Nishab barang dagangan adalah setara dengan nishab emas yaitu sebesar 20 dinar (85
gram emas murni) dan sudah berjalan satu tahun. Caranya adalah setelah perdagangan
berjalan satu tahun, uang kontan yang ada ditaksir kemudian jumlah yang didapat
dikeluarkan zakat sebesar 2,5%.25

ZakatPage 8

3) Hasil Pertanian
Dasar hukum wajib zakat untuk hasil pertanian adalah firman Allah dalam QS. Al
Anam :141, yang berbuyi : Allah yang telah menjadikan kebun-kebun yang merambat dan
tidak merambat, dan (menumbuhkan) pohon kurma dan tanaman-tanaman yang berbeda-beda
rasanya, dan (menumbuhkan) pohon zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa.
Makanlah dari sebagian buahnya apabila telah berbuah. Dan berikanlah haknya (zakatnya)
pada hari memetiknya,26

Nishab harta pertanian adalah sebesar 5 wasaq atau setara dengan 750 kg. Untuk hasil
bumi yang berupa makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, dan lain-lain sebesar 750
kg dari hasil pertanian tersebut. Sedangkan untuk hasil pertanian selain makanan pokok,
seperti sayur mayur, buah-buahan bunga, dan lain-lain, maka nishabnya disetarakan dengan
harga nishab makanan pokok yang paling umum di daerah tersebut. Untuk hasil pertanian ini
tidak ada haul, sehingga wajib dikeluarkan zakatnya setiap kali panen. Kadar zakat yang
dikeluarkan untuk hasil pertanian yang diairi dengan air sungai, air hujan atau mata air adalah
sebesar 10%. Sedangkan apabila pengairannya memerlukan biaya tambahan, misalnya
dengan disiram atau irigasi maka kadar zakatnya adalah 5%.

4) Binatang Ternak

ZakatPage 9

Pada binatang ternak, nishab dan besarnya kadar zakat yang wajib dikeluarkan adalah
berbeda-beda untuk setiap jenis binatang. Binatang yang lazim dikenakan zakat di Indonesia
adalah, sapi, kerbau, kambing. Sedangkan untuk binatang jenis unggas, seperti ayam, itik,
burung, dan sebagainya tidak dikenakan zakat kecuali jika dijadikan dagangan atau usaha
peternakan. Dibawah ini, adalah besarnya kadar zakat untuk setiap jenis binatang antara lain :

a. Sapi
Nishab sapi disetarakan dengan kerbau dan kuda, yaitu 30 ekor. Maksudnya adalah apabila
seseorang telah memiliki 30 ekor sapi atau kerbau atau kuda maka orang tersebut telah wajib
zakat. Hadist yang menunjukan disyari`atkannya zakat bagi sapi adalah hadist yang
diriwayatkan oleh At Tarmdzidan Abu Dawud dari Muadz bin Jabbal Ra, yaitu : Dari
Muadz bin Jabbal, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW telah mengutusnya ke Yaman,l
maka beliau memerintahkan mengambil zakat, dari tiap-tiap puluh ekor sapi yang berumur
satu tahun jantan atau betina (tabiatau tabiah). Dari tiap-tiap empat puluh ekor sapi zakatnya
seekor sapi, zakatnya seekor sapi berumur dua tahun betina (mussinah)

Pada tabel berikut dapat dilihat lebih jelas lagi mengenai nishab dan besarnya kadar zakat
sapi dan Jumlah ternak Zakat.

