Anda di halaman 1dari 24

Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat melalui Puskesmas, didasarkan

pada misi Puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan (Centre for Health
Development) di wilayah kerjanya, yang dilakukan melalui kegiatan:
a.

Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desadesa dengan


membangun Puskesmas yang baru, Puskesmas kesehatan, pos kesehatan, pos
pelayanan terpadu (Posyandu), dan penempatan bidan di desa untuk
mengelola poliklinik persalinan desa (Polindes).

b.

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang diwujudkan dengan


meningkatkan keterampilan staf dan motivasi kerjanya, memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat maupun dengan menyediakan
peralatan dan obatobatan yang mencukupi sesuai dengan kebutuhan
pelayanan.

Ada dua aspek saling terkait yang membedakan mutu pelayanan kesehatan di
Puskesmas, yaitu:
1)

Quality of care yang lebih banyak terkait dengan keterampilan kinerja


klinis staf medis dan non medis, dan jika mutu ini kurang maka akan
menjadi tanggung jawab profesi untuk meningkatkannya, contohnya
antara lain keterampilan seorang petugas kesehatan (dokter, bidan, atau
paramedis lainnya) dalam melaksanakan profesinya dalam menegakkan
diagnosis dan memberikan perawatan kepada pasien.

2)

Quality of services yang lebih banyak terkait dengan manajemen


program dan pelayanan kesehatan, misalnya kualitas dan jumlah sarana
dan prasarana pelayanan kesehatan, mutu kebijakan kesehatan dan
penyediaan sarana pelayanan kesehatan (management support system).

c.

Pengadaan peralatan dan obatobatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,

yang seharusnya direncanakan berdasarkan pada analisis epidemiologi


masalah kesehatan atau gangguan kesehatan yang dirawat di unitunit
pelayanan yang berada di bawah administrasi Puskesmas, seperti Puskesmas
pembantu, KIA, gigi, balai dan pengobatan Puskesmas.
d.

Memperkuat sistem rujukan di tingkat pelayanan kesehatan dasar dengan


meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas sampai ke Puskesmas
pembantu di desa.

e.

Peran serta masyarakat melalui pengembangan Pembangunan Kesehatan


Masyarakat Desa (PKMD). PKMD adalah berkembangnya kegiatan
masyarakat untuk menolong dirinya sendiri. Kegiatannya perlu dilakukan
melalui gotongroyong dan swadaya, sehingga masyarakat mampu mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Basic seven ini kemudian dikembangkan menjadi 12 program pokok,

dan jika kemampuan staf Puskesmas memadai maka dapat berkembang menjadi
18 program pokok. Programprogram pokok tersebut:
a.

Kesejahteraan Ibu dan Anak (KIA)

b.

Keluarga Berencana (KB)

c.

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)

d.

Usaha Peningkatan Gizi

e.

Kesehatan Lingkungan

f.

Pengobatan, termasuk Pelayanan Darurat karena Kecelakaan

g.

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

h.

Laboratorium Sederhana

i.

Kesehatan Sekolah

j.

Perawatan Kesehtan Masyarakat

k.

Kesehatan Jiwa

l.

Kesehtan Gigi dan Mulut

m.

Kesehatan Mata

n.

Kesehatan Olahraga

o.

Kesehatan Lanjut Usia

p.

Kesehatan Kerja

q.

Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan

r.

Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai satuan


masyarakat terkecil. Setiap kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan dengan
pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), dan dari semua
program pokok Puskesmas diatas, basic seven WHO harus lebih diprioritaskan
untuk dikembangkan sesuai dengan masalah kesehatan masyarakat yang potensial
berkembang di wilayah kerja Puskesmas, kemampuan sumber daya manusia (staf)

yang dimiliki oleh Puskesmas, dukungan sarana/prasarana yang tersedia di


Puskesmas, dan peran serta masyarakat.
a. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah:
a.

Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit (morbidity) di


kalangan ibu. Kegiatan program ini ditujukan untuk menjaga kesehatan ibu
selama kehamilan, pada saat persalinan, dan saat ibu menyusui.

b.

Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi dan


pencegahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang dapat dicegah
dengan imunisasi dasar, sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.

