Anda di halaman 1dari 48

MODUL GEOGRAFI

KELAS X

JAGAT RAYA DAN TATA


SURYA

Disusun Oleh :
D. Adie Saptro K5412083

SMA NEGERI 2 BOYOLALI


2015

KERANGKA
KONSEP

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

JAGAT
RAYA
A. Pengertian Jagat Raya
Jagat Raya merupakan ruang yang sangat luas tak terbatas. Jagat
raya terdiri atas bermilyar-milyar galaksi, dan setiap galaksi terdiri
atas bermilyar-milyar bintang. Benda-benda langit yang bertebaran di
jagat raya sebenarnya masing- masing terikat pada suatu susunan
atau kumpulan-kumpulan tertentu, dan benda- benda langit ini ada
yang bisa terlihat secara langsung dengan mata telanjang maupun
dengan teropong yang besar. Besar kecilnya ukuran benda-benda
langit yang terlihat bisa disebabkan jarak antara benda-benda langit
yang sangat jauh. Apabila langit dalam keadaan cerah, kita akan
melihat bintang-bintang di langit yang jumlahnya sangat banyak.
Disamping itu, kita akan melihat kenampakan seperti embun tipis
yang membentang dari utara ke selatan. Embun atau kabut tipis ini
ternyata merupakan kumpulan bintang-bintang yang jumlahnya
banyak sekali, sebagai bagian daerah galaksi kita yakni Bima Sakti
atau Kabut Susu (Milky Way). Galaksi kita ini berbentuk cakram
(spiral). Bagian tengah galaksi Bima Sakti lebih tebal, terdiri sekitar 80
milyar bintang, dan bagian tepinya semakin menipis terdiri sekitar 20
milyar bintang. Dengan melihat galaksi Bima Sakti, sesungguhnya kita
berada di tengah-tengah rapatnya bintang-bintang.
B. Jagat Raya Mengembang
Edwin Hubble seorang astronom Amerika Serikat melakukan
pengamatan terhadap galaksi, yaitu dengan pengukuran jarak
berdasarkan spektrum. Panjang gelombang galaksi-galaksi banyak
yang bergeser
dari panjang gelombang
yang seharusnya. Pergeseran panjang gelombang ini dikenal dengan
nama efek Doppler. Hasil pengamatan Hubble menunjukkan bahwa
spektrum galaksi bergeser ke arah panjang gelombang merah, yang
berarti
galaksi
bergerak
menjauhi
pengamat. Makin besar
pergeseran merahnya makin cepat gerakannya. Jika galaksi-galaksi
saling menjauh maka konsekuensi logisnya dulu saling berdekatan.
Dengan menghitung mundur pergerakan galaksi-galaksi di alam
semesta, maka dahulu galaksi-galaksi tentulah saling berdekatan,
bahkan menyatu, dengan kerapatan massanya yang sangat besar.
Pada kondisi ini tentunya temperatur dan energi jagad raya ini amat
sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa galaksi-galaksi bergerak
saling menjauh dan jagat raya mengembang menjadi lebih luas.

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

C. Teori Terjadinya Jagat Raya


1. Teori Ledakan Besar (Big Bang)
Berdasarkan

Big
Bang
Sumber:
www.rabulalamin.blogspot.com

teori
jagat
raya mengembang,
dahulu kala galaksigalaksi pernah saling
berdekatan. Dengan
demikian,
mungkin
semua
galaksi dalam jagat raya berasal
dari
masa
tunggal.
Dalam
keadaan masa tunggal,
jagat
raya memiliki suhu dan energii
sangat besar. Untuk itu, hanya
ledakan

besarlah yang
dapat menghancurkan
masa tunggal menjadi
serpihan-serpihan sebagai awal
jagat
raya. Teori ini didukung oleh Stephen Hawking, seorang ahli
fsika teoretis.
2. Teori Keadaan Tetap
Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Ia berpendapat bahwa materi
baru (hydrogen) diciptakan setiap saat untuk mengisi ruang
kosong yang timbul dari pengembangan jagat raya. Dalam kasus
ini jagat raya tetap dan akan selalu tampak sama. Teori ini
bertentangan dengan hukum kekekalan energi, yakni energi tidak
dapat diciptakan dan dimusnahkan tetapi hanya dapat berubah
bentuk.
D. Pandangan Manusia Terhadap Jagat Raya
Beberapa pandangan mengenai jagat raya dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Egosentris / Antroposentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi
pusat alam semesta adalah manusia.
2. Geosentris, yaitu anggapan bahwayang menjadi pusat jagat raya adalah bumi.
3. Heliosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat
raya adalah matahari.
4. Galaktosentris, yaitu anggapan bahwa yang menjadi pusat jagat raya
adalah
galaks
i.

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

Untuk lebih mengenal beberapa anggapan atau pandangan manusis


mengenai jagat raya, kita kenal pandangan beberapa ahli berikut:
1. Eodoxus
Eodoxus mengamati
adanya
gerakan
rektograde benda-benda langit. Dia
berpendapat bahwa bumi diam dan
berada di tengah-tengah jagat
raya.
Di jagat raya terdapat
beberapa lapisan bola kaca atau
bola langit dimana bintang- bintang
berada pada bola kaca paling luar
Sumber:
atau
paling
jauh,
kemudian
www.zulkifliamma.blogspot.com
disusul bola
kaca tempat beredarnya Saturnus,
Yupiter, Mars, Matahari, Venus, dan
sebagainya.
2. Claudius Ptolomeus / Ptolemy
(140 M)

Sumber:
htt
p://astrofunclub.wordpress.com
http://astrofunclub.wordpress.com

Pendapatnya: bumi berada dalam


keadaan diam di jagat raya,
kemudian berturut-turut dikelilingi
oleh
Bulan,
Venus,
Mercurius, Matahari, Mars, Jupiter,
dan Saturnus.
Ketujuh
benda
langit tersebut selalu
beredar
mengelilingi
bumi
menjalani lintasan masing-masing
yang berbentuk lingkaran dan
berturut-turut
semakin
jauh
letaknya dari bumi, semakin besar
pula bentuk lingkarannya. Semua
benda
langit
itu
terkurung
oleh bola

langit, dimana pada dindingnya


melekat bintang-bintang
yang
juga beredar
mengelilingi bumi sepanjang lingkaran yang terletak paling
jauh/paling luar. Pandangan
ini
kemudian dikenal
sebagai
pandangan geosentris dan
dikenal pula sebagai system
Ptolomeus atau system geosentrik.
Kesulitan terbesar pandangan ini adalah pembuktian bahwa
beberapa
planet secara periodik mempunyai gerakan yang berbalik didalam

lintasannya.