30-39 ekor 1 ekor sapi jantan/betina tabi


40-49 ekor 1 ekor sapi betina mussinah
60-69 ekor 2 ekor sapi tabi
70-79 ekor 2 ekor sapi mussinah dan 1ekor tabi
80-89 ekor 2 ekor sapi mussinah

keterangan :
Tabi : sapi berumur satu tahun, masuk tahun kedua
Mussinah : sapi berumur dua tahun, masuk tahun ketiga
ZakatPage 10

Apabila lebih dari jumlah tersebut diatas maka setiap 30 ekor sapi
zakatnya seekor anak sapi berumur 1 tahun, dan setiap 40 ekor
sapi zakatnya seekor anak sapi berumur 2 tahun.29

b. Kambing
Untuk kambing / domba, maka nishabnya adalah 40 ekor. Artinya adalah apabila
seseorang telah memiliki 40 ekor kambing / domba maka orang tersebut telah terkena wajib
zakat. Sesuai dengan hadist riwayat Bukhari dari Anas, yang menyebutkan : Tentang zakat
kambing pada kambing yang mencari makan sendiri (saaimah), apabila ada empat puluh
sampai seratus dua puluh kambing, (maka zakatnya) satu kambing, Maka apabila lebih dari
seratus dua puluh sampai dua ratus, (maka zakatnya) dua ekor kambing. Maka apabila lebih
dari dua ratus sampai tiga ratus, maka zakat padanya adalah tiga ekor kambing. Maka apabila
lebih dari tiga ratus (kambing), maka pada tiap-tiap seratus kambing (zakatnya) seekor
kambing. Maka apabila kambing saaimah (yang mencari makan sendiri) milik seseorang itu
kurang dari empat puluh kambing, maka tidak ada padanya itu zakat.30

Agar lebih mudah dipahami maka dapat dilihat pada table tersebut dibawah ini :
Jumlah ternak zakat
40-120 ekor 1ekor kambing (2 th) atau domba (1th)
121-200 ekor 2 ekor kambing /domba
201-300 ekor 3 ekor kambing / domba
301 ke atas setiap bertambah 100 ekor zakatnya
bertambah 1 ekor

ZakatPage 11

c. Unggas
Nishab untuk binatang unggas ini berbeda dengan sapi atau kambing. Unggas yang
terkena wajib zakat terbatas pada unggas yang diusahakan, misalnya peternakan. Nishabnya
bukan berdasarkan jumlah melainkan disetarakan dengan nishab emas yaitu sebesar 20 dinar
atau sama dengan 85 gram emas murni. Artinya adalah apabila seseorang beternak unggas
dan pada akhir tahun telah mencapai nishab tersebut maka dikenai wajib zakat sebesar 2,5
%.

5) Rikaz
Rikaz atau harta karun adalah semua harta yang ditemukan oleh seseorang dari dalam
tanah atau pada tempat tertentu yang merupakan peninggalan dari orang-orang terdahulu.
Apabila seorang muslim menemukan harta rikaz tersebut maka ia terkena wajib zakat sebesar
seperlima dari jumlah harta yang ditemukan tersebut.
Pada harta rikaz ini tidak ada ketentual haul. Dasar hukum yang mewajibkan harta
rikaz untuk dikenai zakat adalah hadist sebagai berikut : Dari Amru bin Syuaib, dari
ayahnya, dari datuknya, bahwa Rosulullah SAW pernah bersabda tentang simpanan yang
didapati oleh seseorang pada suatu desa yang dihuni orang: Jika engkau dapatkanya pada
suatu desa yang didiami orang maka umumkan ia. Dan jika engkau dapatkan pada suatu desa
yang tidak dihuni orang, maka padanya dan pada rikaz itu seperlima,(HR. Ibnu Majah
dengan sanad yang hasan).

ZakatPage 12

6) Maadin dan kekayaan laut


Harta madin adalah benda-benda yang terdapat dalam perut bumi dan memiliki nilai
ekonomis, misalnya, emas, perak, timah, batu bara, minyak bumi, batu-batuan serta hasil
tambang lainnya. Sedangkan kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksplotasi manusia
dari dasar laut, misalnya mutiara, ambar, dan lainlainnya. Untuk kedua jenis harta ini,
nishabnya adalah sebesar 20 dinar emas murni atau 85 gram emas murni dan kadarnya adalah
sebesar 2,5 % tanpa perlu mencapai haul.

