TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
2.1 Pengertian Pengelasan
Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam secara kuat dimana
logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat
didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik
menarik antara atom. Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan
yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.
Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu:
a.
b.
B. Nama Komponen
a. Mesin las listrik
Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik
yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu
lengkung listrik las. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari motor bensin
atau diesel gardu induk tegangan pada mesin las listrik biasanya: 110 volt 220 volt
380 volt. Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.
Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau
pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik. Busur nyala terjadi apabila
dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa
dijepitkan ke benda kerja.
b. Transformator arus bolak-balik (AC)
Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit
listrik motor diesel atau motor bensin. Transformator las yang kebanyakan
digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 ampere.
LAPORAN PRAKTIKUM
Trafo las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah
disamping harganya yang relatif murah.Voltase keluar dari pesawat transformator
ini antara 38 sampai 70 volt.
LAPORAN PRAKTIKUM
memasang/menjepit
pada
pemegang
elektroda.
Dalam
elektroda.
Penjepit
elektroda
maupun
penjepit
massa
tidak
diperkenankan terkena busur las, penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat
benda kerja atau meja las dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak
banyak arus yang terbuang.
g. Palu terak
Palu las adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan. Dalam
menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan
maupun pada base metalnya. Karena luka bekas pukulan adalah merupakan cacat
pengelasan.Palu las sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya.
Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya. Setelah
selesai menggunakannya, tempatkan palu las pada tempatnya secara rapi. Palu las
LAPORAN PRAKTIKUM
digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur las dengan
jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
h. Gerinda tangan
Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di
las berupa penyiapan kampuh las.Gerinda ini juga digunakan untuk membantu
dalam proses pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di
sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya.Gerinda
tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang
memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat
pengelasan tadi.
i. Sikat kawat
LAPORAN PRAKTIKUM
Dipergunakan
untuk
membersihkan
benda
kerja
yang
akan
dilas.Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu
las.
j. Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda
kerja yang masih panas.
C. Alat-alat keselamatan kerja
a. Helm las / topeng las
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata
dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata. Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata
langsung sampai jarak 16 meter, helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang
dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.
b. Sarung tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai
sepasang sarung tangan.
LAPORAN PRAKTIKUM
d. Kamar las
Kamar las dibuat dari bahan tahan.api.Kamar las penting agar orang yang ada
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi.Didalam kamar las ditempatkan
meja las.Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar
terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga
api.
e. Elektroda
LAPORAN PRAKTIKUM
: Electric
60
: All position
LAPORAN PRAKTIKUM
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Prosedur Kerja
Dalam melakukan suatu awal pekerjaan diperlukan SOP (Standar Operasi
Pengerjaan) yang harus dipatuhi selama akan melakukan suatu jobsheet pekerjaan,
dalam pengelasan ini ada beberapa aturan yang harus dipatuhi agar tercipta nya
kondisi yang kondusif diantaranya :
Menyiapkan bahan :
1. Menyiapkan seluruh peralatan yang akan dipakai selama kegiatan praktikum
berlangsung diantaranya menyiapkan bahan dan alat seperti plat yang telah
ditentukan, gerinda potong,penggaris dan penitik.
2. Mengukur besarnya plat yang akan dipakai dalam kegiatan praktikum sesuai
yang tertera pada jobsheet.
3.
sebanyak 2 buah
2. Meletakan kedua benda kerja diatas meja las sesuai instruksi yaitu secara
diameter pada elektroda dan ketebalan pelat yang digunakan untuk di las.
LAPORAN PRAKTIKUM
10
saat proses pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan) dan
usaha kan posisi perpindahan tangan pada saat mengelas konstan/tetap dan
juga jarak elektroda terhadap benda kerja sekitar 2 mm.
5. Melakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya. Jika tampak sudah rapi,
menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan
sikat baja untuk melihat hasilnya lalu rendam dalam air agar tekstur hasil las
semakin kuat.
7.
B. Peralatan
Berikut ini merupakan peralatan yang digunakan dalam melaksanakan
praktikum, antar lain:
1. Mesin las listrik dan perlengkapannya seperti klam, stik holder dan kabel las
2. Meja las
3. Topeng las listrik
4. Sarung tangan
5. Apron kulit
6. Tang penjepit
7. Palu
8. Palu terak
9. Sikat baja
10. Plat ukuran
BABIV
LAPORAN PRAKTIKUM
11
B. Pembahasan
Dari hasil praktikum pengelasan menggunakan las listrik sebaiknya
mahasiswa mempelajari tentang kode yang ada pada elektroda agar mahasiswa
mampu untuk memberikan arus yang tepat sesuai dengan kode yang ada pada
spesifikasi elektroda, dan akan berdampak kepada hasil pengelasan semisal ampere
yang dipakai terlalu besar maka hasil las akan bolong dikarenakan meleleh oleh arus
yang terlalu besar jika ampere yang dipakai terlalu kecil maka las akan sering
menempel dan itu akan menyulitkan pada saat mengelas.
Dari hasil las yang tidak rata maka disebabkan oleh kecepatan perpindahan
pada saat mengelas terlalu cepat ataupun terlalu lambat atau bahkan tidak konstan
LAPORAN PRAKTIKUM
12
menyebabkan hasil las rapuh bahkan bisa berlubang dikarenakan elektroda tidak
merata pada bagian permukaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
LAPORAN PRAKTIKUM
13
LAPORAN PRAKTIKUM
14