3. Nicolas Copernicus (14731543 M)

Merupakan tokoh pertama


yang
memiliki
pandangan
heliosentris, yakni matahari
sebagai
pusat tata
surya. Didalam system heliosentris
ini,
bintangbintang
masih
dianggap melekat pada sebuah
bola langit, dan
beredar
mengelilingi
matahari. Antara matahari dan
bintang-bintang terdapat planetplanet termasuk
bumi yang
selalu beredar
Sumber:
http://astrofunclub.wordpress.com
mengelilinginya sepanjang
lintasan-lintasan
yang
masng-masing
berbentuk
lingkaran. Gerakan membalik
planet-planet
oleh Teori
Copernicus
dapat diterangkan karena kecepatan bergerak planet-planet dan
bumi dalam mengelilingi matahari masing-masing tidak sama.
Hukum Copernicus berbunyi:
a. Bumi beredar mengelilingi sumbunya sekali
sehari. b. Bumi mengelilingi matahari sekali
dalam satu tahun.
Adapun kelemahan teori Copernicus adalah anggapannya bahwa:
a. Bintang-bintang beredar mengelilingi
matahari. b.
Lintasan planet-planet
berbentuk lingkaran.

4. Tycho Brahe (15461601 M)

Memadukan geosentris
dan
heliosentris,
sehingga
ia
berpendapat
terdapat
dua pusat jagat raya yaitu bumi dan
matahari. Bulan
dan
matahari
beredar
mengelilingi
bumi,
sedangkan
matahari
dikelilingi
planet-planet lain. Dan pada bagian
luar bola langit, terdapat bintang
yang beredar pada orbitnya.

Sumber: http://astrofunclub.wordpress.com

Persamaan Teori Ptolomeus, Copernicus, dan


Tycho Brahe: a. Terdapat pusat (pengendali tata
surya atau jagat raya) b.
Bintang ditempatkan
pada bagian paling luar sphere
c. Sepakat terdapat satu bola
langit
d. Bulan adalah satelit bumi sehingga pasti beredar
mengelilingi bumi e. Bentuk orbit berupa lingkaran.
5

5. Galileo Galilei (1564-1642 M)


Merupakan tokoh penemu teropong (teleskop) pada tahun
1609, serta orang pertama yang menemukan hukum jatuh
bebas. Ia berpendapat bahwa bumi berbentuk bulat, dan bukan
merupakan pusat alam semesta. Keteranga n Galilei ditentang
oleh gereja, dan baru pada tahun 1965 namanya direhabilitasi.
E. Satuan Jarak di Jagat Raya
1. Astronomical Unit (AU)
Menurut definisinya, 1 Satuan Astronomi adalah jarak dari
Bumi ke Matahari.
Kemudian
diambil
definisi
yang lebih
akurat yaitu 1 Satuan Astronomi (1 Astronomical Unit, biasa
disingkat AU) adalah panjang setengah sumbu panjang dari
lintasan Bumi mengitari Matahari. Jarak yang diberikan oleh
google adalah hasil perhitungan modern yang menggunakan
astronomi radio dan hitung orbit. Nilai eksaknya adalah 1 AU
=
149.597.870,691
km. Untuk perhitungan yang tidak
membutuhkan ketelitian tinggi, dapat melakukan pembulatan 1 AU
menjadi 150 juta km.
Satuan Astronomi (Astronomical Unit) biasanya
digunakan untuk
menyatakan jarak dalam skala tata surya kita. Misalnya: Jarak dari
Planet Mars ke Matahari kurang lebih 1.5 AU (lebih mudah daripada
harus selalu mengatakan, jarak Mars-Matahari = 228 000 000 km),
jarak dari Matahari ke Planet Jupiter adalah 5.2 AU, ke Saturnus
9.58 AU.
2. Light Year (ly) atau Satuan Tahun Cahaya
Satu tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh seberkas
cahaya selama
1 tahun. Menurut pengukuran modern, dalam satu detik cahaya
dapat menempuh jarak 300 000 km. Jadi apabila jarak atar galaksi
adalah 1 Tahun Cahaya, jarak tersebut jika dinyatakan dalam
kilometer adalah:
1 hari
=
86.400
detik
1 tahun
=
31.536.000
detik
1 tahun cahaya = 31.536.000 detik X 300.000
km/detik
= 9,4608 1012
km
Itulah arti sebenarnya satuan Tahun Cahaya. Apabila kita
mendengar berita bahwa saat ini terjadi tabrakan antar galaksi
diruang angkasa yang jaraknya 32 juta tahun cahaya, itu artinya

kejadian tersebut tidaklah terjadi saat para astronom melihat


kejadian tersebut, melainkan telah terjadi 32 juta tahun yang lalu.
Hal itu dikarenakan cahaya yang terlihat akibat kejadian tersebut
membutuhkan waktu 32 juta tahun untuk sampai ke bumi
karena jaraknya sangat jauh.
3. Parallax of one arcsecond (parsec atau pc)

Paralaks adalah perbedaan latar belakang


yang tampak ketika sebuah benda yang
diam
dilihat dari dua tempat yang
berbeda. Paralaks pada bintang baru bisa
diamati untuk pertama kalinya pada tahun
1837 oleh Friedrich Bessel, seiring dengan
teknologi teleskop untuk astronomi yang
berkembang
pesat
(sejak
Galileo
menggunakan
teleskopnya
untuk
mengamati benda langit pada tahun
1609). Bintang yang ia amati adalah
61
Cygni
(sebuah
bintang
di
rasi
Cygnus/angsa) yang memiliki
paralaks
0,29. Ternyata paralaks pada bintang
Sumber:
www.lcsd.gov.hk
memang ada, namun dengan nilai yang
sangat
kecil.
Hanya
keterbatasan
instrumenlah yang membuat orang-orang
sebelum
Bessel
tidak
mampu
mengamatinya. Karena paralaks adalah
salah satu bukti untuk model alam
semesta
heliosentris (yang dipopulerkan kembali oleh Copernicus), maka
penemuan paralaks
ini
menjadikan
model tersebut
semakin
kuat kedudukannya
dibandingkan
dengan model geosentris Ptolemy.
Dari geometri segitiga kita ketahui adanya hubungan antara
sebuah sudut dan dua buah sisi. Inilah landasan kita dalam
menghitung jarak bintang dari sudut paralaks (lihat gambar di
bawah). Apabila jarak bintang adalah d, sudut paralaks adalah
p, dan jarak Bumi-Matahari adalah 1 AU (Satuan Astronomi =
150 juta kilometer), maka kita dapatkan persamaan
sederhana

tan p =
R/d atau d
= 1/p,
dimana d dalam satuan
parsec dan p dalam
satuan detik busur
Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2
Boyolali

karena p adalah sudut yang sangat kecil sehingga


tan p ~ p.
Jarak d dihitung dalam AU dan sudut p dihitung dalam
radian. Apabila kita gunakan detik busur sebagai satuan dari sudut
paralaks (p), maka kita akan peroleh d adalah 206.265 SA atau
3,09 x 10 13 km. Jarak sebesar ini kemudian didefinisikan sebagai
1
pc
(parsec,
parsek),
yaitu
jarak
bintang
yang
mempunyai paralaks 1 detik busur. Kita akan mendapatkan
persamaan 1 pc =
206265 AU = 3,086 x 1018 cm = 3,26
tahun cahaya