7) Hasil Profesi
Zakat hasil profesi merupakan zakat yang dikeluarkan dari hasil usaha orang-orang
muslim yang memiliki keahlian dibidangnya masing-masing. Seperti, dokter, pengacara, dan
berbagai profesi lainnya.33 Mengenai zakat terhadap hasil profesi, terdapat perbedaan
pendapat antara para ulama. Karena memang tidak ada dalil khusus yang mewajibkan harta
hasil profesi untuk dikenai zakat. Sedangkan para ulama yang berpendapat bahwa harta hasil
profesi wajib zakat, berpegang pada firman Allah yang terdapat pada QS. Al Baqoroh :267,
yang berbunyi : wahai orang-orang beriman, infaqkanlah (zakat) sebagaian dari hasil
usahamu yang baik-baik.

Apabila dilihat dari ayat diatas maka hasil profesi dapat dimasukkan sebagai harta
yang wajib zakat. Para ulama yang cenderung memasukkan harta hasil profesi sebagai harta
yang wajib zakat, memberikan gambaran perbandingan antara hasil yang diperoleh oleh
seorang petani dengan hasil yang diperoleh oleh seorang pegawai. Saat ini dapat diketahui
bahwa penghasilan seorang pegawai dapat lebih besar dari hasil seorang petani. Oleh karena
itu, akan sangat sulit dimengerti apabila uantuk seorang petani dikenai zakat sedangkan
seorang pegawai tidak dikenakan zakatnya.

ZakatPage 13

Yang menjadi permasalahanya adalah berapa nishab untuk zakat hasil profesi ini
karena tidak ditemukan dalil khusus yang mengaturnya. Para ulama menyamakan harta hasil
profesi ini dengan harta simpanan, sehingga nishab bagi harta hasil profesi ini disamakan
dengan nishab emas atau nishab uang. Yaitu, sebesar 20 dinar atau 85 gram emas murni dan
kadar yang harus dikeluarkan sebesar 2,5%, yang dikeluarkan setiap tahun.

8) Saham dan Obligasi


Saham adalah hak pemilikan tertentu atas kekayaan satu Perseroan Terbatas atau atas
penunjukan atas saham tersebut. Sedangkan obligasi adalah perjanjian tertulis dari bank,
perusahaan, atau pemerintah kepada seseorang (pembawanya) untuk melunasi sejumlah
pinjaman dalam masa tertentu dan dengan bunga tertentu pula.34 Pada hakekatnya saham dan
obligasi termasuk bentuk penyimpanan harta yang mempunyai potensi untuk berkembang.
Sehingga dapat dikategorikan sebagai harta yang wajib dizakati, apabila telah mencapai
nishabnya. Kadarnya adalah 2,5 % dari nilai kumulatif riil bukan nilai nominal yang tertulis
pada saham atau obligasi tersebut, dan zakat dibayarkan setiap tahun.

9) Undian atau Kuis Berhadiah


Harta yang diperoleh dari hasil undian dan kuis berhadiah diidentikan dengan harta
hasil temuan (rikaz ). Oleh karena itu, kadar zakat yang harus dikeluarkan adalah sebesar
20% dari harta yang diperoleh, tanpa syarat haul.5

2.6. Hak Zakat atau Mustahiq

5 Syaikh Abdul Qadir Jailani. Fiqih Tasawuf. 2002. Bandung: Pustaka Hidayah. Hal.
96
ZakatPage 14

Berdasarkan pada surat at Taubah ayat 58-60 tentang orang yang berhak menerima
zakat, yaitu :
"... Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah bagi fakir miskin, para amil, para muallaf yang
dibujuk hatinya, mereka yang diperhamba, orang-orang yang berutang, yang berjuang di
jalan Allah, dan orang kehabisan bekal di perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang
diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
Jadi berdasarkan firman Allah Swt tersebut, terdapat 8 golongan yang berhak menerima
zakat :
- Fakir adalah orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga untuk
memenuhi penghidupannya. Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan pokok hidup.

