Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Veruka ialah hiperplasia epidermis yang disebakan oleh Human Papiloma
Virus (HPV).1
Veruka vulgaris (kutil) merupakan kasus yang banyak dijumpai
dikalangan masyarakat. Kutil ini terutama terdapat pada anak tetapi dapat juga
terjadi padda orang dewasa dan orang tua. Tempat predileksi veruka terutama
diekstremitas bagian ekstensor tetapi penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain
termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil memiliki bentuk bulat, berwarna
abu-abu, ukuran dapat lenticular atau plakat jika lesi berkonfluensi dan
permukaan kasar atau licin. Auto inokulasi dapat terjadi setelah penggoresan
(Fenomena Koebner).2
Kutil tersebar luas pada populasi diseluruh dunia. Penurunan fungsi
penghalang epitel oleh trauma, maserasi atau keduanya, sebagai predisposisi
untuk inokulasi virus dan umumnya diasumsikan sebagi cara masuknya infeksi
paling tidak pada lapisan keratin kulit. Veruka vulgaris diperkirakan
mempengaruhi sekitar 7-12% dari populasi meskipun frekuensinya tidak
diketahui. Pada anak usia sekolah, prevalensinya 10-20%. Frekuensi meningkat
juga pada pasien imunosupresi. Meskipun kutil dapat mempengaruhi ras
apapun, kutil umumnya muncul sekitar dua kali lebih sering pada orang kulit
putih daripada orang kulit hitam atau Asia. Pria dan wanita memiliki rasio 1:1
dan dapat terjadi pada semua usia. Kejadian meningkat oada anak usia sekolah
dan puncak terjadi pada usia 12-16 tahun.3,4
BAB II
1
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Veruka
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma virus
tipe tertentu.1 Virus ini bereplikasi pada sel-sel epidermis dan ditularkan dari orangorang. Penyakit ini juga menular dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh pasien yang
sama dengan cara autoinokulasi.2
Virus ini akan menular pada orang tertentu yang tidak memiliki imunitas
spesifik terhadap virus ini pada kulitnya. Pada veruka vulgaris, pemeriksaan
histopatologi menunjukkan adanya hiperplasia dari semua lapisan epidermis.
Perubahan seluler yang disebut koilocytosis merupakan karakteristik infeksi HPV.2
2.2
Etiologi
Virus penyebabnya tergolong dalam virus papiloma (grup papova), virus
DNA, dengan karakteristik replikasi terjadi intranuklear.1 Ada 120 jenis tipe
papilomavirus yang dapat menginfeksi manusia. Papilomavirus berdiameter 55nm,
icosahedral dan double stranded virus DNA yang menyebabkan warts.5 Perbedaan
tipe-tipe tersebut dapat menginfeksi manusia dimana melewati 50% crosshybridization dari DNA, meskipun semua dari tipe tersebut tidak umum. HPV ini
terjadi di berbagai permukaan kulit yang dilapisi epitel. Semua genom HPV tersusun
dari 8000 pasang basa nukleotida yang ditampilkan sebagai suatu sekuens linier tetapi
sebenarnya merupakan lingkaran tertutup dari DNA untai ganda. Kotak-kotak
tersebut menggambarkan gen-gen virus, masing-masingnya mengkode suatu protein.
Regio regulasinya ialah segmen DNA yang tidak mengkode protein, tetapi
berpartisipasi dalam meregulasi ekspresi gen virus dan replikasi dari DNA virus.6
Veruka vulgaris adalah jenis kutil yang banyak ditemukan dan disebabkan
terbanyak oleh HPV serotip tipe 2 dan 4. HPV sulit untuk dipahami karena tidak
dapat dibiakkan pada kultur jaringan. Namun kemajuan dalam biologi molekuler
telah memungkinkan karakterisasi dari genom HPV dan identifikasi beberapa fungsi
2
gen HPV. Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga sulit untuk
mengobati dan mencegahnya. Adanya periode laten yang panjang dan infeksi
subklinis dan HPV DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang dewasa.1
Virus hanya dapat bereplikasi di keratinosit. Hal itu menyebabkan proliferasi
epitel. Setelah itu infeksi dapat menjadi laten dan kemudian menjadi reaktif.Masa
inkubasi bervariasi mulai dari berminggu-minggu sampai satu tahun.Jenis-jenis kutil
dapat bervariasi tergantung daripada kulit dan mukosa serta lokasi predileksinya.
