Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era industrial saat ini terdapat satu kebutuhan tentang penjaminan
kesejahteraan pekerja. Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu
tangung jawab dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi
kepada masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia
seperti halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial
berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta dan
masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT
Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero) yang
bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Ketenagakerjaan
tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja, yang
meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun mulai 1 Juli 2015.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan
pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil mengembangkan
berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh pekerja dan
keluarganya.Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS
Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha saja,
tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi
bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia ok.
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan gaya hidup masyarakat, dan
kebutuhan informasi bagi seluruh masyarakat menjadi sangat penting untuk mampu
meberikan, mengumpulkan dan mengelola informasi untuk masyarakat tentang
pergerakan suatu instansi dan pihak pihak yang terkait. Berdasarkan itu, peran public
relation atau (PR) / hubungan masyasrakat (humas) dierlukan untuk saling terhubung
antara N{JS dengan berbagai stakeholder termasuk peserta BPJS baik di tingkat nasional
atau regional. Peran pr dari BPJS ketenagakerjaan diantaranya sebagai sumber informasi
kebijakan dan membentuk kepercayaan masyarakat terhadap instansi, serta menjaga
hubungan baik dengan para stakeholder.
Dengan mengacu hal tersebut, Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro mengambil langkah dengan mempersiapkan
mahasiswanya sebagai SDA yang mumpuni dan dapat bersaing nantinya ketika

memasuki dunia kerja dengan menyelenggarakan mata kuliah kerja praktek atau magang.
Dimana Kuliah Kerja Praktek ini sangat bermanfaat bagi mahasiswanya untuk
menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan dan teori yang telah dipelajari di bangku
perkuliahan. Dengan terjun langsung ke dunia kerja, mahasiswa diharapkan dapat belajar
langsung dan memahami dalam beradaptasi dalam menghadapi realitas dunia kerja dan
memanfaatkan teori-teori yang didapat untuk dapat pula diterapkan.

Berdasarkan hal tersebut saya memilih BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah


Semarang , sebagai tempat mengaplikasikan pembelajaran public relation selama
perkuliahan, secara profesional.
Kuliah Kerja Praktek ini diharapkan dapat mempersiapkan mahasiswa menuju
dunia kerja setelah pendidikan di perguruan tiggi, sehingga nantinya mahasiswa mampu
bberdaptasi terhadap perkembangan dan tuntutan dunia kerja sesungguhnya.

B. Tujuan
Adapun Tujuan dari Kuliah Kerja Praktek ini ialah:
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari magang (Kuliah Kerja Praktek) ini adalah untuk
menerapkan teori-teori yang telah diperoleh mahasiswa dalam bangku
perkuliahan, mendapatkan pengalaman praktik di lingkungan kerja nyata, dan
membuka wawasan mahasiswa terutama di bidang Public Relations.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus magang (Kuliah Kerja Praktek) ini bertujuan untuk :
a)
Mengaplikasikan bagaimana peran Public Relations di

BPJS

Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang


b)

Mengaplikasikan bagaimana melakukan hubungan kerja sama secara

langsung dengan stakeholder BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang


baik internal maupun eksternal, dengan turut serta dalam peliputan serta
dokumentasi pada berbagai kegiatan, pertemuan maupun rapat di kantor serta

berinteraksi secara langsung baik dengan karyawan maupun pimpinan dalam


usaha membangun hubungan harmonis dan menciptakan suasana kerja yang
kondusif demi pembentukan budaya organisasi yang baik.
c)
Memperoleh pengalaman tentang Media Relations, seperti press release
dan media release dan turut serta dalam proses mengkliping maupun mengolah
berita tentang BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang
yang terdapat pada berbagai media untuk kemudian dapat ditindak lanjuti
lebih lanjut.
d)

Memperoleh pengalaman tentang kegiatan Humas dalam rangka membina

hubungan baik dengan masyarakat, baik melalui pemberian informasi serta


menerima dan melengkapi atas semua keluhan yang mungkin didapati.
C. Bentuk Kegiatan
Kegiatan Kuliah Kerja Praktek ini dilakukan dengan cara magang di BPJS
Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang untuk melakukan pengamatan maupun terlibat
secara langsung dalam pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan Public
Relations.

D. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


1. Pelaksana
Kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini diikuti oleh Mahasiswa S-1 Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, yaitu :

Nama

: Anggita Pratita Sandya

NIM

: 14030111140120

Jurusan

: IlmuKomunikasi S1

Handphone

: 087731302269

Email

: anggitasandya@gmail.com

Alamat

: Jl.Taman Ceria F 20 Graha Estetika, Semarang

Nama Instansi

: BPJS Ketenagakerjaan Semarang

Alamat

: Jl. Pemuda 130,Semarang,Indonesia

Waktu

: 16 Juni 16 Agustus 2015

Kuliah Kerja Praktek (magang) telah dilaksanakan selama 2 (dua) bulan,dan


pelaksanaannya disesuaikan dengan kebijakan pihak BPJS Ketenagakerjaan kantor
wilayah Semarang yakni 16 Juni 16 Agustus 2015
E. MateriKuliah Kerja Praktek (Magang)
Maha mengamati juga

telah mempelajari

dan mengaplikasikan

ilmu di BPJS

Keteneagakerjaan Semarang. Materi Kuliah Kerja Praktek yang dilaksanakan oleh


mahasiswa di tempat pelaksanaan Kuliah Kerja Praktek antara lain :
1. Media relationship
Merencanakan konferensi pers, mengirim Press release, menyiapkan salinan dan
copywriting pada media (atau sesuai kebutuhan lembaga), serta membuat news
summary dari sebuah berita. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membina hubungan
baik dengan media, publikasi tentang kegiatan dan PRogram kerja serta kelancaran
aktivitas komunikasi dengan publik.
2. PR research
Penelitian terkait aktifitas-aktifitas PR yang dilaksanakan perusahaan client.
3. Monitoring
Melakukan pengecekan pada media cetak dan online mengenai pemberitaan tentang
lembaga dan pihak terkait