Beberapa ulama memiliki pendapat masing-masing tentang arti dari fakir. Kempat ulama itu
adalah Syafi'i, Hanafi, Hambali dan Maliki. Berikut adalah arti fakir dari masing-masing
Imam:
1. Syafi'i: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta dan usaha; atau mempunyai
usaha atau harta yang kurang dari seperdua kecukupannya, dan tidak ada orang yang
berkewajiban memberi belanjanya.
2. Hanafi: Fakir ialah orang yang mempunyai harta kurang dari senishab atau
mempunyai senishab atau lebih, tetapi habis untuk memenuhi kebutuhannya
3. Hambali: Fakir ialah orang yang tidak mempunyai harta, atau mempunyai harta
kurang dari seperdua keperluannya.
4. Maliki: Fakir ialah orang yang mempunyai harta, sedang hartanya tidak mencukupi
untuk keperluannya dalam masa satu tahun, atau orang yang memiliki penghasilan
tapi tidak mencukupi kebutuhannya, maka diberi zakat sekadar mencukupi
kebutuhannya.
- Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar
untuk hidup.

ZakatPage 15

- Amil dalam zakat adalah semua pihak yang bertindak mengerjakan yang berkaitan dengan
pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan, dan penyaluran atau distribusi harta
zakat. Mereka diangkat oleh pemerintah dan memperoleh izin darinya atau dipilih oleh
instansi pemerintah yang berwenang atau oleh masyarakat Islam untuk memungut dan
membagikan serta tugas lain yang berhubungan dengan zakat, seperti penyadaran atau
penyuluhan masyarakat tentang hukum zakat, menerangkan sifat-sifat pemilik harta yang
terkena kewajiban membayar zakat dan mereka yang menjadi mustahiq, mengalihkan,
menyimpan dan menjaga serta menginvestasikan harta zakat
- Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk menyesuaikan
diri dengan keadaan barunya atau kaum kafir yang merupakan pendukung kaum Muslim.

Muallaf dalam berbagai referensi terbagi dalam beberapa macam golongan, diantaranya :

Golongan yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta keluarganya

Golongan orang yang dikuatirkan kelakuan jahatnya

Golongan orang yang baru masuk Islam

Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang mempunyai
sahabat-sahabat kafir.

Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan
tetapi imannya masih lemah.

Kaum Muslimin yang tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan musuh.

Kaum Muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau
mengeluarkan, kecuali dengan paksaan.

-Hamba sahaya adalah hamba sahaya yang disuruh menebus dirinya ialah seorang budak
hamba sahaya, baik laki-laki maupun perempuan yang dijanjikan oleh tuannya bahwa dia
boleh memerdekakan dirinya dengan syarat harus menebusnya atau membayarnya dengan
sejumlah harta tertentu. Hamba ini diberi zakat sekadar untuk memerdekakan dirinya.

