Puji syukur kehadirat Allah subhana wataala karena atas limpahan rahmat dan karuniaNYA sehingga kami dapat menyelesaika makalah yang bertemakan Sistem Hormon tepat
pada waktunya. Tak lupa ucapan terima kasih atas kerja sama dan partisipasi teman-teman
kelompok dalam menyusun makalah ini
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari
segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan kritikkan dan saran
guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan
sederhana ini dapa bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dari rumusan masalah adalah :
1) Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem hormon.
2) Untuk mengetahui jenis-jenis kelenjar hormon pada manusia.
3) Untuk mengetahui akibat gangguan pada sistem hormon.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Hormon
Hormon berasal dari kata homaein yang berarti menggiatkan atau memacu. Hormon di
bentuk pada suatu kelenjar, akan tetapi menunaikan fungsinya di tempat lain. Umumnya, hormon
di hasilkan oleh kelenjar endokrin dan masuk pada system peredaran darah.Hormone merupakan
senyawa protein atau senyawa steroid.
Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme, pertumbuhan dan
perkembangan, reproduksi, keseimbangan interna reaksi terhadap stress, serta tingkah laku.
Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit di perlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang
sangat luas.
Hormon di keluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf secara langsung kepada
kelenjar yang cocok. Contohnya, sekresi adrenalin dan medula adrenal terjadi karena stimulas
dari sistem saraf simpatetik atau karena adanya substansi tertentu dalam darah, misalnya:
1. Hasil-hasil metabolism, contohnya lepasnya insulin dari pancreas distimulasi oleh tingginya
glukosa dalam darah.
2. Hormon lain yang di sekresikan oleh lobus anterior kelenjar pituitari.
Hormon mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
a. Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam jumlah sangat
kecil
b. Diangkut oleh darah menuju ke sel/jaringan target
c. Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang terdapat dalam sel target
d. Mempunyai pengaruh mengaktifkan enzim khusus
e. Mempunyai pengaruh tidak hanya terhadap satu sel target, tetapi dapat juga mempengaruhi
beberapa sel target yang berlainan.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari sel target. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan
sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan
bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,
termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau
fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat
mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada
hampir semua organisme multiselular.Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon
yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.Molekul hormon dilepaskan
langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon
(ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau
difusi ke sel target.Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan
kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya. Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang selselnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap
perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu
bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer
antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormon.Hormon adalah
zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Hormon
mengatur aktivitas seperti : metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon
mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.Pengaruh
hormon dapat terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa
tahun.Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang dihasilkan tidak
dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk kedalam pembuluh darah.Hormon dari
kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh hingga mencapai organ organ
tertentu.Meskipun semua hormone mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh,
namun hanya sel atau jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon
tertentu yang terpengaruh hormon tersebut.
2.2 Jenis-jenis Kelenjar Hormon pada Manusia
1. Kelenjar Hipofisis (pituitari)
Kelenjar hipofisis terdapat pada lekukan tulang selatursika di bagian tegah tulang
baji.Ukurannya kurang lebih sebesar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus
anterior (depan),intermediet (tengah), dan posterior (belakang). Lobus intermidiet terdapat
dalam kelenjar pituitari bayi, sedangkan pada orang dewasa hanya merupakan sisa saja.
Meskipun berukuran kecil, hipofesis memegang peranan penting dalam koordinasi kimia
tubuh sehingga sering di sebut master of glands.
Berikut ini akan di bahas tentang kelenjar hipofesis bagian anterior, posterior, da intermediet.
a.
Kelenjar epifisis terdapat di otak bagian atas.Hingga saat ini belum dapat di ketahui dengan
pasti hormon yang di hasilkan dan pengaruhnya.
3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar Gondok)
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun
dan terdiri dari dua lobus. Hormon terpenting yang di sikresikan kelenjar tiroid adalah
tiroksin.Tiroksin terdiri dari asam amino yang mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid) menyebabkan gejala hipermetabolisme atau
di sebut juga morbus basedowi dengan tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas cepat serta tidak
teratur, mulut ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus).Hipotiroid (kekurangan hormon tiroid)
sebelum dewasa menyebabkan kretinisme (kerdil), penderita tidak dapat mencapai pertumbuhan
fisik dan mental yang normal.Hipotiroid pada orang dewasa menyebabkan miksedema, dengan
gejala laju metabolism rendah, berat badan berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut
rontok.
4. Kelenjar Anak Gondok (Glandula Paratiroid)
Kelenjar ini mensekresikan hormon yang di namakan parathormon (PTH).Kelenjar anak
gondok terdiri dari empat struktur kecil yang menempel di permukaan belakang kelenjar
tiroid.Peranan hormon ini adalah untuk metabolism kalsium (Ca2+) dan fosfat (PO43+).
Hipoparathormon (kekurangan parathormon) menyebabkan gejala kekejangan otot,
sedangkan hiperparathormon menyebabkan kelainana pada tulang, seperti rapuh, bentuk
abnormal, dan mudah patah.Selain itu, kelebihan Ca 2+ yang apabila diekskresikan dalam air seni
bersama ion fosfat dapat menyebabkan batu ginjal.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan
dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.
