Anda di halaman 1dari 5

Nama

NIM
Prodi
M.K

: Carlos Thomas
: ACC 112 014
: Pend. Kimia
: Kimia Industri
JAWABAN
UJIAN TENGAH SEMESTER
KIMIA INDUSTRI
1. Apa saja bahan baku lokal (Kalimantan Tengah) yang dapat digunakan untuk menghasilkan
produk industri?
Jawaban :
Bahan baku lokal (Kalimantan Tengah) yang dapat digunakan untuk menghasilkan
produk industri adalah:
Kelapa Sawit
: Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak goreng,
margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan
industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu
beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya
yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan
bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya,
mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan
iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. Sudah banyak industri
kelapa sawit yang ada di Kalimantan Tengah, misalnya seperti
Makin Group, Sinarmas Group, Astra, Musim Mas, dan masih
banyak lagi.

Kelapa

Rotan

: Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidaklah terlalu


banyak. Beberapa yang paling umum diperdagangkan adalah
Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang,
Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta
Pulut. Pemanfaatan rotan ( sp. Daemonorops Draco ) terutama
adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta
rak buku.

Dammar

: Damar merupakan salah satu hasil hutan non kayu yang sudah lama
dikenal, yaitu suatu getah yang merupakan senyawa polysacarida
yang dihasilkan oleh jenis-jenis pohon hutan tertentu. Pohon damar
dapat dimanfaatkan kayu dan getahnya. Getahnya digunakan
sebagai bahan baku untuk memproduksi berbagai produk seperti
pernis, cat, tinta, kemenyan, obat seperti propolis dan kosmetik.

Kopra adalah bahan baku pembuatan minyak kelapa dan


turunannya. Cairan buah tua biasanya tidak menjadi bahan
minuman penyegar dan merupakan limbah industri kopra. Namun,
cairan ini dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan
semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan
campuran minuman penyegar. Daging buah kelapa juga dapat
dimanfaatkan sebagai penambah aroma pada masakan daging serta
dapat dimanfaatkan sebagai obat rambut yang rontok dan mudah
patah. Di Kalimantan Tengah bahan baku kelapa sengatlah banyak,
sebagai contoh di daerah Bahaur yang merupakan daerah penghasil
minyak kelapa (Kopra).

Karet

: Karet adalah polimer dari satuan isoprena (politerpena) yang


tersusun dari 5000 hingga 10.000 satuan dalam rantai tanpa cabang.
Diduga kuat, tiga ikatan pertama bersifat trans dan selanjutnya cis.
Senyawa ini terkandung pada lateks pohon penghasilnya. Pada suhu
normal, karet tidak berbentuk (amorf). Pada suhu rendah ia akan
mengkristal. Dengan meningkatnya suhu, karet akan mengembang,
searah dengan sumbu panjangnya. Penurunan suhu akan
mengembalikan keadaan mengembang ini. Inilah alasan mengapa
karet bersifat elastik. Karet adalah bahan utama pembuatan Ban,
beberapa Alat-alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan
dan tahan goncangan. dibeberapa tempat salah satunya Perkebunan
karet di Jember biji karet bisa dijadikan camilan dengan proses
tetentu, rasanya gurih namun jangan berlebihan karena kadang
membuat pusing kepala.

Dan masih banyak lagi, seperti Kopi, cengkeh, Saluang belum, Kayu ulin, Singkong,
buah-buahan (Nenas, rambutan, durian, dll), ikan gabus, batu bara dan masih banyak lagi.

