Anda di halaman 1dari 27

Evolusi , Sistematika, Taksonomi

dan Klasifikasi Avertebrata

Ima Yudha Perwira, SPi, MP, MSc (Aquatic)

Para saintis menempatkan hewan pada dua katergori

utama, yaitu: invertebrata (in = tanpa, vertebrae =


tulang belakang) dan vertebrata (bertulang
belakang).
Invertebrata adalah hewan tingkat rendah dan tidak
memiliki tulang belakang.
Evolusi avertebrata dimulai dari nenek moyang
berupa protista yang hidup di laut. etika itu evolusi
biologis berlangsung semakin cepat dibandingkan
dengan evolusi biologis pertama kali. Protista
bercabang tiga, dimulai dari filum Porifera, filum
Cnidaria, dan filum Platyhelminthes.

Avertebrata Vertebrae

Plathyhelminthes bercabang tiga, cabang pertama

bercabang tiga lagi menjadi filum Mollusca, filum


Annelida, dan filum Arthropoda.
Cabang kedua menjadi filum Nematoda.
Sedangkan cabang ketiga menjadi dua filum yaitu
Echinodermata dan filum Chordata.
Dari evolusi invertebrata dapat diketahui bahwa
evolusi vertebrata berasal dari nenek moyang berupa
Echinodermata.

Echinodermata akan berkembang menjadi

Echinodermata modern yang ada sekarang ini,


misalnya bintang laut, bulu babi, Hemichordata,
Chordata primitif (seperti Tunicata dan
Lanceleolatus).
Vertebrata modern meliputi tujuh kelas yaitu
Agnatha, Chondrichthyes, Osteichthyes, Amphibia,
Reptilia, Aves, dan Mammalia.

Perkembangan Sistematika Avertebrata


Dalam sistematika awal, binatang mencakup banyak

organisme bersel tunggal yang dikelompokkan


sebagai Protozoa karena sifat heterotrof dan
bergerak aktif (motil).
Pengelompokan ini terus dianut hingga pertengahan
abad ke-20 dan hingga sekarang masih dipakai
untuk kepentingan praktis.
Ketika orang mulai menganggap bahwa organisme
bersel satu tidak memiliki organisasi
jaringan, dibentuklah kelompok Protista yang
menghimpun semua organisme sederhana yang
berperilaku mirip binatang (bergerak, heterotrof).

Perkembangan biologi sejak separuh akhir abad ke-

20 telah menunjukkan bahwa banyak organisme


bersel satu tidak dapat lagi dipertahankan sebagai
binatang.
Ke dalam "binatang" dimasukkan semua organisme
bersel banyak yang sel spermanya memiliki
kesamaan struktur dengan koanosit, suatu sel
generatif primitif.

Menurut para ahli, terbentuknya hewan-hewan di muka

bumi ini dimulai dari zigot bersel satu yang


mengalami pembelahan sel dan sel tersebut akan
bertambah banyak yang terbentuk menyerupai bola.
Bentuk
seperti bola tersebut akan mengalami
perkembangan, yaitu akan melekuk ke dalam sehingga
akan terbentuk dua lapisan, yaitu ektoderm (lapisan
luar) dan endoderm (lapisan dalam).
Ektoderm dalam masa perkembangannya membentuk
bagian-bagian tubuh tertentu, yaitu epidermis, kulit,
dan sistem saraf, sedangkan lapisan Endoderm akan
berkembang menjadi sistem pencernaan dan
kelenjarnya.

Ada beberapa hewan yang berkembang pada tingkat

kedua lapisan ini yang dinamakan Diplobastik. Ada


pun yang termasuk golongan hewan ini adalah Porifera
dan Coelenterata.
Di antara kedua lapisan, yaitu ektoderm dan endoderm
akan berkembang dan terbentuk Lapisan mesoderm.
Lapisan mesoderm akan berkembang membentuk bagian
tubuh yang menjadi otot, sistem reproduksi, sistem
sirkulasi, dan sistem ekskresi.
Golongan hewan yang berkembang pada ketiga tingkat
lapisan ini dinamakan Triplobastik. Golongan hewan
ini adalah Platyhelminthes dan Nemathelminthes.