F. Evaluasi
Evaluasi keberhasilan mahasiswa selama melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Praktek
(KKP) sampai penyusunan laporan akhir ini ditentukan oleh wakil dari perusahaan
yang ditunjuk membimbing pelaksanaan KKP tersebut dan dosen pembimbing

BAB II
GAMBARAN UMUM BPJS KETENAGAKERJAAN & BIDANG KOMUNIKASI
KANTOR WILAYAH SEMARANG

II.1 SEJARAH BPJS KETENAGAKERJAAN


Penyelenggaraan program jaminan sosial merupakan salah satu tangung jawab
dan kewajiban Negara - untuk memberikan perlindungan sosial ekonomi kepada
masyarakat. Sesuai dengan kondisi kemampuan keuangan Negara. Indonesia seperti
halnya negara berkembang lainnya, mengembangkan program jaminan sosial
berdasarkan funded social security, yaitu jaminan sosial yang didanai oleh peserta
dan masih terbatas pada masyarakat pekerja di sektor formal.
Sejarah terbentuknya PT Jamsostek (Persero) mengalami proses yang panjang,
dimulai dari UU No.33/1947 jo UU No.2/1951 tentang kecelakaan kerja, Peraturan
Menteri Perburuhan (PMP) No.48/1952 jo PMP No.8/1956 tentang pengaturan
bantuan untuk usaha penyelenggaraan kesehatan buruh, PMP No.15/1957 tentang
pembentukan Yayasan Sosial Buruh, PMP No.5/1964 tentang pembentukan Yayasan
Dana Jaminan Sosial (YDJS), diberlakukannya UU No.14/1969 tentang Pokokpokok Tenaga Kerja. Secara kronologis proses lahirnya asuransi sosial tenaga kerja
semakin transparan.
Setelah mengalami kemajuan dan perkembangan, baik menyangkut landasan
hukum, bentuk perlindungan maupun cara penyelenggaraan, pada tahun 1977
diperoleh suatu tonggak sejarah penting dengan dikeluarkannya Peraturan
Pemerintah (PP) No.33 tahun 1977 tentang pelaksanaan program asuransi sosial
tenaga kerja (ASTEK), yang mewajibkan setiap pemberi kerja/pengusaha swasta dan
BUMN untuk mengikuti program ASTEK. Terbit pula PP No.34/1977 tentang
pembentukan wadah penyelenggara ASTEK yaitu Perum Astek.
Tonggak penting berikutnya adalah lahirnya UU No.3 tahun 1992 tentang
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK). Dan melalui PP No.36/1995
ditetapkannya PT Jamsostek sebagai badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga
Kerja. Program Jamsostek memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi
kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya, dengan memberikan
kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti
sebagian atau seluruhnya penghasilan yang hilang, akibat risiko sosial.
Selanjutnya pada akhir tahun 2004, Pemerintah juga menerbitkan UU Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Undang-undang itu
berhubungan dengan Amandemen UUD 1945 tentang perubahan pasal 34 ayat 2,
yang kini berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan

martabat kemanusiaan". Manfaat perlindungan tersebut dapat memberikan rasa aman


kepada pekerja sehingga dapat lebih berkonsentrasi dalam meningkatkan motivasi
maupun produktivitas kerja.
Kiprah Perusahaan PT Jamsostek (Persero) yang mengedepankan kepentingan
dan hak normatif Tenaga Kerja di Indonesia dengan memberikan perlindungan 4
(empat) program, yang mencakup Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan (JPK) bagi seluruh tenaga kerja dan keluarganya terus berlanjutnya
hingga berlakunya UU No 24 Tahun 2011.
Tahun 2011, ditetapkanlah UU No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial. Sesuai dengan amanat undang-undang, tanggal 1 Januri 2014 PT
Jamsostek akan berubah menjadi Badan Hukum Publik. PT Jamsostek (Persero)
yang bertransformsi menjadi BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
Ketenagakerjaan tetap dipercaya untuk menyelenggarakan program jaminan sosial
tenaga kerja, yang meliputi JKK, JKM, JHT dengan penambahan Jaminan Pensiun
mulai 1 Juli 2015.
Menyadari besar dan mulianya tanggung jawab tersebut, BPJS Ketenagakerjaan
pun terus meningkatkan kompetensi di seluruh lini pelayanan sambil
mengembangkan berbagai program dan manfaat yang langsung dapat dinikmati oleh
pekerja dan keluarganya.
Kini dengan sistem penyelenggaraan yang semakin maju, program BPJS
Ketenagakerjaan tidak hanya memberikan manfaat kepada pekerja dan pengusaha
saja, tetapi juga memberikan kontribusi penting bagi peningkatan pertumbuhan
ekonomi bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia ok.
Sumber : http://www.bpjsketenagakerjaan.go.id/page/profil/Sejarah.html

II.2

VISI, MISI, MOTO DAN NILAI-NILAI KERJA PT PLN (PERSERO)


A. VISI :
Menjadi Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berkelas dunia, terpercaya,
bersahabat dan unggul dalam Operasional dan Pelayanan.
B. MISI
Sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang memenuhi
perlindungan dasar bagi tenaga kerja serta menjadi mitra terpercaya bagi:

Tenaga Kerja: Memberikan perlindungan yang layak bagi tenaga kerja dan
keluarga

Pengusaha: Menjadi mitra terpercaya untuk memberikan perlindungan kepada


tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas
Negara: Berperan serta dalam pembangunan

