Anda di halaman 1dari 14

PAKET PENYULUHAN

ATRESIA ANI

PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)


IRNA IIRSUD Dr.SAIFUL ANWAR
MALANG
2015

LEMBAR PENGESAHAN
PAKET PENYULUHAN
ATRESIA ANI
RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Tanggal 19 November 2015

Oleh:
PSIK FK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
PSIK UNIVERSITAS KADIRI
STIKES HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG
D4 POLTEKES MALANG
AKPER LUMAJANG

Mengetahui,

CI Institusi

CI LAHAN

PAKETPERAWATAN ATRESIA ANIA


Pokok Bahasan

: Atresia Ani

Sasaran

: Pasien, keluarga pasien, dan pengunjung

Tempat

: Ruang 15 IRNA II

Hari/Tanggal

: Kamis, Tanggal 19 November 2015

Waktu

: 30 menit

Penyuluh

:Tim PKRS IRNA II RSUD dr. Saiful Anwar Malang

A. Latar Belakang
Atresia Ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus
tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan
atresia rektum. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai
sindroma VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb)
(Faradilla, 2009).
Atresia ani atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi
membrane yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan
lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke
dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung
dengan rectum (Purwanto, 2001). Pada umumnya gambaran atresia ani yang
terjadi

pada

1,5%-2%

atresia

ani

adalah

Atresia

rektum,

dengan

perbandingan laki-laki dan perempuan 4:0(M Kisra, 2005)..


B. Tujuan intruksional
1. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta dapat mengetahui dan
memahami tentang Atresia Ani.
2. Tujuan Khusus :
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta akan mampu :
1) Menjelaskan pengertian Atresia Ani
2) Menjelaskan klasifikasi Atresia Ani
3) Menjelaskan penyebab Atresia Ani
4) Menjelaskangejala Atresia Ani

5) MenjelaskanpemeriksaanAtresia Ani
6) Menjelaskan pengobatan Atresia Ani
C. Sub pokok bahasan
(terlampir)
1) Pengertian Atresia Ani
2) Klasifikasi Atresia Ani
3) Penyebab Atresia Ani
4) Gejala Atresia Ani
5) Pemeriksaan Atresia Ani
6) Pengobatan Atresia Ani
D. Sasaran
Sasaran penyuluhuan adalah pasien, keluarga pasien, dan pengunjung.
E. Metode
Metode yang digunakan saat penyuluhan adalah ceramah, tanya jawab dan
evaluasi posttest.
F. Media
Media yang digunakan saat penyuluhan adalah leaflet, laptop dan LCD

G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Pembukaan

Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan peserta
5 menit Membuka
dengan Mendengarkan
salam
Memperhatikan
Memperkenalkan diri
Menjawab
Menjelaskan maksud pertanyaan
dan
tujuan
penyuluhan
Kontrak waktu
Menggali pengetahuan
peserta
sebelum
dilakukan penyuluhan

Penyajian

15 menit Menjelaskan tentang:


1) Pengertian
Atresia Ani
2) Klasifikasi Atresia
Ani
3) PenyebabAtresia
Ani
4) Gejala Atresia Ani
5) Pemeriksaan
Atresia Ani
6) Pengobatan
Atresia Ani

Penutup

Metode
Ceramah

Mendengarkan
Ceramah
Memberikan
Tanya
tanggapan
dan
jawab
pertanyaan
mengenai hal yang
kurang dimengerti

Memberi kesempatan
untuk
bertanya/diskusi
tentang
materi
penyuluhan
10 menit Menggali pengetahuan Menjawab
peserta
setelah
pertanyaan
dilakukan penyuluhan
Menyimpulkan
hasil Memberikan
kegiatan penyuluhan
tanggapan balik
Menutup
dengan
salam

Ceramah
Tanya
jawab

H. Evaluasi
a. Proses:
1) Jumlah peserta penyuluhan minimal 5 peserta
2) Media yang digunakan adalah leaflet, laptop, dan LCD
3) Waktu penyuluhan adalah 30 menit
4) Persiapan penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum kegiatan
b. Penyuluhan
1) Pembicara diharapkan menguasai materi dengan baik