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 2


Boyolali

[Type text]

F. Anggota Jagat
Raya
1. Galaksi
Benda-benda langit berada dan bergerak di antariksa dengan
sangat rapi dan teratur, menunjukkan suatu keteraturan dengan
perhitungan yang sangat cermat. Beberapa benda-benda langit
berkelompok membentuk suatu system bintang atau tata bintang
yang kemudian disebut sebagai galaksi.
Sebuah galaksi terdiri dari berjuta-juta bahkan bermilyar bintang
atau benda
langit. Jarak antara bintang-bintang pada umumnya amat jauh
sehingga alam semesta tampak kosong. Akan tetapi ada pula
beberapa puluh ribu bintang yang tampak mengelompok
mengelilingi sebuah pusat sehingga tampak seperti kabut. Selain
itu ada pula benda langit yang memang merupakan kabut (nebula)
yang terdiri atas gumpalan gas kosmis yang maha besar.
Ciri-ciri sebuah galaksi (yang membedakannya dengan kabut
kosmis atau nebula biasa) adalah:
a. Galaksi-galaksi
mempunyai
cahaya sendiri
sehingga
bukan cahaya
fluorescensi
atau
cahaya pantulan, dan cahaya itu member spectrum serap yang
menunjukkan bahwa benda penyinarnya itu adalah benda padat
yang diliputi oleh gas-gas.
b. Jarak antara galaksi yang satu dengan galaksi yang lain sejauh
jutaan tahun
cahaya.
c. Galaksi-galaksi mempunyai bentuk-bentuk tertentu yang selalu
mempunyai inti yang bercahaya di pusatnya sehingga mudah
dikenali.
Pada tahun 1925, Hubble mengajukan klasifkasi galaksi yang
sekarang telah diterima, Dalam bentuk aslinya, klasifikasi itu
membagi galaksi kedalam 4 kelas utama sebagai berikut:
a. Bulat Panjang (E). Galaksi ini mempunyai struktur yang
halus, dari suatu
pusat yang terang sampai tepi-tepi yang batasnya tidak begitu jelas.
b. Spiral Normal (S). Galaksi bentuk ini menunjukkan lengkunganlengkungan spiral yang keluar dari sebuah nucleus atau pusat
galaksi yang terang.
c. Spiral Berpalang (SB). Lengkungan spiral galaksi bentuk ini
keluar dari tepi - tepi paling ujung dari sebuah palang pada
nukleusnya.
d. Galaksi tak beraturan (I). Beberapa diantaranya setipe dengan
dua galaksi yang disebut Awan Magelanik dan diklasifkasikan
magelanik tak beraturan
(Im)

[Type text]

Gambar Macam Galaksi


Sumber: www.lcsd.gov.hk

[Type text]

Untuk menentukan kecepatan galaksi, Hubble menggunakan Efek


Doppler. Efek Doppler adalah fenomena yang dialami, apabila
sumber gelombang seperti cahaya atau suara bergerak terhadap
seorang
pengamat
atau
pendengar. Apabila sumber itu
mendekati seseorang, orang ini akan mengetahui bahwa frekuensi
gelombang naik, suara menjadi bernada lebih tinggi atau cahaya
condong menuju ujung spektrum yaitu ungu. Apabila sumber
itu menjauh orang, suara menjadi bernada lebih rendah, atau
cahaya condong menuju warna merah di ujung spectrum. Pada
pemeriksaan cahaya dari galaksi dengan spektroskop, Hubble
memperlihatkan bahwa garis-garis berubah dari posisi biasanya
menuju ke ujung spectrum merah. Ia menyimpulkan bahwa hal ini
disebabkan oleh menjauhnya galaksi dari bumi.
Galaksi Bima Sakti (Milky Way), merupakan galaksi tempat
tata surya kita
berada. Galaksi Bima Sakti terdiri dari bintang-bintang, kabutkabut kosmis, debu-debu, dan gas-gas kosmis lainnya yang
tersebar tidak merata. Sebagian besar terdapat di bagian tengah
atau pusat galaksi Bima Sakti. Jadi, matahari bersama bintangbintang yang dapat kita lihat dengan mata telanjang serta beriburibu bintang lain yang dapat Nampak
hanya
melalui
teleskop, membentuk suatu system bintang yang sangat besar
berbentuk spiral dimana bagian tengahnya menebal cembung dan
dibagian tepi memipih (menyerupai bentuk cakram). Galaksi Bima
Sakti diperkirakan mempunyai diameter 100.000 tahun cahaya
dan tebalnya 10.000 tahun cahaya. Matahari terletak sekitar
35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi. Seluruh bagian
galaksi Bima
Sakti senantiasa berotasi atau berputar terhadap
inti galaksi.
2. Bintang
Bintang adalah benda langit yang dapat memancarkan cahaya
dan panas sendiri. Diduga bintang berwujud bola gas yang amat
besar, yang sangat panas, dan menyala-nyala. Bintang-bintang
dapat digolongkan sesuai spectrumnya, yaitu garis cahaya terkuat
yang dipancarkannya. Dikenal terdapat tujuh golongan bintang,
yakni golongan O, B, A, F, G, K, dan M.
a. Bintang golongan O adalah bintang termuda sekaligus
terpanas diantara
bintang-bintang lainnya dengan suhu permukaan antara 30.273 0C
hingga
60.2730C. Populasinya adalah yang terkecil, hanya 0,003%
diantara bintang- bintang yang ada. Bintang ini berwarna biru.
b. Bintang golongan B, memiliki suhu permukaan antara

[Type text]

