pendidikan formal seperti halnya sebuah kursus, melainkan lewat peristiwa sehari-hari yang
mampu memasukkan unsur-unsur pendidikan di dalamnya.
Ada beberapa hal yang dapat kita terapkan saat mendidik anak, di antaranya:
1. Membantu anak berfikir kreatif
Kita bisa melatih anak berpikir kreatid dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertentu,
dan anak diminta untuk memberikan alasan tentang apa-apa yang kita tanyakan. Misal, kenapa
kita harus mandi tiap hari. Biarkan anak bereksplorasi dengan jawaban-jawabannya. Jangan
menyalahkan jawabannya sekalipun itu salah. Ajaklah anak mengembangkan pikirannya dengan
mencari alternatif jawaban lainnya, seperti pertanyaan, "Terus apa lagi?" dan seterusnya.
2. Melatih anak berdikusi
Ketika anak mengungkapkan sebuah pendapat, ajaklah dia untuk menemukan alasan kenapa ia
mengungkapkan hal tersebut. Perlihatkan keingintahuan kita terhadap apa yang diungkapkannya.
Tapi jangan menggiringnya pada jawaban yang 'seharusnya' atau diinginkan orang tua, seperti
dengan menyudutkannya untuk memberikan alasan yang jelas. Hal tersebut akan mengakibatkan
anak mencari alasan yang lain yang bisa menyenangkan (memuaskan) orang tua padahal itu
bukan alasannya.
3. Menanamkan kebiasaan membaca
Untuk menumbuhkan minat baca pada anak, kita tidak perlu menunggu dia berumur dua hingga
enam tahun. Kita bisa melakukannya saat anak masih berusia empat bulan! Tujuannya tentu
bukan agar si anak memahami isi bacaan, akan tetapi merangsang aspek-aspek psikisnya.
Bukunya pun lebih yang berbentuk buku bergambar yang berwarna warni dan sedikit kata. Hal
tersebut penting untuk merangsang kemampuan kognisi, komunikasi, sosial dan afeksi anak.
Keikutsertaan anak memegam buku pun akan membuat ia terlibat secara emosional.
4. Menghindari kesalahan memotivasi anak
Membuat anak bersalah ketika ia tidak berbuat sesuai dengan keinginan orang tua dengan
harapan anak termotivasi untuk berbuat lebih baik (baca: menurut orang tua), justru akan
membuat anak tidak percaya diri. Demikian juga jika kita membandingkan anak dengan orang
lain yang dianggap lebih. Alih-alih termotivasi untuk berbuat seperti orang lain tersebut, anak
akan merasakan bahwa dirinya lemah dan tidak berharga. Pendampingan, sikap terbuka dan mau
mendengarkan dari orang tua, jauh lebih berharga bagi anak daripada memotivasi dengan cara
yang salah.
Semoga Allah Swt. mengaruniakan kita anak yang shalih dan mengaruniakan pula kemampuan
untuk mendidiknya secara benar.
Wallahu
alam bish-shawab ***