SKRIPSI
Oleh :
BHAYU SULISTIAWAN
NPM : 20040720049
SKRIPSI
Oleh:
BHAYU SULISTIAWAN
NPM: 20040720049
2008
.
MOTTO
u!#t“yfø9$# çµ1t“øgä† §ΝèO ∩⊆⊃∪ 3“t ムt∃ôθy™ …çµuŠ÷èy™ ¨βr&uρ ∩⊂∪ 4tëy™ $tΒ ωÎ) Ç≈|¡ΣM∼Ï9 }§øŠ©9 βr&uρ
∩⊆⊇∪ 4’nû÷ρF{$#
”Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya. Dan bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling
sempurna”. (Q.S. Al-Najm/53: 39-41)
Kupersembahkan totalitas usaha, karya, dan buah pikiran, Skripsi ini untuk:
Adikku-adikku tersayang,
yang selalu mengalah dan “dikorbankan”
untuk mendahulukan cita-cita Bapak yang dititipkan kepadaku.
puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan
petunjuk, bimbingan dan kekuatan lahir batin kepada diri peneliti, sehingga
penelitian hasil dari sebuah usaha ilmiah yang sederhana ini guna menyelesaikan
menjalani proses akademik yang cukup panjang. Sholawat dan salam semoga
sosok historis yang membawa proses transformasi dari masa ”uncivilized” yang
gelap gulita ke arah alam yang sangat terang benderang dan berperadaban ini, juga
kepada para keluarga, sahabat serta semua pengikutnya yang setia disepanjang
zaman.
Oleh karenanya hal ini merupakan kulminasi-formal akademik yang sudah barang
tentu tetap disertai akuntabilitas akademik juga, sebagai sebuah karya ilmiah
perdana penulis di bidang kependidikan, bukan hanya untuk memenuhi kewajiban
akademik dan penyusunan skripsi ini. Karena dengan media ini penulis telah
(rasa ingin tahu) penulis atas problematika korupsi dalam mengarungi suatu
dan menemukan identitas diri sebagai seorang manusia yang dianugerahi akal
oleh Sang Kholiq. Oleh karenanya, penulis semakin sadar akan berbagai
kelemahan, kebodohan dan keterbatasan yang ada dalam diri penulis, ”wamâ
mendapatkan bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, oleh karena
itu izinkan peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada hamba-hamba Allah
yang membantu peneliti sehingga karya sederhana ini bisa menjadi kenyataan,
Yogyakarta.
2. Bapak Drs. Marsudi Iman, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Agama Islam
4. Bapak Nurwanto, MA, selaku dosen pembimbing yang telah dengan tekun
5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membimbing, mendidik dan memberikan
6. Bapak serta Ibu karyawan UMY yang dengan rela dan senang hati untuk
memberikan pelayanan dari awal hingga akhir studi. Pak. Taufik, Pak Tarlan,
Bu Nurul, Pak Muji, Pak Wardani, Pak Joko, Mas Suryadi, Mas Syarif, terima
7. Bapak Drs. Mas’udi, M. Ag, terima kasih atas pemberian bukunya berjudul ”
NU Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan Fiqih” dan juga buku ”Fikih
8. Bapak Drs. Muh. Azhar, M. Ag, selaku penguji yang telah memberikan kritik
dan saran untuk perbaikan skripsi ini. Terima kasih atas pinjaman bukunya
10. Ayah dan Ibu yang senantiasa mendo'akan dan memberikan perhatian,
motivasi serta kasih sayang yang tiada tara sehingga peneliti dapat
baik.
11. Adik-adikku tercinta (Guntur, Bunga) yang selalu memberikan motivasi serta
existence is complement in my life. Kamu adalah bukti dari idiom Arab: ”Al-
FAI jurusan Tarbiyah (PAI) angkatan 2004 terima kasih atas bantuan dan
kerja samanya yang tak akan dilupakan. Demikian juga dengan teman-teman
untuk Gus Bowo dan Via Zubed atas bantuannya selama ini.
pernah kulupakan.
Kholid, Abi, Dandan, Boim, Ma’ruf, Acan, ’Ai, Fatma, Rida, Heny, Helmi,
Dayat, dan semua kader-kader IMM UMY. Tetap Anggun dalam Moral
Yogyakarta. Bang Ali Husna, Jaka, Zaelani, Tasim, Jhalil, Abuy, Deny, Haji
Pupunk, Ical, Mpok Dewi, Teh Ina, yang selalu mengingatkan bahwa
IKAMASI, Ali Ibo, Adi Pazcho, Neo, Adenk, Tori, Akew, terima kasih atas
Juned, Mank RT, Tika, Uchi, Rini, (UMY, UNY, UII), Prima, Ajenk, Desi,
Nura, semua pengurus dan anggota IKAMASI terima kasih atas semuanya.
Candaan serta guyonan bersama kalian bikin ngurangin stress dan penat.
Yogyakarta. Bang Popeye, S.ThI, Bang Sofyan, Abu Hasan, Noeng Alie,
badminton, club futsal UNWAMA, terima kasih atas sekedar refreshing dan
sharing-sharingnya.
21. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, namun tak terlupakan
mendapatkan balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya, dan
Penulis
Bhayu Sulistiawan
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
ISLAM
Korupsi ............................................................................. 70
1. Amanah ...................................................................... 70
2. Shidiq .......................................................................... 72
3. Adil ............................................................................. 74
4. Taqwa ......................................................................... 76
Antikorupsi ……………………………………......... 81
PENDIDIKAN ANTIKORUPSI
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
DAFTAR TABEL DAN SKEMA
PENDAHULUAN
lain yang menyangkut tatanan nilai yang sangat menuntut adanya upaya
2005. Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia adalah 2,2, sejajar dengan
Azerbaijan, Kamerun, Etiopia, Irak, Liberia, dan Uzbekistan, serta hanya lebih
Nigeria, Haiti dan Myanmar. Menurut hasil survey ini, Islandia adalah negara
2005 misalnya, menunjukkan posisi Indonesia tidak kunjung naik kelas dalam
kelompok negara terkorup. Meskipun tidak lagi menjadi nomor buncit karena
berada pada peringkat 137 dari 159 negara yang disurvei, Indeks Persepsi
Korupsi (IPK) Indonesia hanya 2,2. IPK ini sedikit lebih baik bila
30/11/2005).
Pada tahun 2006 IPK Indonesia naik sedikit dari 2,2 pada 2005
menjadi 2,4. Dengan IPK 2,4 Indonesia berada pada ranking 130 dari 163
2/4/2008).
