FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2015
Disusun oleh:
Tim MEDU
Penanggung jawab :
3.
4.
5.
6.
7.
DISIPLIN
ILMU
Ilmu
Kedokteran
Forensik
Medikolega
l
Etika
Kedokteran
Evidence
Based
Medicine
Bedah
Basic Life
Support
Kedokteran
Islam
NARASUMBER/PENGAMP
U
dr. Gatot Suharto, SpF, SH
KODE
GS
ST
SMP
AT
WBM
GS
SMP
No Telepon
08122866559 /
(024) 8318032
081390129737
0811274630
08122866559 /
(024) 8318032
0816657340
081326620183
0811274630
RZ
KNT
085741994178
085727878161
RD
BP
081575911886
081328144622
TS
081325703459
AI
08122931567
NJ
NY
0818455080
08156586799
A. DESKRIPSI BLOK
Blok Kedokteran Forensik dan Etikomedikolegal merupakan
Blok ke 17 pada semester VI tahun ke 3 di FK UNIMUS. Blok ini
berisi tentang penerapan ilmu kedokteran dalam membantu
penegakan keadilan pada kasus-kasus hukum dan kaitannya
dengan hukum kesehatan dan etik kedokteran yang sesuai
dengan Standard Kompetensi Dokter Indonesia tahun 2012.
Proses pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan
pembekalan, diskusi tutorial, praktikum ketrampilan dan belajar
mandiri.
B. KOMPETENSI BLOK
Mahasiswa
diharapkan
setelah
melalui
pembelajaran, mahasiswa memiliki kemampuan
tercantum
tabel berikut di bawah ini. Detail dari
kompetensi dijabarkan lebih lanjut Rencana Kegiatan
Pembelajaran.
proses
seperti
setiap
Proses
Mawas
Diri
dan
Pengembang
an Diri
Kompetensi Inti
Penjabaran Kompetensi
Mahasiswa
memahami
aspekaspek agama Islam
dan
keMuhammadiyahan
dalam
praktik
kedokteran
yang
profesional.
Mahasiswa
menyadari
keterbatasan,
mengatasi masalah
personal,
mengembangkan
diri,
mengikuti
penyegaran
dan
peningkatan
pengetahuan secara
berkesinambungan
serta
mengembangkan
pengetahuan demi
Pokok Bahasan
1.
Aspek agama
dalam praktik
kedokteran
1.
Prinsip
pembelajaran
orang dewasa
(adult learning)
Dasar-dasar
keterampilan
belajar
Problem based
learning
Problem solving
2.
3.
4.
Komunikasi
Efektif
keselamatan pasien.
Mahasiswa mampu
menggali
dan
bertukar
informasi
secara verbal dan
non verbal dengan
pasien,
anggota
keluarga,
masyarakat, kolega,
dan profesi lain.
1.
2.
3.
4.
Pengelolaan
Informasi
Mahasiswa mampu
memanfaatkan
teknologi informasi
komunikasi
dan
informasi kesehatan
dalam
praktik
kedokteran.
Landasan Ilmiah
Ilmu Kedokteran
Mahasiswa mampu
menyelesaikan
masalah kesehatan
berdasarkan
landasan ilmiah ilmu
kedokteran
dan
kesehatan
yang
mutakhir
untuk
mendapat
hasil
yang optimum.
Ketrampilan
Mahasiswa
mampu
1.
2.
Penggunaan
bahasa yang baik,
benar, dan
mudah
dimengerti
Prinsip
komunikasi dalam
pelayanan
kesehatan
Berbagai elemen
komunikasi efektif
Kaidah penulisan
dan laporan
ilmiah
Teknik
keterampilan
dasar
pengelolaan
informasi
Keterampilan
pemanfaatan
evidence-based
medicine (EBM)
1.
Struktur dan
fungsi
Struktur dan
fungsi pada
tingkat
molekuler,
seluler,
jaringan, dan
organ
Prinsip
homeostasis
1.
Prinsip dan
Klinis
melakukan prosedur
klinis yang berkaitan
dengan
masalah
kesehatan
dengan
menerapkan prinsip
keselamatan pasien,
keselamatan
diri
sendiri,
dan
keselamatan orang
lain
1. Melakukan
prosedur
diagnosis
Melakukan dan
menginterpretasi
hasil auto-, allodan heteroanamnesis,
pemeriksaan fisik
umum dan khusus
sesuai dengan
masalah pasien
Melakukan dan
menginterpretasi
pemeriksaan
penunjang dasar
dan mengusulkan
pemeriksaan
penunjang lainnya
yang rasional
2. Melakukan
prosedur
penatalaksanaan yang
holistik
dan
komprehensif
Melakukan edukasi
dan konseling
Melakukan tindakan
medis preventif
Melakukan tindakan
medis kuratif
Melakukan tindakan
medis rehabilitatif
Melakukan prosedur
proteksi terhadap
hal yang dapat
membahayakan diri
sendiri dan orang
lain
Melakukan tindakan
medis pada
kedaruratan klinis
dengan
menerapkan prinsip
keselamatan pasien
2.