Filosofi Badan Penyelenggara Jamian Sosial (BPJS) KetenagakerjaanBPJS


Ketenagakerjaan dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi
risiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak tergantung orang lain dalam
membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya bila
meninggal dunia. Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan
dari belas kasihan orang lain. Agar pembiayaan dan manfaatnya optimal, pelaksanaan
program BPJS Ketenagakerjaan dilakukan secara gotong royong, dimana yang muda
membantu yang tua, yang sehat membantu yang sakit dan yang berpenghasilan tinggi
membantu yang berpenghasilan rendah.
C. MOTO
Menjadi Jembatan Menuju Kesejahteraan Pekerja
D. Nilai-Nilai Perusahaan (IPTIK)
Iman: Taqwa, berfikir positif, tanggung jawab, pelayanan tulus ikhlas.
Profesional: Berprestasi, bermental unggul, proaktif dan bersikap positif terhadap
perubahan dan pembaharuan
Teladan: Berpandangan jauh kedepan, penghargaan dan pembimbingan (reward &
encouragement), pemberdayaan
Integritas: Berani, komitmen, keterbukaan
Kerjasama: Kebersamaan, menghargai pendapat, menghargai orang lain.
Etika Kerja Perusahaan (TOPAS)
Teamwork: Memiliki kemampuan dalam membangun kerjasama dengan orang lain
atau dengan kelompok untuk mencapai tujuan perusahaan.
Open Mind: Memiliki kemampuan untuk membuka pikiran dan menerima
gagasangagasan baru yang lebih baik.
Passion: Bersemangat dan antusias dalam melaksanakan pekerjaan.

Action: Segera melaksanakan rencana/pekerjaan/tugas yang telah disepakati dan


ditetapkan bersama
Sense: Rasa memiliki, kepedulian, ikut bertanggung jawab dan memiliki inisiatif
yang tinggi untuk memecahkan masalah perusahaan.
II.3

LOGO DAN ARTI BPJS KETENAGAKERJAAN

Sahabat, sebagai bagian dari transformasi, BPJS Ketenagakerjaan tampil dengan logo
baru. Melalui logo yang merepresentasikan nilai-nilai dan cita-cita organisasi. Logo baru
ini juga menjadi janji yang akan diwujudkan.
Logo BPJS Ketenagakerjaan menggunakan empat warna berbeda, yaitu hijau, putih,
kuning dan biru. Penggunaan warna yang lebih beragam ini bukan sekedar agar logo baru
ini terlihat lebih menarik. Tapi, dibalik warna-warna tersebut mengandung nilai dan
makna filosofis tertentu, yaitu :

HIJAU
- Warna hijau melambangkan kesejahteraan
- Warna hijau diharapkan dapat merepresentasikan nilai-nilai pertumbuhan, harmoni,
kesegaran, stabilitas dan keamanan.

PUTIH
- Warna putih melambangkan integritas

- Warna putih diharapkan dapat merepresentasikan kemurnian, kebersihan dan


kesempurnaan sebagai simbil kebaikan.

KUNING
- Warna kuning melambangkan optimism
- Warna kuning diharapakn dapat merepresentasikan optimisme, pencerahan dan
kebahagiaan serta memberi harapan akan masa depan yang lebih baik.

BIRU
- Warna biru melambangkan keberlanjutan
- Warna biru diharapkan dapat merepresentasikan kepercayaan, kesetiaan, kebijaksanaan,
kepercayaan diri, keahlian dan ketahanan jangka panjang.

Selain dari sisi warna, perbedaan lain pada logo BPJS Ketenagakerjaan adalah pada
tipologi huruf J yang membelah lingkaran dan dibuat makin membesar dari bawah ke
atas. Ini melambangkan cita-cita BPJS Ketenagakerjaan yang terus bergerak naik dan
semakin memberikan banyak manfaat bagi pekerja.
Selain itu, huruf J yang dibuat melebihi diameter lingkaran melambangkan sebagai
puncak pencapaian yaitu universal coverage bagi kesejahteraan seluruh tenaga kerja di
Indonesia.
Denga logo baru ini diharapkan cita-cita BPJS Ketenagakerjaan untuk mewujudkan
kesejahteraan bagi tenaga kerja di Indonesia dapat terealisasi, sesuai dengan tagline baru
yaitu Jembatan menuju Ksejahateraan Pekerja.
II.4

KEDUDUKAN

DAN

PERAN

SUB

BIDANG

KOMUNIKASI

BPJS

KETENEAGAKERJAAN KANTOR WILAYAH SEMARANG


Humas merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah perusahaan. Hal ini tentunya
juga berlaku pada BPJS Ketenagakerjaan sebagai badang penyelenggara jaminan sosial

ketenagakerjaan yang dinikmati hampir semua warga negara. Humas dan bagian lainya
yang berada dalam BPJS Keteagakerjaan

merupakan divisi-divisi yang saling

mendukung sehingga dapat mewujudkan tujuan dari perusahaan ini. Sebagai bentuk
terselenggaranya kegiatan usaha secara efektif dan efisien diperlukan struktur organisasi
yang baik, sehingga dapat mengetahui pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang
masing-masing karyawan dengan jelas.
Peran Humas dalam BPJS Ketenagakerjaan , berada dibawah naungan Direktorat utama
Divisi Komunikasi . Disebut sebagai. Divisi bidang tersebut dibagi menjadi dua struktur
bagian yaitu Hubungan Mayarakat & Protokol dan Kemitraan dan Bina Lingkungan yang
masing-masing dipimpin oleh seorang supervisor yang diatur oleh BPJS Ketenagakerjaan
Pusat, yang diteruskan ke tiap tiap daerah kantor wilayah dan cabang.
Divisi komunikasi menjadi salah satu peran penting dalam kegiatan Perusahaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Divisi komunikasi berhubungan dengan seluruh naungan
Direktorat utama.Seluruh
Ketenagakerjaan

yang merancang produk maupun program bagi BPJS

membutuhkan

peran

Humas

untuk

mensosialisasikan

dan

menyebarluaskan kepada masyarakat. Oleh karena itulah, mengapa Divisi Komunikasi


merupakan perantara dan jembatan untuk mensosialisasikan produk maupun program
yang telah dirancang oleh BPJS Ketenagakerjaan kepada masyarakat luas melalui
berbagai macam media.
II.5