10.273 0C hingga
30.2730C. Bintang ini berwarna biru keputihan, dengan populasi
sekitar
0,13%.
c. Bintang golongan A, memiliki suhu permukaan antara
7.7730C hingga
10.2730C. Bintang ini berwarna putih, dan populasinya hanya
0,63%
diantara bintang-bintang.
d. Bintang golongan F, memiliki suhu permukaan antara
6.2730C hingga
7.7730C. Bintang ini berwarna putih kekuningan, dengan populasi
3,1%
diantara bintang-bintang.
9

[Type text]

e. Bintang golongan G, memiliki suhu permukaan antara 5.273 0C


hingga
6.2730C. Bintang ini ditandai dengan ion kalsium tunggal yang
kuat dengan warna kuning. Populasinya adalah 8%.
f. Bintang golongan K, memiliki suhu permukaan antara 3.773 0C
hingga
5.2730C, ditandai dengan warna jingga, memiliki populasi
tergolong besar yakni 13% diantara bintang-bintang.
g. Bintang golongan M, merupakan bintang tertua dan sekaligus
terdingin.
Bintang ini memiliki suhu permukaan lebih kecil daripada
3.773 0C. Bintang ini ditandai dengan warna merah, dengan
populasi yang terbesar yakni 78%
diantara bintang-bintang.

Gambar Klasifikasi Bintang Berdasarkan


Spektrum
Sumber: Sudibyo,
2012

Beberapa bintang dilihat dari bumi tampak menggerombol


menjadi satu
membentuk

kelompok
pola

yang

tetap

sehingga

seolah-olah

atau gambar tertentu. Kelompok-kelompok

bintang yang tetap bentuk atau gambarnya disebut sebagai Rasi


atau Gugus Bintang (Konstelasi Bintang).
G. Tata Surya
Tata Surya merupakan kumpulan benda langit yang terdiri atas
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat
oleh gaya gravitasinya. Objek- objek tersebut termasuk delapan buah
planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet
kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifkasi, dan jutaan
benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya. Matahari, planetplanet, satelit, Meteor, asteroid, dan komet merupakan anggota dari
tata surya.

[Type text]

Tata Surya terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam


(Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars), sabuk asteroid, empat planet
bagian luar (Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus), dan di bagian
terluar adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort
diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak
sekitar seribu kali di luar bagian yang terluar.

10

[Type text]

H.

Proses Terjadinya Tata Surya


Teori-teori tentang proses terbentuknya tata surya dapat
dikelompokan menjadi beberapa teori, yaitu sebagai berikut.
1) Teori Nebula atau Hipotesis Kabut (Kant dan Laplace)
Teori Nebula pertama kali dikemukakan
seorang filsuf Jerman
bernama
Imanuel Kant. Menurutnya, tata
surya berasal dari nebula yaitu gas atau
kabut tipis yang sangat luas dan
bersuhu tinggi yang berputar sangat
lambat. Perputaran
yang
lambat itu
menyebabkan
terbentuknya konsentrasi materi
yang mempunyai berat jenis tinggi
yang disebut inti
massa di beberapa tempat yang
berbeda. Inti
massa yang terbesar terbentuk di
Hipotesis Kabut (Nebula)
Sumber:
tengah, sedangkan yang kecil
http://geografiana2006
terbentuk di sekitarnya.
.blogspot.com
Karena terjadi
proses
pendinginan, inti-inti
massa yang lebih kecil berubah menjadi planet-planet, sedangkan
yang paling besar masih tetap dalam keadaan pijar dan bersuhu
tinggi yang disebut matahari.
Teori nebula lainnya dikemukakan oleh Pierre Simon Laplace.
Menurut Laplace, tata surya berasal dari bola gas yang bersuhu
tinggi dan berputar sangat cepat. Karena perputaran yang sangat
cepat, sehingga terlepaslah bagian-bagian dari bola gas tersebut
dalam ukuran dan jangka waktu yang berbeda-beda. Bagianbagian yang terlepas itu berputar dan akhirnya mendingin
membentuk planet- planet, sedangkan bola gas asal dinamakan
matahari.
2)

Teori Planetesimal (Moulton dan Chamberlin)


Hipotesis planetisimaldikemukakan
oleh
Thomas
C. Chamberlin dan Forest R.
Moulton, astronom Amerika. Hipotesis planetisimal
mengatakan bahwa matahari telah ada
sebelumnya sebagai salah satu dari bintangbintang yang
ada. Pada
suatu
masa, ada
sebuah

jauh.

Akibatnya

[Type text]

Thomas C. Chamberlin

Hipotesis Planetisimal
Sumber:
http://geografiana2006
.blogspot.com

11

terjadilah
pasang naik pada
permukaan
matahari
maupun
bintang itu.
Sebagian massa
matahari
tertarik
ke
arah
bintang. Pada
waktu
bintang
itu
menjauh,
sebagian

massa matahari jatuh kembali ke permukaan matahari dan


sebagian lainnya terhambur ke ruang angkasa sekitar matahari.
Hal inilah yang dinamakan planetisimal yang kemudian menjadi
planet-planet dan benda angkasa lainnya dan beredar pada orbit
masng-masing.
3)

4)

Hipotesis Pasang Surut Gas (Jeans dan Jefreys)


Hipotesis
pasang
surut
bintang
pertama kali dikemukakan
oleh
James Jeans pada tahun
1917. Astronom Inggris Sir James
Jeans dan
Harold
Jefreys,
mengemukakan
pendapat bahwa tata surya, pada
awalnya hanya matahari saja tanpa
mempunyai anggota.
Planet-planet dan anggota lainnya
terbentuk
karena adanya bagian dari
Hipotesis Pasang Surut Gas
Sumber:
matahari yang tertarik dan terlepas
http://geografiana2006
oleh pengaruh gravitasi
.blogspot.com
bintang yang melintas ke dekat matahari.
Bagian yang terlepas itu berbentuk seperti cerutu panjang (bagian
tengah besar dan kedua ujungnya mengecil) yang terus berputar
mengelilingi matahari, sehingga lama kelamaan mendingin
membentuk bulatan-bulatan yang disebut planet.
Hipotesis Ledakan Bintang / Bintang Kembar (Lyttleton)
Hipotesis
bintang
kembar
awalnya dikemukakan
oleh
Fred
H o yl e
(1915-2001) pada tahun
1956. Hipotesis mengemukakan bahwa
dahulunya Tata Surya berupa
dua bintang yang hampir sama
ukurannya dan berdekatan
yang
salah
satunya
meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
Serpihan itu
terperangkap
oleh
gravitasi bintang yang
tidak
meledak
dan
mulai
mengelilinginya. Teori
Hipotesis Bintang Kembar
Sumber:
http://geografiana2006
.
blogspot.co

bintang
kembar
juga
menyatakan bahwa pada
awalnya
dikemukakan astronom Inggris
matahari
merupakan
bernama Lyttleton. Teori ini
bintang kembar yang satu dengan lainnya saling mengelilingi,
pada suatu masa melintas bintang lainnya dan menabrak salah
satu bintang kembar itu dan menghancurkannya menjadi bagianbagian kecil yang terus berputar dan mendingin menjadi planetplanet yang mengelilingi bintang yang tidak hancur,
yaitu
matahari.