Tujuan ini di tingkat Puskesmas harus dijabarkan lagi sesuai dengan masalah
kesehatan masyarakat dan faktor risiko yang berkembang di wilayah kerjanya.
Sasaran kegiatan ini terbagi dua, yaitu:
a.

Sasaran primernya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan anakanak sampai
dengan usia lima tahun, yang jumlahnya didapatkan berdasarkan:
1)

Pendataan langsung, yang dilakukan oleh staf Puskesmas, baik


menggunakan survei maupun menggunakan kader kesehatan setempat
sebagai informan.

2)

Perkiraan (estimasi), ditetapkan berdasarkan hasil perkalian angka


standar. Angka standar ini ditetapkan dalam bentuk persentase oleh
Depkes Pusat berdasarkan proporsi kelompok penduduk dengan jumlah

seluruh penduduk di suatu wilayah. Dalam panduan sistem stratifikasi


Puskesmas, estimasi jumlah penduduk sasaran program ini ditetapkan
berdasarkan persentase jumlah bayi dikalikan dengan jumlah seluruh
penduduk, misalnya di Bali:
a)

Jumlah bayi 2,1% x jumlah penduduk setempat

b)

Jumlah bayi lima tahun (balita) 4,6% x jumlah penduduk setempat

c)

Jumlah ibu hamil 3,6% x jumlah penduduk setempat

Jumlah penduduk estimasi ini jauh lebih tinggi dari data riilnya, tetapi
jarang lebih rendah. Penetapan dengan cara estimasi ini lebih cocok
untuk perencanaan di tingkat propinsi, terutama untuk merencanakan
besarnya kebutuhan dana sarana/prasarana pelayanan
3)

Pendekatan secara tidak langsung, dapat dilakukan dengan menghitung


jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) berdasarkan catatan Petugas
Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang melakukan survei PUS
setiap tahun di wilayah kerjanya. Berdasarkan jumlah PUS ini akan
diketahui berapa yang menjadi akseptor KB dan berapa yang tidak
memakainya karena ingin hamil atau sedang hamil. Penduduk sasaran
KIA adalah yang hamil, sedangkan yang belum hamil karena
menghadapi

masalah

infertilitas

juga

perlu

dilayani

dengan

menyediakan pelayanan kesehatan yang berbeda. Dari ibu yang hamil


akan ada bayi yang lahir, baik yang lahir mati, Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR) dan lahir dengan berat badan normal, dan ditolong oleh tenaga
terlatih atau bukan. Jumlah bayi yang hidup secara kumulatif akan
menjadi sasaran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk diimunisasi
dan ditimbang secara rutin berat badannya sampai dengan usia lima
tahun. Ibuibunya akan menjadi sasaran pelayanan konseling pasca

persalinan. Pendekatan secara tidak langsung ini ditujukan agar


Puskesmas dapat mengetahui jumlah penduduk sasaran program KIA
dan Keluarga Berencana (KB), pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular (P3M) melalui imunisasi, gizi (melalui penimbangan dan
pemberian sulfas ferrosus), penyuluhan kesehatan masyarakat pada saat
Posyandu.
b.

Sasaran sekundernya adalah dukun bersalin dan kader kesehatan setempat.

Ruang lingkup kegiatan


Kegiatan KIA terdiri dari kegiatan pokok dan integratif. Kegiatan integratif
adalah kegiatan program lain, misalnya kegiatan imunisasi yang merupakan
kegiatan pokok pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, yang
dilaksanakn karena mempunyai sasaran penduduk yang sama, yaitu ibu
hamil dan anakanak sampai dengan usia lima tahun. Adapun kegiatan
kegiatan yang dilakukan oleh KIA, yaitu:
a.
b.

Memeriksa kesehatan ibu hamil (Antenatal Care (ANC))


Mengamati Perkembangan dan pertumbuhan anakanak balita; integrasi
dengan program gizi.

c.

Memberikan nasihat tentang makanan, mencegah timbulnya masalah gizi


karena kekurangan protein dan kalori, serta memperkenalkan jenis makanan
tambahan (vitamin dan garam yodium); integrasi dengan program PKM
(melalui konseling) dan Gizi.

d.

Memberikan pelayanan KB kepada PUS; integrasi dengan program KB.

e.