Media
-

Leaflet,l
aptop,
LCD

Leaflet

2) Tidak ada peserta yang meninggalkan ruangan saat kegiatan


penyuluhan berlangsung
3) Peserta aktif dan antusias dalam mengikuti kegiatan penyuluhan
c. Hasil:
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan peserta diharapkan mengerti
danmemahami tentang :
1) Pengertian Atresia Ani
2) Klasifikasi Atresia Ani
3) Penyebab Atresia Ani
4) Gejala Atresia Ani
5) Pemeriksaan Atresia Ani
6) Pengobatan Atresia Ani

Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
1. Definisi Atresia Ani
Atresia ani adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau anus
tidak sempurna, termasuk didalamnya agenesis ani, agenesis rektum dan
atresia rektum. Insiden 1:5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai
sindroma VACTRERL (Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb)
(Faradilla, 2009).
Atresia ani atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi
membrane

yang

memisahkan

bagian

entoderm

mengakibatkan

pembentukan lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau
sedikit cekung ke dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak
berhubungan langsung dengan rectum (Purwanto, 2001). Pada umumnya
gambaran atresia ani yang terjadi pada 1,5%-2% atresia ani adalah Atresia
rektum, dengan perbandingan laki-laki dan perempuan 4:0(M Kisra, 2005).
2. Klasifikasi Atresia Ani
1) Klasifikasi Atresia Ani secara umum :
a) Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga
feses tidak dapat keluar.
b) Membranosus Atresia adalah terdapat membrane pada anus.
c) Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging di antara
rectum dengan anus.
d) Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum
(Wong,Waley, 1985)
2) Klasifikasi berdasarkan bentuk anatomisnya:
LAKI-LAKI
a. perineal fistula rectourethral fistula
Bulbar
Prostatic
b. Rectovesical fistula (bladder-neck)
Imperforate anus tanpa fistula
c. Atresia rectal
d. Defek kompleks

PEREMPUAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Perineal fistula
Rectovestibular fistula
Persistent kloaka
Imperforate anus tanpa fistula
Atresia rectal
Defek kompleks

Gambar 1. Klasifikasi Atresia Ani


3) Klasifikasi berdasarkan garis pubokoksigeus
Letak tinggi (supralevator) rectum berakhir di atas muskulus levator
ani (muskulus pubokoksigeus)dengan jarak antara ujung buntu rectum
dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai
dengan fistel ke saluran kencingatau saluran genital
Letak Intermediet akhiran rectum berada di muskulus levator anitapi
tidak menembusnya.
Letak rendah akhiran rectum berakhir di bawah muskulus levator
ani.sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.
3. Penyebab Atresia Ani
Atresia ani dapat disebabkan karena:
1) Putusnya saluran pencernaan di atas dengan daerah dubur, sehingga
bayi lahir tanpa lubang dubur.
2) Gangguan organogenesis dalam kandungan.
3) Berkaitan dengan sindrom down.
Atresia ani memiliki penyebab yang multifaktorial. Salah satunya
adalah komponen genetik. Pada tahun 1950an, didapatkan bahwa risiko
malformasi meningkat pada bayi yang memiliki saudara dengan kelainan
atresia ani yakni 1 dalam 100 kelahiran, dibandingkan dengan populasi
umum sekitar 1 dalam 5000 kelahiran. Penelitian juga menunjukkan adanya
hubungan antara atresia ani dengan pasien dengan trisomi 21 (Down's
syndrome). Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa mutasi dari bermacam-