Mereka ditransmisikan secara langsung (orang ke orang) maupun secara tidak
langsung. Hanya dalam persentase yang sangat kecil kasus kutil menjadi displastik
lesi neoplastik atau tergantung pada jenis HPV dan faktor genetik dan lingkungan.
Pertahanan tubuh terhadap resiko HPV belum dipahami dengan baik. Mungkin
tergantung pada imunitas seluler, karena jika imunitas seluler menurun , kejadian
kutil lebih besar, penyebaran lebih luas dan ada risiko yang lebih tinggi menjadi
ganas.6
Infeksi HPV tidak hanya umum ditemukan tetapi juga sulit untuk mengobati
dan mencegah. Sering ada periode laten yang panjang dan infeksi subklinis, dan HPV
DNA dapat ditemukan pada jaringan normal orang dewasa.7
2.3
Patogenesis
Infeksi HPV terjadi melalui inokulasi virus pada epidermis yang viabel melalui
defek pada epitel. Maserasi kulit mungkin merupakan faktor predisposisi yang
penting, seperti yang ditunjukkan dengan meningkatnya insidens kutil plantar pada
perenang yang sering menggunakan kolam renang umum. Meskipun reseptor seluler
untuk HPV belum diidentifikasi, permukaan sel heparan sulfat, yang dikode oleh
proteoglikan dan berikatan dengan partikel HPV dengan afinitas tinggi, dibutuhkan
sebagai jalan masuknya. Untuk mendapat infeksi yang persisten, mungkin penting
untuk memasuki sel basal epidermis yang juga sel punca (sel stem) atau diubah oleh
virus menjadi sesuatu dengan properti (kemampuan/ karakter) seperti sel punca.
Dipercayai bahwa single copy atau sebagian besar sedikit copygenom virus
dipertahankan sebagai suatu plasmid ekstrakromosom dalam sel basal epitel yang
terinfeksi. Ketika sel-sel ini membelah, genom virus juga bereplikasi dan berpartisi
menjadi tiap sel progeni, kemudian ditransportasikan dalam sel yang bereplikasi saat
mereka bermigrasi ke atas untuk membentuk lapisan yang berdifferensiasi.6
Setelah eksperimen inokulasi HPV, veruka biasanya muncul dalam 2 sampai 9
bulan. Observasi ini mengimplikasikan bahwa periode infeksi subklinis yang relatif
panjang dan dapat merupakan sumber yang tidak terlihat dari virus infeksius.
Permukaan yang kasar dari kutil dapat merusak kulit yang berdekatan dan
memungkinkan inokulasi virus ke lokasi yang berdekatan, dengan perkembangan
kutil yang baru dalam periode minggu sampai bulan. Tiap lesi yang baru diakibatkan
paparan insial atau penyebaran dari kutil yang lain. Tidak ada bukti yang meyakinkan
untuk disseminasi melalui darah. Autoinokulasi virus pada kulit yang berlawanan
seringkali terlihat pada jari-jari yang berdekatan dan di regio anogenital.6
Ekspresi virus (transkripsi) sangat rendah sampai lapisan Malpigi bagian atas,
persis sebelum lapisan granulosum, dimana sintesis DNA virus menghasilkan ratusan
kopi genom virus tiap sel. Protein kapsid virus disintesis menjadi virion di sel
nukleus. DNA virus yang baru disintesis ini dikemas menjadi virion dalam nukleus
dari sel-sel Malpigi yang berdifferensiasi ini. Protein virus yang dikenal dengan E1E4 (produk RNA yang membelah dari gen-gen E1 dan E4) dapat menginduksi
4
terjadinya kolaps dari jaring-jaring filamen keratin sitoplasma ini. Hal ini
dipostulasikan untuk memfasilitasi pelepasan virion dari sitoskeleton yang saling
berikatan silang dari keratinosit sehingga virus dapat diinokulasikan ke lokasi lain
atau berdeskuamasi ke lingkungan.6
HPV tidak bertunas dari nukleus atau membran plasma, seperti halnya banyak
virus seperti virus herpes simpleks atau human immnodeficiency virus (HIV). Oleh
karena itu, mereka tidak memiliki selubung lipoprotein yang menyebabkan
kerentanan terhadap inaktivasi yang cepat oleh kondisi lingkungan seperti
