Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Hasil Proyeksi Sensus Penduduk tahun 2010, diperkirakan pada tahun

2011 penduduk Indonesia mencapai 243,8 juta jiwa dan sekitar 33,9% diantaranya
adalah anak-anak usia 0 sampai 17 tahun. Data tersebut menunjukkan bahwa
anak adalah investasi bangsa, karena sepertiga lebih penduduk Indonesia adalah
anak. Gambaran kondisi anak saat ini menjadi dasar yang penting bagi
pengambilan kebijakan pada anak. Anak-anak merupakan kelompok pendudukan
usia muda yang mempunyai potensi untuk dikembangkan agar dapat
berpartisipasi aktif dalam pembangunan di masa mendatang. Mereka adalah
kelompok yang perlu disiapkan untuk kelangsungan bangsa dan negara di masa
depan (Yusuf et al, 2012).
Masa usia dini merupakan golden age period, artinya masa emas untuk
seluruh aspek perkembangan manusia, baik fisik, kognisi, emosi maupun sosial
(Martani, 2012). Aspek sosial dan emosional adalah salah satu aspek yang sangat
penting pada perkembangan anak usia dini. Kadang orang tua kurang
memperhatikan aspek tersebut dalam tahun-tahun pertama usia anak. Seorang
anak akan berinteraksi dengan yang lain jika ia memiliki kemampuan sosial yang
baik dalam dirinya. Anak yang dapat berinteraksi dengan baik maka
perkembangan kognitif, motorik kasar maupun motorik halus anak sebagai
wilayah sosial dan emosional anak, juga akan terangsang (Rasyid, 2008).

Menjalin komunikasi dengan anak sangatlah susah, mengingat perubahan


lingkungan yang membawa nilai-nilai baru pada kehidupan sekarang. Perlu
pengetahuan tertentu dalam upaya membangun pola komunikasi antara orang tua
dan anak secara efektif, sehingga mampu menjadikan anak-anak memiliki
perkembangan emosi yang baik (Setyowati, 2005).
Sosial emosi merupakan aspek psikis yang sangat berpengaruh terhadap
perilaku anak. Keadaan lingkungan saat ini dan kesibukan yang luar biasa dapat
berakibat buruk terhadap perkembangan sosial emosi anak, dimana anak menjadi
lebih mudah kesal dan marah terutama dalam menanggapi segala sesuatu
mengenai dirinya (Jamin, 2012).
Kenyataan di atas, membuat perkembangan sosial emosi anak sangat
penting untuk diperhatikan semua pihak, mengingat anak adalah generasi penerus
bangsa yang harus memiliki kemampuan dalam mengelola sosial emosinya
sebagai persiapan dirinya menghadapi tantangan global. Peran orang tua dalam
perkembangan sosial emosi anak sangat berpengaruh. Orang tua memiliki
hubungan yang dekat dan waktu yang relatif lama untuk bersosialisasi dengan
anak, sehingga kemampuan orang tua dalam memberikan rangsangan atau
stimulus akan mempengaruhi kondisi sosial emosi anak (Jamin, 2012).
Peran orang tua sangat besar dalam pemberian stimulasi pada anak, karena
itu diperlukan pemahaman yang besar mengenai masalah pemberian stimulasi.
Kegiatan pengasuhan yang optimal dari orang tua sangat diperlukan. Tugas
pengasuhan umumnya diserahkan pada ibu sebagai pengasuh utama. Pengasuhan
yang dilakukan oleh ibu didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki ibu, namun

pengetahuan dan keterampilan ibu seringkali kurang memadai. Salah satu


faktornya adalah faktor pendidikan ibu (Chandriyani, 2009).
Hasil penelitian Hariweni yang dilakukan di Pulogadung Jakarta,
mengatakan bahwa pengetahuan orang tua tentang stimulasi bagi perkembangan
anak masih sangat kurang, hanya sekitar 1,3% yang mempunyai pengetahuan
tinggi tentang stimulasi, 43,4% dengan pengetahuan sedang dan 6,4%
berpengetahuan rendah tentang stimulasi (Fitriana, 2012).
Stimulasi psikososial adalah salah satu stimulasi yang dapat dilakukan
oleh orang tua untuk dapat menjaga dan meningkatkan kualitas perkembangan
anak, termasuk perkembangan sosial emosi anak (Hastuti, 2009). Stimulasi
psikososial yang dapat diberikan oleh orang tua seperti mengajarkan, memberi
contoh, memberi kesempatan dan menyediakan fasilitas belajar serta bermain,
sehingga

