Anda di halaman 1dari 4

Sakramen-Sakramen Gereja

Gereja sebagai sarana untuk mengkomunikasikan rahmat Allah bagi umat


beriman yang menerimanya. Istilah Gereja dapat diartikan sebagai Persekutuan
orang beriman yang percaya kepada Kristus. Gereja juga dapat diartikan sebagai
tempat ibadah/bangunan untuk ibadah orang kristiani. Gereja itu dalam Kristus
bagaikan sakramen yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan
kesatuan seluruh umat. Tujuan utama Gereja ialah menjadi sakramen persatuan
manusia dengan Allah secara mendalam. Dalam Katekismus Gereja Katolik
dinyatakan bahwa sebagai sakramen, Gereja adalah alat Kristus. Gereja di dalam
tangan Tuhan adalah alat penyelamatan semua orang sakramen keselamatan bagi
semua orang, Yang oleh Kristus menyatakan cinta Allah kepada manusia sekaligus
melaksannya.Dalam Gereja Katolik dikenal 7(tujuh) sakramen yakni sakramen
baptis, ekaristi, penguatan yang dimasukkan dalam sakramen inisiasi, kemudian
sakramen tobat dan pengurapan orang sakit dikelompokkan menjadi sakramen
penyembuhan, dan sakramen imamat dan perkawinan.
Sakramen Tobat
Dosa adalah perbuatan melawan cinta kasih Tuhan dan sesama. Suatu
tindakan disebut dosa apabila tindakan tersebut dilakukan secara sadar, sengaja,
dan dalam keadaan bebas, yang berakibat merugikan orang lain dan dirinya sendiri
serta merusak hubungannya dengan Tuhan. Akibat dari dosa adalah retaknya/
rusaknya bahkan terputusnya hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan,
sesama dan lingkungannya. Bertobat artinya berbalik kembali kepada Allah. Kembali
ke jalan menuju kepada Allah.
Ada ungkapan yang menyatakan Tiada gading yang tak retak. Ungkapan ini
mengandung makna bahwa tiada seorang manusia yang sempurna. Berarti tidak
ada seorangpun yang tidak pernah berbuat dosa. Gereja Katolik menyadari hal ini
karena setiap orang mempunyai kelemahan dan keterbatasan, itulah sebabnya
manusia kerap jatuh ke dalam dosa. Dosa dipandang sebagai perbuatan melawan
cinta kasih Tuhan dan sesama, yang dilakukan secara sadar, sengaja, dan dalam
keadaan bebas. Bagaimana sikap kita terhadap dosa yang kita perbuat? Apakah kita

bersikap gentle atau sebaliknya? Sebagian orang ada yang secara jantan mau
mengakui segala kesalahan dan dosanya dan berani untuk memohon maaf, namun
demikian ada juga orang yang selalu berusaha untuk menutup-nutupi bahkan tidak
mau mengakui kesalahan atau dosanya. Allah adalah Maha Rahim, Ia maha
pengampun, Ia tidak mau manusia hidup dalam kungkungan dosa. Dalam kebaikanNya, Ia selalu menanti dan mengusahakan agar manusia kembali kepadaNya,
bahkan membebaskannya, tanpa memperhitungkan besarnya dosa manusia (lih. I
Yoh 4: 16b). Allah selalu mengundang orang yang berdosa untuk kembali bersatu
dengan-Nya. Ia mengundang orang berdosa untuk bertobat (bdk I Yoh 1: 9).
Kerahiman Allah terhadap orang yang berdosa digambarkan secara indah oleh
Yesus dalam perumpamaan Anak yang Hilang (lih. Luk 15: 11-32) dan dinyatakan
dalam kuasa-Nya sendiri untuk mengampuni dosa. Kuasa itulah yang diwariskan
Yesus kepada Gereja-Nya yaitu untuk memberikan pengampunan atas anggota
Gereja yang bertobat (lih. Yoh 20: 19-23; bdk. Mat 18: 20). Pada saat manusia
dirundung dosa, maka Roh Kudus terus bekerja untuk mengembalikan manusia
kepada Tuhan.
Kini dalam Gereja Katolik, Peristiwa kerahiman Allah tersebut terjadi di dalam
Sakramen Tobat, yang disebut juga dengan istilah Sakramen Rekonsiasi.Sakramen
Tobat menjadi tanda dan sarana pemulihan hubungan yang retak atau rusak akibat
perbuatan dosa, menjadi suatu hubungan yang damai dan harmonis antara Allah
dan Manusia, manusia dan sesama, serta lingkungannya. Seseorang yang telah
menerima Sakramen Tobat , telah diampuni dosanya (lih Yoh 20: 23; bdk. Mat 18:
19). Sakramen Tobat atau Pengakuan Dosa adalah sakramen yang memberikan
berkat pengampunan dan kesembuhan dari Tuhan kepada anggota Gereja atas
dosa-dosa berat dan ringan yang dibuat setelah menerima Sakramen Baptis.
Untuk bertobat biasanya seseorang tidak serta merta begitu saja bertobat,
tetapi melalui beberapa tahapan atau proses. Tahapan itu antara lain:
1.