3.
keterampilan
anamnesis
Prinsip dan
keterampilan
pemeriksaan fisik
Prinsip
kewaspadaan
standar (standard
precaution)
Tugas mandiri
Berupa
belajar
mandiri
dengan
cara
penelusuran berbagai sumber pembelajaran
(kepustakaan, internet, pakar) untuk mencari
jawaban dari sasaran belajar pada pertemuan
pertama
Tugas terstruktur
Tugas berupa laporan hasil diskusi pertemuan
kedua bagi setiap kelompok yang ditulis
dengan cara penulisan baku tulisan ilmiah
yang disertai dengan kepustakaan.
Pada setiap akhir blok diadakan temu pakar untuk
presentasi
hasil
diskusi
tutorial
masing-masing
kelompok. Topik temu pakar adalah diprioriaskan untuk
scenario yang paling kompleks dan sulit dipecahkan.
Temu pakar menghadirkan pakar-pakar sesuai bidang
ilmu terkait.Dalam temu pakar ini mahasiswa dapat
pula
menanyakan
hal-hal
yang
belum
dapat
dipecahkan.
c. PRAKTIKUM KETRAMPILAN
Praktikum ketrampilan pada blok ini dilaksanakan
dengan model role-play
suatu simulasi/ sandiwara
dokter-pasien.
Dalam pelaksanaan praktikum mahsiswa dibagi
dalam rombel, dimana setiap rombel terdiri dari 8-10
orang. Praktikum dibimbing oleh dokter sebagai
instruktur pembimbing/ trainer. Trainer telah dilatih
ketrampilannya melalui training of trainer (ToT).
Pada praktikum ketrampilan blok ini terdapat 5
topik ketrampilan. Satu topik ketrampilan dilaksanakan
sebanyak 2x pertemuan. (1 pertemuan = 2 TM /2x50
menit)
Dalam pelaksanaannya dibagi lagi menjadi :
1. Pertemuan pertama :
a. Skill lab diawali dengan melakukan
feedback
and
reflection
terhadap
mahasiswa
dengan
cara
memberi
kesempataan kepada
salah seorang
mahasiswa
untuk
mencoba
topik
ketrampilan yang akan dipelajari. Setelah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
10
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
DAFTAR MASALAH
Melakukan praktik kedokteran tidak sesuai dengan kompetensinya
Melakukan praktik tanpa izin (tanpa SIP dan STR)
Melakukan praktik kedokteran lebih dari 3 tempat (Melanggar
ketentuan Undang-Undang untuk tidak melakukan praktik dilebih
dari 3 tempat praktik (3 SIP) dengan tetap memperhatikan
pengecualiannya)
Mengiklankan/mempromosikan diri dan institusi kesehatan yang
tidak sesuai dengan ketentuan KODEKI
Memberikan Surat Keterangan Sakit atau Sehat yang tidak sesuai
kondisi sebenarnya
Bertengkar dengan tenaga kesehatan lain atau dengantenaga nonkesehatan di insitusi pelayan kesehatan
Tidak melakukan informed consent dengan semestinya
Tidak mengikuti Prosedur Operasional Standar atau Standar
Pelayanan Minimal yang jelas
Tidak membuat dan menyimpan rekam medik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Membuka rahasia medis pasien kepada pihak yang tidak
berkepentingan dan tidak sesuai denga ketentuan yang berlaku
Melakukan tindakan yang tidak seharusnya kepada pasien, misalnya
pelecehan seksual, berkata kotor, dan lain-lain
Meminta imbal jasa yang berlebihan
Menahan pasien di rumah sakit bukan karena alasan medis
Memberikan keterangan/kesaksian palsu di pengadilan
Tidak menangani pasien dengan baik sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia
Melakukan tindakan yang tergolong malpraktik
Tidak memperhatikan keselamatan diri sendiri dalam melakukan
tugas profesinya
Melanggar ketentuan institusi tempat bekerja (hospital by laws,
peraturan kepegawaian, dan lain-lain)
Melakukan praktik kedokteran melebihi batas kewajaran dengan
motivasi yang tidak didasarkan pada keluhuran profesi dengan tidak
memperhatikan kesehatan pribadi (pelanggaran KODEKI)
Tidak mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
kedokteran (pelanggaran KODEKI)
Melakukan kejahatan asuransi kesehatan secara sendiri atau
bersama dengan pasien (misalnya pemalsuan hasil pemeriksaan,
dan tindakan lain untuk kepentingan pribadi)
Pelanggaran disiplin profesi (Pelanggaran kedisiplinan profesi
dijelaskan dalam buku pedoman profesi kedokteran yang
dikeluarkan oleh Majelis Kehormatan dan Disiplin Kedokteran
11
Indonesia (MKDKI))
23. Menggantikan praktik atau menggunakan pengganti praktik yang
tidak memenuhi syarat (pelanggaran KODEKI dan Hukum)
24. Melakukan
tindakan
yang
melanggar
hukum
(termasuk
ketergantungan obat, tindakan kriminal/perdata, penipuan, dan lainlain)