STRUKTUR ORGANISASI BPJS Ketenagakerjaan

BPJS Ketenagakerjaan mempunyai bentuk organiasi yang dibawahi oleh

Direktorat

Utama dan dan diawasi oleh Dewan Pengawas. Direktorat Utama mengawasi 6
Direktorat lainnya yakni, Kepesertaan dan Hub. Antar Lembaga, Investasi, Pelayanan dan
Pengaduan, Umum & SDM, Keuangan, Restra & IT. Dab Satuan Pengawas Internal, Staf
Senior manajemen, Change Manajer Office,Divisi Sekertaris Badan, Divisi Kepatuhan
dan Hukum, Dan Kantor Wilayah yang menaungi kantor Cabang. Untuk kantor daerah
dikepalai kantor wilayah dibantu oleh sekertaris wilayah dan Kabid Pelayanan,
Keuangan, Umum & SDM, dan Pemasaran.

Kepala Kantor
Wilayah
Achmad Hafiz
M.Si

Sekertari
Rahmita Wulandari
S.E

Kabid
Pelayanan

Kabid
Keuangan

Kabid Umum
& SDM

Adi MarifanA. Md

Yanuar Pratama M.M

Dwi Ernawan
M.m

Penata Madya
Pelayanan
Staff PM

Penata Madya
Keuangan
Staff PM

Penata Madya
SDM
Staff PM

CSO
Staff CSO

Penata Madya
TI
Staff PM

Kabid
Pemasaran
M. Aris Fauzi
Relationship
Officer
Staff RO

Marketing
Officer
Staff MO

Penata Madya
Adminsitrasi
Pemarasan

Humas

Struktur Organisasi BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Semarang

Kabid
Pemasaran

M. Aris
Fauzi

Relationship
Officer

Nur Krisna

Humas

Kartika
Devi

Marketing
Officer

Fauzan
Rahmat

Penata Madya
Administrasi
Pemasaran

Isiqomah

PMAP

II.5

KEGIATAN HUMAS YANG SUDAH DILAKUKAN


Humas BPJS ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang Peran Humas dalam
BPJS Ketenagakerjaan , berada dibawah naungan Direktorat utama Divisi
Komunikasi . Disebut sebagai. Divisi bidang tersebut dibagi menjadi dua struktur
bagian yaitu Hubungan Mayarakat & Protokol dan Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang masing-masing dipimpin oleh seorang supervisor yang diatur
oleh BPJS Ketenagakerjaan Pusat, yang diteruskan ke tiap tiap daerah kantor
wilayah dan cabang.
Kunjungan ke perusahaan peserta BPJS
Kunjungan ke perusahaan biasa dilakukan sebulan sekali ke perusahaan
perusahaan peserta BPJS ketenagakerjaan di wilayah kerja Semarang dan
kunjungan sendiri merupakan bentuk sosialisasi dan diskusi dengan
koordinator para peserta BPJS ketenagakerjaan di suatu perusahaan atau
tempat bekerja
Sosialisasi & stand CFD
Kegiatan sosialisasi yang biasa dilakukan oleh kantor Humas BPJS
Ketenagakerjaan Kanwil Semarang adalah berupa sosialisasi pentingnya
menjadi peserta BPJS ketenagakerjaan serta aturan aturan dan konten
pelayanan yang diberikan, yang paling rutin diadakan di CFD di jalan
pahlawan kota semarang
c. Press Release & Media Relation
BPJS ketenagakerjaan di wilayah kerja Semarang yang dalam setiap
kegiatannya memerlukan relasi yang baik dengan rekan-rekan media untuk
mendukung penyampaian informasi kepada pelanggan melalui media. Dalam
beberapa kesempatan BPJS tentu mensuplai informasi pemberitaan ke media
media lokal di Jawa Tengah seperti Suara Merdeka, Tribun Jateng, Warta
Jateng, dll.

BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN KULIAH KERJA PRAKTEK
PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DIY
III.1

DESKRIPSI PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) ini dilaksanakan mulai tanggal

- 16

Agustus 2015 di BPJS Kanwil Semarang. Jam kerja yang diterapkan mulai pukul
07.30 17.00 WIB dari hari Senin hingga Jumat Dalam pelaksanaan KKP ini
penulis berada di bawah bimbingan Ibu Dwi selaku Supervisor SDM & BP. Aris
selaku staff marketing & PR BPJS Kanwil Semarang . Dalam department
Komunikasi dan Bina Lingkungan ini, penulis mempelajari pekerjaan di bidang
Public Relations Perusahaan.
Selama berlangsungnya pelaksanaan magang, terdapat berbagai kegiatan
yang harus dilakukan setiap harinya. Kegiatan kehumasan yang dijalankan dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni kegiatan internal dan kegiatan
eksternal. Kegiatan internal merupakan kegiatan yang berkaitan dan ditujukan
untuk lingkup dalam perusahaan. Elemen internal yang berpengaruh dalam
keberhasilan BPJS Ketenagakerjaan kanwil Semarangseperti karyawan, manajer,
dan direksi. Sedangkan kegiatan eksternal merupakan kegiatan yang berkaitan dan
ditujukan untuk luar perusahaan. Elemen eksternal tersebut yakni masyarakat
disekitar perusahaan, pers, pemerintah dan konsumen.Lebih detailnya pekerjaan
yang dilakukan penulis selama melaksanakan KKP di Komunikasi dan BPJS
Ketenagakerjaan dapat dijelaskan seperti berikut:

III.2

PEMBAHASAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA PRAKTEK


Berikut ini adalah beberapa tugas yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa dalam
kuliah:
Pengarsipan data klien