6. Kelenjar Anak Ginjal (Glandula Adrenal)
Kelenjar adrenal adalah dua struktur kecil yang terletak di atas tiap ginjal. Kelenjar ini kaya
akan persediaan darah. Baik secara anatomi atupun fungsional, kelenjar itu terdiri dari dua
bagian yang berbeda.Bagian luar di sebut korteks adrenal dan bagian dalam di sebut medulla
Kelenjar pada lambung menghasilkan hormon gastrin, yang berfungsi merangsang sekresi
getah lambung. Kelenjar pada usus memproduksi hormon sekretin yang berfungsi merangsang
sekresi getah pancreas dan hormon kolesistokinin yang merangsang sekresi getah empedu.
menyebabkan berbagai penyakit entah itu disebabkan karena kelebihan atau kekurangan hormon.
Penyakit-penyakit yang dipengaruhi sistem hormon adalah:
a.
Penyakit Addison Terjadi karena sekresi yang berkurang dariglukokortikoid. Hal ini dapat
terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala
gejalanya berupa :
Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari
cairan tubuh.
Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah
menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau kelaparan.
Lesu mental dan fisik.
b. Sindrom Cushing Kumpulan gejala gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi
berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh
pemerian obat-obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya berupa :
Otot otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
Osteoporosis.
Luka yang sulit sembuh.
Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan).
c. Sindrom Adrenogenital Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang
biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya
kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen yang
menyebabkan timbulnya tanda tanda kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut
virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot otot tubuh seperti pria,
perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan kadang-kadang
kebotakan. Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda-tanda
kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala-gejala diatas tertutup oleh tanda-tanda
kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh testosteron. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan
dari estrogen dan progesterone timbul tanda-tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu
ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
d. Peokromositoma Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi
adrenalin dan noradrenalin dengan akibat sebagai berikut
DM terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes yang timbul
akibat dari kerusakan sel sel beta pancreas karena infeksi virus atau kerusakan gen. Gen adalah
materi genetic yang membawa sifat sifat yang diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul
sebelum penderita berusia 15 tahun. Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan
dengan cara penyuntikan.
DM tipe II timbul karena sel-sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin walaupun selsel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat mneurun dan merupakan
akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi
dengan kegemukan dan baru timbul setelah penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat
dikontrol dengan pengaturan konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan
untuk mengurangi konsumsi lemak dan garam. Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala awal
diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang manis, sering buang air
kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari gejala-gejala di atas serta memiliki kerabat
yang juga menderita diabetes mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes
toleransi glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada tiap
interval waktu. Diabetes bukan satu-satunya penyakit yang ditimbulkan oleh insulin. Bebrapa
orang memiliki sel-sel beta pancreas yang terlalu aktif sehingga mensekresi terlalu banyak
insulin ketika mengkonsumsi gula. Sebagia akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah
normal. Kondisi ini disebut hipoglisemia, biasanya terjadi 2-4 jam setelah makan, yang ditandai
dengan rasa lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat
cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal.
Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan meningkatkan
frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
f.
Hipotiroidea Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada masa bayi
dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek karena pertumbuhan
tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena sel-sel otak kurang berkembang.
Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar.
Kretinisme dapat diobati dengan pemberian hormon tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi
pada orang dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala-gejala berupa kulit tebal,
muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh rendah,
lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila terdapat defisiensi yodium pada
makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi garam beryodium.
g. Hipertiroidea Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal. Gejalagejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu makan besar, jantung
berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100. Hipertiroidea paling sering terdapat
pada penyakit Graves, suatu penyakit auto imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating
antibody, TSA6) terhadap reseptor TSH pada sel sel tiroid, mengaktifkan reseptor reseptor.
Ini, maka kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter (struma,
pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus) yang disebabkan oleh
reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata eksternal dan jaringan sekitar bola
mata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell untuk mencari sel target. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan
sel tersebut dan mengirimkan sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan
bereaksi baik dengan memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,
[1] termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta apoptosis
(kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem kekebalan, pengaturan
metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya terbang, kawin, dan perawatan anak), atau
fase kehidupan (misalnya pubertas dan menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat
mengatur produksi dan pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada
hampir semua organisme multiselular.Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon
yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian, hormon dihasilkan oleh
hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh hewan.Molekul hormon dilepaskan
langsung ke aliran darah, walaupun ada juga jenis hormon - yang disebut ektohormon
(ectohormone) - yang tidak langsung dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau
difusi ke sel target.Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain, terutama melalui
kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar lain. Hipotalamus akan memerintahkan
kelenjar pituitari untu mensekresikan hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus
anteriornya dan mengirim impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus
posteriornya. Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang selselnya masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap
perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu
bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer
antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan hormone.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya. h. 14, 80.
.
Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2. Penerbit Balai
Pustaka, Jakarta. Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate Reference Suite, Chicago.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX. Quadra-Penerbit Yudhistira, Jakarta
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta. Lawrence, E. 1991.
Hendersdons Dictionary of Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical.
Longman Group (FE) Ltd. England. Mega, Jakarta. 14.