Bagi telinga rakyat Indonesia bukanlah hal yang asing bahwa teriakan-
korupsi.
bagi masyarakat luas (Moh. Asror Yusuf [Ed.], 2006: 231). Oleh karenanya
tak heran pula ketika organisasi Retting Political and Economic Risk
dengan jajaran pemerintahannya kali ini juga meminta semua pihak untuk
memberantas korupsi. Untuk itu, berbagai tokoh Ornop dan LSM atau
signifikan.
koruptor mati tidak perlu dishalati. Begitu pula kaum ulama Muhammadiyah
yang juga telah menyatakan bahwa “korupsi adalah syirik akbar yang dosanya
tidak diacuhkan sama sekali oleh banyak orang, sehingga para koruptor tetap
diantara para koruptor itu yang mengaku sebagai orang muslim yang rajin
sholat, pergi ke masjid, pernah atau bahkan sering menunaikan ibadah haji ke
Mekkah Al-Mukarromah.
dalam bentuk apapun untuk melawannya. Hal ini terindikasikan misalnya dari
hasil Hot Survey Jobs DB Indonesia yang menghasilkan 1.238 (78%) dari
1.561 responden menyatakan setuju bila para koruptor yang terbukti bersalah
daerah sekarang ini, korupsi sudah menyebar di berbagai daerah lokal. Pada
berkenaan dengan korupsi. Selain itu juga, media pembelajaran berupa buku-
buku paket pelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat
korupsi juga tak lepas dari gerakan preventif, yaitu mencegah timbulnya
tersebut tidak hanya dapat dilakukan pada satu generasi saja, melainkan dua
sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Dan disaat institusi lain tidak
antikorupsi.
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
b. Kegunaan Praktis
baik secara makro (Islam) maupun mikro (pendidikan Islam), serta hal-
hal yang berkaitan dengannya, terutama konsep kependidikan serta
D. Tinjauan Pustaka
masih minim dan lebih minim lagi jika dikaitkan dengan pendidikan. Dari
hasil penelitian, dan buku-buku yang sesuai dengan penelitian ini, peneliti
paling korup (lihat www.tii.or.id). Dengan skor indeks antara 0-5 (semakin
nilai indeks 4,2. Di bawah lembaga kepolisian ada lembaga peradilan dan
penelitian ini yang akan membahas korupsi dari sektor pendidikan, sedangkan
masyarakat.
Review Atas Kurikulum dan Proses Pembelajaran yang dilakukan oleh PBB
UIN Jakarta, 2006. Penelitian ini terfokus pada persoalan kurikulum dan
mengenai antikorupsi.
UIN/IAIN saja. Dalam penelitian ini, peneliti ingin menjelaskan secara lebih
Pelibatan sektor pendidikan formal tidak dalam bentuk mata pelajaran atau
belajar yang dikemas secara menarik; dan 4) Dilakukan kerja sama dengan
Dalam buku yang ditulis oleh Yunahar Ilyas [Et.al.] yang berjudul
yang diterbitkan oleh KUTUB, 2001. Buku ini merupakan upaya untuk
korupsi.
yang berjudul Membasmi Kanker Korupsi yang diterbitkan PSAP, 2004. Buku
Masyarakat (P3M) yang berbasis kultural kaum Nahdliyin. Lembaga ini telah
naskah khotbah Jum’at yang mengambil tema korupsi. Buku terbitan P3M lain
adalah peneliti mencoba membahas korupsi tidak hanya dari sudut pandang
Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) 2006. Dalam buku ini menyajikan
Aspek filosofi pendidikan Islam serta korupsi dalam perspektif Islam juga
E. Kerangka Konseptual
buram, bagan, rencana atau pengertian (Echols dan Hassan Shadily, 2000:
135). Dalam Kamus Ilmiah Populer “konsep” diartikan sebagai ide umum,
penelitian ini adalah rencana atau ide dasar, pengertian, dan pendapat atau
rancangan dalam memahami pendidikan antikorupsi yang dikonsep dan
yang bersifat positif bagi peserta didik, pada sisi lain kebudayaan
waktu yang lama, proses yang harus ditempuhnya bisa dalam satuan
generasi.
berarti daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran
berkepribadian utuh dan mandiri serta menjadi manusia yang mulia dan
sosial masyarakat.
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
ide dan materi baru. Kedua, domain afektif yang menekankan aspek
emosi, sikap, apresiasi, nilai atau tingkat kemampuan menerima atau
diinginkan.
dari bahasa Latin, corruption dari kata kerja corrumpere, yang berarti
tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka
dalam pengertian yang lebih aktual. Salah satu hasil riset yang
diungkapkan disini, yaitu tesis Ph.D yang dilakukan oleh Inge Amundsen
kekuasaan yang melampaui batas kewajaran hukum oleh para pejabat atau
atas kepentingan publik oleh para pejabat atau aparatur negara yang
bersangkutan.
problematika korupsi menyangkut nilai dari suatu sikap atau perilaku yang
realitas yang ada serta aspirasi tentang masa depan yang masih hidup
dari proses internalisasi nilai dalam diri maupun pribadi serta dapat
2. Pendidikan Islam
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
sangat besar dalam mewujudkan manusia yang utuh dan mandiri serta
pendidikan, manusia akan paham bahwa dirinya itu sebagai makhluk yang
yang besar untuk perjuangan keluar dari krisis dan menghadapi dunia
dan luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar
dalam hubungannya dengan alam sekitar berada dalam nilai Islam, yakni
pendidikan yang berdasarkan pada agama Islam (Ahmad Tafsir, 2005: 24).
dalam kurikulum.
akan melahirkan tata nilai berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan
secara metafisis maupun aksiologis Dia tertinggi (Abd. Halim, 2002: 71).
dari nilai atau norma. Permasalahan inilah yang akan dibahas dalam
penelitian ini lebih jauh adalah masalah moral, yang dalam pendidikan
38).
mengambil manfaatnya.
IQ dan EQ siswa.
merupakan tugas yang sangat urgen dan harus selalu dilaksanakan secara
gradual dan komprehensif serta dengan melibatkan semua unsur yang
moral, tetapi yang lebih penting adalah terbentuknya karakter yang baik,
3. Kurikulum Pendidikan
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
2. Tenaga kependidikan;
3. Kesiswaan;
4. Keuangan;
berasal dari bahasa Latin: ”Curriculae”, yaitu jarak yang harus ditempuh
oleh seorang pelari (Joko Susilo, 2007: 77). Senada dengan hal tersebut
Ahmad Tafsir (2005: 53) mendefinisikan secara historis, yaitu suatu alat
dua macam, yaitu: Pertama, sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
memperoleh ijazah.
with the educational program and divided it into four basic element: (1)
the program of study, (2) the program of experiences, (3) the program of
service, and (4) the hidden curriculum” (Joko Susilo, 2007: 51). Dengan
siswa ketika berada di dalam kelas. Oleh karenanya guru sebagai pendidik
perkembangan anak.
c. Fungsi kurikulum bagi guru. Ada tiga macam, yaitu: (a). sebagai
bahan pelajaran, 3). proses belajar mengajar, 4). Evaluasi dan penilaian
(Nasution, 2003).
