Askep Stroke
Askep Stroke
Definisi
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih
yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro
Susilo, 2000)
Stroke merupakan manifestasi neurologis yang umum yang timbul secara mendadak sebagai
akibat adanya gangguan suplai darah ke otak. (Depkes RI 1996)
Timbulnya lesi iskemik atau lesi perdarahan didalam pembuluh darah intrakranial. (Brenda
Walters Holloway)
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral baik lokal maupun menyeluruh.
(WHO dikutip Harsono)
Stroke/penyakit serebrovaskuler menunjukan adanya beberapa kelainan otak baik secara
fungsional maupun struktural yang disebabkan oleh keadaan patologis dari pembuluh darah
serebral atau dari seluruh sistem pembuluh darah otak. (Marilyn E. Doenges)
Stroke atau serebrovaskuler accident adalah gangguan suplai darah normal ke otak yang sering
terjadi dengan tiba-tiba dan menyebabkan fatal neurologik defisit. (Igrativicius, 1995)
Gangguan peredaran darah diotak atau dikenal dengan CVA ( Cerebro Vaskuar Accident)adalah
gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh gangguan aliran darah dalam otak yang dapat
timbul secara mendadak ( dalam beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam )
dengan gejala atau tanda yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler
selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131)
Perdarahan intracerebral adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma kapitis,
disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (UPF, 1994)
Etiologi Stroke
Penyebab stroke antara lain:
1. Trombosis ( bekuan cairan di dalam pembuluh darah otak )
2.
3.
Jenis kelamin : Pria lebih sering ditemukan menderita stroke dibanding wanita.
Usia : Makin tinggi usia makin tinggi pula resiko terkena stroke.
Hipertensi
Penyakit jantung
Kolesterol tinggi
Obesitas
Diabetes Melitus
Polisetemia
Stress Emosional
3. Kebiasaan Hidup
Merokok,
Peminum Alkohol,
Obat-obatan terlarang.
d.
Sudah menetap/permanen
Tidak menyadari orang / objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu
sisi tubuh, kesulitan menilai jarak.
2.
3.
Defisit Motorik
1.
Hemiparese
kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.
2.
Hemiplegia
Paralisis wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.
3.
Ataksia
Berjalan tidak mantap, tegak, tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang
luas.
4.
Disartria
Kesulitas dalam membentuk kata
5.
Disfagia
Kesulitan dalam menelan
Defisit Sensori
1.
Afasia ekspresif
2.
Afasia reseptif
Tidak mampu menyusun kata-kata yang diucapkan
3.
Afasia global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif
Defisit Kognitif
Perubahan penilaian
Defisit Emosional
Labilitas emosional
Perasaan isolasi
Pemeriksaan Penunjang Stroke
1.
CT Scan
Angiografi serebral
Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri
3.
Pungsi Lumbal
Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung darah menunjukan adanya perdarahan
4.
5.
6.
7.
Data obyektif:
-
Perubahan tonus otot ( flaksid atau spastic), paraliysis ( hemiplegia ) , kelemahan umum.
Gangguan penglihatan
2. Sirkulasi
Data Subyektif:
Riwayat penyakit jantung ( penyakit katup jantung, disritmia, gagal jantung ,
endokarditis bacterial ), polisitemia.