ZakatPage 16

- Gharimn adalah kata dari bahasa Arab yang bermakna orang-orang yang memiliki hutang.
Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk memenuhinya.
Orang berutang yang berhak menerima kuota zakat adalah orang-orang dalam golongan:
1) Orang yang berutang untuk kepentingan pribadi yang tidak bisa dihindarkan, dengan
syarat-syarat sebagai berikut:
Utang itu tidak timbul karena kemaksiatan.
Utang itu melilit pelakunya.
Si pengutang sudah tidak sanggup lagi melunasi utangnya.
Utang itu sudah jatuh tempo, atau sudah harus dilunasi ketika zakat itu diberikan
kepada si pengutang.
2) Orang-orang yang berutang untuk kepentingan sosial, seperti yang berutang untuk
mendamaikan antara pihak yang bertikai dengan memikul biaya diyat (denda
kriminal) atau biaya barang-barang yang dirusak. Orang seperti ini berhak menerima
zakat, walaupun mereka orang kaya yang mampu melunasi utangnya.
3) Orang-orang yang berutang karena menjamin utang orang lain, dimana yang
menjamin dan yang dijamin keduanya berada dalam kondisi kesulitan keuangan.
4) Orang yang berutang untuk pembayaran diyat (denda) karena pembunuhan tidak
sengaja, apabila keluarganya (aqilah) benar-benar tidak mampu membayar denda
tersebut, begitu pula kas negara.
- Fisabilillah adalah orang berjuang di jalan Allah dalam pengertian luas sesuai dengan yang
ditetapkan oleh para ulama fikih. Intinya adalah melindungi dan memelihara agama serta
meninggikan kalimat tauhid, seperti berperang, berdakwah, berusaha menerapkan hukum
Islam, menolak fitnah-fitnah yang ditimbulkan oleh musuh-musuh Islam, membendung arus
pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan Islam.
Kriteria Penerima Zakat Fisabilillah antara lain:
1. Membiayai gerakan kemiliteran yang bertujuan mengangkat panji Islam dan melawan
serangan yang dilancarkan terhadap negara-negara Islam.
2. Membantu berbagai kegiatan dan usaha, baik yang dilakukan oleh individu maupun
jamaah yang bertujuan mengaplikasikan hukum Islam di berbagai negeri.
3. Membiayai pusat-pusat dakwah Islam yang dikelola oleh tokoh Islam yang ikhlas dan
jujur di berbagai negara non-muslim yang bertujuan menyebarkan Islam dengan
berbagai cara yang legal yang sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti, mesjid-mesjid
yang didirikan di negeri non-muslim yang berfungsi sebagai basis dakwah Islam.
ZakatPage 17

4. Membiayai usaha-usaha serius untuk memperkuat posisi minoritas muslim di negeri


yang dikuasai oleh non-muslim yang sedang menghadapi rencana-rencana pengikisan
akidah mereka.

- Ibnu Sabil - Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) adalah orang asing yang tidak
memiliki biaya untuk kembali ke tanah airnya. Golongan ini diberi zakat dengan syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Sedang dalam perjalanan di luar lingkungan negeri tempat tinggalnya. Jika masih di
lingkungan negeri tempat tinggalnya, lalu ia dalam keadaan membutuhkan, maka ia
dianggap sebagai fakir atau miskin.
2. Perjalanan tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam, sehingga pemberian
zakat itu tidak menjadi bantuan untuk berbuat maksiat.

3. Pada saat itu ia tidak memiliki biaya untuk kembali ke negerinya, meskipun di
negerinya sebagai orang kaya. Jika ia mempunyai piutang yang belum jatuh tempo,
atau pada orang lain yang tidak diketahui keberadaannya, atau pada seseorang yang
dalam kesulitan keuangan, atau pada orang yang mengingkari utangnya, maka semua
itu tidak menghalanginya berhak menerima zakat.6

2.7. Faedah Zakat


Faedah agama (Diniyyah)
1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya,
akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam
ketaatan.

6 Syaikh Abdul Qadir Jailani. Fiqih Tasawuf. 2002. Bandung: Pustaka Hidayah. Hal.
97.
ZakatPage 18

3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana
firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah"
(QS: Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan
ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa.
Faedah akhlak (Khuluqiyah)
1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut
kepada saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa
harta maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa.
Sebab sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.
4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
5. Menjadi Tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah.
Faedah kesosialan (Ijtimaiyyah)
1. Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir
miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
2. Memberikan dukungan kekuatan bagi kaum Muslimin dan mengangkat eksistensi
mereka. Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah
mujahidin fi sabilillah.
3. Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, dendam dan rasa dongkol yang ada dalam
dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang
berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak
bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang
demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan
terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.
4. Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan
melimpah.

ZakatPage 19

5. Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika
harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak pihak yang
mengambil manfaat.7

2.8. Hikmah Zakat


Hikmah dari zakat antara lain:
1. Mengurangi kesenjangan sosial antara mereka yang berada dengan mereka yang
miskin.
2. Pilar amal jama'i antara mereka yang berada dengan para mujahid dan da'i yang
berjuang dan berda'wah dalam rangka meninggikan kalimat Allah SWT.
3. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk
4. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat.
5. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT berikan
6. Untuk pengembangan potensi ummat
7. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam
8. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi ummat.