Tujuan
Proses Belajar-Mengajar
yang lainnya.
belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
F. Metode Penelitian
besar menggunakan :
buku, jurnal, paper, tulisan lepas, internet, annual report dan bentuk
telah dituangkan dalam bentuk media cetak baik yang berupa naskah
selanjutnya di tarik pada satu kasus baru. Dalam hal ini ide pokok yang
2. Sumber Data
report, produk hukum dan bentuk dokumen tulisan lainnya yang memiliki
penelitian ini.
data menjadi dua bentuk: pertama, sumber data utama (primer) yaitu data-
adalah :
2003.
b. Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Fikih Antikorupsi
Kedua, data sekunder, yaitu data yang tidak secara langsung terkait
berfikir induktif, yaitu pola pikir yang bertolak dari pengamatan atas hal-
Sesuai dengan topik yang akan dibahas dan dikaji dalam skripsi
G. Sistematika Pembahasan
ini, maka peneliti membuat rancangan secara sistematis yang akan ditulis
Bab lima, merupakan bab penutup, dalam bab ini berisi kesimpulan
dari semua pembahasan yang ada, saran-saran dari peneliti, serta penutup.
BAB II
A. Definisi Korupsi
kuno, Babilonia, Roma, sampai pada abad pertengahan, hingga sekarang. Pada
zaman Romawi korupsi dilakukan oleh para jenderal dengan cara memeras
para bangsawan istana kerajaan juga melakukan praktek korupsi. Pendek kata,
korupsi yang merupakan benalu sosial dan masalah besar sudah berlangsung
dan tercatat di dalam sejarah Mesir, Babilonia, Ibrani, India, Cina, Yunani,
tindakan korupsi itu sendiri ternyata telah ada sejak lama. Sekitar dua ribu
tahun yang lalu, seorang Indian yang menjabat semacam perdana menteri,
di masa itu (Ahmad Fawa’id & Sultonul Huda [Ed.]; 2006: 1). Dalam literatur
Islam, pada abad ke-7 Nabi Muhammad SAW. juga telah memperingatkan
bahasa latin corruptus, yakni berubah dari kondisi yang adil, benar dan jujur
deviates from accepted norms in order to serve private ends (1968: 59).
Melihat dari definisi tersebut jelas bahwa korupsi tidak hanya menyangkut
aspek hukum, ekonomi dan politik tetapi juga menyangkut perilaku manusia
(behavior) yang menjadi bahasan utama serta norma (norms) yang diterima
dari pegawai publik (public officials) dari norma-norma yang diterima dan
(serve private ends). Senada dengan Azyumardi Azra mengutip pendapat Syed
Husein Alatas yang lebih luas: ”Corruption is abuse of trust in the interest of
keuntungan pribadi.
public office for private gain). Definisi ini juga serupa dengan yang
perilaku oleh pegawai di sektor publik, baik politikus atau pegawai negeri,
dimana mereka dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri
”korupsi melibatkan perilaku oleh sebagian pegawai sektor publik dan swasta,
dimana mereka dengan tidak pantas dan melawan hukum memperkaya diri
mereka sendiri dan atau orang-orang yang dekat dengan mereka, atau
hukum oleh para pejabat atau aparatur negara; dan Kedua, pengutamaan
kepentingan pribadi atau klien di atas kepentingan publik oleh para pejabat
pribadi dan atau kelompok tertentu yang dapat merugikan kepentingan umum.
yang sah dan berlaku. Ketiga, penyalahgunaan kekuasaan atau wewenang atau
amanah yang ada pada dirinya. Keempat, demi kepentingan diri sendiri,
sosial, dalam artian bukan hanya tanggung jawab milik pemerintah dan
lembaga lainnya. Akan tetapi peran serta masyarakat adalah yang paling urgen
hakikat dan kategorisasi korupsi, yang semakin berkembang dan rumit. Secara
tegas. Namun secara praktis makna korupsi berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Selain itu juga definisi korupsi selalu berkembang, baik secara
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh
Dalam riset ini dijelaskan bahwa problem utama yang muncul belum
Tabel 1
Pemahaman Korupsi Dalam Definisi Praktis
RESPON
Termasuk Tidak
No Varian Definisi
Korupsi termasuk
Korupsi
1. Seorang peserta rapat yang datang 57,3% 42,7%
terlambat
orang dalam kerangka definisi yang sederhana saja. Contoh lain adanya
perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak adalah pendanaan partai
politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di
pengertian yang lebih aktual. Salah satu hasil riset yang diungkapkan disini,
yaitu tesis Ph.D yang dilakukan oleh Inge Amundsen tentang fenomena
(embezzlement and fraud), dan pemerasan; lintah darat (extortion) (Andvig, et.
al., 2000).
dijelaskan dalam 13 buah Pasal dalam UU No. 31 Tahun 1999 jo.UU No. 20
perbuatan yang bisa dikenakan pidana penjara karena korupsi (KPK, 2006:
19-20).
orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan keuangan negara atau
B. Model-model Korupsi
penyuapan dan gratifikasi pada dasarnya telah terjadi sejak lama dengan
pelaku mulai dari pejabat negara sampai pegawai yang paling rendah. Korupsi
yang terjadi di Indonesia saat ini, terutama yang dilakukan oleh aparatur
bila terjadi dalam aspek pelayanan yang berkaitan dengan sektor publik,
tidak disadari oleh setiap aparat, mulai dari kebiasaan menerima upeti, hadiah,
suap, pemberian fasilitas tertentu ataupun yang lain dan pada akhirnya
kebiasaan tersebut lama-lama akan menjadi bibit korupsi yang nyata dan dapat
sektor publik, perlu didefinisikan pula sifat atau model dari korupsi dan
pun ikut tumbuh sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk, model atau jenis
tersebut, baik berupa dana publik atau sumber daya alam tertentu.
keuntungan-keuntungan tertentu.
d. Extortion, tindakan meminta uang atau sumber daya lainnya dengan cara
regional.
berjama’ah”.
korupsi. Pertama, korupsi ekstortif, yakni berupa sogokan atau suap yang
usaha ekonominya.
pemberian (hadiah atau hibah) yang berkaitan dengan jabatan atau profesi
seseorang.
Jeremy Pope (2007: xxvi) – mengutip dari Gerald E. Caiden dalam
memperdaya, memeras.
seperti benalu.
komisi.
pinjaman uang.
15. Menerima hadiah, uang jasa, uang pelicin dan hiburan, perjalanan
dan pos.
pengusaha atau warga yang membutuhkan jasa dari birokrat atau petugas
pemerintahan oleh para pencuri, dimana pura-pura bertindak jujur pun tidak
ada sama sekali, dan yang terjadi koruptor teriak koruptor. Korupsi yang
muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat,
uang).
g. Pengkhianatan kepercayaan.