Data obyektif:
-
Hipertensi arterial
3. Integritas ego
Data Subyektif:
-
Data obyektif:
-
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesedihan , kegembiraan
4. Eliminasi
Data Subyektif:
-
Inkontinensia, anuria
Distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus ( ileus
paralitik )
5. Makan/ minum
Data Subyektif:
-
Data obyektif:
-
6. Sensori neural
Data Subyektif:
-
Nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
-
Data obyektif:
Status mental ; koma biasanya menandai stadium perdarahan , gangguan tingkah laku
(seperti: letargi, apatis, menyerang) dan gangguan fungsi kognitif
Ekstremitas : kelemahan / paraliysis ( kontralateral pada semua jenis stroke, genggaman
tangan tidak seimbang, berkurangnya reflek tendon dalam ( kontralateral )
-
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7. Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-
Data Obyektif:
-
8. Respirasi
Data Subyektif:
-
Tanda:
-
9.Keamanan
Data Obyektif:
-
Perubahan persepsi terhadap tubuh, kesulitan untuk melihat objek, hilang kewaspadaan
terhadap bagian tubuh yang sakit
-
Tidak mampu mengenali objek, warna, kata, dan wajah yang pernah dikenali
diri
terpelihara dan meningkatnya tingkat kesadaran, kognisi dan fungsi sensori / motor
Intervensi :
Independen
Tentukan faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi individu/ penyebab koma /
penurunan perfusi serebral dan potensial PTIK
Bantu meningkatkan fungsi, termasuk bicara jika klien mengalami gangguan fungsi
Pertahankan tirah baring , sediakan lingkungan yang tenang , atur kunjungan sesuai
indikasi
Kolaborasi
-
Antihipertensi
Manitol
2. Ketidakmampuan mobilitas fisik b.d kelemahan neuromuscular, ketidakmampuan
dalam persespi kognitif
Dibuktikan oleh :
Ketidakmampuan dalam bergerak pada lingkungan fisik : kelemahan, koordinasi,
keterbatasan rentang gerak sendi, penurunan kekuatan otot.
Tujuan Pasien / kriteria evaluasi ;
-
Adanya peningkatan kemampuan fungsi perasaan atau kompensasi dari bagian tubuh
Intervensi
Independen
-
Mulai latihan aktif / pasif rentang gerak sendi pada semua ekstremitas
Topang ekstremitas pada posisi fungsional , gunakan foot board pada saat selama periode
paralysis flaksid. Pertahankan kepala dalam keadaan netral
-
Kolaboratif
-
Gangguan artikulasi
Intervensi
Independen
-
Kolaborasi :
-
Dapat mempertahakan level kesadaran dan fungsi persepsi pada level biasanya.
Intervensi
Independen
-
Sederhanakan lingkungan
5. Kurang perawatan diri b.d kerusakan neuro muskuler, penurunan kekuatan dan
ketahanan, kehilangan kontrol /koordinasi otot
Ditandai dengan :
Kerusakan kemampuan melakukan AKS misalnya ketidakmampuan makan, mandi,
memasang/melepas baju, kesulitan tugas toiletng
Kriteria hasil:
-
Intervensi:
Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan (dengan menggunakan skala 1-4) untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari
Hindari melakukan sesuatu untuk kllien yang dapat dilakukan sendiri, tetapi berikan
bantuan sesuai kebutuhan
Kaji kemampuan klien untuk berkomunikasi tentang kebutuhannya untuk menghindari
dan atau kemampuan untuk menggunakan urinal, bedpan.
Identifikasi kebiasaan defekasi sebelumnya dan kembalikan pada kebiasaan pola normal
tersebut. Kadar makanan yang berserat, anjurkan untuk minum banyak dan tingkatkan aktivitas.
Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau
keberhasilannya.
Kolaborasi;
-
Intervensi:
-
Posisikan tubuh dan kepala untuk menghindari obstruksi jalan napas dan memberikan
pengeluaran sekresi yang optimal
-
Penghisapan sekresi
8.
Gangguan pemenuhan nutrisi b.d penurunan reflek menelan, kehilangan rasa ujung
lidah
Ditandai dengan:
-
Kriteria evaluasi:
-
Klien dapat berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan
BB stabil
Intervensi;
-
Dorong klien untuk makan diit tinggi kalori kaya nutrisi sesuai program
Kontrol faktor lingkungan (bau, bising), hindari makanan terlalu manis, berlemak dan
pedas. Ciptakan suasana makan yang menyenangkan
-
Kolaborasi:
-