Merujuk ibuibu atau anakanak yang membutuhkan pengobatan; integrasi

dengan program pengobatan.


f.

Memberikan pertolongan persalinan dan bimbingan selama masa nifas;


integrasi dengan program perawatan kesehatan masyarakat.

g.

Mengadakan pelatihan untuk dukun bersalin dan kader kesehatan Posyandu.

Keluarga Berencana (KB)


Tujuan jangka panjang program KB adalah untuk menurunkan angka
kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu. Sehingga di dalam keluarganya
akan berkembang Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Jumlah PUS yang menjadi sasaran program KB ini, ditetapkan berdasarkan
survei PUS yang dilaksanakan setiap tahunnya dan pelaksanaannya
dikoordinasikan oleh PLKB di masingmasing desa.
Ruang Lingkup Kegiatan
a.

Mengadakan penyuluhan KB baik di Puskesmas maupun di mayarakat


(pada saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK,
dasa wisma, dan sebagainya), termasuk konseling untuk PUS.

b.

Penyediaan dan pemasangan alatalat kontrasepsi, serta memberikan


pelayanan pengobatan efek samping KB.

c.

Mengadakan kursus KB untuk dukun bersalin. Dukun bersalin diharapkan


dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan menjadi motivator KB untuk ibu

ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun bersalin. Kegiatan KB di


Puskesmas diitegrasikan ke dalam program KIA.
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M)
Tujuan dari program ini adalah untuk:
a.
b.

Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin


Mengurangi

berbagai

faktor

risiko

lingkungan

masyarakat

yang

memudahkan terjadinya penyebaran penyakit menular di suatu wilayah


c.

Memberikan proteksi khusus kepada kelompok masyarakat tertentu agar


terhindar dari penularan penyakit (misalnya : imunisasi)
Sasaran primernya adalah ibu hamil, balita, dan anakanak sekolah

untuk kegiatan imunisasi. Sasaran sekundernya adalah lingkungan pemukiman


masyarakat. Untuk pemberantasan penyakit menular tertentu, misalnya penyakit
kelamin, maka kelompokkelompok masyarakat yang berperilaku risiko tinggi
juga perlu dijadikan sasaran program ini.

2. 5. 3. 3.
a.

Ruang Lingkup Kegiatan

Epidemiology surveilance, yang dilakukan untuk menemukan kasus


penyakit menular sedini mungkin. Kegiatannya ini terbagi menjadi dua jenis,
yaitu: Active Case Detection (ACD) dan Passive Case Detection (PCD).
Kegiatannya ini meliputi empat cara, yaitu:

1)

Pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan rutin

2)

Sistem pencatatan dan pelaporan di daeran sentinel

3)

Survei khusus untuk penyakit menular tertentu

4)

Investigasi kasus jika terjadi ledakan penyakit menular (kejadian luar


biasaout break)

b.

Imunisasi, untuk memberikan perlindungan kepada kelompokkelompok


masyarakat tertentu untuk mencegah terjadinya penularan penyakit, seperti
TBC, tetanus, difteri, batuk rejan (pertusis), polio myelitis, campak, dan
hepatitis B. Imunisasi dasar dijadwalkan di Puskesmas dan mulai diberikan
untuk bayi yang baru lahir (hepatitis B dan BCG diberikan langsung di
tempat ibu bersalin). Ibu hamil diberikan Tetanus Toxoid (TT) untuk
mencegah tetanus neonatorum. Frekuensi pemberian imunisasi di Puskesmas
adalah sebagai berikut: BCG (1x), DPT (3x), polio (34x), dan campak (1x),
serta hepatitis B (3x) diberikan pada bayi usia 01 bulan. Imunisasi BCG
untuk wilayah perkotaan diberikan segera setelah bayi lahir di klinik atau
Rumah Sakit (RS) bersalin, sebelum bayi dibawa pulang. Untuk imunisasi
ulangan (booster), diberikan kepada anakanak Sekolah Dasar (SD), yaitu
imunisasi BCG dan DT. Pelaksanaan imunisasi di Puskesmas diintegrasikan
ke dalam progaram lainnya, seperti KIA, Posyandu, dan UKS, karena
kelompok penduduk sasarannya sama.

c.