12

5)

Hipotesis Awan Debu (Weizsaecker dan Kuiper)

Hipotesis Awan Debu


Sumber:
http://geografiana2006
.blogspot.com

Weizsaecker dan Kuiper, berpendapat


bahwa tata surya berasal dari awan
yang sangat luas yang terdiri atas debu
dan gas (hidrogen dan helium).
Ketidakteraturan dalam
awan tersebut menyebabkan
terjadinya penyusutan karena gaya
tarik menarik
dan
gerakan berputar
yang
sangat cepat
dan
teratur,
sehingga

terbentuklah
piringan
seperti
cakram. Inti
cakram
yang
menggelembung
menjadi
matahari,
sedangkan bagian pinggirnya berubah menjadi
planet-planet. Ahli astronomi lainnya yang
mengemukakan teori awan debu antara lain, F.L
Whippel dari Amerika Serikat dan Hannes Alven
dari Swedia. Menurutnya, tata surya berawal
Gerald P. Kuiper
dari matahari yang berputar dengan cepat
dengan piringan gas di sekelingnya yang
kemudian membentuk planetplanet yang beredar mengelilingi
matahari.
I. Matahari Sebagai Pusat Tata Surya
Matahari
merupakan sumber energi untuk kehidupan yang
berkelanjutan. Panas matahari menghangatkan bumi dan membentuk
iklim, sedangkan cahayanya menerangi Bumi serta dipakai oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis. Tanpa matahari, tidak akan ada
kehidupan di bumi karena banyak reaksi kimia yang tidak dapat
berlangsung.
Matahari merupakan bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak
rata-rata sekitar 150 juta kilometer (93.026.724 mil) yang berbentuk
seperti bola raksasa dengan diameter 1.392.000 kilometer atau
865.000 mil, sama dengan 109 kali diameter bumi. Matahari terbentuk
dari gas hidrogen (74%) dan helium (25%). Senyawa penyusun lainnya
terdiri dari besi, nikel, silikon, sulfur, magnesium, karbon, neon,

kalsium, dan kromium. Cahaya matahari berasal dari hasil reaksi fusi
hidrogen menjadi helium. Matahari termasuk bintang berwarna kuning
(Bintang golongan G) yang berperan sebagai pusat tata surya. Seluruh
komponen tata surya termasuk 8 planet dan satelit masing-masing,
planet-planet kerdil, asteroid, komet, dan debu angkasa berputar
mengelilingi matahari.
Nicolas Copernicus adalah orang pertama yang mengemukakan
teori bahwa matahari adalah pusat peredaran tata surya di abad 16.
Teori ini kemudian dibuktikan oleh Galileo Galilei dan pengamat
angkasa lainnya. Teori yang kemudian dikenal dengan nama ini
mematahkan teori geosentris (bumi sebagai pusat tata surya) yang
dikemukakan oleh Ptolemy dan telah bertahan sejak abad ke
dua
sebelum masehi.
13

Matahari tergolong bintang tipe G, dengan ciri memiliki suhu


permukaan sekitar 6.0000C dan umumnya bertahan
selama
10 juta tahun. Matahari diperkirakan berusia sekitar 7 juta tahun
lagi, sebelum hidrogen di intinya habis. Bila hal tersebut terjadi,
matahari akan berekspansi menjadi bintang raksasa berwarna merah
yang dingin dan 'memakan' planet-planet kecil di sekitarnya (mungkin
termasuk Bumi) sebelum akhirnya kembali menjadi bintang kerdil
berwarna putih kembali.
Matahari memiliki gaya gravitasi sebanding dengan 28 kali
gravitasi di Bumi. Secara teori hal tersebut berarti bila seseorang
memiliki berat 100 kg di Bumi maka bila berjalan di permukaan
matahari beratnya akan terasa seperti 2.800 kg. Gravitasi
matahari memungkinkannya menarik semua komponen-komponen
penyusunnya membentuk suatu bentuk bola sempurna. Gravitasi
matahari jugalah yang menahan planet-planet yang mengelilinginya
tetap berada pada orbit masing- masing. Pengaruh dari gravitasi
matahari masih dapat terasa hingga jarak 2 tahun cahaya.
Radiasi matahari, lebih dikenal sebagai cahaya matahari, adalah
campuran
gelombang
elektromagnetik
yang
terdiri
dari
gelombang
inframerah,
cahaya tampak, sinar ultraviolet. Semua gelombang
elektromagnetik ini bergerak dengan kecepatan sekitar 3,0 x 108 m/s.
Oleh karena itu radiasi atau cahaya memerlukan waktu 8 menit untuk
sampai ke bumi. Matahari juga menghasilkan sinar gamma, namun
frekuensinya semakin kecil seiring dengan jaraknya meninggalkan inti.
Sama halnya dengan Bumi, Matahari juga berotasi pada sumbunya
selama
sekitar 27 hari untuk mencapai satu kali putaran. Gerakan rotasi ini
pertama kali diketahui melalui pengamatan terhadap perubahan posisi
bintik matahari. Sumbu rotasi matahari miring sejauh 7,25 dari
sumbu orbit bumi sehingga kutub utara matahari akan lebih terlihat di
bulan September sementara kutub selatan matahari lebih terlihat di
bulan Maret.
Struktur
Matahari
Matahari memiliki 6 lapisan yang memiliki karakteristik yang
berbeda. Lapisan- lapisan tersebut diantaranya adalah : inti matahari,
zona radioaktif, dan zona konvektif yang membentuk lapisan dalam
(interior); fotosfer; kromosfer; dan korona sebagai daerah terluar dari
matahari.
1. Inti Matahari
Inti matahari adalah area terdalam dari matahari dan merupakan
tempat berlangsungnya reaksi fusi nuklir helium menjadi hidrogen.
Reaksi fusi nuklir (termonuklir) ini diperoleh dari energi panas di

dalam inti sehingga menyebabkan pergerakan elektron dan proton


sangat cepat dan bertabrakan satu dengan yang lain. Energi hasil
reaksi termonuklir di inti berupa sinar gamma dan neutrino memberi
tenaga sangat besar sekaligus menghasilkan seluruh energi panas
dan cahaya yang diterima di bumi. Energi tersebut dibawa keluar dari
matahari melalui radiasi. Inti matahari memiliki suhu sekitar 15 juta
derajat Celcius (27 juta derajat Fahrenheit). Suhu dan tekanan yang
sedemikian tingginya memungkinkan adanya
14

2.

