Artikel Mieke08 BPUnpati
Artikel Mieke08 BPUnpati
Acinetobacter sp.
ASTRACT
Experiments were designed to obtain the contribution of endophytic N2-fixing bacteria
inoculants on upland rice plants that grown in saline soils can eliminate salinity effect that
decreased mineral uptake therefore that bacteria could supply nitrogen through N2 fixation. The
experiments were conducted in Soil Biology Laboratory and green house Faculty of Agriculture,
Padjadjaran University, from March 2007 until November 2007. The experiments method was
used are Randomized Block Design in Factorial pattern. The medium for upland rice plants
growth was saline soil from Panyingkiran Lor village, Cantigi district of Indramayu.
Result of the experiments showed that the upland rice was inoculated with mix inoculants
of endophytic N2-fixing bacteria (Pseudomonas sp. and Acinetobacter sp.) and incorporated with
N fertilizer 60 kg/ha have the better in N content and paddy dry grain (41.57 g Dry Weight
Grain).
N fertilizer substitute with mix inoculants of endophytic N2-fixing bacteria on saline soils
from Panyingkiran Lor village, Cantigi district of Indramayu was 50 %. The increase of paddy
dry grain affected of endophytic N2-fixing bacteria inoculants was 25.41 %.
Key words: Endophytic bacteria, N2-fixation, saline soils, Pseudomonas sp., Acinetobacter sp.
PENDAHULUAN
Indonesia diperkirakan memiliki 40-43 juta ha lahan bermasalah dan 13,2 juta ha dari
lahan itu terpengaruh salinitas. Lahan-lahan itu pada umumnya lahan pantai, muara sungai, dan
delta yang dipengaruhi oleh intrusi air laut (Direktorat Bina Tehnik Jenderal Pengairan
Departemen Pekerjaan Umum, 1997). Kawasan pantai adalah kawasan yang secara topografi
merupakan dataran rendah dan dilihat secara morfologi berupa dataran pantai. Secara geologi,
batuan penyusun dataran umumnya berupa endapan aluvial yang terdiri dari lempung, pasir dan
kerikil hasil dari pengangkutan dan erosi batuan di bagian hulu sungai. Daerah pantai yang
semula dirasakan kurang menarik dan dianggap tidak memberi manfaat, akhir-akhir ini dicoba
untuk dikembangkan sebagai alternatif untuk mengatasi keterbatasan tanah pertanian.
Tanah salin merupakan daerah pantai yang mendapat intrusi atau pengaruh air laut lebih
dari 4 bulan dalam setahun. Lingkungan alami tanah salin pada umumnya merupakan lingkungan
yang akuatik atau lahan kering seperti lahan pertanian di sepanjang pantai. Tantangan paling
mendasar bagi bangsa Indonesia memasuki era tinggal landas Pembangunan Jangka Panjang ke
II (PJP II) adalah mempertahankan atau meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara
berkesinambungan tanpa merusak daya dukung lingkungan alam. Kenyataan yang dihadapi saat
ini jumlah penduduk Indonesia terus bertambah dari waktu ke waktu, dan secara langsung
mengakibatkan semakin terbatasnya penggunaan lahan untuk pertanian.
Apabila lahan yang dipengaruhi intrusi atau pasang surut air laut tersebut digunakan
untuk lahan pertanian, maka masalah salinitas harus diatasi. Salah satu usaha menanggulangi
masalah lahan salin adalah, dengan memanfaatkan bakteri endofitik penambat N2 pada tanaman
padi yang hidup ditanah salin untuk nanggulangi pengaruh buruk yang ditimbulkan dari tanah
salin.
Tanaman yang kurang atau tidak toleran terhadap salinitas akan mengalami perubahan
ultra struktur sel, yaitu pembengkakan mitokhondria dan badan golgi, peningkatan jumlah
retikulum endoplasma, dan kerusakan kloroplast. Di samping itu tanaman akan mengalami
perubahan aktivitas metabolisme, meliputi penurunan laju fotosintesis, peningkatan laju
respirasi, perubahan susunan asam amino, serta penurunan kadar gula dan pati di dalam jaringan
tanaman. Menurut Ogo and Horie dalam Bintoro (1989), total nitrogen, protein nitrogen, dan
fosfor di dalam daun padi menurun akibat perlakuan NaCl. Peningkatan konsentrasi garam
terlarut dalam tanah akan meningkatkan tekanan osmotik larutan tanah, akibatnya jumlah air
yang masuk ke dalam akar tanaman akan berkurang atau jumlah air yang tersedia menipis.