Pemberantasan vektor, yang dilakukan dengan penyemprotan pestisida


(seperti DDT dan ICON), fogging, dan abatisasi untuk DHF; oiling, drainase
genangan

iar,

dan

perbaikan

sistem

pembuangan

sampah

untuk

pemberantasan malaria. Program ini harus didukung oleh program kesehatan


lingkungan. Penyemprotan vektor yang menggunakan DDT sudah tidak
dilakukan lagi di wilayah kerja Puskesmas, karena toksisitas DDT

dikhawatirkan berdampak negatif pada lingkungan. Kegiatan eradikasi


vektor malaria dan DHF masih harus lebih internsif dilaksanakan oleh
Puskesmas, bekerjasama dengan masyarakat. Risiko penularan penyakit yang
bersumber dari binatang masih tetap tinggi, karena masih tingginya populasi
vektor (misalnya : anopheles untuk malaria dan filariasis, aedes aegypty
untuk DHF). Kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat
dan lemahnya intervensi program lintas sektoral, mengakibatkan penyakit
malaria masih tinggi tingkat endemisitasnya di beberapa wilayah Indonesia,
seperti: Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Irian Jaya,
Maluku, dan sebagainya). Sejak tahun 1998, ada kecenderungan penyakit
demam berdarah meningkat, terutama di daerah perkotaan dab menyerang
kelompok penduduk yang lebih dewasa.

2. 5. 4.

Upaya Peningkatan Gizi

2. 5. 4. 1.

Tujuan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat

melalui usaha pemantauan status gizi kelompokkelompok masyarakat yang


mempunyai risiko tinggi (seperti ibu hamil dan balita) dan pemberian makanan
tambahan (PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan.

2. 5. 4. 2.

Sasaran
Sasarannya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan anakanak yang

berusia di bawah lima tahun. Penduduk yang tinggal di daerah rawan pangan
perlu mendapat perhatian Puskesmas.

2. 5. 4. 3.
a.

Ruang Lingkup Kegiatan

Menimbang berat badan balita untuk memantau pertumbuhan anak, yang


dilakukan secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Posyandu.
Indikator keberhasilan pemantauan status gizi balita digunakan SKDN yang
ditulis di buku Kartu Menuju Sehat (KMS), dengan penjelasan sebagai
berikut:

b.

1)

S = jumlah semua balita

2)

K = anak yang mempunyai KMS

3)

D = balita yang datang teratur ke tempat penimbangan

4)

N = balita yang datang teratur dan berat badan (BB) naik

Pemeriksaan HB (dan BB) pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil
ke Puskesmas untuk ANC dilakukan minimal empat kali sepanjang
kehamilannya.

c.

PMT untuk balita yang kurang gizi. Penyuluhan PMT dilakukan melalui
demonstrasi pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya.
PMT pemulihan dilakukan melalui pemberian makanan yang sifatnya
suplementasi (vitamin A, sulfas ferrosus, susu, dan sebagainya).

d.

Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat, yang diintegrasikan ke


dalam program KIA baik di Posyandu maupun di gedung Puskesmas.

e.

Pembagian vitamin A untuk bayi 2x setahun, suplemen tablet besi (sulfas


ferrosus) untuk ibu hamil yang datang ke Puskesmas untuk ANC, dan
pemberian obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit
cacing.

2. 5. 5.

Usaha Kesehatan Lingkungan

2. 5. 5. 1. Tujuan
Program ini bertujuan untuk menanggulangi dan menghilangkan unsur
unsur fisik pada lingkungan, sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak
menjadi faktor risiko timbulnya penyakit menular di masyarakat.

2. 5. 5. 2. Sasaran
Sasarannya adalah tempattempat umum, seperti pasar, restoran, tempat
ibadah, sumber air minum penduduk, pembuangan air limbah, dan sebagainya.
Sasaran yang diperiksa pada tempattempat umum, selain lingkungan fisiknya
(pencemaran iar, pembuangan sampah, dan limbah lainnya) juga para pengolah
makanan (food handler). Mereka diperiksa fesesnya (rectal swab) untuk
mengetahui adanya carrier penyakit menular, seperti kolera, thypus abdominalis,
ecoli, dan sebagainya.