3.

4.

5.

6.

pemecahan atom-atom menjadi elektron, proton, dan neutron.


Neutron yang tidak bermuatan akan meninggalkan inti menuju bagian
matahari yang lebih luar.
Zona Radiatif
Zona ini adalah daerah yang menyelubungi inti matahari. Energi dari
inti dalam bentuk radiasi
berkumpul di daerah ini sebelum
diteruskan ke bagian matahari yang lebih luar. Kepadatan zona
radiatif adalah sekitar 20 g/cm 3 dengan suhu dari bagian dalam ke
luar antara 7 juta hingga 2 juta derajat Celcius. Suhu dan densitas
zona radiatif masih cukup tinggi, namun tidak memungkinkan
terjadinya reaksi fusi nuklir.
Zona Konvektif
Zona ini adalah lapisan di mana suhu mulai menurun. Suhunya sekitar
2 juta derajat Celcius (3.5 juta derajat Fahrenheit). Setelah keluar dari
zona radiatif, atom-atom berenergi dari inti matahari akan bergerak
menuju lapisan lebih luar yang memiliki suhu lebih rendah. Penurunan
suhu tersebut menyebabkan terjadinya perlambatan gerakan atom
sehingga pergerakan secara radiasi menjadi kurang efisien lagi.
Energi dari inti matahari membutuhkan waktu 170.000 tahun untuk
mencapai zona konvektif. Saat berada di zona konvektif, pergerakan
atom akan terjadi secara konveksi di area sepanjang beberapa ratus
kilometer yang tersusun atas sel-sel gas raksasa yang terus
bersirkulasi. Atom-atom bersuhu tinggi yang baru keluar dari zona
radiatif akan bergerak dengan lambat mencapai lapisan terluar zona
konvektif yang lebih dingin menyebabakan atom-atom tersebut "jatuh"
kembali ke lapisan teratas zona radiatif yang panas yang kemudian
kembali naik lagi. Peristiwa ini terus berulang menyebabkan adanya
pergerakan bolak-balik yang menyebabakan transfer energi seperti
yang terjadi saat memanaskan air dalam panci. Oleh sebab itu, zona
konvektif dikenal juga dengan nama zona pendidihan (the boiling
zone). Materi energi akan mencapai bagian atas zona konvektif dalam
waktu beberapa minggu.
Fotosfer
Fotosfer merupakan permukaan matahari yang meliputi wilayah
setebal 500
kilometer dengan suhu sekitar 5.500 derajat Celcius (10.000 derajat
Fahrenheit). Sebagian besar radiasi matahari yang dilepaskan
keluar berasal dari fotosfer. Energi tersebut diobservasi sebagai
sinar matahari di bumi, 8 menit setelah meninggalkan matahari.
Kromosfer
Kromosfer adalah lapisan di atas fotosfer. Warna dari kromosfer
biasanya tidak terlihat karena tertutup cahaya yang begitu terang
yang dihasilkan fotosfer. Namun saat terjadi gerhana matahari total, di
mana bulan menutupi fotosfer, bagian kromosfer akan terlihat
sebagai
bingkai berwarna
m er a h d i
sekeliling matahari.Warna merah tersebut disebabkan oleh
tingginya kandungan helium di sana.
Korona
Korona merupakan lapisan terluar dari matahari. Lapisan ini
berwarna putih,
namun hanya dapat dilihat saat terjadi gerhana karena cahaya yang

dipancarkan tidak sekuat bagian matahari yang lebih dalam. Saat


gerhana total terjadi, korona terlihat membentuk mahkota cahaya
berwarna putih di sekeliling matahari. Lapisan korona memiliki suhu
yang lebih tinggi dari bagian dalam matahari dengan rata- rata 2
juta derajat Fahrenheit, namun di beberapa bagian bisa mencapai
suhu 5 juta derajat Fahrenheit.
15

Beberapa ciri khas yang dimiliki matahari diantaranya adalah:


a. Lidah Matahari (Prominensa)

Prominens
ia
Sumber:
http://geografiana2006.
blogspot.com

Lidah api di matahari atau juga disebut


prominensa merupakan bagian matahari
yang sangat besar, terang, yang
mencuat
keluar dari
permukaan matahari, seringkali berbentuk
loop (putaran). Prominensa terjadi di
lapisan photosphere pada matahari
dan
bergerak
keluar menuju
korona matahari. Jika korona
merupakan gas-gas ionized yang sangat
panas, dinamakan plasma, yang tidak
begitu memperlihatkan
sinarnya,
prominensa berisikan plasma yang
lebih dingin.

b. Bintik Matahari (Spot)


Bintik matahari adalah granula-granula cembung kecil yang
ditemukan di bagian fotosfer matahari dengan jumlah yang tak
terhitung. Bintik matahari tercipta saat garis medan magnet
matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik matahari dapat
lebih besar daripada bumi. Bintik matahari memiliki daerah yang
gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih
terang disebut penumbra. Warna bintik matahari terlihat lebih
gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer. Suhu di
daerah umbra adalah sekitar 2.200C sedangkan di daerah
penumbra adalah 3.500C.
c. Angin Matahari
Angin matahari adalah suatu aliran partikel bermuatan (yakni
plasma) yang menyebar ke segala arah dari atmosfer terluar
matahari yang dikenal dengan korona. Kecepatan alirnya sekitar
400 km/dt, dengan waktu tempuh dari matahari ke bumi selama 45 hari. Angin matahari tersusun terutama oleh elektron ber-energi
tinggi dan proton, yang mampu melepaskan diri dari gravitasi
sebuah bintang karena energi termalnya yang sangat tinggi.
Banyak fenomena yang diakibatkan oleh angin matahari, termasuk
badai geomagnetik, aurora (cahaya utara), sebagai penyebab
mengapa arah ekor komet selalu menjauhi matahari, serta formasi
bintang-bintang jauh.
d. Badai Matahari
Badai matahari adalah ledakan besar di atmosfer matahari
yang dapat melepaskan energi sebesar 6 1025 joule. Istilah ini
juga digunakan untuk fenomena yang mirip di bintang lain.
Badai matahari mempengaruhi semua lapisan atmosfer matahari
(fotosfer, korona dan kromosfer). Kebanyakan badai terjadi di

wilayah aktif disekitar bintik matahari. Sinar X dan radiasi


ultraviolet yang dikeluarkan oleh badai matahari dapat
mempengaruhi ionosfer Bumi dan mengganggu komunikasi radio.