pembekuan, pemanasan, atau dehidrasi dengan alkohol. Berlainan dengan itu, virion
HPV resisten terhadap desikasi dan deterjen nonoksiol-9, meskipun paparan virion
dengan formalin, deterjen yang kuat seperti sodium dodesil sulfat, atau temperatur
tinggi berkepanjangan mengurangi infektivitasnya. HPV dapat tetap infeksius selama
bertahun-tahun ketika disimpan di gliserol dalam temperatur ruangan. Memang,
bentuk L1 dan L2 membentuk kapsid protein yang sangat stabil dan terbungkus
rapat.6
Karena replikasi virus terjadi pada tingkatan yang lebih tinggi dari epitel dan
yang terdiri dari keratinosit yang tidak bereplikasi, HPV harus memblok differensiasi
akhir dan menstimulasi pembelahan sel untuk memungkinkan enzim-enzim dan
kofaktor yang penting untuk replikasi DNA virus. 1 HPV memiliki kebutuhan yang
tinggi akan sel-sel epidermis manusia pada tingkat diferensiasi tertentu. Hal inii
menyebabkan proliferasi keratinosit yang sebagian mengalami keratonisasi dan
akhirnya melindungi virus ini dari eliminasi oleh sistem imun. Lesi ini bisa sporadik,
rekuren, atau persisten.8
2.4 Klasifikasi
Penyakit veruka mempunyai beberapa bentuk klinis yaitu:1
1.
1.
2.
3.
2.5
Gejala Klinis
Veruka bisa dibedakan berdasarkan lokasi dan bentuknya. Beberapa veruka bisa
tumbuh secara berkelompok (veruka mosaik), tetapi ada juga yang tunggal. Sebagian
besar kutil tidak terasa nyeri, tetapi beberapa bisa nyeri jika disentuh. Veruka pada
kaki bisa menyebabkan nyeri saat berdiri.
A.
Veruka vulgaris
Kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat pada dewasa
B.
Veruka filiformis
C.
berdiameter 1-3 mm, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna
kulit atau agak kecoklatan. Penyebarannya terutama di daerah muka dan leher,
dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, serta lutut. Juga terdapat
fenomena kobner dan termasuk penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Jumlah kutil dapat sangat banyak. Terutama terdapat pada anak
dan usia muda, walaupun juga dapat ditemukan pada orang tua.6
D.
Veruka plantaris
Veruka akuminatum
Veruka akuminatum (kondiloma akuminatum) ialah vegetasi oleh huma
2.6 Histopatologi
Jika gambaran klinis tidak jelas dapat dilakukan pemeriksaan histopatologik
melalui biopsi kulit. Gambaran histopatologik dapat membedakan bermacam-macam
papiloma. Veruka terdiri dari epidermis yang akantotik dengan papillomatosis,
hiperkeratosis, dan parakeratosis.10
Rete ridges yang memanjang seringkali tertuju langsung pada pusat kutil.
Pembuluh darah kapiler dermis ialah prominen dan mungkin mengalami trombosis.
Sel-sel mononuklear mungkin ada. Keratinositbesar dengan nukleus piknosis
eksentrik dikelilingi oleh halo perinukleus (sel koilositotik atau koilosit) merupakan
karakteristik
dari
papilloma
yang
dikaitkan
dengan
HPV. Koilosit
yang
Sel yang terinfeksi HPV mungkin memiliki granul-granul eosinofilik kecil dan
kelompok padat granul-granul keratohialin basofilik. Granul-granul tersebut dapat
terdiri dari protein HPVE4 (E1-E4) dan tidak menunjukkan banyaknya partikelpartikel virus. Kutil yang datar kurang memiliki akantosis dan hiperkeratosis dan
tidak memiliki parakeratosis atau papillomatosis. Sel koilositotik biasanya sangat
banyak, menunjukkan sumber lesi virus.6
Gambar : (A) Veruka Vulgaris pada lengan, papul berbatas tegasdan hiperkeratotik. (B) Epidermal
hiperplasia berbentuk seperti jaridengan gambaran lapisan granular yang jelas dan koilocytes. (C)
Epidermal hiperplasia berbentuk verrucous dan akantosis dengan proliferasi basaloid dan keratinosit. (D)
Kista horn dengan keratinosit yang mild atypia dan gambaran inflamasi.