Setiap minggunya terdapat tugas administratif untuk merapikan dan


menyusun data para klien atau peserta BPJS ketenagakerjaan yang merupakan
bagian pelayanan dan proses pelaksanaan administrasi seluruh peserta yang
didapatkan oleh bagian pemasaran..Terdapat sekitar 6000 lebih perusahaan yang
terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan di wilayah Semarang.
Pelayanan di Customer Service
Setiap hari kerja BPJS Kanwil Semarang memiliki satu orang customer
service yang bertugas memberi pelayanan bagi peserta atau siapapun yang dating
ke kantor untuk bertanya atau menyampaikan keluhan. Yang nanti akan
disampaikan ke supervisor sesuai bidang yang diperlukan atau dituju untuk
ditindak lanjuti.
Klipping berita atau media monitoring
Salah s atu tugas bidang humas adalah mengklipping atau mencari
berita tentang BPJS terutama ketenagakerjaan. Pengklippingan biasanya
apada media cetak atau online untuk wilayah Semarang. Kliping ini
bertujuan untuk mengamati atau memonitor perkembangan segala bentuk
berita yang muncul di surat kabar tentang BPJS Ketenagakerjaan,
sehingga bisa dilakukan antisipasi dan tindak lanjut jika ada berita yang
bersifat

negatif. Selain itu kegiatan ini juga bertujuan untuk melihat

respon positif khalayak terhadap berbagai kebijakan, sehingga kebijakan


tersebut dapat dilanjutkan atau bahkan mungkin dikembangkan demi
pelaksanaan penjaminan ketenagakerjaan. Format pembuatan kliping yang
penulis laksanakan

adalah dengan mengumpulkan/menyeleksi seluruh

berita cetak ataupun online khusus Jateng karena kanwil Semarang. Lalu
setiap minggunya dari seluruh berita yang ada dibuat resumenya.
Selanjutnya akan direkomendasikan oleh supervisior atau manajer kantor
wilayah Semarang untuk kemudian diteruskan kepada pihak terkait agar
ditindak lanjuti. Untuk di wilayah Semarang hanya berfokus pada 4 surat
kabar lokal karena untuk surat kabar nasional ditangani oleh kantor pusat.
Surat kabar lokal tersebut adalah :

Suara Merdeka

Tribun Jateng
Wawasan
Solo Pos

Employee Relation :
Pada kantor wilayah Semarang sendiri biasa rutin diadakan permainan
futsal untuk pegawai laki laki di Calcio Futsal Banyumanik, yang rutin diadakan
setiap selasa untuk menjaga kekompakkan serta kebugaran pegawai & staff.
Eksternal relation
Untuk kantor wilayah Semarang sendiri sering membuka stand BPJS
ketenagakerjaan di area CFD di jl. Pahlawan untuk menyampaikan kebijakan dan
konten pelayanan agar orang orang mengetahui dan memahami pentingnya BPJS
ketenagakerjaan sebagai bentuk pemasaran.

BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut Menurut Frank Jefkins (2004:10), Public Relation adalah semua bentuk
komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun keluar, antara suatu organisasi
dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang
berlandaskan pada saling pengertian. Sementara itu menurut Rex F. Harlow (dalam
Cutlip, 2007: 5), berpendapat bahwa Public Relation adalah fungsi manajemen tetentu
yang membantu membangun dan menjaga lini komunikasi, pemahaman bersama,
penerimaan mutual dan kerja sama antara organisasi dan publiknya; PR melibatkan
menejemen problem atau manajemen isu; PR membantu manajemen agar tetap
responsif dan mendapat informasi terkini tentang opini publik; PR mendefinisikan dan
menekankan tanggung jawab menajemen untuk melayani kepentingan publik; PR
membantu manajemen tetap mengikuti perubahan dan memanfaatkan perubahan secara
efektif, dan PR dalam hal ini adalah sebagai sistem peringatan dini untuk
mengantisipasi perubahan (trends); dan PR menggunakan riset dan komunikasi yang
sehat dan etis sebagai alat utamanya.
Menurut (British) Institute of Public Relation/IPR (dalam Jefkins, 2004: 80)
Dalam kegiatan PR, semua kegiatan khusus diarahkan kepada khalayak atau pihakpihak tertentu yang berbeda-beda. Dan masing-masing pihak mendapatkan treatment
yang berbeda pula. Kepada khalayak terbatas itu pula lah organisasi senantiasa menjalin
komunikasi baik secara internal maupun eksternal. Terdapat sepuluh khalayak dari
berbagai organisasi secara umum :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

masyarakat luas
calon pegawai atau anggota
para pegawai atau anggota
pemasok jasa dan berbagai macam barang
para investor
para distributor
konsumen dan pemakai produk organisasi
para pemimpin pendapat umum
serikat-serikat pekerja
media massa

Menurut Cutlip (2009:11) menerangkan bahwa bagian-bagian dari fungsi


Public Relations adalah sebagai berikut :
1. Hubungan Internal
Hubungan internal adalah bagian khusus dari public relations yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat
antara

manajer

dan

karyawan

tempat

organisasi

menggantungkan

kesuksesannya.
2. Publisitas
Publisitas adalah informasi yang disediakan oleh sumber luar yang digunakan
oleh media karena informasi itu memiliki nilai berita. Metode penempatan
pesan di media ini adalah metode yang tidak bisa dikontrol sebab sumber
informasi tidak memberi bayaran kepada media untuk pemuatan informasi
tersebut.Dengan demikian publisitas adalah informasi yang bukan berasal
dari media massa itu sendiri, namun media menggunakan informasi itu
karena informasi itu memiliki nilai berita. Public Relations dalam hal ini
hanya menawarkan informasi yang dinilai memiliki nilai berita dengan
harapan editor dan reporter media massa akan mempublikasi informasi
tersebut.
3. Advertising
Advertising adalah informasi yang ditempatkan di media oleh sponsor
tertentu yang jelas identitasnya yang membayar untuk ruang dan waktu
penempatan

informasi

tersebut.Ini

adalah

metode

terkontrol

untuk

menempatkan pesan di media.


