PPM 7mei2012 RD DR 131005053226 Phpapp01
PPM 7mei2012 RD DR 131005053226 Phpapp01
pembelajaran yang kurang tepat. Masalah ini ditemui oleh peneliti dari hasil
pengamatan selama mengajar atau dari hasil needs assessment.
Sukmadinata (2005:164) mengatakan Penelitian dan Pengembangan
(Research and Development) adalah suatu proses atau langkah langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada,
yang dapat dipertanggungjawabkan .
Lebih lanjut Sukmadinata (2005:165) mengemukakan Langkah langkah
penelitian dan pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan
adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
menggunakan suatu produk tertentu.
1. Metode Pengembangan
Metode Penelitian Pengembangan memuat 3 komponen utama yaitu : (1)
Model pengembangan, (2) Prosedur pengembangan, dan (3) Uji coba produk.
Deskripsi dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
1.1 Model pengembangan
Model Pengembangan merupakan dasar untuk mengembangkan produk
yang akan dihasilkan. Model pengembangan dapat berupa model prosedural,
model konseptual, dan model teoritik. Model prosedural adalah model yang
oleh
peneliti/pengembang
dalam
membuat
produk.
Prosedur
bahan
pembelajaran,
proses
pembelajaran
dan
instrumen evaluasi.
4. Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba dilapangan
pada1 sampai 3 sekolah dengan 6 samapai 12 subjek uji coba (guru).
Selama uji coba diadakan pengamatan wawancara dan pengedaran
angket.
5. Merevisi hasil uji coba (main product revision). Memperbaiki atau
menyempurnakan hasil uji coba.
6. Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih
luas pada 5 sampai 15 sekolah, dengan 30 sampai 100 orang subjek uji
coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelum dan sesudah
menggunakan model yang dicoobakan dikumpulkan. Hasil hasil
pengumpulan data dievaluasi dan dibandingkan
dengan kelompok
pembanding.
7. Penyempurnaan produk uji coba lapangan (operasional product
revision). Menyempurnakan produk hasil uji coba lapangan.
8. Uji pelaksanaan lapangan (operational field ttesting). Dilaksanakan ada
10 sampai 30 sekolah, melibatkan 40 sampai 200 subjek. Pengujian
dilakukan melalui angket wawancara, observasi dan analisis hasilnya.
9. Penyempurnaan produk akhir (final product revision). Penyempurnaan
didasarkan masukan dari uji pelaksanaan lapangan.
10. Diseminasi dan implementasi (Dissemination and implementation).
Melaporkan hasilnya dalam pertemuan profesional dan dalam jurnal.
Bekerjasama
dengan
penerbit
untuk
penerbitan.
Memonitor
meriview
instrumen
dan
menganalisis
jawaban
instrumen
yang
telah
(2008)
didalam
weblognya
(http://zulkardi.wordpress.com/)
den
Akker
dan
Plomp
(1993)
mendeskripsikan
penelitian
Richey
dan
Nelson
(1996)
membedakan
penelitian
Tipe pertama difokuskan pada pendesaianan dan evaluasi atas produk atau
program tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang
proses pengembangan serta mempelajari kondisi yang mendukung bagi
implementasi program tersebut.
penelitian
pengembangan
adalah
suatu
proses
yang
digunakan
untuk
2.
3.
10
adalah
untuk
menigkatkan
proses
rancangan
instruksional,
perumusan
kurikulum,
dan
penaksiran
keberhasilan
dari
pengembangan
dimana
gagasan
teoritis
dari
perancang
memberi
11
12
1. Tahap Preliminary
Pada tahap ini, peneliti akan menentukan tempat dan subjek penelitian seperti
dengan cara menghubungi kepala sekolah dan guru mata pelajaran disekolah yang
akan menjadi lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti akan mengadakan persiapanpersiapan lainnya, seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerja sama
dengan guru kelas yang dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap Formative Evaluation
1) Self Evaluation
Analisis
Tahap ini merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti dalam hal
inin akan melakukan analisis siswa, analisis kurikulum, dan analisis perangkat
atau bahan yang akan dikembangkan.
Desain
Pada tahap ini peneliti akan mendesain perangkat yang akan dikembangkan yang
meliputi pendesainan kisi-kisi, tujuan, dan metode yang akan di kembangkan.
Kemudian hasil desain yang telah diperoleh dapat di validasi teknik validasi yang
telah ada seperti dengan teknik triangulasi data yakni desain tersebut divalidasi
oleh pakar (expert) dan teman sejawat. Hasil pendesainan ini disebut sebagai
prototipe pertama.
2) Prototyping
Hasil pendesainan pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self
evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan siswa (one-to-one) secara
paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. Hasil revisi pada prototipe
pertama dinamakan dengan prototipe kedua.
Expert Review
Pada tahap expert review, produk yang telah didesain dicermati, dinilai dan
dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi menelaah konten, konstruk, dan bahasa
dari masing-masing prototipe. Saransaran para pakar digunakan untuk merevisi
perangkat yang dikembangkan. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para
pakar (validator) tentang desain yang telah dibuat ditulis pada lembar validasi
13
sebagai bahan merevisi dan menyatakan bahwa apakah desain ini telah valid atau
tidak.
One-to-one
Pada tahap one-to-one, peneliti mengujicobakan desain yang telah dikembangkan
kepada siswa/guru yang menjadi tester. Hasil dari pelaksanaan ini digunakan
untuk merevisi desain yang telah dibuat.
Small group
Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami pada saat uji coba pada
prototipe pertama dijadikan dasar untuk merevisi prototipe tersebut dan
dinamakan prototipe kedua kemudian hasilnya diujicobakan pada small group.
Hasil dari pelaksanaan ini digunakan untuk revisi sebelum diujicobakan pada
tahap field test. Hasil revisi soal berdasarkan saran/komentar siswa pada small
group dan hasil analisis butir soal ini dinamakan prototipe ketiga.
3) Field Test
Saran-saran serta hasil ujicoba pada prototipe kedua dijadikan dasar untuk
merevisi desain prototipe kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian
dalam hal ini sebagai uji lapangan atau field test.
Produk yang telah diujicobakan pada uji lapangan haruslah produk yang
telah memenuhi kriteria kualitas. Akker (1999) mengemukakan bahwa tiga
kriteria kualitas adalah: validitas, kepraktisan, dan efektivitas (memiliki efek
potensial).
14
Daftar Pustaka
Asikin dan Cahyono. 2004. Penelitian Pengembangan dalam Bidang Pendidikan.
Semarang : Universitas Negeri Semarang.
Noname.http://pou-pout.blogspot.com/2011/11/model-penelitian-pengembanganborg-gall.html diakses pada tanggal 22 april 2012
Noname.http://navelmangelep.wordpress.com/2012/04/01/penelitianpengembangan-development-research/ diakses pada tanggal 30 April
2012
Noname.http://www.ziddu.com/download/11996868/MetodePenelitiandanPengem
bangan.docx.html diakses pada tanggal 30 April 2012
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta,
Bandung, 2011
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Tim Puslitjaknov. 2008. Metode Penelitian Pengembangan. Jakarta : Depdiknas
Dirjendikti.
Zulkardi. 2002. CASCADE. Dissertation - Developing a learning environment on
realistic mathematics education for Indonesian student teachers.
http://projects.gw.utwente.nl/cascade/imei/dissertation/disertasi.html di
akses pada 19 April 2012.
Zulkardi.2008. Zulkardis Weblog. http://zulkardi.wordpress.com/ diakses pada 20
April 2012.
15
16