macam gen yang berbeda dapat menyebabkan atresia ani atau dengan kata
lain etiologi atresia ani bersifat multigenik (Levitt M, 2007).
4. Gejala Atresia Ani
Gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani terjadi dalam waktu 24-48
jam.
Gejala itu dapat berupa :
1) Perut kembung.
2) Bayi muntah-muntah pada umur 24-48jam.
3) Mekonium tidak keluar dalam 24jam pertama setelah kelahiran.
4) Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah
letaknya.
5) Distensi bertahap dan adanya tanda tanda obstruksi usus (bila tidak
ada fistula).
6) Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.
7) Pada pemeriksaan rectal touch terdapat adanya membrane anal.
8) Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat
dilihat sampai dimana terdapat penyumbatan (FK UII, 2009).
Atresia ani sangat bervariasi, mulai dari atresia ani letak rendah dimana
rectum berada pada lokasi yang normal tapi terlalu sempit sehingga feses
bayi tidak dapat melaluinya, malformasi anorektal intermedia dimana ujung
dari rektum dekat ke uretra dan malformasi anorektal letak tinggi dimana
anus sama sekali tidak ada (Departement of Surgery University of Michigan,
2009).
Sebagian besar bayi dengan atresia ani memiliki satu atau lebih
abnormalitas yang mengenai sistem lain. Insidennya berkisar antara 50% 60%. Makin tinggi letak abnormalitas berhubungan dengan malformasi yang
lebih sering. Kebanyakan dari kelainan itu ditemukan secara kebetulan, akan
tetapi beberapa diantaranya dapat mengancam nyawa seperti kelainan
kardiovaskuler (Grosfeld J, 2006).
Beberapa jenis kelainan yang sering ditemukan bersamaan dengan
malformasi anorektal adalah
a. Kelainan kardiovaskuler.
Ditemukan pada sepertiga pasien dengan atresia ani. Jenis kelainan yang
paling banyak ditemui adalah atrial septal defect dan paten ductus
arteriosus, diikuti oleh tetralogi of fallot dan vebtrikular septal defect.
b. Kelainan gastrointestinal.
Kelainan yang ditemui berupa kelainan trakeoesofageal (10%), obstruksi
duodenum (1%-2%).
c. Kelainan tulang belakang dan medulla spinalis.
Kelainan tulang belakang yang sering ditemukan adalah kelainan
lumbosakral seperti hemivertebrae, skoliosis, butterfly vertebrae, dan

hemisacrum. Sedangkan kelainan spinal yang sering ditemukan adalah


myelomeningocele, meningocele, dan teratoma intraspinal.
d. Kelainan traktus genitourinarius.
Kelainan traktus urogenital kongenital paling banyak ditemukan pada
atresia ani. Beberapa penelitian menunjukkan insiden kelainan urogeital
dengan atresia ani letak tinggi antara 50 % sampai 60%, dengan atresia ani
letak rendah 15% sampai 20%. Kelainan tersebut dapat berdiri sendiri
ataupun

muncul

bersamaan

sebagai

VATER

(Vertebrae, Anorectal,

Tracheoesophageal and Renal abnormality) dan VACTERL (Vertebrae,


Anorectal, Cardiovascular, Tracheoesophageal, Renal and Limb abnormality)
( Oldham K, 2005).
5. Pemeriksaan Atresia Ani
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti.
Pada anamnesis dapat ditemukan :
- Bayi cepat kembung antara 4-8 jam setelah lahir
- Tidak ditemukan anus, kemungkinan juga ditemukan adanya fistula
- Bila ada fistula pada perineum maka mekoneum (+) dan kemungkinan
kelainan adalah letak rendah
Pemeriksaanyang umum dilakukan pada gangguan ini adalah
1) Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel
epitel mekonium.
2) Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (teknik wangensteen-rice) dapat
menunjukkan adanya kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu
pada mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong rectal.
3) Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rectal kantong.
4) Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukan
jarum tersebut sampai melakukan aspirasi, jika mekonium tidak keluar
pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm Derek tersebut dianggap defek
tingkat tinggi.
5) Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan :
Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di
daerah tersebut.
Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru
lahir dan gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia
reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. Udara
berhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon/rectum.
Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan
kepala dibawah dan kaki diatas pada anus benda bang radio-opak,

sehingga pada foto daerah antarabenda radio-opak dengan dengan


bayangan udara tertinggi dapat diukur.
6. Penatalaksanaan Atresia Ani
Penanganan awal pasien dengan atresia ani :
Penanganan Bayi dengan atresia ani harus dihentikan masukan makanan
untuk mencegah mual muntah dan dehidrasi lebih lanjut. Dekompresi
dilakukan dengan Pemasangan NGT Sebelum dilakukan tindakan operatif
diberikan antibiotik sebagai prefilaksi terhadap infeksi sebelum dilakukan
tindakan operatif.
Penanganan lanjut :
a. Tahap pertama ( masa neonatus).
Dilakukan tindakan operasi colostomy. Colostomy tidak boleh melewati
3

hari

setelah

tersebut.Tindakan

lahir,
operatif

dikhawatirkan
bertujuan

mengancam

untuk

jiwa

pengalihan

bayi
feses

sementara dan untuk mengoreksi deformitas rectal.Ada 2 tempat


colostomy yang dianjurkan dipakai pada neonatus dan bayi yaitu
transversum

colostomy (colostomy di

kolon

transversum)

dan

sigmoidostomi (colostomy di colon sigmoid).