25. Merujuk pasien dengan motivasi untuk mendapatkan keuntungan
pribadi, baik kepada dokter spesialis, laboratorium, klinik swasta,
dan lain-lain
26. Peresepan obat tidak rasional
27. Melakukan kolusi dengan perusahaan farmasi, meresepkan obat
tertentu atas dasar keuntungan pribadi (pelanggaran KODEKI)
B. Daftar Keterampilan
Tingkat kemampuan dokter:
Tingkat kemampuan 1 (Knows): Mengetahui dan
menjelaskan
Lulusan dokter mampu menguasai pengetahuan teoritis
termasuk aspek biomedik dan psikososial keterampilan tersebut
sehingga dapat menjelaskan kepada pasien/klien dan
keluarganya, teman sejawat, serta profesi lainnya tentang
prinsip, indikasi, dan komplikasi yang mungkin timbul.
Keterampilan ini dapat dicapai mahasiswa melalui perkuliahan,
diskusi, penugasan,
dan belajar mandiri, sedangkan
penilaiannya dapat menggunakan ujian tulis
Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat
atau didemonstrasikan
Lulusan
dokter
menguasai
pengetahuan
teoritis
dari
keterampilan ini dengan penekanan pada clinical reasoning dan
problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan
mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi
atau pelaksanaan langsung pada pasien/ masyarakat. Pengujian
keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian
tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis
dan/atau lisan (oral test).
Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau
pernah menerapkan di bawah supervisi
Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini
termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial
12
Daftar Ketrampilan
Prosedur medikolegal
2.
3.
4.
5.
Forensik Klinik
6.
Lo
C
Materi Praktikum
Ketrampilan dan
Biomedik
1. Praktikum
Ketrampilan :
1.Pemeriksaan tanda,
waktu,
dan
4
penyebab kematian,
4
Pembuatan surat
keterangan medis
4
2.Pemeriksaan kasus
4
trauma
dan
tenggelam
Pembuatan visum et
3
13
7.
Pemeriksaan anus
8.
Deskripsi luka
9.
Korban Mati
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
Teknik Otopsi
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
2
5.
2
repertum.
3.Basic Life Support I
(manajemen
ABC,
Resusitasi cairan )
4.Basic Life Support II
(Resusitasi Jantung
Paru)
5.Pemeriksaan fraktur
dan
teknik
pembidaian/pembalu
tan fraktur.
Praktikum Biomedik :
1.
Penentuan
golongan darah
2. Forensik
pemeriksaan
CO
(karbon
monoksida)
3. Pemeriksaan
laboratorium
forensic
cairan
mani
dan
spermatozoa
4. Pemeriksaan
forensik paru
Vaginal swab
29.
Buccal swab
30.
Pengambilan darah
31.
Pengambilan urine
32.
33.
Pengambilan jaringan
34.
35.
14
36.
37.
38.
39.
40.
Pemeriksaan sperma
41.
Histopatologi forensik
42.
Fotografo forensik
C. Daftar Penyakit
Tingkat kemampuan yang harus dicapai/Level of Competency
(LoC) :
Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan
Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran
klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk
mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit
tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat
bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti
sesudah kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap
penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat
bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga
mampu menindaklanjuti sesudah
kembali dari rujukan.
Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan awal, dan merujuk
3A. Bukan gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi
pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan
dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi
penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu
menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
3B. Gawat darurat
Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan
memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat
demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan
15
Daftar Penyakit
LoC
Kekerasan tumpul
Kekerasan tajam
Trauma kimia
3A
Luka tembak
3A
Barotrauma
Trauma suhu
Asfiksia
3A
Tenggelam
3A
10
3A
11
Pengguguran kandungan
3A
12
Kematian mendadak
3B
13
Toksikologi forensic
3A
NARA
SUMBER
TATAP MUKA
DISIPLIN ILMU
16
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Otopsi
dan
pemeriksaan
laboratorium
Pelayanan Ekstamura;
8.