2. 5. 5. 3. Ruang Lingkup Kegiatan

a.

Memperbaiki sistem pembuangan kotoran manusia


b.
1)

Pembuatan dan penyediaan jamban keluarga (Inpres Jaga)


Penyuluhan kesehatan lingkungan dilakukan demontrasi pembuatan
jamban keluarga (kegiatan yang bersifat integratif)

b.

Menyediakan air bersih


1)

Perlindungan terhadap sumber mata air yang digunakan penduduk.


Misalnya dengan tes higiene air, kaporitisasi sumur jika diketahui sumur
tersebut tercemar ecoli dan bacil cholera.

2)

Penyuluhan melalui demonstrasi tentang pembuatan sumur.

3)

Penyediaan sumur pompa tangan (SPT) dangkal dan dalam, dan sarana
air minum lainnya.

4)

Mengadakan penyuluhan kesehatan tentang air minum sehat

5)

Melakukan tes secara rutin pada air yang dikonsumsi masyarakat


(PDAM, sumur penduduk di daerah endemik kolera).

c.

Pembuangan sampah
Kegiatan ini dilaksanakan bekerjasama dengan kelompokkelompok
masyarakat. Masyarakat digerakkan untuk melakukan pembuangan sampah
yang baik, sehingga sampah tidak lagi mencemari lingkungan pemukiman

mereka.
d.

Pengawasan terhadap tempattempat umum


Pengawasan biasanya dilakukan di perusahaanperusahaan limbah cair,
tempat pengolahan dan penjualan makanan, tempattempat umum, dan
sanitasi perumahan. Kegaiatan ini dikoordinasikan secara lintas sektoral,
terutama dengan camat.

2. 5. 6.

Pengobatan

2. 5. 6. 1. Tujuan
Program pengobatan di Puskesmas merupakan bentuk pelayanan
kesehatan dasaryang bersifat kuratif. Masyarakat cenderung memanfaatkan
pelayanan Puskesmas hanya untuk mendapatkan pelayanan pengobatan. Tujuan
program ini adalah untuk memberikan pengobatan kepada masyarakat, khusus
untuk Puskesmas perawatan.

2. 5. 6. 2. Sasaran
Sasarannya adalah masyarakat di wilayah kerjanya yang mengunjungi
Puskesmas untuk mencari pengobatan

2. 5. 6. 3. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan yang dilakukan program ini, yaitu:
a.

Menegakkan diagnosis, memberikan pengobatan untuk penderita yang


berobat jalan atau pelayanan rawat inap khusus untuk Puskesmas yang
mempunyai tempat tidur (Puskesmas perawatan).

b.

Mengirim (merujuk) penderita ke pusatpusat rujukan medis seduai dengan


jenis penyakit yang tidak mampu dilayani Puskesmas.

c.

Menyelenggarakan Puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja


Puskesmas yang masih belum mempunyai Puskesmas pembantu atau
wilayah pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasinya.

2. 5. 7.

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)

2. 5. 7. 1. Tujuan
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran penduduk akan nilai
kesehatan, melalaui upaya promosi kesehatan, sehingga masyarakat dengan sadar
mau mengubauh perilakunya menjadi perilaku sehat.

2. 5. 7. 2. Sasaran
Sasaran penyuluhan adalah kelompokkelompok masyarakat yang

berisiko tertular penyakit, maupun masyarakat umum.

2. 5. 7. 3. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan penyuluhan ini dilakukan secara berkala untuk kelompok
kelompom masyarakat di wilayah kerja Puskesmas. Penyuluhan dilakukan tidak
hanya mdengan ceramah, tetapi juga dengan menggunakan alat peraga dan media
(demonstrasi/peragaan), misalnya : cara mencampur oralit yang benar, proyek
percontohan (rumah sehat), pemutaran film tentang kependudukan /KB dan
kesehatan; melalui pertunjukan kesenian rakyat (wayang) dengan tema cerita
tentang hidup sehat dan penyebaran/pemasangan poster/leaflet/pamflet, dan
sebagainya.
Kegiatan ini dilakukan secara integratif untuk mendukung semua
program Puskesmas, sehingga sebaiknya dilakukan secara rutin dan semua staf
Puskesmas (idealnya) harus mampu melaksanakannya (everybody should do it),
baik yang sasarannya individu pasien maupun kelompokkelompok masyarakat
umum. Namun, kenyataannya yang terjadi justru sebaliknya (nobody do it) kerena
berbagai kendala, kecuali apabila terjadi wabah (kejadian luar biasa (KLB)).
Dinkes Kabupaten/Kota juga menyediakan tenaga PKM yang akan diberikan bila
KLB terjadi, untuk membantu petugas Puskesmas mengembangkan program
penyuluhan untuk meningkatkan peran serta masyarakat