Dengan aplikasi bakteri endofitik penambat N2 pada tanaman padi diharapkan dapat
meningkatkan asupan N pada tanaman, sehingga kadar N tanaman dan hasil meningkat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi bakteri endofitik penambat N2
dari tanaman padi yang toleran salinitas dalam mensubstitusi pupuk N pada tanah salin. Manfaat
penelitian ini adalah meningkatkan peran bakteri endofitik penambat N2 untuk tanaman padi
gogo yang ditanam di tanah salin agar efek salinitas yang mengganggu penyerapan unsur hara
oleh tanaman (khususnya N) dapat ditanggulangi dengan asupan N dari hasil penambatan N2 dari
udara oleh bakteri endofitik.
Total perlakuan percobaan adalah 4 x 3 = 12 diulang tiga kali, ada dua unit percobaan
yaitu untuk destruksi dan panen sehingga total pot percobaan yang disiapkan adalah 12 x 3 x 2 =
72 buah. Kapasitas pot percobaan adalah 10 kg tanah salin kering udara. Parameter yang diamati
adalah karakteristik tanah salin yang menjadi media tanam, kandungan N tanaman, dan bobot
kering gabah padi gogo.
Perlakuan dasar yang diberikan pada tanah salin yang digunakan sebagai media tanam
padi gogo adalah pemberian pupuk SP 36 dengan dosis 135 kg ha-1 dan pupuk KCl dengan dosis
60 kg ha-1. Pupuk Urea sebagai perlakuan diberikan dua kali masing-masing setengah dosis
sesuai dengan dosis perlakuan pada saat tanam dan 3 MST. Kadar air tanah dipertahankan pada
kondisi kapasitas lapang berdasarkan penimbangan.
Tabel 1. Pengaruh jenis inokulan bakteri endofitik penambat N dan dosis urea terhadap
kandungan N tanaman (%)
Dosis urea
(N/ha)
Tabel 2. Pengaruh jenis inokulan bakteri endofitik penambat N2 dan dosis urea terhadap bobot
kering gabah (g)
Dosis urea
(N/ha)
Saran
7
DAFTAR PUSTAKA
Bintoro, M. H., 1990, Pengaruh NaCl Terhadap Pertumbuhan Kultivar Tomat, Bull. Agron.
XIV 1: 13-28.
De Datta, S.K. 1981. Principles and Practices of Rice Production. A Wiley Interscience Publ.
John Wiley and Sons, New York.
Direktorat Bina Tehnik Jenderal Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, 1997, Kebijaksanaan
Pembangunan Irigasi dalam Peningkatan Produksi Pangan (Formulasi Program Pengembangan Irigasi Pada PJP II.
Donahue, R.L., R.W. Miller, and J.C. Shickluna. 1983. Soils, An Introduction to Soil and Plant
Growth. 5th ed. Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, NJ.
Jones, J.B.,Jr., B. Wolf, and H.A. Mills. 1991. Plant Analysis Handbook. A Practical Sampling
Preparation, Analysis and Interpretation Guide. Micro-Macro Publ., Inc., Athens, GA.
Setiawati, M.R., D.A. Santosa, T. Simarmata, Y. Sumarni, dan D.H. Arief. 2003. The
contribution of nitrogen-fixing endophytic bacteria to increase the growth of upland rice.
LISA International Seminar. UNPAD, Bandung.
Zahran, H.H. 1997. Diversity, adaptation, and activity of the bacterial flora in saline
environment. Biol.Fertil.Soils. 25:211-223.
Zahran, H.H., M.S., Ahmad, and EA., Afkar. 1995. Isolation and characterization of nitrogen
fixing moderate halophilic bacteria from saline soils of Egypt. J. Basic Microbiol. 35 :
269-275.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dikti Depdiknas yang telah membiayai penelitian
ini melalui Penelitian Hibah Bersaing 2007.