C. Sebab-sebab Korupsi
yaitu dorongan korupsi dari luar diri pelaku yang tidak menjadi bagian
melekat dari perilaku itu sendiri (Syamsul Anwar [Et.al], 2006: 13).
Dalam istilah lain juga disebutkan faktor korupsi terdiri dari faktor
internal (dari dalam diri) dan faktor eksternal (dari luar diri). Faktor internal
semisal sifat rakus terhadap harta, atau terbentur kebutuhan mendesak yang
korupsi yaitu:
d. Kurangnya pendidikan.
e. Kemiskinan.
kesempatan adanya praktik korupsi semakin besar. Tidak salah bila Lord
Juli 2008).
orang yang sebenarnya tidak butuh atau bahkan sudah kaya. Namun karena
tinggi negara.
Korupsi ini banyak dilakukan oleh karyawan atau pegawai kecil, polisi atau
karena adanya peluang yang besar untuk berbuat korup, peluang besar untuk
cepat kaya secara pintas, peluang naik jabatan secara instan, dan sebagainya.
latar belakang terjadinya korupsi pun dapat dilihat dari beberapa aspek
kepentingan publik.
hukum yang lemah dan buruk, sistem kontrol yang tidak efektif, struktur dan
sistem pemerintahan.
non profit) yang bersifat tertutup (tidak transparan) dan cenderung otoriter,
penegakan hukum serta sanksi hukum yang tidak menjerakan bagi pelaku
tingkat kesejahteraan.
Hal yang tak kalah pentingnya juga untuk dapat mencegah secara
publiknya.
Semua sebab-sebab di atas terkadang menyatu. Dengan kata lain,
korupsi.
ini bisa menjangkiti siapa saja, dimana saja, negara mana saja, dan kapan saja.
Oleh karenanya, ia tidak mengenal latar belakang Suku, Agama, Ras, dan
Itulah sebabnya, butuh cara pandang yang sama dari siapa saja dengan
Indikator untuk mengukur hal tersebut setidaknya bisa dilihat dari data Indeks
Tabel 2
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) 2003-2006
Pada tahun 2007, IPK Indonesia turun menjadi 2.3 dan tahun 2008
IPK Indonesia 2,6 . Rendahnya IPK Indonesia ini antara lain disebabkan tidak
khususnya.
yang adil, makmur dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945.
korupsi.
penegakan hukum tindak pidana korupsi berada pada titik terendah ketika orde
baru berkuasa.
hari. Hal ini dapat dirasakan oleh masyarakat dan terlihat secara langsusng
dari media. Dalam Annual Report KPK pada tahun 2007 saja misalnya, dilihat
tetap, yaitu putusan terhadap uang rampasan, uang pengganti dan denda
dalam memburu para koruptor. Media massa pun terlibat aktif dalam
ditahan. Baik dari sisi nilai kerugian negaranya maupun dari sisi
bahkan mantan Direktur Utama BUMN dan BI dengan asset triliunan berhasil
ditangkap.
Pada tahun 2008 ini, kasus-kasus korupsi – baik yang lama maupun
maupun yudikatif banyak yang terseret. Seperti para anggota DPR dan para
jaksa. Kasus-kasus tersebut lebih banyak bersifat suap yang dilakukan guna
memuluskan proyek-proyek tertentu dan atau untuk kasus-kasus besar seperti
Di sisi lain, hal tersebut juga tidak bisa dilepaskan dari pengaruh
Indonesia.
(transnational crime).
karenanya, dalam penelitian ini akan membahas salah satu upaya pencegahan
seimbang. Hal itu dilandasi dengan prinsip bahwa betapa pun para koruptor
yang berhasil ditangkap dan dipenjara tanpa ada upaya pencegahan tindak
pidana korupsi pekerjaan berat itu akan menjadi sia-sia. Sebab tunas-tunas
awal yang ditempuh untuk mulai melakukan penanaman nilai ke arah yang
lebih baik dari sejak usia muda dengan membangun karakter termasuk
secara tegas setiap bentuk tindak korupsi. Perubahan dari sikap membiarkan
dan menerima ke sikap tegas menolak korupsi, tidak pernah terjadi jika kita
memperbarui sistem nilai yang diwarisi, sesuai dengan tuntutan yang muncul
serta hubungan manusia dengan alam (hablum minal ‘alam). Oleh karenanya,
menyatakan:
ÅV≡uθäÜäz (#θãèÎ6®Ks? Ÿωuρ Zπ©ù!$Ÿ2 ÉΟù=Åb¡9$# ’Îû (#θè=äz÷Š$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ
dalam hal materi yang sangat dianjurkan oleh Islam untuk tidak berlebih-
lebihan (Q. S. Al-A’raf/7: 31). Lalu berbagai asumsi pun muncul, bagaimana
mengkorupsi uang, tetapi lebih dari itu ia telah melakukan korupsi moral.
dan kontaminasi atas keluhuran nilai-nilai moral dan hati nurani yang
empat hal, yakni: Pertama, sikap ahumanis, yakni tidak memuliakan anak
yatim. Kedua, asosial, yakni tidak memberi makan orang miskin. Ketiga,
Keempat, sikap hedonis, mencintai harta benda secara berlebihan. Dilihat dari
tata negara) yang tertumpu pada permasalahan maliyah (benda). Dalam al-
manusia untuk tidak rakus memakan harta rakyat. Al-Qur’an juga mempunyai
1
Lihat Q.S. An-Naml/27: 34, dan Q.S Hud/11: 27.
Korupsi secara definitif juga ditandai oleh sejumlah interpretasi
‘≅à2 4’¯ûuθè? §ΝèO 4 Ïπyϑ≈uŠÉ)ø9$# tΠöθtƒ ¨≅xî $yϑÎ/ ÏNù'tƒ ö≅è=øótƒ tΒuρ 4 ¨≅äótƒ βr& @cÉ<oΨÏ9 tβ%x. $tΒuρ
Asbabun nuzul ayat ini diketengahkan Abu Daud dan juga oleh
Tirmizi dalam sebuah hadits yang menganggapnya sebagai hadis hasan dari
merah yang hilang di waktu perang Badar. Kata sebagian orang, 'Mungkin
Imran/3: 161)2.
yaghulla” dengan kata “an yakhûna”3, yang berarti “khianat atau berkhianat
2
Compact Disk (CD) The Holy Qur’an Version 8.0.
3
Ibid.
