PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan di kota besar dewasa ini antara lain adalah sampah.
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses alam yang
berbentuk padat (Menteri Hukum dan HAM, 2008). Bertambahnya sampah erat
kaitannya dengan peningkatan aktivitas manusia dan pertambahan penduduk serta
keanekaragaman kehidupan manusia. Hal ini berakibat pada menumpuknya
sampah yang secara otomatis tidak dapat diuraikan oleh alam, hingga timbul
berbagai pencemaran. Dari sampah muncul berbagai masalah lainnya yang berasal
dari berbagai aspek seperti segi estetika, kesehatan, serta masalah sosial dan
lingkungannya. Dengan demikian, sudah semestinya pada suatu daerah diperlukan
sistem pengelolaan sampah tersebut. Begitu pula halnya dengan Kota Pontianak,
khususnya jalan Ampera.
Jalan Ampera yang dulunya merupakan kawasan yang tidak begitu padat
penduduk kini telah bertransformasi. Semakin banyak komplek perumahan yang
dibangun pada kawasan ini. Dengan bertambahnya jumlah penduduk maka
bertambah pula bahan buangan atau sampah yang dihasilkan. Tingginya aktivitas
penduduk di Jalan Ampera secara tidak langsung akan mempengaruhi jumlah
sampah yang dihasilkan setiap harinya. Masyarakat disana dalam mengelola
sampah masih dengan cara sederhana yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan
dibuang ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Penanganan sampah yang selama ini
dilakukan belum sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau
menggunakan ulang sampah tersebut (paradigma baru). Penanganan sampah yang
selama ini dilakukan hanya mengangkutnya dari tempat sampah di tiap-tiap rumah
dan membuangnya ke tempat pembuangan sampah akhir atau membakarnya
(paradigma lama). Cara seperti ini kurang bisa mengatasi masalah persampahan
karena masih dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.
Sampah-sampah domestik, baik dari bahan organik maupun anorganik
dibuang begitu saja dalam satu bak/wadah dan tercampur satu sama lain dalam