Visum et Repertum
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
Bioetik
sebagai
dasar
pengembangan ilmu pengetahuan
Aspek
Etika
pada
penelitian
melibatkan manusia dan hewan di
bidang
kedokteran
(Ethical
Clearance)
Aspek Etika pada fertilisasi in vitro,
preservasi zygote, dan cloning
Aspek
Etika
pada
kematian,
pendampingan
kematian
dan
Euthanasia aktif
Aspek Etik pada tranfusi dan
transplantasi organ
Kewajiban Dokter dalam Membantu
Menegakkan Kebenaran
Pandangan Islam dalam menghadapi
pengembangan
teknologi
Kedokteran
GS
1 x 100
GS
1 x 100
GS
2 x 100
GS
ST
1 x 100
1 x 100
ST
1 x 100
ST
1 x 100
ST
1 x 100
SMP
1 x 100
SMP
1 x 100
GS
1 x 100
GS
1 x 100
AT
1 x 100
SMP
1 x 100
WBM
1 x 100
GS
1 x 100
SMP
1 x 100
WBM
1 x 100
WBM
1 x 100
AI
1 x 100
AI
1 x 100
Ilmu
Kedokteran
Forensik
Medikolegal
Bioetika
Kedokteran
Kedokteran
Islam
17
22.
23.
24.
25.
26.
27.
29.
31.
32.
33.
34.
AI
NY
NY
NJ
NJ
RZ
KNT
TS
1 x 100
1 x 100
1 x 100
1 x 100
1 x 100
3 x 100
1x100
BLS
TS
1X100
TS
1X100
BLS
BP
1x100
Bedah
AI
1x100
Patologi Klinik
RD
2x100
Bedah
18
35.
Diskusi Tutorial
8 x 100
36.
Praktikum Ketrampilan
10x 120
37.
Praktikum Biomedik
4 x 120
38.
Temu pakar
1 x 100
39.
Ujian
3 x 100
19
E. SKENARIO
KASUS 1. VISUM PERKOSAAN
Seorang wanita 25 tahun mengeluh di perkosa 5 jam yang lalu
oleh teman dekatnya. Kemudian pergi ke dokter untuk meminta
visum, tetapi ditolak oleh dokter. Wanita tersebut segera lapor
ke Polsek, dan ditindaklanjuti oleh Kepolisian dengan meminta
Visum et Repertum pada dokter. Oleh dokter dilakukan
pemeriksaan terhadap korban perkosaan, terhadap tersangka
pemerkosa dan terhadap barang bukti.
KASUS 2. REMAJA LAKUKAN ABORSI
Seorang remaja putri umur 15 tahun datang ke UGD dalam
keadaan syok akibat perdarahan hebat dari jalan lahir. Setelah
dilakukan alloanamnesa, diketahui bahwa remaja tersebut
sedang hamil 3 bulan dan mencoba untuk melakukan aborsi
yang dibantu oleh seorang dukun. 2 jam kemudian remaja
tersebut meninggal dunia, yang menyebabkan orang tuanya
melaporkan dukun tersebut kepada polisi. Polisi meminta dokter
untuk melakukan pemeriksaan forensik terhadap remaja
tersebut.
KASUS 3. KAIDAH DASAR BIOETIK
Dr.A adalah dokter keluarga Pak Budi. Pak Budi dan
istrinya telah dikaruniai 2 orang anak dan saat ini Ibu Budi
sedang mengandung anak ketiga. Ia rutin memeriksakan diri
kepada dr. A. Pada waktu kehamilan 25 minggu, kedua anaknya
terkena penyakit rubella. Mengingat penyakit rubella dapat
menyebabkan gangguan pada janin yang dikandung oleh ibu
Budi, dr.A menganjurkan agar kedua anaknya dirawat di RS
atau di rumah nenek atau kerabat dan tidak tinggal bersama
ibu Budi. Ketika pak Budi menanyakan apakah ada
hubungannya dengan kehamilan istrinya, dr. A hanya
menerangkan bahwa hal itu dianjurkan supaya ibu Budi tidak
kecapekan mengurus kedua anaknya yang sedang sakit. Dan ia
tidak ingin menambah beban pikiran Bapak dan Ibu Budi. Dr. A
sama sekali tidak menyinggung tentang risiko penularan
penyakit rubella yang sedang di derita kedua anaknya terhadap
istrinya yang sedang hamil dan dapat berakibat kecacatan pada
janin yang sedang di kandungnya.
20
21
22