16

Gerakan Planet Mengelilingi Matahari


1. Hukum Kepler
Johanes Kepler seorang berkebangsaan Jerman sependapat dengan
Galilei. Kepler berhasil menyusun 3 hukum yang terkenal dengan
nama Tiga Hukum Kepleryang kemudian menjadi dasar-dasar ilmu
kinematika. 3 Hukum Kepler:
- Hukum
Kepler I
Lintasan planet mengelilingi matahari berbentuk elips dimana
matahari berada pada salah satu titik fokusnya (bukan pada
pusatnya).
Dalam satu kali orbit, gaya tarik menarik tidak selalu sama
sehingga terdapat jarak terjauh dengan matahari (aphelium)
sehingga mempunyai gaya tarik lemah, dan jarak terdekat dengan
matahari (perihelium) yang berakibat gaya
tarik
matahari
terhadap
planet
menjadi kuat.

II

Hukum Kepler

Gambar Hukum Kepler I


Sumber:
www.commons.wikimedia.org

Garis yang menghubungkan planet dan matahari selama


revolusi planet, melewati bidang yang sama luasnya dalam
jangka waktu yang sama.
Suatu planet berada paling dekat dengan matahari, gerakannya
paling cepat. Begitu pula sebaliknya.

Gambar Hukum
Kepler II Sumber:
www.lcsd.gov.hk

Luas a = Luas b = Luas c (catatan: waktu tempuh sama)

17

- Hukum Kepler
III
Kuadrat waktu revolusi planet-planet berbanding lurus dengan
pangkat tiga jarak rata-rata planet dari matahari.
P2 / J3 =
Konstan
P
:
waktu
revolusi
J
: jarak antara planet tersebut dengan
matahari
2. Hukum Titius-Bode
Hukum
Titius-Bode
(1766)
berbunyi:
Jarak antara planet-planet dan matahari merupakan deret ukur: 0,
3, 6, 12, 24, 48 dan seterusnya (dengan mengecualikan suku
pertama) dengan perbandingan dua, kemudian tiap-tiap suku
ditambah dengan 4.
3. Hukum Newton
Dua buah benda tarik-menarik dengan kekuatan berbanding lurus
dengan hasil perbanyakan kedua massanya dan berbanding terbalik
dengan kuadrat jarak kedua benda itu.
J. Anggota Tata Surya
1.
Planet
Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai
pusat tata surya (matahari). Planet tidak dapat menghasilkan
cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet bergerak
dengan arah yang sama mengelilingi matahari, tetapi dengan
lintasan dan jarak terhadap matahari yang berbeda- beda, lintasan
planet merupakan bidang yang berbentuk elips. Kebanyakan
planet mempunyai satelit (pengiring) seperti bulan sebagai satelit
bumi. Planet yang tidak mempunyai satelit (pengiring) yaitu
merkurius dan venus. 8 Planet yang termasuk dalam anggota tata
surya adalah sebagai berikut:
1)
Merkurius
Merkurius adalah planet terdekat dengan
matahari. Jarak antara merkurius dengan
matahari tidak tetap, kadang menempati
jarak terdekat, kadang juga berada pada

jarak terjauh dengan matahari. Jarak ratarata dengan matahari adalah 0,39 AU.
Secara fisik, diameter Merkurius mencapai
4.879 km. Waktu yang digunakan untuk
melakukan satu kali putaran pada porosnya
(periode rotasi) adalah 58,6 hari.
Volume merkurius adalah sekitar 0,055 kali massa Bumi.
Bentuk planet ini mirip Bulan, dengan permukaan berupa
lapisan tipis silikat. Komposisi
pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat lain.

18

2) Venus
Venus adalah planet terdekat kedua dari
Matahari. Venus memiliki jarak terhadap
matahari tidak tetap. Jarak
rata-rata
antara Venus dengan matahari adalah
108
juta
km.
Diameter
Venus
mencapai
12.100 km, sedangkan massanya sekitar
0,815 kali massa bumi. Periode rotasinya
adalah 243,2 hari, sedangkan
periode
revolusinya adalah 225 hari.
Bentuk planet ini mirip Bumi dengan
permukaan
berupa awan tebal dengan suhu permukaan 4800C.
Komposisi pembentuk planet ini terdiri atas besi dan unsur berat
lain.
3)
Bumi

Bumi
adalah
planet
terdekat
ketiga
matahari. Jarak rata-rata Bumi dengan
Matahari adalah 150 juta km. Diameter
bumi adalah 12.760 km. Periode rotasinya
adalah
24
jam,
sedangkan
periode
revolusinya
365,25 hari. Bumi terdiri dari tiga bagian:
udara, air, dan bagian padat (atmosfer,
hidrosfer, dan litosfer). Udara
yang
mengelilingi Bumi terdiri dari 78%
nitrogen, 21% oksigen, dan 1% gas-gas
lain. Air di
Bumi hampir 96% tersusun dari hidrogen dan oksigen. Bagian
gunung berapi, batuan endapan, dan batuan metamorfik serta
tanah. Bumi memiliki 1 buah
satelit yakni bulan.
4)
Mars

Mars merupakan planet keempat dalam


urutan tata surya. Jarak rata-rata dari
matahari adalah 1,52 AU atau 228 juta km.
Diameter
Mars mencapai
6.780 km,
sedangkan massanya 0,11 kali massa bumi.
Periode rotasinya 24,6 jam, sedangkan
periode revolusinya adalah 687 hari. Bentuk
planet ini mirip Bumi dengan atmosfer
mengandung CO, sedikit N ,

Ar, CO, Ne, Kr, dan Xe.