2.7
Penegakan Diagnosis
Veruka vulgaris biasanya tidak langsung menimbulkan gejala klinis, terdapat
periode infeksi subklinik yang panjang. Benjolan biasa muncul 2-9 bulan setelah
inokulasi. Biasanya pasien mengeluhkan terdapat benjolan kecil yang padat di daerah
kaki dan tangan, terutama pada jari dan telapak. Veruka vulgaris biasanya tidak
disertai gejala prodromal. Gambaran klinis dan riwayat penyakit, papul yang lama
kelamaan membesar biasanya mengarahkan pada diagnosis kutil virus. Pemeriksaan
10
11
2.8
Diagnosis Banding
Kutil dapat diidentifikasi dari adanya perubahan pembuluh darah kapiler yang
biasa menjadi memiliki sumber vaskuler sendiri. Ketika kutil sembuh, lapisan kulit
yang normal akan kembali. Dilatasi kapiler di kutil akan berdarah setelah dilakukan
pencukuran pada permukaan yang hiperkeratotik. Adanya kapiler ini membantu untuk
membedakan kutil dari corns atau kalus. HPV dapat dianggap sebagai keratosis
seboroik, kalus, corn, lichen planus, nevus epidermal, moluskum kontangiosum atau
karsinoma. Sebuah achrocordon yang teriritasi mungkin menyerupai kutil.
Ekstremitas
mungkin
menunjukkan
acrokeratosis
verruciformis
atau
tangan
telapak kaki
Lesi soliter
dan Fikirkan :
Lesi multipel
Fikirkan :
Veruka vulgaris
Callus , corn
Epidermal
inclusion
Arsenical keratosis
Veruka vulgaris
Palmoplantar
cyst
Pyogenic granuloma
Milkers
nodeles
keratoderma
Psoriasis,
reactive
(palms)
arthritis
Pits in basal cell
Singkirkan :
-
nevus syndrome
Amelanotic
Singkirkan :
acrolentiginous
melanoma
- Karsinoma cuniculatum
Punggung tangan dan Perhatikan :
punggung kaki
Veruka vulgaris
Periungual wart
actinic keratosis
12
Secondary syphilis
Perhatikan :
-
veruka vulgaris
veruka plana
actinic keratosis
singkirkan :
-
2.9
squamous
acrokeratosis
verruciformis
epidermyolitic
hyperkeratosis
stucco keratosis
cell
carcinoma
keratoacanthoma
tuberculosis verrucosa
cutis
fish tank granuloma
Pengobatan
Sebenarnya sebagian veruka dapat mengalami involusi (sembuh) dalam masa
1 atau 2 tahun. Pengobatan berupa tindakan bedah atau non bedah. Tindakan bedah
antara lain bedah beku N2 cair (cryoteraphy), bedah listrik, dan bedah laser. Cara non
bedah antara lain dengan bahan keratolitik, misalnya asam salisilat, bahan kaustik
misalnya asam triklorasetat, dan bahan lain misalnya kantaridin.11
a. Asam salisilat
Produk yang mengandung asam salisilat dengan atau tanpa
asam laktak sangat efektif untuk pengobatan veruka vulgaris yang
dimana efikasinya sebanding dengan cryotheraphy.Efek keratolitik
asam salisilat membantu untuk mengurangi ketebalan kutil dan dapat
merangsang inflamasi respon. Sebuah persiapan yang mengandung 12-26%
salisilat asam, mungkin dengan tambahan asam laktat, dalam collodion dasar
atau akrilat, pengobatan pilihan pertama untuk kutil umum dan plantar. Dalam
studi banding penggunaan harian selama 3 bulan mencapai angka kesembuhan
dari 67% untuk kutil tangan, 84% untuk kutil plantar sederhana dan 45% untuk
kutil mosaic plantar, membandingkan baik dengan metode lain. Penghapusan
permukaan keratin dan sisa-sisa dari aplikasi sebelumnya dengan menggunakan
batu apung batu.Namun, abrasion verenthusiastic merupakan kesalahan yang
mungkin meningkatkan penyebaran virus dengan inokulasi ke dalam kulit yang
berdekatan. Setelah kutil kering, deposit keputihan menetap.