2. Usulkan salah satu industri yang menurut Anda memiliki peluang untuk dikembangkan di
Kalimantan Tengah!
Jawaban :
Dari sekian banyak bahan baku diatas, saya tertarik untuk mengembangkan kelapa
sebagai bahan baku dari pembuatan Nata de Coco, karena jika menilik dari ketersedia bahan
baku yang cukup banyak dan industri pembuatan Nata de Coco yang ada di Kalimantan
Tengah yang masih terbilang sedikit, maka menurut saya industri pembuatan Nata de Coco
memiliki banyak peluang untuk dikembangkan di Kalimantan Tengah.
3. Buatlah sebuah analisis yang mendukung usul Anda!
(Ditinjau dari Bahan Baku Proses Industri (Unit Operasi dan Unit Proses) Produk juga
termasuk Instrumentasi dan Teknologi serta SDM).
Jawaban :
a. Tinjauan dari bahan baku
Nata bisa dihasilkan dari berbagai media, nata dari bahan baku air kelapa atau santan
kelapa disebut nata de coco, nata dari limbah cair tahu atau limbah cair tempe disebut
nata de soya, dari singkong atau limbah tapioka disebut
nata de cassava, dari limbah atau sari buah nenas disebut
nata de pina, dari jagung disebut nata de corn, dan
berbagai umbi-umbian yang memiliki kadar pati tinggi
serta buah-buahan bisa digunakan untuk media nata. Dari
media tersebut di atas secara umum memiliki kandungan
serat seloluse yang tinggi hasil fermentasi bakteri
Acetobacter xylinum. Namun kandungan nutrisi, cita rasa,
maupun kenampakan masing-masing media memiliki
sedikit perbedaan. Dari berbagai macam media yang
digunakan, nata berbahan baku air kelapa atau santan kelapa lebih disukai oleh konsumen
karena memiliki cita rasa yang lebih nikmat, tampilan yang lebih baik dan serat-nya
tinggi.
Di Indonesia, nata de coco sudah sangat familier baik cita rasa maupun namanya.
Namun demikian, banyak pula industri minuman menggunakan nata dari bahan baku lain,
mengingat kebutuhan bahan nata sangat besar sedang pasokan nata de coco dari petani
masih belum mencukupi. Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi yang sangat
besar untuk mengembangkan industri nata, karena memiliki ketersediaan bahan baku
yang melimpah tersebar hampir di seluruh pelosok negeri, memliki jumlah tenaga kerja

yang melimpah pula, selain itu Indonesia juga memiliki pangsa pasar yang besar produk
minuman nata. Bahan baku untuk menghasilkan nata yang paling dominan digunakan
adalah berasal dari limbah air kelapa, limbah cair industri tahu, limbah cair industri
tempe, limbah industri gula, limbah industri berbahan dasar nenas dan umbi-umbian yang
mengandung pati. Indonesia kaya hasil pertanian yang menghasilkan pati seperti
singkong, ubi jalar, jagung, dan lain-lain yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku
pembuatan nata. Bahan baku air kelapa merupakan faktor penting yang menentukan
tingkat produksi dan kontinuitas industri nata de coco. Bahan baku air kelapa di
Indonesia pada umumnya berasal dari industri-industri kopra, industri makanan kecil
misalnya geplak, industri minyak klentik, atau jasa pemarutan kelapa di pasar-pasar. Pada
umumnya industri-industri makanan tersebut memanfaatkan daging buah kelapa sebagai
produk utama nya dan air kelapanya dibuang sehingga menjadi limbah, akan tetapi saat
ini air kelapa pun menjadi bernilai ekonomis karena telah banyak dimanfaatkan salah
satunya adalah sebagai bahan baku nata de coco.
b.

Tinjauan dari Proses Industri (Unit Operasi dan Unit Proses)


Rencana Pemasaran
Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi pemasaran nata de coco, terutama
kalau produk diposisikan sebagai produk berkelas atau bergengsi. Untuk itu, semua
aspek harus dipelajari, mulai dari aspek teknologi dan peraturanperaturan,
ketersediaan bahan baku dan bahan pembantu peng-awasan mutu standar mutu dan
promosi, serta tren masyarakat dan selera konsumen. Masalah pemasaran yang perlu
dipelajari secara mendalam adalah daerah pemasaran, semen (ceruk) pasar, volume
permintaan pasar saat permintaan puncak, jalur distribusi, cara pengiriman dan
pengepakan, cara pembayaran, dan lainlain. Jenis produk yang diminta pasar juga
perlu diketahui karena berhu-bungan dengan produk yang akan dihasilkan, misalnya
nata mentah atau nata siap santap. Selain itu, perlu pula diketahui kekuatan dan
kelemahan pesaing agar nata de coco yang dihasilkan nantinya tidak kalah bersaing di
pasaran baik dalam hal mutu maupun harga. Dengan pengetahuan pemasaran tersebut,
dapat direncanakan strategi pemasaran dan sistem penjualan. Kemudian, bisa dipilih
cara yang paling efisien. Strategi produksi masing masing produk dapat
diprioritaskan ber-dasarkan permintaan pasar yang dituju.
Pemilihan Lokasi
Unit usaha nata de coco memerlukan lahan yang cukup luas. Lahan digunakan
untuk tempat berdirinya bangunan, instalasi air dan sarana penanganan limbah serta
sarana pendukung lainnya. Lokasi lahan hendaknya strategis dan layak sebagai tempat
pengolahan makanan.Halhal yang perlu mendapat perhatian dalam pemulihan lokasi
seba-gai berikut :
Lokasi terletak di daerah yang bebas bau busuk, debu, asap dan polutan lainnya;
jauh dari kandang hewan, tempat pembuangan sampah rumah dan sebagainya.
Lokasi tidak banjir atau terendam air pada musim hujan tangga dan lahan agak
miring.
Lokasi jauh dari kawasan pemukiman karena unit usaha ini menghasilkan limbah
berbau busuk.
Lokasi sebaiknya dekat pasar, tersedia prasarana listrik, air bersih dan
transportasi. Misalnya dekat jalan raya, jalur kereta api, atau pelabuhan ( bila
dipasarkan ke luar pulau atau ekspor ).
Lokasi dekat dengan sumber daya manusia, sumber bahan baku maupun bahan
pembantu.
Fasilitas Penanganan Limbah
Unit usaha nata perlu dilengkapi dengan sarana penanganan limbah. Untuk
limbah padat perlu dibangun bak yang kuat dan kedap air dan mempu-nyai tutup.
Khusus untuk penanganan limbah cair, perlu dibangun kolam pe-nampung yang cukup