4
Ibid.
ghulûl–adalah tindakan penyuapan (ar-risywah)5. Sebagaimana hadits Nabi
seseorang dianggap sebagai pelaku tindak pidana korupsi bila telah memenuhi
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang dapat merugikan
karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
digunakan oleh para pemaham atau penafsir ayat (mufassir). Karena, betapa
pun tafsir atas realitas seringkali harus berhadapan dengan rigiditas teks, yang
dinamika penafsiran atas teks dapat dipahami sebagai sebuah tuntutan riil
5
MUI pada tahun 2001 pernah mengeluarkan fatwa khusus berkaitan dengan al-ghulul (korupsi),
ar-risywah (suap-menyuap), dan pemberian hadiah bagi pejabat. Dalam fatwa tersebut MUI
menegaskan bahwa korupsi dan praktik suap “sangat keras” larangannya dalam agama. Sementara
pemberian hadiah bagi para pejabat sebaiknya dihindari karena pejabat telah menerima imbalan
dan fasilitas dari Negara atas tugas-tugasnya. Lihat Muhammad Azhar [Et.al], 2003: 70.
perubahan zaman, sehingga dapat melahirkan formula dalam menetapkan
potensi yang kita miliki untuk menghentikan korupsi yang sudah menjadi
epidemi di negeri kita ini. Dalam bahasa agama, korupsi masuk dalam
rampasan perang itu, maka pada hari kiamat ia akan datang membawa apa
tidak dianiaya” didalam Q.S. Ali ‘Imran/3: 161, mengandung ancaman keras
dan peringatan yang tegas, bahwa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang
terlarang.
(hakikat korupsi).
Selain ayat al-Qur’an di atas juga terdapat beberapa Hadits yang
َْ
ٍ َ!ُ" ِ ْ ِ#ّ "ُ!َ ٍ
َْ
َِْا َ ْل َ ََ ُزهٌَْ َِْ ا
َ َ
َِْو ُ ْ
ِ ََِْ ََ
َُْا
0ُ َ2ْ
ل أ َ َ 0َ َ1ِ َو#ََْ
ُ#ّ ا.َ/ - ِ ا
ِ َ
َِ*ْ+, ا ٍ َِ" ِْ َ(َ ٍر
َْ أ ِ ْ
َ&َ ِء
ِ;ْض أو ِ ْر, ;ِ ا ِ َْ َر:
ِ َُْ: ن ا َ َْ*ِ ُو9 ض
ِ ْر,ِ ِذرَاعٌ "ِ ا#ّل
ِْ َ ا ِ ْ3ُُ4ْا
.َ إَ ِْCَْْ ِ< أر1 ِْ" ُ#َ3- ُB ُ#ََ&َ=ْذَااAَ; ً
ِ ِذرَا#َِِ/ -?َ ِْ" َُاا ِر;ََ>ْ=َ&ِ ُ< أَ ُه
.ِFَ"َِ>ْْ ِم ا3َ
(“Ghulul (korupsi) terbesar di sisi Allah ialah sehasta tanah; kalian
menjumpai dua orang laki-laki bertetangga tanah miliknya atau rumah
miliknya, lalu salah seorang dari keduanya mengambil sehasta milik
temannya. Apabila ia mengambilnya niscaya hal itu akan dikalungkan
kepadanya dari tujuh lapis bumi di hari kiamat nanti”).
َْ
َ ْKِ َ
ُ ْ ثُ هُ َْ َ َة وَاْ!َ ِر
ِ ْ ا ِ َ
FَِْHَ ُ ْ دَا ُو َد َ ََ ا ُ ْ .َ13ُ" ََ َ
ُ#ّ ا.َ/ ِ اL
ُ َِْ1 ل ُ ْ3ُ>َ َا ٍد+ َ ْ ْ ِر َد3َ=ْ(ُْ اL
ُ َِْ1 ل َ ٍَ َُْ: ِ ْ ِ َْ
َِْا
ٌFَ:ُْ َزو#َ ْLَ(َْ ًْ أوKِ َْ" ْNِO=ََْ; ٌلKِ َْ" ُ#َ M َ َْ ََ
ًََ َو َ ِل "َْ َو ُ ْ3ُ>َ 0َ َ1ِ َو#ََْ
ًَْ+ ب
َ َ/ً َو"َْ أFْ دَاNِO=ََْ; ٌFُ دَا#َ ْLَ(ََْْ ِد"ً أوQ ْNِO=ََْ; ٌَ ِدمQ ُ#َ M َ َْْ وجْ أوKَ َ=ََْ;
.ل
T َU 3َ ُHَ; َ َِى َذ3ِ1
(“Barangsiapa memegang kekuasaan bagi kami untuk suatu pekerjaan,
sedangkan dia belum mempunyai tempat tinggal, maka hendaklah ia
mengambil tempat tinggal; atau belum punya pelayan, maka hendaklah ia
mengambil pelayan; atau belum mempunyai kendaraan, maka hendaklah
ia mengambil kendaraan. Dan barangsiapa memperoleh sesuatu selain
dari hal tersebut berarti dia adalah “ghaallun” (koruptor)”).
َ ْKِ َ
ِ ْ ث
ِ اْ!َ ِر ِ َ
V ِ
وْزَا, َ ََ ا.;َُْ َ ََ اV ّ ن اَ "َْوَا ُ ْ .َ13ُ" ََ َ
ن
َ َل "َْ آ ُ ْ3ُ>َ 0َ َ1ِ َو#ََْ
ُ#ّ ا.َ/ ِ اL
ُ َِْ1 ل َ َ َا ٍد+ ِ ْ ِ َ
ٍ َْWُX
ِ ِْ َُْ: َْ
ٌَ[ْ(َ" ُ#َ ُْ[َ ْ0َ ْنAَ; ً"َ ِدQ ْZِ(َ=ْ[ََْ; ٌَ ِدمQ ُ#َ ُْ[َ ْ0َ ْنAَ; ًFَ:ْْ َزوZِ(َ=ْ[ََْ; ًِ"َ
ََ
Nَ َO9ل "َ ا َ َ 0َ َ1ِ َو#ََْ
ُ#ّ ا.َ/ ِن اتأ ُ ِْْQْ َ[ْ ٍ ُأ3ُل أ َ َ ل
َ َ ًَ[ْ(َ" ْZِ(َ=ْ[ََْ;
.ٌَ ِرق1 ْل أو T َU 3َ ُHَ; ك َ َ َْU
6
Hadits-hadits tersebut dapat dilihat dalam kitab tafsir karya Ibnu Katsir, juga terdapat dalam
Compact Disk (CD) The Holy Qur’an Version 8.0.
(“Barangsiapa bekerja untuk kepentingan kami, hendaklah ia mencari
isteri; jika belum mempunyai pelayan, hendaklah mencari pelayan; dan
jika masih belum punya rumah, hendaklah ia mencari rumah.
