Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Identitas Pasien
Nama
: Ny. N
Umur
: 56 tahun
II.
RM
: 733642
Tgl Masuk
: 19 November 2015
Anamnesis
Keluhan Utama
: Nyeri pada tungkai bawah kiri
Anamnesis Terpimpin :
Dialami 6 jam sebelum masuk ke RS. Wahidin Sudirohusodo karena
kecelakaan lalu lintas.
Mekanisme trauma :
Pasien sedang menyebrang jalan kemudian ditabrak motor dari sebelah
kiri dan pasien terjatuh .
Riwayat pingsan tidak ada, riwayat mual dan muntah tidak ada, riwayat
sakit kepala tidak ada.
Riwayat pasien dirawat di RSUD Pangkajene kemudian dirujuk ke Rumah
Sakit Wahidin Sudirohusodo.
III.
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis:
Keadaan Umum : Sadar GCS 15 (E4M6V5) / Gizi Cukup
Tanda Vital :
Tekanan Darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 80 kali/menit
Pernapasan
: 18 kali/menit
Suhu
: 36,8oC (aksilla)
Status Lokalis
:
Regio Cruris sinistra
Look
:
Tampak luka laserasi di aspek medial setinggi 1/3 tengah cruris,
deformitas ada, edema ada, hematoma ada.
Feel
:
Nyeri tekan ada.
Range of Movement :
Pergerakan aktif dan pasif dari knee dan ankle kanan sulit
Left
Right
ALL
81 cm
82 cm
TLL
70 cm
71 cm
LLD
IV.
GAMBARAN KLINIS
1 cm
V.
VI.
GAMBARAN RADIOLOGI
Foto Kruris AP + Lateral
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan
Hasil
Nilai normal
WBC
13,4
4,00-10,0
RBC
3,46
4,00-6,00
HGB
9,6
12,0-16,0
HCT
29,2
37,0-48,0
PLT
199
150-400
CT
800
4-10
BT
300
1-7
HBsAg
VII.
Non Reactive
Non Reactive
RESUME
Seorang Wanita, 56 tahun, masuk Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo
dengan keluhan nyeri pada tungkai kiri yang dialami 6 jam sebelum masuk
Rumah Sakit karena ditabrak oleh pengendara motor. Mekanisme trauma :
Pasien sedang menyebrang jalan, dan tiba-tiba pasien ditabrak pengendara
motor dari arah kiri pasien, kemudian pasien terjatuh ke arah kanan.
Dari pemeriksaan fisis, didapatkan pada inspeksi tampak luka laserasi di
aspek medial setinggi 1/3 medial cruris, ukuran < 1 cm, deformitas ada,
edema ada, hematoma ada. Pada palpasi ditemukan adanya nyeri tekan.
Range of Motion pada sendi lutut dan ankle sulit dinilai karena nyeri. Pada
pemeriksaan neurovaskuler distal dalam batas normal.
Dari pemeriksaan radiologi, ditemukan adanya fracture transversal os tibia
dextra dan fraktur 1/3 transversal os fibula dextra.
VIII. DIAGNOSIS
Open fracture transversal 1/3 medial left tibia grade I
Open fracture transversal 1/3 medial left fibula grade I
IX.
PENATALAKSANAAN
IVFD
Analgesik
Antibiotik
Vaksin tetanus
Debridement
Rencana Open Reduction Internal Fixation
DISKUSI
FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA
I.
PENDAHULUAN
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang. Ini akibat dari
adanya retakan, akibat terjatuh atau pecahnya lapisan kortex sehingga tulang
terenggang baik secara komplet dan ada pergeseran dari fragmen tulang.
Jika kulit diatas fraktur masih utuh maka disebut fraktur tertutup, jika kulit
terhubung dengan dunia luar maka disebut fraktur terbuka, hati-hati
terhadap kontaminasi dan infeksi.1
Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba-tiba dan
berlebihan, yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, penekukan,
pemuntiran, atau penarikan. Fraktur dapat disebabkan trauma langsung atau
tidak langsung. Trauma langsung berarti benturan pada tulang dan
mengakibatkan fraktur di tempat itu. Trauma tidak langsung bila titik tumpu
benturan dengan terjadinya fraktur berjauhan.1,2,3
ANATOMI
Tibia adalah tulang tubular panjang dangan penampang berbentuk
segitiga. Batas anteromedial dari tibia adalah jaringan subkutan dan
dikelilingi oleh empat buah fasia yang membentuk kompartemen (anterior,
lateral, superficial posterior dan deep posterior). Otot dari kompartemen
anterior adalah untuk dorsofleksi atau ekstensi ibu jari kaki. Sedangkan otot
dari kompartemen lateral, superficial posterior dan deep posterior fleksi
bagian plantar kaki.3,4,5
Fibula adalah tulang yang tipis pada bagian lateral tubuh dari tungkai
bawah. Ini bukan merupakan bagian dari artikulatio pada sendi lutut, tetapi
dibawah dari malleolus lateralis dari sendi pergelangan kaki. Ini bukan
merupakan bagian dari penopang berat tubuh, tetapi ini merupakan bagian
dari perlengketan otot. Fibula ini luas pada bagian proksimal, corpus dan
distal. 6
Suplai darah
Arteri yang menutrisi tibia berasal dari arteri tibialis posterior, yang
memasuki korteks posterolateral distal sampai ke origin dari muskulus
soleus. Pada saat pembuluh darah memasuki kanalis intermedullaris, ia
terbagi menjadi tiga cabang asendens dan satu cabang desendens. Cabangcabang ini yang kemudian membentuk endosteal vascular tree, yang
beranastomose dengan arteri periosteal dari arteri tibialis posterior.3
(a)
(b)
(d)
(c)
III.