BAB III
Penutup
3.1. Kesimpulan
Zakat merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim yang memiliki
kelebihan dalam segi harta. Zakat memiliki banyak arti dalam kehidupan ummat manusia,
terutama Islam. Zakat memiliki banyak hikmah, baik yang berkaitan dengan Sang Khaliq
maupun hubungan sosial kemasyarakatan di antara manusia, antara lain :
1. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa yang lemah papa dengan
materi sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya.Dengan kondisi tersebut mereka
akan mampu melaksanakan kewajibannya terhadap Allah SWT
7Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi. Empat sendi Agama Islam.
1992. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal. 149
ZakatPage 20

2. Memberantas penyakit iri hati, rasa benci dan dengki dari diri orang-orang di sekitarnya
berkehidupan cukup, apalagi mewah. Sedang ia sendiri tak memiliki apa-apa dan tidak ada
uluran tangan dari mereka (orang kaya) kepadanya.
3. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, emurnikan jiwa (menumbuhkan akhlaq
mulia menjadi murah hati, peka terhadap rasa kemanusiaan) dan mengikis sifat bakhil (kikir)
serta serakah. Dengan begitu akhirnya suasana ketenangan bathin karena terbebas
darituntutan Allah SWT dan kewajiban kemasyarakatan, akan selalu melingkupi hati.
4. Dapat menunjang terwujudnya sistem kemasyarakatan Islam yang berdiri atas prinsipprinsip: Ummatn Wahidan (umat yang satu), Musawah (persamaan derajat, dan dan
kewajiban), Ukhuwah Islamiyah (persaudaraan Islam) dan Takaful Ijti'ma (tanggung jawab
bersama)
5. Menjadi unsur penting dalam mewujudakan keseimbanagn dalam distribusi harta (sosial
distribution), dan keseimbangan tanggungjawab individu dalam masyarakat

7. Mewujudkan tatanan masyarakat yang sejahtera dimana hubungan seseorang dengan yang
lainnya menjadi rukun, damai dan harmonis yang akhirnya dapat menciptakan situasi yang
tentram, aman lahir bathin. Dalam masyarakat seperti itu takkan ada lagi kekhawatiran akan
hidupnya kembali bahaya komunisme atheis) dan paham atau ajaran yang sesat dan
menyesatkan. Sebab dengan dimensi dan fungsi ganda zakat, persoalan yang dihadapi
kapitalisme dan sosialisme dengan sendirinya sudah terjawab. Akhirnya sesuai dengan janji
Allah SWT, akan terciptalah sebuah masyarakat yang baldatun thoyibun wa Rabbun Ghafur
3.2. Saran

ZakatPage 21

Zakat sangat penting di dalam Islam hampir sama halnya seperti salat. Jangan pernah
menyepeleka masalah zakat karena di balik harta yang dimiliki oleh seseorang ada hak milik
orang lain yaitu zakat. Jadi jangan lupa mengeluarkan zakat.

Daftar Pustaka
Al-Hamid Mahmud, Al-Baly. Ekonomi Zakat. 1991. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.
A. Hasan. Pengajaran Shalat. 1998. Bandung: CV. Di Ponegoro.
Syaikh Abdul Qadir Jailani. Fiqih Tasawuf. 2002. Bandung: Pustaka Hidayah.
Djuanda, Gustian. DKK. Pelaporan Zakat Pengurangan Pajak Penghasilan. 2006.
Jakarta: PT Raja Gravindo Persada.

ZakatPage 22

Abulhasan Ali Abdul Hayyi Al-Hasani An-Nadwi. Empat sendi Agama Islam. 1992.
Jakarta: PT Rineka Cipta.

ZakatPage 23

Anda mungkin juga menyukai