Barangsiapa yang mengambil selain dari itu (yang menjadi haknya),
berarti dia adalah koruptor atau pencuri”).
pencuri. Dalam Hadits Riwayat Abu Daud tersebut, status ghallun (koruptor)
ِ ْ َِْ ٍ
َْ
ُْ َو َة1 ِ ْ .َْ!َ َْ
ش ٍ َ
ُ ْ _
ُ ِْ
َْ1 َ ََ إ.َ(ِْ
ُ ْ ق
ُ َ!ْ1َ ََ ِإ
ل
ِ ُْل هََاَ ا
َ َ 0َ َ1ِ َو#ََْ
ُ#ّ ا.َ/ ُ#ْل َا3ُ1ن َر يأ- ِ ِ
(َْ ِ
َْ أِ َُْ ٍ اKV ا
.ٌْل3ُُU
“Hadiah-hadiah yang diterima oleh para ‘amil (petugas
zakat/infaq/shodaqoh/pajak) adalah ghulul (korupsi)”.
ٍ َْ(ُ َْ
ٍ َِْ1 ِ ْ ثِ َا ِر3ْ
َْ
َِْا0ٍ ِ/َ
3ُ َ ََ أZ ٍ َِB 3ُ َم أKَ ْQ أ ُ ْ ُ َْ ََ َز
َ" ل َ َ 0َ َ1ِ َو#ََْ
ُ#ّ ا.َ/ - ِ ا ِ َ
ِ#ِْ ُ َْ َ َة
َْ أ ِ ْ ِ#
َْ
َِْا0ِ -َُْا
.ٌْل3ُُU3َ ُHَ;
َ ِ َْ َ َذNَ َQ ِرزًْ ;ََ أbُ َْ_ ;َ َ َز
ٍ ََ
.ََ
bُ َََْْ=ْ1ا
“Barangsiapa yang saya angkat menjadi pejabat dengan gaji rutin, maka
sesuatu yang diambilnya selainitu (gaji rutin) adalah ghulul (korupsi)”.
siapapun, dalam bentuk apapun, dimana pun, dan kapan pun oleh pemegang
amanat publik dapat disebut sebagai tindakan korupsi. Ketika korupsi kita
pribadi, keluarga dan kelompok yang dilakukan oleh siapa pun, dalam bentuk
apa pun, dimana pun, dan kapan pun dapat disebut sebagai tindakan korupsi.
Betapapun tindak perilaku penggelapan, hal itu tentu sudah jelas (sharih)
dalam ayat dinyatakan hal yang dilarang, karena kedudukannya yang sama
karena ‘illat dan maqâshid yang terdapat dalam kasus tersebut (yaitu
pelakunya.
sampai dihukum mati meskipun hal itu amat merugikan dan termasuk
perbuatan jahat. Akan tetapi cukup diberi hukuman sama seperti pencuri, yaitu
potong tangan. Hal ini sebagaimana kita lihat dalam riwayat Abu Daud dari
Sebagian yang lain juga ada yang menafsirkan potong tangan bukan
tangan secara fisik, tetapi secara majâzi (metaforis) yaitu kekuasaan. Artinya
bahwa potong tangan yang dimaksud adalah potong kekuasaan. Sehingga para
kekuasaan yang bisa membuat dia melakukan korupsi terus menerus. Dalam
hal ini dapat pula diartikan pemenjaraan kekuasaan, sehingga para pelakunya
gangguan terhadap keamanan negara, dan sebagainya)8. Dalam hal ini bisa
7
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Q.S. Al-Maidah/5: 38).
8
Wahbah al-Zuhaili, Alfiqhu wa Adillatuhu, juz IV., (Damsyiq: Dar al-Fikr, 2004), hlm. 5595.
Dapat juga dilihat dalam Fatwa MUNAS VII MUI 2005 tentang Hukuman Mati dalam Tindak
Pidana Tertentu.
C. Nilai-nilai Islam yang Diselewengkan Dalam Kasus Korupsi
1. Amanah
Νä3àÒ÷èt/ zÏΒr& ÷βÎ*sù ( ×π|Êθç7ø)¨Β Ö≈yδÌ sù $Y6Ï?%x. (#ρ߉Éfs? öΝs9uρ 9 x(y™ 4’n?tã óΟçFΖä. βÎ)uρ *
4 nοy‰≈y㤱9$# (#θßϑçGõ3s? Ÿωuρ 3 …çµ−/u‘ ©!$# È,−Gu‹ø9uρ …çµtFuΖ≈tΒr& zÏϑè?øτ$# “Ï%©!$# ÏjŠxσã‹ù=sù $VÒ÷èt/
∩⊄∇⊂∪ ÒΟŠÎ=tæ tβθè=yϑ÷ès? $yϑÎ/ ª!$#uρ 3 …çµç6ù=s% ÖΝÏO#u ÿ…絯ΡÎ*sù $yγôϑçGò6tƒ tΒuρ
Artinya: “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara
tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, Maka hendaklah
ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). akan
tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka
hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (hutangnya) dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu
(para saksi) menyembunyikan persaksian. dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa
hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
hukum secara adil. Sebagaimana yang dapat kita pahami dari QS. An-
Nisa/4: 58:
βr& Ĩ$¨Ζ9$# t÷t/ ΟçFôϑs3ym #sŒÎ)uρ $yγÎ=÷δr& #’n<Î) ÏM≈uΖ≈tΒF{$# (#ρ–Šxσè? βr& öΝä.ã ãΒù'tƒ ©!$# ¨βÎ) *
∩∈∇∪ #Z5DÅÁt/ $Jè‹Ïÿxœ tβ%x. ©!$# ¨βÎ) 3 ÿϵÎ/ /ä3ÝàÏètƒ $−ΚÏèÏΡ ©!$# ¨βÎ) 4 ÉΑô‰yèø9$$Î/ (#θßϑä3øtrB
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila
menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya
kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha
Melihat.”
öΝçFΡr&uρ öΝä3ÏG≈oΨ≈tΒr& (#þθçΡθèƒrBuρ tΑθß™§ 9$#uρ ©!$# (#θçΡθèƒrB Ÿω (#θãΖtΒ#u zƒÏ%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ
∩⊄∠∪ tβθßϑn=÷ès?
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
Mengetahui.”
korupsi.
2. Shidiq
Benar dalam ketiga hal tersebut akan menuntun pada perilaku yang
Salah satu ciri orang yang shidiq adalah: selalu berkata benar,
perbuatan.
korupsi merupakan salah satu bentuk pengkhianatan yang berat yang telah
dilarang oleh Allah SWT. Hal tersebut disinyalir dalam firman Allah SWT
∩⊄∠∪ tβθßϑn=÷ès?
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
Mengetahui.”
3. Adil
(terminologis) yang muncul dari rasa insaf atau kesadaran yang mendalam.