Dari hasil penelitian diketahui pada Platyhelminthes

belum mempunyai rongga tubuh, yaitu terlihat tubuhnya


padat, tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar
sehingga digolongkan sebagai triplobastik aselomata
(selom = rongga tubuh).
Adapun pada Nemathelminthes mempunyai rongga
tubuh semu, yaitu mesoderm belum membentuk rongga
yang sesungguhnya karena tampak pada mesoderm
belum terbagi menjadi lapisan dalam dan lapisan luar,
yang dinamakan dengan triplobastik pseudoselomata
dan yang mempunyai rongga tubuh dinamakan
triplobastik selomata karena mesodermnya sudah
dipisahkan oleh rongga tubuh yang terbentuk menjadi
dua lapisan, yaitu dalam dan luar.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa

terbentuknya hewan dimulai dari Protozoa


kemudian Porifera, Coelenterata, sampai pada
tingkat Mamalia.
Jadi, hewan tersebut mengalami perkembangan dari
satu sel menjadi banyak sel hingga terbentuk
triplobastik aselomata, pseudoselomata, sampai
selomata.
Hewan yang digolongkan dalam kelompok
Avertebrata memiliki persamaan ciri, yaitu tidak
mempunyai ruas-ruas tulang belakang (vertebrae).

Jika kita amati, golongan hewan ini memiliki pola

organisasi tubuh yang agak sederhana, dibandingkan


dengan kelompok hewan Vertebrata.
Dengan dasar inilah hewan-hewan ini dianggap
primitif atau merupakan bentuk-bentuk paling awal
dari kehidupan yang telah mengalami sedikit
perubahan.

Klasifikasi Kingdom Animalia


Filum Protozoa
Filum Porifera
Filum Coelenterata
Filum Echinodermata
Filum Platyhelminthes

Avertebrata Grup

Filum Annelida
Filum Moluska
Filum Arthropoda
Filum Chordata

Vertebrata Grup

Struktur Tubuh Avertebrata


Dalam klasifikasi kingdom animalia, paling tidak ada

dua ciri yang membedakan struktur tubuh suatu hewan.


Dua ciri tersebut antara lain berdasarkan simetri
tubuh dan lapisan tubuh.
Berdasarkan simetri tubuhnya, hewan dapat dibedakan
menjadi hewan yang memiliki simetri tubuh bilateral
dan hewan yang memiliki simetri tubuh radial.
Dalam perkembangannya menjadi individu dewasa,
hewan akan membentuk lapisan tubuh. Berdasarkan
jumlah lapisan tubuhnya, hawan dikelompokkan
menjadi diploblastik dan tripoblastik.

Simetri Bilateral, adalah hewan yang bagian

tubuhnya tersusun bersebelahan dengan bagian


lainnya. Jika diambil garis memotong dari depan ke
belakang, maka akan terlihat bagian tubuh tubuh
yang sama antara kiri dan kanan. Hewan yang
bersimetri bilateral selain memiliki sisi puncak (oral)
dan sisi dasar (aboral), juga memiliki sisi atas
(dorsal) dan sisi bawah (ventral), sisi kepala
(anterior) dan sisi ekor (posterior), serta sisi
samping (lateral).

Simetri Radial, adalah hewan yang memiliki

lapisan tubuh melingkar (bulat). Hewan dengan


simetri radial hanya memiliki dua bagian, yaitu
bagian puncak (oral) dan bagian dasar (aboral).
Hewan yang bersimetri radial disebut sebagai
radiata, hewan yang termasuk dalam kelompok ini
antara lain porifera, cnidaria, dan echinodermata.