Jumlah satelit Mars adalah 2
buah yaitu Phobos dan Deimos.
5) Jupiter

19

Jupiter adalah planet terbesar dalam tata


surya. Mempunyai jarak rata-rata dari
matahari
5,2
AU atau 778,3 juta km.
Diameternya 14.980 km dan memiliki massa
318 kali massa bumi. Periode rotasinya 9,8
jam, sedangkan periode revolusinya adalah
11,86 tahun. Atmosfer Jupiter mengandung

hidrogen (H), helium (He), metana (CH), amonia (NH ). Jupiter


memiliki 66 satelit, juga mempunyai empat cincin.
6) Saturnus
Saturnus adalah planet terdekat keenam
setelah
Jupiter. Jarak rata-rata dari matahari
adalah
9,54 AU atau 1.429,4 juta km.
Diameternya mencapai 120.540 km dan
memiliki massa 59,2 kali dari massa
bumi. Periode rotasi nya 10,7
jam, sedangkan periode revolusinya
adalah 29,5
tahun. Saturnus merupakan satu-satunya planet yang memiliki
cincin
yang khas, berjumlah lebih dari 1000 buah namun
tampak seperti satu kesatuan. Atmosfer mengandung helium
(He). Planet ini memiliki 62 satelit.
7)
Uranus
Uranus memiliki jarak rata-rata dengan
matahari 19,18
AU atau 2.875 juta km. Diameternya 51.118 km
dan memiliki massa 14,54 massa bumi.
Periode rotasinya
17,25 jam, sedangkan periode revolusinya
84 tahun.
Bentuk planet ini mirip dengan
bulan
dengan permukaan berwarna hijau
dan
biru, dibungkus atmosfer yang
mengandung hidrogen (H), helium (He),
metana (CH ), dan etana. Uranus memiliki 27 satelit dan 18
buah cincin.
8. Neptunus
Neptunus memiliki jarak rata-rata dari
matahari
30,1 AU atau 4.450 juta km. Diameternya
49.530 km dan memiliki massa 17,2 kali
massa bumi. Periode rotasinya 16,1 jam,
Sedangkan periode revolusinya 164,8
tahun. Bentuk planet ini mirip dengan
bulan dengan permukaan terdapat lapisan
silikat. Planet Neptunus memiliki 13 buah

satelit.
2. Satelit
Satelit adalah anggota tata surya yang ukurannya lebih kegil
daripada planet, berputar pada porosnya, beredar mengelilingi
planet, kemudian bersama-sama dengan planet, berputar
mengelilingi matahari. Satelit melakukan tiga gerakan, yaitu
berputar pada porosnya, berevolusi mengelilingi planet, dan
berevolusi bersama planet mengelilingi matahari. Satelit ada dua
macam yaitu :
a. Satelit
alamiah
Satelit alamiah sudah ada dalam tata surya dan bukan
buatan manusia, misalnya bulan sebagai satelit alamiah bumi.
b. Satelit
buatan
20

Satelit buatan adalah pesawat kendaraan ruang angkasa masuk


ke orbit bumi, baik yang berawak maupun yang tidak berawak.
3. Asteroid
Asteroid atau Planetoid adalah batu-batuan yang bergerak
mengelilingi Matahari, tetapi ukurannya sangat kecil untuk
digolongkan sebagai planet, sehingga Asteroid disebut Planetoid
atau planet kerdil. Sebagian besar Asteroid menempati sabuk
utama yang berada di antara orbit Mars dengan Jupiter.
Ada dua teori asal mula
asteroid :
a. Asteroid berasal dari planet yang terletak di antara Mars
dan Jupiter meledak karena efek gaya ganggu Jupiter dan
membentuk asteroid- asteroid.
b. Asteroid terbentuk pada awal terbentuknya tata surya,
terdapat cukup banyak partikel di antara Mars dan Jupiter yang
membentuk batu-batu berkelompok.
4. Meteoroid, Meteor, Meteorit
Meteoroid adalah benda-benda padat yang bertebaran di angkasa
yang berasal dari pecahahan asteroid, materi ekor komet yang
tercecer, atau pecahan benda langit lain. Meteor atau bintang
beralih adalah benda langit yang sangat kecil yang terdiri atas
debu, pasir, atau kersik langit yang bergerak mengelilingi Matahari
seperti planet. Timbulnya jalur cahaya di langit, karena meteor
bergerak dengan cepat ketika memasuki atmosfer bumi
sehingga
menjadi panas dan terbakar yang pada akhirnya
menyala. Meteorit atau batu bintang beralih adalah meteor yang
berukuran sangat besar sehingga tidak terbakar habis saat
memasuki atmosfer.
5. Komet
Komet adalah benda langit yang diselimuti awan dan gas sehingga
tampak seperti bintang berekor ketika mendekati matahari.
Bagian-bagian komet
a.
Kepala
komet
Kepala komet terdiri dari Inti komet (nucleus) dan rambut
(Cuma). Kepala komet merupakan pusat sinar atau cahaya
sekaligus pusat energi bagi komet.
b.
Ekor
komet
Ekor komet dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu ekor gas
(yang lurus terhadap kepala), ekor debu (yang arahnya
menyamping terhadap kepala komet), dan ekor ion (bagian

ekor komet yang tidak beraturan arahnya).


Arah ekor komet selalu menjauh dari matahari, karena ekor
komet terdorong
oleh radiasi matahari dan angin
matahari.

21

Gambar Arah Ekor


Komet
Sumber:
www.lcsd.gov.hk

Komet mempunyai orbit berbentuk lingkaran atau mendekati


lingkaran, parabola, atau hiperbola. Semakin besar kepala komet,
semakin besar energinya. Pada umumnya, kepala komet yang
besar identik dengan cadangan energi yang besar sehingga
orbitnya pun besar atau panjang sehingga lama kembali. Contoh:
komet Halley. Hingga saat ini belum ada kesepakatan apakah
komet bercahaya sendiri ataukah hanya pembiasan atau
resonansi cahaya
matahar
i.

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 3


Surakarta

22

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 3


Surakarta

REFEREN
SI
Endarto, Danang. 2009. Pengantar Kosmografi. Surakarta: LPP UNS dan
UNS Press. Gautama, S.

Eka.

2010. Astronomi dan

Astrofsika Revisi ketiga.


http://paradoks77.blogspot.com.
Sudibyo, Marufin. 2012. Ensiklopedia Fenomena Alam dalam Al-Quran.
Surakarta: Tinta
Medina.
Wardiyatmoko, K. 2012. Geografi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Erlangga. Internet:
http://zulkifliamma.blogspot.com/2009_01_01_ archive.html
http://astrofunclub.wordpress.com/2011/08/14/model-jagat-raya/
http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/fra
med_e/lect
ure/ch04/ch04.html
http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/fr
amed_e/lect
ure/ch03/ch03.html
http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/fr
amed_e/lect ure/ch07/ch07.html
http://commons.wikimedia.org/wiki/File:1st_Kepler%C2%B4s_law.svg
http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/fr
amed_e/lect ure/ch18/ch18.html
http://www.lcsd.gov.hk/CE/Museum/Space/EducationResource/Universe/fr
amed_e/lect ure/ch19/ch19.html

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 3


Surakarta

23

Modul Geograf Kelas X, SMA Negeri 3


Surakarta

Anda mungkin juga menyukai