Nama
: An. F.Z
Jenis Kelamin
: Pria
Umur
: 10 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Madura
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Jokotole I/27, Kamal
Tgl Pemeriksaan
: 5 Januari 2015
ANAMNESA
Keluhan Utama :
Gatal pada sela jari tangan dan telapak tangan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Kepala
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
: Baik
: Kompos Mentis
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Dalam batas normal
: Lihat status dermatologis
Status Dermatologis
Tampak ekskoriasi dengan dasar eritema, disertai krusta dan skuama, terdapat
pustul, tidak didapatkan terowongan (kunikulus)
Regio palmar dekstra sinistra
Regio interdigiti manus bagian dekstra sinistra
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan mikroskopik untuk menemukan telur, larva dan
tungau dewasa dari Sarcoptes Scabiei, pemeriksaan ini tidak
dilakukan.
RESUME
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun datang dengan
keluhan gatal pada tangan dan sela jari tangan, sejak 1
minggu yang lalu. Awalnya muncul bintil kemerahan yang
menimbulkan rasa gatal di sela jari tangan penderita, dan
menyebar sampai telapak tangan penderita. Gatal yang
dirasakan semakin menghebat pada malam hari. Penderita
menggaruk daerah yang gatal dan lama-lama timbul luka dan
berisi nanah. Anggota keluarga dan penghuni serumah tidak
ada yang mengalami keluhan yang sama. Penderita mandi 2x
sehari dengan air PDAM & rutin mencuci pakaian.
Status Dermatologis
Tampak erosi dengan dasar eritema, disertai
krusta dan skuama, terdapat pustul, tidak
didapatkan terowongan (kunikulus)
Regio palmar dekstra sinistra
Regio interdigiti manus dekstra sinistra
DIAGNOSIS
Skabies
DIAGNOSIS BANDING
Cutaneus Larva Migran
Pedikulosis korporis
Dermatitis
PENATALAKSANAAN
Planning diagnosis : Mencari Sarcoptes Scabiei dewasa, larva, telur dari kerokan
lesi dan dilihat dengan kaca pembesar atau mikroskop.
Planning terapi
Non medikamentosa :
o
Menjaga kebersihan tubuh
o
Menjaga kebersihan pakaian dan tidak bertukar pakaian dengan orang
lain
o
Pakaian, sprei, selimut, handuk harus direndam dan dicuci dengan air
panas
o
Seluruh anggota keluarga yang kontak dengan penderita harus
diperiksa dan bila juga menderita skabies, diobati secara bersamaan
agar tidak terjadi penularan.
Medikamentosa :
o
Permethrin 5% krim 30 g, dioleskan 1x malam hari di seluruh tubuh
kecuali wajah dan mandi / dicuci setelah 8 10 jam. Setelah
pengolesan pertama belum sembuh, maka dapat diulang kembali 1
Minggu kemudian.
o
Loratadine 10 mg tablet, 1x sehari untuk mengurangi rasa gatal.
PROGNOSA
Baik bila penderita melakukan pengobatan sesuai
dengan petunjuk dokter, dan menjaga kebersihan.
SKABIES
DEFINISI
Sinonim : the itch, gudik, budukan, dan gatal agogo.
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes Scabiei
varian hominis dan produknya.
Skabies terjadi baik pada laki-laki maupun perempuan, di
semua geografi daerah, semua kelompok usia, ras dan
kelas sosial. Namun menjadi masalah utama pada daerah
yang padat dengan gangguan sosial, sanitasi yang buruk,
dan negara dengan keadaan perekonomian yang kurang.
EPIDEMIOLOGI
Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi
yang bervariasi. Daerah endemik skabies adalah di daerah
tropis dan subtropis seperti Afrika, Mesir, Amerika Tengah,
Amerika Selatan, Amerika Utara, Australia, India, dan Asia
Tenggara.
Diperkirakan bahwa terdapat lebih dari 300 juta orang di
seluruh dunia terjangkit tungau skabies.
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi epidemi
skabies. Faktor yang menunjang perkembangan penyakit
ini, antara lain: higiene buruk, kesalahan diagnosis, dan
perkembangan dermografik serta ekologi. Penyakit ini
dapat dimasukkan dalam P.H.S. (Penyakit akibat
Hubungan Seksual).
ETIOLOGI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
PATOGENESIS
GEJALA KLINIS
Dikenal ada 4 tanda utama atau cardinal sign pada infestasi skabies, yaitu :
Pruritus nokturna : gatal pada malam hari disebabkan karena aktivitas tungau
ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi atau dalam sebuah
perkampungan yang padat penduduknya.
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1
cm, pada ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi
sekunder ruam kulitnya menjadi polimorf. Tempat predileksi tempat dengan
stratum korneum tipis : sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku
bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mame (wanita), umbilikus, bokong,
genitalia eksterna (pria), dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang
telapak tangan dan telapak kaki.
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 cardinal
sign. Diagnosis pasti ditegakkan apabila ditemukan tungau
dewasa, telur, atau scybala dari dalam terowongan.
Cara menemukan tungau:
Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang
terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan
diletakkan di atas sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan
kaca penutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya.
Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung di atas
selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
Dengan membuat biopsi irisan. Caranya: lesi dijepit dengan
2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan
diperiksa dengan mikroskop cahaya.
Dengan biospsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan
H.E.
BENTUK KLINIS
Selain bentuk skabies yang klasik, terdapat pula bentukbentuk yang tidak khas, antara lain :
1. Skabies pada orang bersih
Klinis ditandai dengan lesi berupa papula dan kanalikuli
dengan jumlah yang sangat sedikit, kutu biasanya hilang
akibat mandi secara teratur.
2. Skabies nodular
Lesi berwarna merah kecoklatan pada daerah tertutup.
Nodul terjadi akibat reaksi hipersensitivitas. Lesi ini menetap
beberapa minggu hingga beberapa bulan hingga satu tahun
walaupun telah mendapat pengobatan anti skabies adekuat.
3. Skabies incognito
Ditemukan pada pasien yang menggunakan glikokortikoid
atau obat imunosupresif. Hal ini disebabkan oleh karena
penurunan respon imun seluler.
DIAGNOSIS BANDING
Ada pendapat yang mengatakan penyakit skabies ini
merupakan the great imitator karena dapat menyerupai
banyak penyakit kulit dengan keluhan gatal. Sebagai
diagnosis banding ialah:
Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal,
predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas
Pedikulosis korporis
Dermatitis
PENATALAKSANAAN
Syarat obat yang ideal adalah:
Harus efektif terhadap semua stadium tungau.
Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
Tidak berbau atau kotor serta tidak merusak atau
mewarnai pakaian.
Mudah diperoleh dan harganya murah.
1. Permethrin
Merupakan sintesa dari pyrethroid.
Obat ini merupakan pilihan pertama dalam pengobatan scabies karena
efek toksisitasnya terhadap manusia sangat rendah dan kecenderungan
keracunan akibat kesalahan dalam penggunaannya sangat kecil. Hal ini
disebabkan karena hanya sedikit yang terabsorpsi di kulit dan cepat
dimetabolisme yang kemudian dikeluarkan kembali melalui keringat dan
sebum, dan juga melalui urin.
Mekanisme kerja:
mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit yaitu melalui ikatan
dengan natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding sel dan
akhirnya terjadi paralise parasit.
Penggunaan :
Permethrin tersedia dalam bentuk krim 5%, aplikasinya hanya sekali dan
dihapus setelah 10 jam. Apabila belum sembuh bisa dilanjutkan dengan
pemberian kedua setelah 1 minggu.
Kontraindikasi :
Tidak dianjurkan pada bayi di bawah umur 2 bulan, wanita hamil dan ibu
menyusui.
3. Presipitat Sulfur
Dengan kadar 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Preparat ini karena tidak efektif terhadap stadium telur,
maka penggunaannya tidak boleh kurang dari 3 hari.
Keuntungan penggunaan obat ini adalah harganya yang
murah dan mungkin merupakan satu-satunya pilihan di
negara yang membutuhkan terapi massal. Secara umum
sulfur bersifat aman bila digunakan oleh anak-anak, bayi
< 2 tahun, wanita hamil dan menyusui.
Kekurangannya yang lain ialah berbau dan mengotori
pakaian dan kadang-kadang menimbulkan iritasi.
6. Ivermectin
Ivermectin adalah bahan semisintetik yang dihasilkan oleh Streptomyces
avermitilis, anti parasit yang strukturnya mirip antibiotic makrolid, namun
tidak mempunyai aktifitas sebagai antibiotik, diketahui aktif melawan ekto
dan endo parasit. Digunakan secara meluas pada pengobatan hewan,
pada mamalia, dapat digunakan pada kasus Onchocercariasis dan
Strongyloidiasis.
Diberikan secara oral, dosis tunggal, 200 g/kg dan dilaporkan efektif untuk
scabies. Digunakan pada umur lebih dari 5 tahun. Efek samping yang
sering adalah kontak dermatitis dan toxicepidermal necrolysis.
PENCEGAHAN
Orang-orang yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi
dengan topikal skabisid, karena mungkin saja telah mengandung tungau skabies
yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik.
Seprei, bantal, handuk dan pakaian yang digunakan dalam 5 hari terakhir, harus
dicuci bersih dan dikeringkan dengan udara panas karena tungau skabies dapat
hidup hingga 3 hari diluar kulit.
KOMPLIKASI
Infeksi sekunder pada pasien skabies merupakan akibat dari infeksi bakteri atau
karena garukan. Erosi merupakan tanda yang paling sering muncul pada lesi
sekunder. Infeksi sekunder dapat ditandai dengan munculnya pustul, supurasi,
dan ulkus, eritema, dan skuama.
Infeksi sekunder lokal sebagian besar disebabkan oleh Staphylococcus aureus
dan biasanya mempunyai respon yang bagus terhadap topikal atau antibiotic oral.
Limfangitis dan septiksemia dapat juga terjadi terutama pada skabies Norwegian
Post-streptococcal glomerulonephritis bisa terjadi karena skabies-induced
pyodermas yang disebabkan oleh Streptococcus pyogens.
PROGNOSIS
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian
obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor
predisposisi (antara lain higiene), maka penyakit ini
dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.