13
14
dan
anastesi
lokal
sebelumnya
atau
bersamaan
harus
Bahan kaustik, misalnya larutan AgNO3 25%, asam triklorosetat 50% dan
2.
3.
4.
fenol likuifaktum.
Bedah beku, misalnya CO2 , N2 , dan N2O.
Bedah skalpel
Bedah listrik
16
5.
Bedah laser
Laser karbondioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai bentuk
yang berbeda dari kutil, baik kulit dan mukosa. Hal ini dapat efektif dalam
memberantas beberapa kutil sulit, seperti kutil periungual dan subungual, yang
telah tidak responsive terhadap pengobatan lainnya. Jarak pada 12 bulan hingga
70% dari kutil individu dilaporkan. Namun, sebagai metode yang merusak ,
karbon dioksida terapi laser dapat menyebabkan rasa sakit pasca-operasi yang
signifikan, jaringan parut dan hilangnya fungsi sementara.11
2.9 Prognosis
Penyakit ini sering residif walaupun diberikan pengobatan yang adekuat.
Sekitar 23% dari kutil regresi spontan dalam waktu 2 bulan, 30% dalam waktu 3
bulan dan 65%-78% dalam 2 tahun. Pasien yang sebelumnya telah terinfeksi
memiliki risiko lebih tinggi untuk pengembangan kutil baru daripada mereka tidak
pernah terinfeksi. Tingkat kesembuhan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jenis
virus, status kekebalan tubuh, tingkat dan durasi kutil. Common Wart memiliki
insiden untuk menjadi suatu keganasan, banyak studi yang menunjukkan DNA HPV
terdapat pada aktinik keratosis, basal cells carcinomas dan SCCs dan psoriasis dalam
kadar rendah. Namun etiologi dan petogenesis dari lesi jinak, pre-malignant tersebut
masih kontroversial, karena dalam suatu penelitian yang menggunakan PCR dapat
mendeteksi DNA HPV pada kulit normal dan pada folikel rambut normal.6,11
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. M
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 18 tahun
Agama
: Islam
17
Suku Bangsa
: Palembang
Alamat
3.2. Anamnesis
Diperoleh secara alloanamnesa di poliklinik IKKK RS Rivai Abdullah pada
tanggal 14 Desember 2015/ 11.00 WIB.
3.2.1
Keluhan utama :
Kutil di tangan sebelah kiri sejak 1,5 bulan yang lalu
3.2.2
Keluhan tambahan :
Tidak ada.
3.2.3
3.2.4
3.2.6
3.2.7
Riwayat Kebersihan
Penderita mandi 2-3 kali sehari, pagi dan sore dengan
menggunakan air PAM. Penderita mengaku jarang mengganti pakaian
yang digunakan.
: Compos mentis
Berat Badan
: 62 kg
Tinggi Badan
: 170 cm
Keadaan gizi
: baik
19
Tanda vital
Tekanan darah : 120/70 mmHG
Nadi
: 80x/menit
Suhu
: 36,6 C
Pernapasan
: 23x/menit
KEPALA
: Normocephali
Wajah
: Simetris
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
THORAKS
Inspeksi
Palpasi
: Tidak dilakukan
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
Paru
20
ABDOMEN
Inspeksi
: Datar
Palpasi
: Tidak dilakukan
Perkusi
: Tidak dilakukan
Auskultasi
EKSTREMITAS
Ekstremitas superior : Kelainan gerak (-), atrofi otot (-), oedem (-)
Kuku
21
Pada regio 1/3 proksimal antebrachii sinistra tampak papul, multiple, miliarlentikular, diskret.
Pada regio 1/3 distal antebrachii sinistra tampak keloid, multiple, lenticularnumular, diskret.