Namun sebagai sebuah konsep keagamaan, makna keadilan jauh lebih luas
çνθãã÷Š$#uρ 7‰Éfó¡tΒ Èe≅à2 y‰ΖÏã öΝä3yδθã_ãρ (#θßϑŠÏ%r&uρ ( ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ’În1u‘ z=s∆r& ö≅è%
Çtã 4‘sS÷Ζtƒuρ 4†n1ö à)ø9$# “ÏŒ Ç›!$tGƒÎ)uρ Ç≈|¡ômM}$#uρ ÉΑô‰yèø9$$Î/ ã ãΒù'tƒ ©!$# ¨βÎ) *
( 3“uθø)−G=Ï9 Ü>t ø%r& uθèδ (#θä9ωôã$# 4 (#θä9ω÷ès? ωr& #’n?tã BΘöθs% ãβ$t↔oΨx© öΝà6¨ΖtΒÌ ôftƒ
4. Taqwa
dalam al-Qur’an disebut sebanyak 242 kali, baik dalam bentuk kata benda
sesuatu yang tidak baik, atau menjalankan segala perintah Allah dan
dengan berbagai sifat, seperti keadilan, menepati janji dan bersikap sabar
dalam menghadapi situasi apapun, melihat apa yang telah ia lakukan untuk
Sehingga sikap korupsi dapat dicegah oleh sikap taqwa yang diaplikasikan
tahun lalu Bung Hatta pernah memberikan label atas hal korupsi sebagai
kepada para anak didik, sehingga sejak dini mereka memahami bahwa korupsi
menentang korupsi.
Bukan hanya hidup sebagai manusia an sich, tetapi menjadi manusia yang
pencegahan korupsi. Karena disadari atau tidak, korupsi pasti juga dialami
oleh para generasi muda. Pada saat tertentu generasi muda dapat menjadi
korban korupsi, pelaku korupsi, atau ikut serta juga melakukan atau
terlibat perkara korupsi, dan sangat mungkin pula menjadi pihak yang
menentang korupsi.
menjadikan diri peserta didik sebagai salah satu instrumen perubahan yang
networks).
menunjukkan bahwa perbuatan itu benar, atau salah, baik atau buruk
apakah secara moral sebuah tindakan itu diperkenankan atau tidak, baik
Salah satu ide yang selalu dicanangkan adalah melalui pendidikan. Beberapa
sosialisasi pendidikan antikorupsi baik dari aspek nilai maupun praksis. Hal
dicegah mata rantainya mulai dari generasi bangsa pada sektor pendidikan.
memuat slogan, pantun dan pidato. Murid-murid kelas XII diminta mencari
data dari kliping koran tentang kasus korupsi yang difasilitasi melalui mata
dan SMA, melainkan juga mulai dari Taman Kanak-kanak dan SD dengan
melalui dongeng, komik dan permainan yang difokuskan pada aspek kejujuran
SMP Keluarga Kudus, SMP 8 Padang, dan SMAN I Tambun Bekasi. Metode
perdananya yang dikonsep dalam format kuliah umum pada tanggal 26 Juni
2008, diisi oleh Ketua KPK Antasari Azhar. Mata kuliah antikorupsi
Trainers (ToT), yaitu antikorupsi untuk pelajar juga telah memunculkan ide
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
2008).
dari bahasa Latin: ”Curriculae”, yaitu jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari (Joko Susilo, 2007: 77). Senada dengan hal tersebut Ahmad
Tafsir (2005: 53) mendefinisikan secara historis, yaitu suatu alat yang
Dalam kamus Webster tahun 1856 kurikulum diartikan dengan dua macam,
yaitu: Pertama, sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau dipelajari
pendidikan, dan silabus. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan
atau kelompok mata pelajaran atau tema tertentu yang mencakup standar
guru untuk menyusun kurikulum baru. Dengan kata lain, KTSP lebih
memberdayakan guru untuk membuat konsep pembelajaran yang sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi sekolah. Hal tersebut juga tentunya sejalan
kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.
nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
lingkungannya.
a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
d) belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
pengembang kurikulum, MGMP, dan guru mata pelajaran dapat dilihat dalam
skema berikuti:
Skema.
Mekanisme Kerja Tim Pengembang Kurikulum,
MGMP dan Guru Mata Pelajaran
KTSP
(Struktur kurikulum, Tim
Mekanisme Pengembang
Pembelajaran dan Kurikulum
Penilaian, dll)
Evaluasi
Silabus
Desain Pembelajaran MGMP
Desain Penilaian
Evaluasi
RPP
Instumen Penilaian
Bahan ajar Guru Mata
Pelaksanaan
Pelajaran
Pembelajaran dan
Penilaian
kurikulum menjadi prinsip yang tak terelakkan. Dari segi efisien harus
sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil yang optimal. Demikian
6. Prinsip keseimbangan
7. Prinsip keterpaduan
terpadu. Perencanaan terpadu bertitik tolak dari masalah atau topik dan
8. Prinsip mutu
oleh standar mutu guru, kegiatan belajar mengajar, peralatan atau media
satuan pendidikan dan komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan jender. Kurikulum
pendidikan.
tersebut.
Lebih rinci lagi, dalam hal acuan operasional penyusunan yang juga
Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
7. Agama
peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar
Antikorupsi.
potensi daerah dan peserta didik”. Dalam pasal 38 ayat 2 juga disebutkan
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
secara eksplisit lebih diarahkan kepada peningkatan iman dan takwa dengan
keadaan diri yang lebih baik dan memberikan manfaat kepada semua manusia.
Selain itu, tuntutan pembangunan daerah dan nasional serta aspek agama dan
antikorupsi.
oleh para koruptor. Maka dari itu proses melawan korupsi adalah suatu upaya
di sekolah-sekolah.
mata pelajaran yang didalamnya bisa dibahas antara lain: sejarah korupsi di
kejahatan korupsi sebaiknya diterapkan pada siswa tingkat menengah atas atau
model-modelnya.
curriculum).
Seperti materi dalam ilmu fikih, ushul fikih, dan sebagainya, pada
perampasan dan perampokan finansial dalam mekanisme non fisik yang lebih
diantaranya melalui cara brutal lewat kekerasan dan kekuatan militer, lewat
internasional juga memainkan peran sebagai koruptor dengan cara yang beda.
keamanan lewat apa yang dinamakan state capture corruption atau state-
yang paling besar. Pada point inilah materi fiqihdapat dikembangkan dalam
rakyat tidak bisa digadaikan begitu saja kepada pihak asing dengan cara
menjual aset-aset nasional yang notabene sebagai sumber daya alam bagi
identifikasi teoritis akhlak yang terpuji. Materi akidah pun masih berkisar
pengaitan dengan realitas sosial serta hampir tanpa penafsiran ekstensif terkait
manusia sebagai khalifah Allah yang jika tidak dikontrol secara sistematis
Agama Islam.
dkk, 2005).
aspek-aspeknya; (2) pengubahan persepsi dan sikap terhadap korupsi; dan (3)
mencegah tumbuhnya mental korupsi pada diri peserta didik yang kelak akan
disisipkan pada mata pelajaran yang sudah ada di sekolah dalam bentuk
model yang dapat dilakukan oleh sekolah. Pertama, proses pendidikan harus
bertujuan untuk mengenalkan cara berfikir dan nilai-nilai baru kepada peserta
pelajaran yang sudah ada) dan eksklusif (mata pelajaran khusus / tersendiri).
yang terintegrasi dalam mata pelajaran agama Islam. Disamping dapat pula
disisipkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan
pada pembinaan warga negara, penanaman nilai dan moral, serta upaya
Kewarganegaraan (PKn) dalam KTSP pada kelas II SMP dan MTs semester 2
yang memuat Kompetensi Dasar (KD) yang secara eksplisit tesurat tentang
pendidikan antikorupsi.