4. Press Agentry
Press Agentry adalah penciptaan berita dan peristiwa yang bernilai berita
untuk menarik perhatian media massa dan mendapatkan perhatian publik.
5. Public Affairs
Public affairs adalah bagian khusus dari Public Relations yang membangun
dan mempertahankan hubungan pemerintah dan komunitas lokal dalam
rangka mempengaruhi kebijakan publik.

6. Lobbying
Lobbying adalah bagian khusus dari public relations yang berfungsi untuk
menjalin dan memelihara hubungan dengan pemerintah terutama dengan
tujuan penyusunan undang-undang dan regulasi.
7. Manajemen isu
Manajemen isu

adalah

proses

proaktif

dalam

mengantisipasi,

mengidentifikasi, mengevaluasi, dan merespon isu-isu kebijakan publik yang


mempengaruhi hubungan organisasi dengan publik mereka.
8. Hubungan investor
Hubungan investor adalah bagian dari Public Relations dalam perusahaan
korporat yang membangun dan menjaga hubungan yang bermanfaat dan
saling menguntungkan dengan shareholder dan pihak lain di dalam komunitas
keuangan dalam rangka memaksimalkan nilai pasar.
9. Pengembangan
Pengembangan adalah bagian khusus dari Public Relations dalam organisasi
nirlaba yang bertugas membangun dan memlihara hubungan dengan donor
dan anggota dengan tujuan mendapatkan dana dan dukungan sukarela.
Dari penjelasan fungsi PR diatas, Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan
kantor wilayah Semarang telah menjalankan fungsi Public Relations tersebut.
Fungsi yang di amati oleh penulis di antaranya adalah Hubungan Internal,
Hubungan Eksternal dan Media relation. Semua kegiatan ini dilakukan dalam hal
membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya
maupun karyawannya yang merupakan khalayak sasaran dengan memberikan
pelayanan yang baik. Adapun beberapa kegiatan yang dilakukan penulis akan
dibahas secara lebih detail sebagai berikut :
IV.1 MEDIA RELATIONS
Media relations adalah salah satu bentuk pelaksanaan fungsi PR dalam
menjalin hubungan yang harmonis dengan publik. Dalam kegiatan media relations
praktisi PR menjalin hubungan yang baik dengan media khususnya wartawan.
Media terutama media massa merupakan saluran komunikasi yang efektif dalam
menjangkau publik yang luas, sehingga dengan menjalin hubungan yang baik

dengan media, akan memudahkan perusahaan dalam membangun citra dan


hubungan dengan masyarakat luas.
Media relations dikatakan juga merupakan ciri khas praktik kegiatan Public
Relations. Media Relations dan kerja publisitas yang canggih menjadi tulang
punggung bagi praktik public relations. Dalam banyak hal, membangun dan
mempertahankan hubungan yang baik dengan media, tetap menjadi ciri khas
praktik public relations. Ini menunjukkan bahwa media massa merupakan hal yang
penting bagi tugas seorang PR, maka menjalin Media Relations merupakan hal
yang sangat penting. (Lattimore, 2010:200)

IV.1.1 PRESS CLIPING


Menurut Rumanti (2005:39), salah satu tugas Public Relation adalah
Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat umum
atau masyarakat. Disamping itu menjalankan dan bertanggungjawab
terhadap kehidupan kita bersama dengan lingkungan. Selain itu, Rusady
Ruslan mendefinisikan kliping berita (news clipping) dalam arti sempit
adalah

suatu

kegiatan

memilih,

menggunting,

menyimpan,

dan

memperbanyak suatu berita (news) atau karangan (artikel), serta foto berita
(photo press) pada event atau peristiwa tertentu yang telah terjadi dan
dimuat di berbagai media cetak. (Ruslan, 2006:228). Kliping berita sendiri
memiliki fungsi sebagai sarana pengumpulan fakta mengenai perusahaan,
atau isu-isu terkait dengan ketenaga listrikan pada umumnya.
Selain langkah pertama dalam proses standar PR ini fungsi lainnya
kliping berita adalah dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan
program komunikasi PR yang telah direncanakan sebelumnya. Menurut
LindenMann (dalam Iriantara, 2005: 68), terdapat empat komponen penting
yang harus diperhitungkan dalam mengevaluasi program komunikasi PR,
salah satunya adalah mengukur output komunikasi. Output merupakan hasil

langsung atau hasil jangka pendek dari program komunikasi tertentu, yang
dalam konteks media relations, dapat diukur dari jumlah berita, artikel, atau
tulisan yang berkaitan dengan perusahaan yang muncul di media cetak.
Selain itu, kliping berita juga dapat menjadi salah satu sarana
perusahaan dalam menjaga reputasi perusahaan. Citra perusahaan yang baik
terbentuk dari reputasi perusahaan yang terjaga dan juga merupakan salah
satu tujuan utama dalam strategi komunikasi PR sebuah perusahaan.
Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara
matematis, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari hasil penilaian atau
penerimaan dan tanggapan baik secara positif maupun negatif yang
khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada
umumnya. (Ruslan, 2006: 75)
Pada BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang, kliping
media cetak telah dilakukan secara rutin dan dilakukan dengan baik serta
sesuai standar dalam membuat kliping berita pada umumnya. Selama
pelaksanaan KKP tugas yang dilakukan adalah mencari pemberitaan di
media cetak terkait informasi mengenai BPJS Ketenagakerjaan kantor
wilayah Semarang. Pemberitaan yang dipantau hanya sebatas pemberitaan
di media cetak saja, tidak ada pemantauan melalui digital media maupun
media televisi.
Pemantauan media pada umumnya adalah kegiatan mengikuti apa
yang dimuat di media, khususnya pemberitaan positif, negatif ataupun netral
bagi perusahaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kliping berita, yang
kemudian dilanjutkan analisis pemberitaan untuk melihat berita tersebut
termasuk pemberitaan positif, negatif maupun netral, apakah berita tersebut
memuat pesan yang ingin disampaikan perusahaan, dan untuk menilai
apakah pesan yang ingin disampaikan oleh perusahaan sampai dan
dimengerti oleh media sebagai perantara antara perusahaan dan publiknya.
Selain itu juga untuk menilai isu-isu yang saat ini sedang menjadi perhatian
masyarakat.