22
3.4
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Histopatologi : Biopsi Kulit
3.5
Pemeriksaan Anjuran
Biopsi Kulit
3.6
Diagnosis Kerja
Veruka Vulgaris
3.7
Diagnosis Banding
1. Veruka Vulgaris
2. Kondiloma Akuminatum
3. Karsinoma sel skuamosa
3.8 Resume
Sejak 1,5 bulan yang lalu pasien mengeluh terdapat kutil ditangan
sebelah kiri. Pasien mengaku awalnya hanya berjumlah satu buah dan
berukuran kecil seperti kepala jarum pentul. Pasien mengaku kutil tersebut
membesar dari ukuran sebelumnya dan semakin banyak. Keluhan nyeri
disangkal, gatal disangkal, perih disangkal, dan rasa panas disangkal.
Karena gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke
RS Rivai Abdullah.
23
3.9
Penatalaksanaan
Umum/ Edukasi :
1. Menjalani Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan
baik.
2. Memberitahukan bahwa bekas luka pembedahan bisa
menjadi keloid karena adanya riwayat keloid pada pasien.
Khusus:
Dilakukan pembedahan menggunakan teknik bedah electrocutter
Antibiotik : Amoksisilin : 3x500 mg
Analgetik : Asam Mefenamat: 3x500 mg
3.10.
Prognosis
Quo ad vitam: bonam
Quo ad functionam: bonam
Quo ad sanationam: bonam
BAB IV
ANALISA KASUS
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma
virus tipe tertentu.
24
Sejak 1,5 bulan yang lalu pasien mengeluh terdapat kutil ditangan
sebelah kiri. Pasien mengaku awalnya hanya berjumlah satu buah dan
berukuran kecil seperti kepala jarum pentul. Pasien mengaku kutil tersebut
membesar dari ukuran sebelumnya dan semakin banyak. Keluhan nyeri
disangkal, gatal disangkal, perih disangkal, dan rasa panas disangkal. Karena
gejala dan penyakitnya tidak sembuh, kemudian pasien datang ke RS Rivai
Abdullah.
Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan antara teori dan anamnesis,
maka diagnosis mengarah ke veruka vulgaris. Kemudian dilakukan pengkajian
lebih lanjut berdasarkan status dermatologis.
Regio 1/3 proksimal antebrachii sinistra tampak papul, multiple, miliarlentikular, diskret. Pada regio 1/3 distal antebrachii sinistra tampak keloid,
multiple, lenticular-numular, diskret.
Menurut teori, kutil ini terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat
pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas
bagian ekstensor, walaupun demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh
lain termasuk mukosa mulut dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna
abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat,
permukaan kasar (verukosa), berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau
abu-abu tua, dan biasanya berukuran kurang dari 1 cm. Autoinokulasi timbul
sepanjang goresan dengan (fenomena kobner ). Untuk menyingkirkan
diagnosis banding maka dilakukan pemeriksaan penunjang berupa tes Biopsi
Kulit.
BAB V
KESIMPULAN
Veruka ialah hiperplasia epidermis disebabkan oleh human papiloma
virus tipe tertentu.
25
Gejala yang timbul pada pasien ini sesuai dengan teori veruka vulgaris
Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor, walaupun
demikian penyebarannya dapat ke bagian tubuh lain termasuk mukosa mulut
dan hidung. Kutil ini bentuknya bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular
atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa),
berwarna coklat, kuning, abu-abu muda, atau abu-abu tua, dan biasanya
berukuran kurang dari 1 cm. Autoinokulasi timbul sepanjang goresan dengan
(fenomena kobner ). Berdasarkan analisis mengenai keterkaitan antara teori dan
anamnesis, maka diagnosis mengarah ke veruka vulgaris. Kemudian dilakukan
pengkajian lebih lanjut berdasarkan status dermatologis.
Veruka Vulgaris
dapat
didiagnosis
banding
dengan
Kondiloma
Akuminatum dan Karsinoma Sel Skuamosa. Terapi yang dapat diberikan pada
Veruka Vulgaris meliputi edukasi, terapi topikal dan terapi post pembedahan.
Prognosis veruka vulgaris umumnya baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Djuanda Adni, Hamzah Mochtar, dan Aisah Siti. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Ed. 6. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta:
2010.
3.
4.
5.
6.
7.
Vol. 3.
9.
10.
27
11.
BertholdRzany
in
Evidence-based
28
Dermatology,
BMJ