Langsung
o Energi tinggi: kecelakaan kendaraan bermotor
Sebagian besar berupa fraktur transversal, comminuted,
displaced fractures.
Angka kejadian kerusakan terhadap jaringan sangat tinggi.
o Penetrasi: luka tembakan
Pola luka bervariasi.
Pada senjata genggam dengan kecepatan rendah tidak dapat
menyebabkan gangguan pada tulang maupun kerusakan
jaringan seperti yang disebabkan oleh energy tinggi
(kecelakaan bermotor) atau kecepatan tinggi (senjata
tembak dan senjata mematikan lainnya).
o Bending: three- or four-point (ski boot injuries)
Obliq yang pendek maupun fraktur transversal dapat
timbul, dengan kemungkinan menghasilkan potongan
butterfly.
Timbulnya crush injury.
Pola comminuted dan segmental sangat berhubungan
diperhatikan
o Fraktur corpus fibula: Akibat dari trauma langsung dari bagian
lateral tungkai bawah.
Tidak langsung
o
Mekanisme terpelintir
Fraktur Stres
Fraktur dapat terjadi dengan stres yang normal jika tulang melemah
akibat
perubahan
pada
strukturnya
(contohnya
pada
osteoporosis,
Gambar 7. Beberapa pola fraktur dapat dijadikan sebagai patokan mekanisme penyebab:
(a) pola spiral (terputar); (b) pola obliq pendek (kompresi); (c) potongan segitiga butterfly
(tertarik) dan (d) pola transversal (tertekan). Pola spiral dan beberapa obliq (panjang)
seringkali terjadi akibat kecelakaan energi rendah secara tidak langsung; pola tertarik dan
transversal disebabkan kecelakaan energy tinggi secara langsung. 1
IV.
KLASIFIKASI MULLER
Secara universal, didasarkan pada posisi anatomis, komunikasi dan
berbagai data dari banyak negara dan populasi, yang berkontribusi dalam
penelitian
dan
tatalaksana.
Sebuah
klasifikasi
alfanumerik
yang
dikembangkan oleh Muller dan kawan-kawan saat ini telah diadaptasi dan
direvisi (Muller et al., 1990; Marsh et al., 2007; Slongo and Audige 2007).
Walaupun hal tersebut belum sepenuhnya divalidasi untuk reabilitas dan
reproduksibilitas, sementara diusahakan secara komprehensif.1
Gambar 9 Klasifikasi Muller (a) Masing-masing tulang panjang memiliki tiga segmenproximal, diafisis dan distal; fragmen proksimal dan distal dibatasi oleh segiempat dari
ukuran terlebar tulang (b,c,d) fraktur pada segmen diafisis dapat sederhana, tajam maupun
kompleks. (e,f,g) fraktur pada bagian proksimal dan distal dapat berupa ekstraartikular,
partial artikular dari articular lengkap.1
VI.
VII. DIAGNOSIS
Mendapatkan informasi mengenai riwayat yang lengkap dan
pemeriksaan fisis sangat penting ketika memeriksa seseorang yang diduga
mengalami fraktur tibia. Dapat diketahui bagaimana mekanisme perlukaan,
waktu terjadinya perlukaan dan syndrome nyeri yang akan muncul. Sangat
penting untuk menentukan apakah perlukaan ini termasuk tinggi-atau
rendah energi, perlukaan dengan energi yang tinggi juga akan sangat
signifikan akan mengalami perlukaan jaringan lunak pada sekitar daerah
fraktur.
Fraktur corpus tibia disebabkan oleh perlukaan energi rendah yang
berpotensi dengan keadaan patologik atau kondisi osteopenik. Ini sangat
penting untuk menanyakan mengenai lokasi dan berat ringannya nyeri pada
tungkai bawah termasuk panggul, lutut dan pergelangan kaki. Penanganan
harus hati-hati pada associated injuries. Dari pemeriksaan fisis, biasanya
ditemukan nyeri pada sisi yang fraktur yang berhubungan dengan hematom
dari jaringan lunak.2 Pemeriksaan Neurovascular Distal (NVD) penting
dilakukan. Arteri dorsalis pedis dan arteri tibialis posterior harus diraba
untuk dievaluasi dan kita laporkan hasilnya, khususnya pada fraktur terbuka
vascular biasanya mengalami gangguan. Nervus peroneal comunis dan
tibialis harus kita lakukan pemeriksaan. 3
IX.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
tinggi.