Mengakui/ menyadari akan kesalahan/dosa,

2.

Menyesali segala kesalahan/dosa,

3.

Berjanji untuk tidak mengulangi lagi atas kesalahan/dosa yang pernah


dilakukan dan

4.

Menyatakan diri bertobat.

Pertobatan dalam Gereja Katolik diwujudnyatakan pula dengan melakukan


pengakuan dosa. Langkah-langkah dalam melakukan pengakuan dosa antara lain:
1.

Melakukan pemeriksaan batin. Orang yang mengaku dosa diajak untuk


mengingat kembali dosa yang telah diperbuat dalam suasana hening dan
berdoa.

2.

Mempunyai niat untuk bertobat menyesali dosa-dosa.

3.

Masuk ruang pengakuan dan mengakui segala dosa-dosanya, minta


pengampunan dan melakukan penitensi sebagi silih atas dosa yang
diperbuat.

4.

Merubah sikap dan tutur kata yang senantiasa menjadi baik.


Buah dari sakramen tobat antara lain memberikan kedamainan, ketenangan,

dan kekuatan untuk berjuang mengalahkan kuasa dan dosa. Selain dari pada itu
dengan sakramen tobat kita juga mendapatkan perdamaian, yaitu kita berdamai
dengan Allah dan juga dengan sesama. Dengan sakramen tobat, kekudusan gereja
di pullihkan kembali karena pertobatan kita.
Bertobat dapat diartikan sebagai tindakan/ sikap yang berani untuk kembali
kepada bapa, kembali pada pangkuan bapa, kembali kejalan menuju kepada bapa.
Untuk bertobat biasanya seseorang tidak sertamerta begitu saja bertobat, tetapi
melalui beberapa tahapan atau proses. Tahapan itu antara lain:
1.

Mengakui/ menyadari akan kesalahan/ dosa,

2.

Menyesali segala kesalahan/ dosa,

3.

Berjanji untuk tidak mengulangi lagi atas kesalahan/ dosa yang pernah
dilakukan dan

4.

Menyatakan diri bertobat.


Dalam pertobatan secara katolik, biasanya dikonkritkan pula dengan

melakukan pengakuan dosa. Adapun langkah-langkah dalam pengakuan dosa


adalah:

1.

Melakukan pemeriksaan batin. Orang yang mengaku dosa diajak untuk


mengingat kembali dosa yang telah diperbuat dalam suasana hening dan
berdoa

2.

Mempunyai niat untuk bertobat menyesali dosa-dosa

3.

Masuk ruang pengakuan dan mengakui segala dosa-dosanya, minta


pengampunan dan melakukan penitensi sebagi silih atas dosa yang diperbuat

4.

Merubah sikap dan tutur kata yang senantiasa menjadi baik

Anda mungkin juga menyukai