b. Tahap ke dua ( usia 6-12 bulan )
Dilakukan tindakan operasi yang bersifat definitif dengan prinsip
pengobatan operatif posterior sagital anorektoplasi (PSA). Posisi anus
yang tepat di daerah sfingter eksternus dan posisi anatomi usus pada
penyangga puborektal.Jadi ini tindakan PSA tindakan membuat anus
buatan atau tindakan memperbaiki anus dan rektum supaya dapat
berfungsi sebagaimana layaknya.
c. Tahap ke tiga
Tindakan operatif tahap ketiga dilakukan minimal 3 bulan setelah PSA.
Tindakan pada tahap ini adalah untuk menutup colostomy tahap
pertama (operasi penutupan colostomy).
Pencegahan :
1) Kepada ibu hamil hingga kandungan menginjak usia tiga bulan untuk
berhati-

hatiterhadap obat-obatan, makanan awetan dan alkohol

yang dapat

menyebabkan atresi ani.

2) Memeriksa lubang dubur bayi saat baru lahir karena jiwanya terancam
jika

sampai tiga hari tidak diketahui mengidap atresia ani karena hal

ini dapat

berdampak feses atau tinja akan tertimbun hingga

mendesak paru-parunya.
3) Pengaturan
menghindari

diet

yang

baik

dan

pemberian

laktulosa

untuk

konstipasi.

Lampiran 2
DAFTAR PUSTAKA

Wiey,Blackwell.2009.NANDA International Nursing Diagnoses.United Kingdom


Bulecheck,GloriM.dkk.2009. Nursing Intervention Classification ( NIC ).Langford
Lane:United Kingdom
Faradilla,Nova dkk.2009.Anestesi pada Tindakan Posterosagital Anorektoplasti
pada Kasus Malforasi Anorektal.Medical Faculty of Riau : Riau
Bedah UGM. Atresia Ani. http://www.bedahugm.net. [diakses tanggal 12Juli
2014].
FK UII. 2006. Atresia Ani. Fakultas Kedokteran Unversitas Islam Indonesia.
[diakses 12 Juli 2014]

Lampiran 3
Evaluasi Pre/Post Paket Penyuluhan Atresia Ani
Lingkari jawaban yang menurut saudara paling benar.
1. Apa pengertian Atresia Ani?
a. Demam akibat virus Dengue yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti
b. Suatu kelainan anus tidak sempurna atau tanpa anus
2. Apa penyebab Atresia Ani?
a. Putusnya saluran pencernaan di atas dengan daerah dubur
b. Makanan yang dikonsumsi ibu saat hamil
3. Klasifikasi Atresia Ani?
a. Letak tinggi, letak intermediet, letak rendah.
b. Atresia Ani sebagian dan keseluruhan
4. Sebutkan gejala Atresia Ani?
a. Dalam waktu 24-48 jam perut bayi kembung, muntah-muntah, tidak BAB
atau BAB melalui fistel
b. Demam tinggi yang naik turun, mual muntah,muncul bercak-bercak
merah.
5. Bagaimana pemeriksaanAtresia Ani?

a. Pemeriksaan secara fisik tidak ada anus, radiologis, USG


b. Hanya dengan melihat ada tidaknya anus
6. Bagaimana cara mengobati Atresia Ani?
a. Pada bayi baru lahir dilakukan operasi kolostomi, pada bayi usia 6-12
bulan dilakukan operasi posterior sagital anorektoplasi (PSA), setelah itu
dilakukan penutupan kolostomi.
b. Dengan memberikan obat saja sudah cukup

Anda mungkin juga menyukai