jauh dari ruang pengolahan. Limbah cair tersebut dialir-kan melalui saluran yang
tertutup.
c.

Tinjauan dari Produk juga termasuk Instrumentasi dan Teknologi serta SDM).
Peralatan Industri
Alat alat yang digunakan adalah neraca analitik, talanan, gelas kimia,
corong, kertas saring, kompor,blender, panci, dan sendok.
Bahan industri
Bahan bahan yang digunakan adalah asam cuka, gula, ragi, air kelapa, buas
kanas, bakteri Acetobacter xylinum, dan kecambah.
Prosedur Kerja
Pembuatan starter Acetobacter xylinum :
1. Kupas Nanas matang sebanyak satu buah (sesuai kebutuhan), lalu cuci hingga
bersih.
2. Potong kecil-kecil nanas tersebut, masukan ke dalam blender (atau alat
penghancur lainnya seperti parutan)
3. Setelah dihancurkan, peras air Nanas dan saring.
4. Pakai ampas nanas hasil saringan, lalu tambahkan gula pasir dan air dengan
perbandingan ampas nanas:gula pasir:air = 6:3:1
5. Aduk campuran tersebut sampai rata, kemudian masukan ke dalam botol yang
tertutup rapat.
6. Diamkan selama 2-3 minggu sampai terbentuk lapisan putih di atas campuran
tersebut. Simpan di dalam temperatur kamar, jangan membuka tutup botolnya.
Pembuatan Nata de Coco :

Produk Nata de Coco


Pemberdayaan masyarakat dalam sektor ekonomi melalui pemanfaatan limbah bahan
makanan menjadi produk yang lebih berguna dan memiliki nilai jual lebih tinggi patut
digalakkan. Di antaranya adalah pembuatan nata dari bahan-bahan limbah makanan
yang dapat digunakan sebagai bahan
pembuatan nata haruslah yang mengandung
glukosa cukup bagi pertumbuhan bakteri yang
kelak akan mengubahnya menjadi serat yang
layak dikonsumsi.Nata de Coco adalah
makanan yang banyak mengandung serat
selulosa kadar tinggi yang bermanfaat bagi
kelancaran pencernaan kita. Makanan ini
berbentuk padat, kokoh, kuat, putih,
transparan, dan kenyal dengan rasa mirip
kolang-kaling. Kandungan kalorinya yang
rendah, sangat tepat dikonsumsi sebagai
makanan diet. Penambahan vitamin dan
mineral akan mempertinggi nilai gizi nata de
coco. (Jacobs MB. 1985).
Nata de coco adalah makanan yang banyak mengandung serat selulosa kadar tinggi
yang bermanfaat bagi kelancaran pencernaan kita. Makanan ini berbentuk padat,
kokoh, kuat, putih, transparan, dan kenyal dengan rasa mirip kolang-kaling.
Kandungan kalorinya yang rendah, sangat tepat dikonsumsi sebagai makanan diet.
Penambahan vitamin dan mineral akan mempertinggi nilai gizi nata de coco. (Jacobs
MB. 1985).

Anda mungkin juga menyukai