Jarak fragmen tulang yang telah berubah dari lokasi normalnya:
pergeseran fragmen yang luas menunjukkan bahwa jaringan lunak
fraktur sebelumnya?
Osteoarthritis atau adanya artroplasti lutut: hal tersebut dapat
Pemeriksaan X-ray adalah hal yang wajib. Harus diingat rule of twos: 1
-
Two views - Sebuah fraktur atau dislokasi tidak dapat terlihat hanya
dari satu posisi foto X- ray dan setidaknya dibutuhkan dua posisi
sendi atas dan bawah fraktur harus diambil pada film x-ray.
Two limbs - Pada anak-anak, adanya epifisis yang imatur dapat
membingungkan dengan diagnosis fraktur; foto x-ray dari ekstremitas
biasanya tidak diperlukan. Technetium scan tulang dan MRI dapat berguna
dalam mendiagnosis stress fraktur sebelum cederanya menjadi jelas pada
foto polos. Angiografi diindikasikan jika dicurigai terdapat cedera arteri.3
X.
PENATALAKSANAAN
Dari semua penanganan kecelakaan, atasi syok merupakan langkah
awal dan fraktur dibidai sebelum dipindahkan. Bidai fraktur dengan metode
Thomas-type splint untuk mengurangi perdarahan dan rasa nyeri. Berikan
antibiotik dan analgetik intravena.1
Fraktur Tibia Fibula
Non-operative 3
Reduksi fraktur diikut dengan pengaplikasian long leg cast dengan
pemberian beban secara progresif dapat digunakan untuk mengisolasi dan
menutup fraktur berenergi rendah dengan pergeseran dan pola kominutive
yang minimal.
Cast pada lutut dengan sudut fleksi 0-5 untuk memperbolehkan beban
ditopang secepat mungkin oleh pasien dengan percepatan untuk
Pengobatan Operatif 3
Intramedullary (IM) Nailing
dengan
kehilangan
tulang
yang
signifikan.
Alat ini jarang digunakan di Amerika Serikat karena dominasi pola fraktur
yang tidak stabil dan sukses dengan interlocking nails.
Fiksasi Eksternal
Tingkat union: Hingga 90%, dengan rata-rata 3,6 bulan untuk union.
Patah tulang ini terkenal sulit untuk nailing, sering terjadi malaligned,
deformitas tersering adalah valgus dan angulasi apeks apeks.
Jika fraktur tibia yang tidak mengalami pergeseran, pengobatan terdiri dari
long leg cast dengan early weight bearing. Observasi yang cermat
diindikasikan untuk mengenali kecenderungan terjadinya varus.
Sangat beresiko terjadinya varus jika ada malunion, terutama pada pasien
dengan usia > 20 tahun.
Fasciotomy
KOMPLIKASI 3
Komplikasi yang dapat terjadi ada 2 jenis, yaitu komplikasi dini dan
komplikasi lanjut. Yang termasuk komplikasi dini adalah syok, emboli
lemak, trauma pembuluh darah besar, trauma saraf, tromboemboli, dan
infeksi. Sedangkan yang termasuk kompliksai lanjut adalah delayed union,
non union, malunion, kaku sendi otot, dan refraktur. 3,9
o
o
o
o
pergeseran.
Dapat terjadi infeksi.
Dapat terjadi kekakuan pada lutut dan / atau pergelangan kaki.
Nyeri pada lutut: Hal ini merupakan komplikasi yang paling umum
anterior
merupakan
o
o
DAFTAR PUSTAKA
1. Nalyagam S. Principles of Fractures. In: Solomon L. Apleys System of
Orthopaedics and Fractures. Ninth edition. UK: 2010. p. 687-693.
2. Bucholz, Robert W.; Heckman, James D. Fractures of The Tibia and Fibula.
In: Court-Brown, Charles M. Rockwood & Green's Fractures in Adults, 7th
Edition. UK: Lippincott Williams & Wilkins. 2006. p. 1868-76.
3. Koval, Kenneth J.; Zuckerman, Joseph D. Handbook of Fractures, 4th Edition.
USA: Lippincott Williams & Wilkins. 2006.p. 464-75.
4. Agur AMR, Dalley AF. Grants Atlas of Anatomy 12th edition. New York:
Lippincott William Wilkins. 2009. p. 422-5.
5. Thompson, John C. Leg and Knee in: Netter's Concise Orthopaedic Anatomy.
2th Edition..Philadelphia: Saunders Elsevier. 2010.p. 294, 316-9.
6. Snell RS. The Lower Limb. Clinically Anatomy by Regions. 8th Edition. New
York: Lippincott Williams & Wilkins; p. 595-6.
7. Mostofi SB. Fracture Classification in Clinical Practice. London: Springer.
2006. 59-60.
8. Miller MD, Thompson SR, Hart JA. Review of Orthopaedics 6th Edition.
Philadelphia; Saunder Elsevier. 2012. p. 315-6.
9. Nalyagam S. Injury of The Knee and Leg. In: Solomon L. Apleys System of
Orthopaedics and Fractures. Ninth edition. UK: 2010. p. 901-3.