Hewan Diploblastik, adalah hewan yang memiliki dua

lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut dengan


ektoderma, sedangkan lapisan dalam disebut dengan
endoderma. Contoh dari hewan diploblastik adalah
cnidaria.
Hewan Triploblastik, adalah hewan yang memiliki
tiga lapis sel tubuh. Lapisan terluar disebut eksoderma,
lapisan tengah disebut mesoderma, dan lapisan dalam
disebut endoderma. Ektoderma akan berkembang
menjadi epidermis dan sistem saraf, mesoderma akan
berkembang menjadi kelenjar pencernaan dan usus,
sedangkan endoderma akan berkembang menjadi
jaringan otot.

Hewan triploblastik masih dapat diklasifikasikan lagi

berdasarkan rongga tubuh (selom) yang dimilikinya.


Rongga tubuh pada hewan sendiri dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu aselomata, pseudoselomata, dan
selomata.
Aselomata, adalah hewan bertubuh padat yang tidak
memiliki rongga antara usus dengan tubuh terluar.
Hewan yang termasuk aselomata adalah cacing pipih
(Platyhelmintes).
Pseudoselomata, adalah hewan yang memiliki rongga
dalam saluran tubuh (pseudoselom). Rongga tersebut
berisi cairan yang memisahkan alat pencernaan dan
dinding tubuh terluar. Rongga tersebut tidak dibatasi
jaringan yang berasal dari mesoderma. Hewan yang
termasuk pseudoselomata adalah Rotifera dan
Nematoda.

Selomata, adalah hewan berongga tubuh yang berisi

cairan dan mempunyai batas yang berasal dari jaringan


mesoderma. Lapisan dalam dan luar dari jaringan hewan
ini mengelilingi rongga dan menghubungkan dorsal
dengan ventral membentuk mesenteron. Mesenteron
berfungsi sebagai penggantung organ dalam. Selomata
sendiri
dibedakan
menjadi
dua
jenis,
yaitu
protoselomata dan deutroselomata. Contoh hewan yang
termasuk protoselomata antara lain Mollusca, Annelida,
dan Arthropoda. Sedangkan hewan yang termasuk dalam
deutroselomata antara lain Echinodermata dan
Chordata.

Dasar Klasifikasi Avertebrata


Avertebrata

dapat dibagi menjadi Avertebrata


rendah dan Avertebrata tinggi berdasarkan beberapa
perbedaan karakter dari kedua kelompok tersebut.
Ciri-ciri atau karakter pembeda tersebut antara lain
dilihat dari ukuran tubuh (kecil/besar), Organ tubuh
(sederhana/kompleks), simetri tubuh (radial,
biradial, tidak bersimetri/asimetri dan bilateral),
Struktur embryo pada fase gastrula, ada tidaknya
coelom, Sistem otot, Peredaran darah, letak mulut
dan anus.

Atas dasar perbedaan ciri-ciri tersebut maka,

Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes dan


Nematoda dianggap sebagai Invertebrata rendah,
sedangkan Annelida, Arthropoda, Mollusca dan
Echinodermata dianggap sebagai invertebrata tinggi.

Invertebrata atau Avertebrata juga menempatkan


anggotanya pada semua kekomplekan tingkatan organisasi
Tubuh, yaitu:
Organisasi tubuh tingkat protoplasma. Semua aktifitas
terjadi di dalam sel itu sendiri. Pada Phyllum Protozoa.
Organisasi tubuh tingkat Celluler. Sel-sel sudah
mengalami diferensiasi pada fungsinya. Pada Porifera.
Organisasi tubuh tingkat jaringan. Sel tidak hanya
mengalami diferensiasi terhadap fungsinya yang berbeda
tetapi beberapa sel yang serupa sudah bersama-sama
membentuk jaringan untuk melakukan satu fungsi yang
sama. Pada Coelenterata.

Organisasi tubuh tingkat organ. Jaringan-jaringan

tubuh sudah membentuk suatu organ. Pada


Platyhelminthes dan Nemathelminthes.
Organisasi tubuh tingkat sistem organ. Beberapa
organ bersama-sama membentuk suatu sistem
untuk melakukan fungsi yang sama. Pada
Invertebrata tingkat tinggi (Annelida, Arthropoda,
Mollusca dan Echinodermata).

Anda mungkin juga menyukai