2. 5. 8.

Laboratorium (Lab)

2. 5. 8. 1. Tujuan

Program ini adalah program penunjang untuk beberapa program lain,


seperti pengobatan, KIA, P3M, KB, Kesehatan Lingkungan, dan Gizi. Tujuan
program ini adalah untuk memeriksa sediaan (spesimen) darah, sputum, feses, dan
urin, untuk membantu menegakkan diagnosis penyakit. Sediaan air juga diperiksa
oleh laboratorium Puskesmas untuk mengetahui pencemaran air minum yang
dikonsumsi oleh masyarakat.

2. 5. 8. 2. Sasaran
Sasarannya adalah pasien yang berkunjung ke Puskesmas (PCD) dan
penderita penyakit menular dan keluarganya yang dicari dirumahnya masing
masing (ACD). Penyakit yang memerlukan ACD dan PCD di wilayah kerja
Puskesmas, ialah malaria, TBC, demam filariasis, diare, dan sebagainya.

2. 5. 8. 3. Ruang Lingkup Kegiatan


Kemampuan lab Puskesmas sangat bergantung dari tersedianya tenaga
terampil di Puskesmas, peralatan, dan reagensia. Kegiatannya meliputi:
a.

Mempersiapkan dan memeriksa sediaan (spesimen) di Puskesmas, yaitu


sputum untuk diagnosis TBC, darah untuk malaria, feses untuk pemeriksaan
telur cacing, dan urin untuk tes kehamilan. Peningkatan lab di Puskesmas
yang terpencil, perlu mendapatkan perhatian agar dapat meningkatkan
efektivitas program pengobatan, KIA, kesehatan Lingkungan, dan P3M.

b.

Mengirimkan sediaan untuk pemeriksaan lab ke tingkat pelayanan yang


lebih tinggi sesuai dengan kemampuan lab rujukan tersebut. Sediaan yang

tidak mampu diperiksa di Puskesmas dapat dibuat preparatnya kemudian


dikirim ke lab daerah/RS untuk pemeriksaan lebih lanjut, misalnya preparat
pap-smear.

2. 5. 9.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

2. 5. 9. 1.

Tujuan
Tujuannya adalah meningkatkan derajat kesehatan anak dan lingkungan

sekolah.

2. 5. 9. 2.

Sasaran
Sasaran primer program ini adalah muridmurid SD, SMP, dan SMA

atau yang sederajat, dan lingkungan sekolahnya. guruguru olahraga dan


kesehatan (Orkes) adalah sasaran sekundernya. Mereka diharapkan mampu
melakukan kegiatan rutin program ini di sekolah masingmasing.

2. 5. 9. 3.

Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatankegiatan yang dilakukan program ini, meliputi:

a.

Melakukan pemeriksaan kesehatan pada anak secara berkala.

b.

Mengupayakan lingkungan sekolah yang sehat (penyediaan air bersih,


jamban keluarga (JAGA), dan bak sampah).

c.

Pendidikan kesehatan tentang kebersihan perseorangan, kesehatan gigi,


kesehatan lingkungan, dn sebagainya.

d.

Mengembangkan kesehatan primer (P3K) di sekolah.

e.

Imunisasi BCG dan DT untuk anakanak SD kelas I dan VI.

f.

Melaksanakan penimbangan anak yang baru masuk SD, untuk memantau


status gizinya.

guruguru Orkes dilatih secara rutin oleh staf Puskesmas untuk menjadi guru
UKS. Koordinasinya perlu dilakukan dengan kantor Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan (Depdikbud) di tingkat kecamatan. Indikator dampak untuk menilai
keberhasilan program UKS adalah turunnya angka absensi siswa karena sakit,
rendahnya angka careis dentis, dan tersedianya sarana kesehatan lingkungan
(seperti JAGA, air bersih, bak sampah, warung sekolah sehat, dan sebagainya).