Tabel 4
Kompetensi Dasar KTSP pada Mata Pelajaran PKn Kelas II
SMP/MTs Semester II
Dari tabel di atas, dapat dilihat hanya mata pelajaran PKn saja yang
dalam Kompetensi Dasar (KD). Namun demikian kompetensi dasar yang ada
kreativitas guru.
pendekatan dalam pembelajaran. Hal tersebut akan tampak dalam desain atau
yang tidak hanya mengukur aspek verbal dan kognitif peserta didik.
solving.
hubungan yang bermakna. Peserta didik dapat mengatur diri sendiri sebagai
individual, orang yang dapat bekerja sendiri atau bekerja dalam kelompok,
yang signifikan: ada tujuannya, ada urusannya dengan orang lain, ada
Selain itu juga peserta didik dapat bekerja sama. Guru membantu
pengetahuan akademis dalam konteks dunia nyata untuk suatu tujuan yang
Tabel 5
Model Pendidikan Antikorupsi Integratif-Inklusif dalam Pendidikan
Agama Islam
pada pendidikan agama Islam jika diambil benang merahnya adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan Pendidikan
pendidikan tidak dapat diabaikan potensinya sebagai salah satu cara untuk
memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Atas yang demikian itu,
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan merupakan upaya
didik.
2. Kurikulum
mengenai satu demi satu mata pelajaran yang disertai pengantar bersifat
permintaan dan atau harapan masyarakat akan out put pendidikan. Dengan
tidak adanya standar yang universal, maka kurikulum harus terbuka dari
kurikulum yang tidak baku dan dapat direvisi ini, maka jenis yang
yang kreatif. Karena banyak sekali hambatan dan tantangan dalam situasi
curiculum”.
tingkat. Pertama, tujuan, hakikat, dan kebutuhan peserta didik yang secara
ideal harus terhindar dari sikap koruptif. Kedua, hakikat dan kebutuhan
masyarakat di mana peserta didik merupakan bagian dari masyarakat yang
didik untuk mengembangkan diri sebagai pribadi yang matang dan mampu
umat Islam adalah bagian terbesar dari bangsa Indonesia. Masalah dan
komprehensif.
3. Metode Pengajaran
dunia pendidikan. Metode pengajaran yang ada saat ini masih bersifat
buku teks sebagai bahan ajar. Seperti model pengajaran yang dominasinya
peserta didik menghafal teks atau kalimat tertentu dari buku pelajaran
yang dipelajarinya.
Sehingga pemikiran siswa semakin luas, sikap kritisnya tumbuh dan daya
kreatifnya berkembang.
a. Metode Dialog
atau dengan kata lain perbincangan dengan tanya jawab untuk sampai
kepada fakta yang tidak dapat diragukan lagi, dikritik atau dibantah
(Langgulung [terj.], 1979: 565). Mata ajaran yang terpaku pada model
ceramah yang didominasi oleh pola komunikasi satu arah, yakni dari
guru kepada murid. Sehingga diperlukan pengajaran yang
masalah (idea fluency), mampu memindahkan ide dari satu pola pikir
ke pola pikir yang lain (idea flexibility). Hal ini bisa terwujud jika
dijalankan.
membuka peluang peserta didik untuk bebas berpikir kritis dan kreatif
Sehingga dengan sistem dialog dan tidak dialog tersebut, bisa terlihat
Islam. Sehingga para peserta didik menjadi lebih kritis dan kreatif
b. Kelompok Diskusi
transformasi negatif.
BAB V
PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penelitian ini. Oleh karena itu
sebagai penutup dari penelitian ini akan diuraikan tentang kesimpulan, saran-
A. Kesimpulan
berikut:
anak bangsa.
B. Saran-saran
komprehensif.
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdulillah kepada Allah SWT karena atas ridha dan
pun peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan yang ada untuk
masih jauh dari kesempurnaan serta masih banyak kekurangan dan kesalahan
yang disebabkan oleh kualitas individual peneliti, karena manusia tidak ada
yang sempurna.
sederhana ini bisa bermanfaat dan sebagai sumbangan pikiran bagi almameter
tercinta ini. Karena itu, dengan kerendahan hati peneliti mengharapkan kritik
dan saran konstruktif dari semua pihak demi pengembangan dan perbaikan
skripsi ini
diridhoi dan dipermudahkan oleh Allah SWT serta semoga skripsi ini akan
Abd. Halim Soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,
2002.
Ahmad Fawa’id, Sultonul Huda (Ed.), NU Melawan Korupsi: Kajian Tafsir dan
Fiqih, Jakarta: Tim Kerja Gerakan Nasional Pemberantasan Korupsi
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, 2006.
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2005.
Andvig, J. C., fjeldstad, O. H., Amundsen, I., sissener, T., Soreide, T., Research
on Corruption; A Policy Oriented Survey, Oslo: Chr. Michelsen Institute &
Norwegian Institute of International Affairs, 2000.
Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000.
Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial; Paulo Freire dan Y.B.
Mangunwijaya, Yogyakarta: Logung Pustaka, 2004.
George Junus Aditjondro, Jurnal Wacana: Bukan Persoalan Telur dan Ayam:
Membangun Suatu Kerangka yang Lebih Holistik bagi Gerakan Anti-
Korupsi di Indonesia, Yogyakarta: Insist Press, 2003.
Moh. Asror Yusuf (Ed.), Agama Sebagai Kritik Sosial di Tengah Arus
Kapitalisme Global, Yogyakarta: IRCiSoD, 2006.
Muis Sad Imam, Pendidikan Partisipatif, Yogyakarta: Safiria Insani Press, 2004.
Pol, M., Hlouskova, L., Novotny, P., Vaclavikova, E., Zounek, Z., School Culture
as an Object of Research, ttp, 2005.
Ridlwan Nasir, (Ed.), Dialektika Islam dengan Problem Kontemporer, IAIN Press
& LKiS, 2006.Robert Klitgaard, Membasmi Korupsi, (terj.) Hermojo,
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005.
Sumber Lain:
www.depdiknas.go.id
http://id/wikipedia.org/wiki/korupsi
http://www.antikorupsi.org
http://www.korupsi.org
http://www.nu-antikorupsi.or.id
http://www.ti.or.id
http://www.kpk.go.id