Penggolongan berita ke dalam kategori positif, negatif atau netral


didasarkan pada inti dari content berita yang dimuat media tersebut,
bagaimana bahasanya dalam mengulas berita, dan bagaimana berita tersebut
membentuk opini publik. Sikap publik terhadap perusahaan bila
diekspresikan disebut opini publik. Jadi opini publik merupakan ekspresi
publik mengenai persepsi dan sikapnya terhadap perusahaan. Ada 3 jenis
opini publik, yaitu opini positif (mendukung atau favorable), negative
(menentang) dan netral. Dalam kaitannya dengan hal ini, public relations
dituntut memelihara komunikasi persuasive yang ditujukan untuk:
a. Menjaga opini yang mendukung ( maintain favorable opinion)
b. Menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum
diekspresikan (creat opinion where none exist or where it is
latent)
d. Menetralkan opini yang negative ( neutralize hostile opinion)
Setelah hal-hal tersebut dianalisis dan dilaporkan kepada atasan
secara berkala di setiap bulannya, tentunya akan menjadi pertimbangan
untuk pengambilan langkah selanjutnya.
IV.1.2 PRESS RELEASE
Menurut Soemirat dan Elvinaro (2010:54), press release adalah
informasi dalam bentuk berita yang dibuat oleh Humas atau organisasi
perusahaan yang disampaikan kepada pengelola pers/redaksi media massa
(tv, radio, surat kabar, majalah) untuk dipublikasikan dalam media massa
tersebut.
Isi dalam sebuah release harus menjawab pertanyaan: siapa, apa, di
mana, mengapa, dan kapan. Ada beberapa aturan yang perlu diperhatikan
dalam penulisan press release, sepertu judul, paragraf pertama (lead), isi
dari release, dan format release. Format release yang tepat adalah adanya
tanggal release, contact person yang dilengkapi dengan nama dan nomor
telepon, dan identifikasi organisasi yang dapat dilakukan dengan

menggunakan kop surat pada release yang dicetak dan menuliskan deskripsi
organisasi pada bagian akhir. (Rini Darmastuti, 2012:213)
Pada BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang, presss
release selalu di buat sebagai bukti telah terlaksananya suatu kegiatan. Salah
satu kegiatan penting yang selalu dibuat press release-nya adalah kegiatan
CSR, dan kegiatan seminar atau workshop. Humas BPJS Ketenagakerjaan
kantor wilayah Semarang selalu memberikan press release yang telah dibuat
kepada

pers/redaksi

media

cetak

atau

surat

kabar

lokal

untuk

dipublikasikan.

IV.2 INTERNAL RELATIONS


Internal Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan pada umumnya
adalah hubungan internal antar anggota organisasi atau karyawan. Menurut Alvie
Smith (dalam Cutlip, 2009: 254), ada dua faktor yang mempengaruhi komunikasi
internal dengan karyawan dan menambah rasa hormat manajemen terhadap salah
satu dari fungsi PR, yaitu:
a. Manfaat dari pemahaman, teamwork, dan komitmen karyawan dalam
mencapai hasil yang diinginkan.
b. Kebutuhan untuk membangun jaringan komunikasi manajer yang kuat, yang
membuat setiap supervisior di semua level dapat melakukan komunikasi
secara efektif dengan karyawannya.
Internal Relations atau hubungan internal antar karyawan dalam BPJS
Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang juga di bangun dengan baik. Kegiatan
yang rutin dilakukan untuk menjaga internal relations ini adalah kegiatan Senam
Pagi setiap hari Jumat, dan briefing yang dilakukan secara rutin, maupun saat
memerlukan koordinasi tertentu. Pada dasarnya senam pagi ini bertujuan untuk
menjaga kesehatan Jasmani seluruh Karyawan BPJS Ketenagakerjaan kantor
wilayah Semarang khususnya distribusi Jateng & DIY namun apabila kita telusuri
lebih dalam lagi, tujuan lain senam pagi adalah sebagai sarana aktualisasi diri, yaitu

suatu kondisi dimana eksistensi diri kita bisa lebih dirasakan oleh rekan kerja
lainnya, sehingga kepercayaan terhadap diri kita dapat semakin meningkat.
Selain untuk melakukan pembahasan, evaluasi, maupun koordinasi
mengenai hal-hal yang menjadi tugas atau tujuan perusahaan, briefing juga menjadi
sarana komunikasi antar karyawan untuk semakin mengenal karakter dan menjalin
hubungan baik termasuk menjalin kepercayaan. Internal relations atau hubungan
internal antar karyawan dalam BPJS Ketenagakerjaan kantor wilayah Semarang
juga telah menciptakan suasana kerja yang kondusif dan produktif.