2. 5. 10.

Perawatan Kesehatan Masyarakat (Public Health Nursing (PHN))

2. 5. 10. 1.

Tujuan

Tujuan dari PHN ini adalah sebagai berikut:

a.

Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh (comprehensive


health care) kepada pasien dan keluarganya di rumah pasien.

b.

Memberikan konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan


kesehatannya sendiri dan caracara penanggulangannya disesuaikan dengan
batasbatas kemampuan mereka.

c.

Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,


peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.

2. 5. 10. 2.

Sasaran

Sasarannya adalah kelompok masyarakat dengan risiko tinggi dan


penderita penyakit kronis, misalnya : ibu hamil dengan risiko tinggi, ibu masa
nifas, anakanak yang kekurangan gizi, dan pasien dengan penyakit kronis yang
memerlukan perawatan di rumah. Lingkungan fisik rumah tangga juga dapat
dijadikan sasaran program PHN, termasuk pantipanti asuhan juga merupakan
sasaran pembinaan program.

2. 5. 10. 3.

Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatannya adalah melaksanakan perawatan kesehatan perorangan,


keluarga, dan kelompokkelompok masyarakat lainnya. Semua kegiatannya
dilakukan di luar gedung Puskesmas, yaitu di tingkat rumah tangga, misalnya :
pertolongan persalinan, perawatan penyakit kronis, dan peningkatan sanitasi
lingkungan yang dilakukan di rumahrumah penduduk sasaran. Pembinaan panti
asuhan juga termasuk salah satu model pendekatan pelaksanaan PHN.

2. 5. 11.

Usaha Kesehatan Jiwa (UKJ)

2. 5. 11. 1.

Tujuan

Program ini bertujuan untuk mencapai tingkat kesehatan jiwa


masyarakat secara optimal.

2. 5. 11. 2.

Sasaran

Sasarannya adalah penderita gangguan jiwa dan keluargnya yang datang


ke Puskesmas, termasuk pasien yang dirujuk oleh RS Jiwa (RSJ) untuk
rehabilitasi sosial.

2. 5. 11. 3.

Ruang Lingkup Kegiatan

Kegiatan UKJ, yaitu:


a.

Mengenali penderita yang memrlukan pelayanan kesehatan psikiatri.

b.

Memberikan pertolongan pertama psikiatri, pengobatan atau merujuk pasien


ke RSJ.

c.

Memberikan penyuluhan kesehatan jiwa, kepada kelompokkelompok


penduduk di wilayah kerja Puskesmas.

d.

Memberikan perawatan lanjutan dan rehabilitasi sosial untuk penderita dan


keluarganya, setelah pasien dirawat di RSJ.

2. 5. 12.

Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM)

2. 5. 12. 1. Tujuan
Tujuan UKGM ini ada dua:
a.
b.

untuk menghilangkan atau mengurangi gangguan kesehtan gigi dan mulut


mempertinggi

kesadaran

kelompokkelompok

mayarakat

tentang

pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut.

2. 5. 12. 2.

Sasaran

Sasarannya adalah ibu hamil, anakanak SD, dan masyarakat uang datang
ke Puskesmas dengan keluhan gangguan kesehatan gigi.dan mulut.

2. 5. 12. 3.

Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup program ini, yaitu:


a.

Melakukan pemeriksaan kesehatan dan perawatan gigi dan mulut secara

rutin, untuk anakanak sekolah dan ibu hamil.


b.

Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di sekolah.


PROGRAM POKOK

KEGIATAN UTAMA

KIA dan KB

KEGIATAN INTEGRASI

ANC pertolongan

persalinan
Latihan

bersalin
Pemasangan

Kontrasepsi
Pemeriksaan efek

dukun
Alat

samping
P3M

surveilance

Epidomiology

imunisasi
Pemeriksaan HB
Penimbangan BB

anak
Pembagian

Fe
Pambagian vitamin

A
Konseling

tablet

Anda mungkin juga menyukai