proses

perkembangan

anak

dapat

berjalan

dengan

lancar

(Anfamedhiarifda, 2006).
Kenyataannya, di era globalisasi ini tuntutan kebutuhan akan ekonomi
yang semakin meningkat membuat para ibu harus bekerja untuk menambah
pendapatan keluarga. Mereka lebih memilih bekerja pada saat anak-anak mereka
masih dibawah umur satu tahun, yaitu saat dimana peran ibu sangat dibutuhkan
dalam pertumbuhan dan perkembangan anak (Purnama, 2011).
Tahun 2001, rata-rata di seluruh dunia terdapat 54,3 % ibu bekerja yang
memiliki anak dibawah 6 tahun. Data di Indonesia sendiri, terdapat lebih kurang
34 juta penduduk berumur diatas 15 tahun dan berjenis kelamin perempuan adalah
seorang pekerja (Purnama, 2011).

1.2

Rumusan Masalah
Anak adalah investasi bangsa, sehingga perkembangan anak terutama

perkembangan sosial emosi anak harus diperhatikan dengan baik, agar anak dapat
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan keluarga dan orang lain. Keluarga
terutama orang tua sangat berperan penting terhadap perkembangan sosial emosi
anak. Orang tua perlu memberikan stimulasi psikososial yang sangat berperan
terhadap perkembangan anak. Dewasa ini, sangat banyak orang tua terutama ibu
yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kurang memperhatikan
perkembangan dan pertumbuhan anak.
Berdasarkan uraian singkat di atas, peneliti merasa tertarik untuk
mengetahui adakah pengaruh stimulasi psikososial terhadap perkembangan sosial
emosi anak di TKIT Bunayya kota Lhokseumawe tahun 2015.
1.3

Pertanyaan Penelitian

1.

Adakah stimulasi psikososial berpengaruh terhadap perkembangan sosial


emosi anak di TKIT Bunayya kota Lhokseumawe tahun 2015?

2.

Bagaimanakah gambaran stimulasi psikososial yang diberikan orang tua


kepada anak di TKIT Bunayya kota Lhokseumawe tahun 2015?

3.

Bagaimanakah gambaran perkembangan sosial emosi anak di TKIT


Bunayya kota Lhokseumawe tahun 2015?

1.4

Tujuan Penelitian

1.4.1

Tujuan Umum
Mengetahui adakah pengaruh dari stimulasi psikososial terhadap

perkembangan sosial emosi anak di TKIT Bunayya kota Lhokseumawe tahun


2015.
1.4.2

Tujuan Khusus

1.

Mengetahui gambaran stimulasi psikososial yang diberikan orang tua


kepada anak di TKIT Bunayya kota Lhokseumawe tahun 2015.

2.

Mengetahui gambaran perkembangan sosial emosi anak di TKIT


Bunayya kota Lhokseumawe tahun 2015.

1.5

Manfaat Penelitian

1.5.1

Manfaat Teoritis

1.

Menambah

pengetahuan

peneliti

mengenai

pengaruh

stimulasi

psikososial terhadap perkembangan sosial emosi anak.


2.

Penyedia data dasar yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut,
khususnya

dalam

mengetahui

pengaruh

stimulasi

psikososial

terhadap perkembangan sosial emosi anak.


1.5.2

Manfaat Praktis

1.

Menambah pengetahuan dan pemahaman orang tua akan pentingnya


stimulasi psikososial terhadap perkembangan sosial emosi anak.

2.

Masukan bagi TKIT Bunayya kota Lhokseumawe tentang pentingnya


stimulasi psikososial terhadap perkembangan sosial emosi anak.

Anda mungkin juga menyukai