LAPORAN KEGIATAN MINGGUAN


No
Minggu 1

Minggu 2

Tanggal
16 Juni 2015

Kegiatan
Pengenalan jajaran BPJS Kanwil

17Juni 2015
18 Juni 2015

Semarang, Pengarsipan data klien


Observasi pelayanan nasabah atau klien
Pengarsipan data klien & konten media

19 Juni 2015
22 Juni 2015

monitoring
Pengarsipan data klien.
Media monitoring melalui google dan
web berita suaramerdeka.com,
jateng.tribun news.com& pelayanan

23 Juni 2015

customer
Media Monitoring web berita tribun

24 Juni 2015

jateng & suaramerdeka


Pengarsipan data klien & media
monitoring web search sindo news,

Minggu 3

25 Juni 2015

metro tv news
Pengarsipan data klien & observasi

29 Juni 2015

pelayanan klien
Media monitoring & pelayanan customer

30 Juni 2015

& penulisan artikel operasi penuh bpjs


Media Monitoring sindo news, metro tv
news

1 Juli 2015

Pengarsipan data klien & media

2 Juli 2015
3 Juni 2015

monitoring
absen
Media monitoring sindo news, metro tv
news, suara merdeka.com &
pengsarsipan data klien

Minggu 4

Minggu 5

Minggu 6
Minggu 7

Minggu 8

Minggu 9

6 Juli 2015
7 Juli 2015
8 Juli 2015
9 Juli 2015
10 Juli 2015
13 Juli 2015
14 Juli 2015

Media monitoring
Media Monitoring & penulisan resume
absen
Pengarsipan data klien
absen
Media monitoring
Media Monitoring & penghitungan berita

15 Juli 2015
16 Juli 2015
17 Juli 2015
Libur Lebaran
27 Juli 2015
28 Juli 2015
29 Juli 2015
30 Juli 2015

online
Libur Lebaran
Libur Lebaran
Libur Lebaran
Libur Lebaran
Media Monitoring
Pengarsipan data klien
Pengarsipan data klien
Media monitoring & Analisis

3 Agustus 2015
4 Agustus 2015
5 Agustus 2015

Pemberitaan performa
Pengarsipan data klien
Pengarsipan data klien
Media monitoring Fatwa Haram MUI BPJS

6 Agustus 2015

lokal & nasional, review kepesertaan


Media monitoring Fatwa Haram MUI BPJS

7 Agustus 2015

lokal & nasional , review kepesertaan


Resume berita online mingguan

10 Agustus

Media Monitoring

2015
11 Agustus

Pengarsipan data klien

2015
12 Agustus

Media monitoring & review kepesertaan

2015
13 Agustus

Resume berita mingguan

2015
14 Agustus

Absen

2015

BAB V
PENUTUP
SARAN
BPJS Ketenagakerjaan adalah suatu badan penyelenggara jaminan sosial bagi
para tenaga kerja di Indonesia. Kegiatan Kuliah Kerja Praktek (KKP) telah di bagian
humas di tanggal 15 Juni hingga 16 Agustus 2015. Di BPJS Ketenagakerjaan Kantor
Wilayah Semarang. Kegiatan tersebut tentunya telah memberikan banyak ilmu baik
berupa materi maupun pengalaman bagi penulis.
Kesimpulan
Selama berlangsungnya pelaksanaan magang, terdapat berbagai kegiatan
yang harus dilakukan setiap harinya. Kegiatan kehumasan yang dijalankan dapat
dikelompokkan beberapa bagian, yakni kegiatan Media Relations, Internal Relations
dan kegiatan Eksternal Relations. Kegiatan media relations Kegiatan internal
merupakan kegiatan yang berkaitan dan ditujukan untuk lingkup dalam perusahaan.
Elemen internal yang berpengaruh dalam keberhasilan BPJS Ketenagakerjaan
Kanwil Semarang

seperti karyawan, manajer, dan direksi. Sedangkan kegiatan

eksternal merupakan kegiatan yang berkaitan dan ditujukan untuk luar instansi.

Elemen eksternal tersebut yakni masyarakat disekitar perusahaan, pers, pemerintah


dan konsumen.
Beberapa Media Relations, Internal Relations dan kegiatan Eksternal
Relations yang dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Kliping Media Cetak atau Media Monitoring
Salah satu tugas Humas adalah melakukan pematauan atau
monitoring berita tentang BPJS Ketenagakerjaan . Monitoring ini dilakukan
melalui kliping berita-berita BPJS Ketenagakerjaan yang dimuat di surat
kabar cetak ataupun online. Kliping sangat berguna sebagai salah satu
proses pengumpulan fakta, dan untuk tolak ukur evaluasi program, serta
manajemen reputasi BPJS Ketenagakerjaan .

Saran
Pada dasarnya yang dilakukan divisi Humas BPJS Ketenagakerjaan sudah
cukup baik. Masing-masing staf dalam divisi ini juga memegang peran yang berbeda
namun saling berkomunikasi satu dengan lainya. Namun beberapa bagian perlu
untuk membenahi pekerjaanya misalnya :
1. Untuk staf humas bagian pengarsipan perlu untuk rutin melakukan
kliping/monitoring mengingat berita tersebut sangat penting untuk menganalisa
citra perusahaan di mata masyarakat.
2. Saat terjadi banyak pemberitaan terkait kinerja atau hal hal yang berkaitan
dengan citra BPJS Ketenagakerjaan setiap kantor wilayah sebaiknya kooperatif
dengan melakukan media monitoring dan riset pendapat para peserta dan
dilaporkan kepada kantor pusat.

DAFTAR PUSTAKA
Cutlip, M. Scott, Center H. Allen, dan Brom M. Glan. 1999. Effective Public Relations.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Darmastuti, Rini. 2012. Media Relations - Konsep, Strategi, dan Aplikasi. Yogyakarta :
Andi.
Iriantara, Yosal. 2005. Media Relations: Konsep, Pendekatan, dan Praktek. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Jefkins, Frank, dan Yadin, Daniel. 2004. Public Relations Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Kasali, Rhenald. 2006. Manajemen Public Relations Konsep dan Aplikasinya di
Indonesia. Jakarta: Kreatama.
Rumanti, Sr. Maria Assumpta. 2002. Dasar-dasar Public Relations Teori dan Praktik.
Jakarta: PT Grasindo.
Ruslan, Rusady. 1997. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Suhandang, Kustadi. 2004. Public Relation Perusahaan. Bandung: Nuansa.
Untung, Hendrik Budi. 2008. Coorporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika
Vardiansyah,Dani.2004.Pengantar Ilmu Komunikasi.Bogor: Ghalia Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai