Anda di halaman 1dari 31

Tugas Individu

Dosen Pembimbing:
Drs.H.T.Ariful Amri,MS
MAKALAH

MANFAAT TUMBUHAN PARE (Momordica charantia Linn.)


UNTUK MEMENUHI TUGAS
KEWIRAUSAHAAN DAN PENGEMBANGAN POTENSI DIRI

OLEH
DINI IZZATY
NIM 1403119342

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNUVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Manfaat
Tumbuhan Pare ( Momordica charantia Linn.).
Makalah ini berisikan tentang kumpulan informasi tentang tumbuhan pare
(Momordica charantia Linn.) atau yang lebih khususnya membahas jenis-jenis
tumbuhan pare, cara membudidayakan tumbuhan pare, kandungan kimia, manfaat
tumbuhan pare untuk kesehatan beserta ramuan atau resep obat yang berbahan dasar
daun maupun buah dari tumbuhan pare. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi secara jelas kepada kita semua khususnya pembaca. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini
.Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Pekanbaru, 31 Mei 2015

Dini Izzaty

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................
1.2 TUJUAN PENULISAN...........................................................................
1.3 TARGET ATAU LUARAN.....................................................................
1.4 MANFAAT KEGIATAN..........................................................................

1
2
2
2

BAB II METODOLOGI.......................................................................................... 4
2.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA........................................................ 4
2.2 METODE WAWANCARA...................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 7
3.1 SEJARAH TANAMAN UNTUK OBAT-OBATAN................................ 7
3.2 ANEKA NAMA PARE DI BERBAGAI DAERAH................................ 9
3.3 BOTANI................................................................................................... 9
3.4 TEKNIK BUDIDAYA PARE................................................................ 15
3.5 KANDUNGAN KIMIAWI DAN RAMUAN OBAT............................19
BAB IV PENUTUP................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanaman pare (Momordica charantia Linn.) berasal dari kawasan Asia Tropis,
namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat
ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara.
Tumbuhann pare ini terdiri dari beberapa jenis yang mempunyai keunggulan masingmasing dan cara membudidayakan tanaman ini juga berbeda dari tanaman lainnya.
Seperti yang diketahui bahwa tanaman merupakan gudang bahan kimia
terkaya. Berpuluh bahkan mungkin beratus komponen kimia terkandung di dalam
tanaman, tetapi fungsi atau peran setiap komponen belum terungkap semuanya. Ada
yang bersifat sebagai racun, sehingga digunakan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama, ada juga yang diduga bersifat sebagai suatu obat untuk
menyembuhkan suatu jenis penyakit.
Karena banyaknya kandungan komponen kimia dalam tanaman, secara
tradisional orang menggunakan bahan tanaman, baik secara tunggal (satu jenis
tanaman) maupun majemuk ( campuran beberapa jenis tanaman) sebagai jamu atau
obat herbal. Dengan kata lain, jamu itu terdiri dari berbagai komponen kimia yang
mungkin saja di dalamnya dapat digunakan sebagai racun. Namun demikian, apapun
adanya, dimasyarakat telah terbukti bahwa peminat obat alami ini, baik yang sudah
dikemas dalam bentuk jamu maupun yang digunakan langsung dari tanamannya,
semakin meningkat.
Berdasarkan penelitian, tumbuhan pare memang banyak mengandung zat
yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak
mengetahui khasiat dari tumbuhan ajaib ini. Pada umumnya, masyarakat hanya
mengetahui bahwa tanaman pare hanya dapat dijadikan sebagai sayur. Dan sebagian
besar masyarakat tidak menyukai buah pare dikarenakan rasanya yang pahit. Tapi

dibalik kekurangan itu, tumbuhan pare dapat dijadikan sebagai obat yang mujarab
apabila dikombinasikan dengan beberapa tumbuhan lainnya.

1.2 TUJUAN PENULISAN


Dalam kegiatan ini mempunyai beberapa tujuan yaitu:
a. Menjelaskan sejarah penggunaan tanaman untuk obat-obatan.
b. Menjelaskan tanaman pare secara botani berdasarkan disiplin ilmu.
c. Menjelaskan aneka nama pare diberbagai negara dan kandungan kimia
pada tanaman pare.
d. Menjelaskan secara rinci mengenai jenis-jenis tumbuhan pare secara
spesifik.
e. Memberi penjelasan agar masyarakat mengetahui tentang manfaat
tanaman pare bagi kesehatan beserta ramuan tradisional yang digunakan
untuk mengatasi berbagai macam penyakit.

1.3 TARGET ATAU LUARAN


Diharapkan dengan penyusunan makalah ini dapat memberikan informasi
kepada masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui berbagai manfaat atau khasiat
tanaman pare dibalik rasanya yang pahit. Dan menjadikan tanaman pare sebagai salah
satu tanaman yang budidayakan secara luas dan dijadikan sebagai tanaman obat.
1.4 MANFAAT KEGIATAN
Pada kegiatan ini mempunyai manfaat yang diperlu diketahui. Hal ini dapat
dijadikan sebagai bukti untuk meyakinkan masyarakat akan manfaat dan khasiat
tanaman pare sebagai tanaman obat. Berikut ini merupakan manfaat dari kegiatan
yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai sarana atau media informasi untuk mengenalkan manfaat atau
khasiat tanaman pare kepada masyarakat.

b. Dengan adanya kegiatan ini, dapat memberikan pengetahuan tentang


tanaman pare secara ilmiah.
c. Menjadikan tanaman pare sebagai tanaman obat yang dibudidayakan di
masyarakat secara luas.

BAB II
METODOLOGI

2.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dalam makalah ini menggunakan beberapa teknik dari pengumpulan data. Teknik
ini yaitu:
a. Tinjauan Pustaka
Data yang digunakan untuk memperoleh semua informasi mengenai
tumbuhan pare diambil dari sumber buku-buku referensi. Buku yang
digunakan adalah yang menjelaskan tentang tanaman pare, baik itu secara
botani, budidaya tanaman pare, maupun manfaat atau khasiat tanaman pare
bagi kesehatan. Judul buku yang didapat antara lain: Budi Daya Pare,
Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat, Tanaman Obat Indonesia, Budi Daya
Tanaman Obat secara Organik dan Budi Daya dan Pengaturan Sayuran
Dataran Rendah.
b. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan
mengadakan pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang
diamati. Observasi ini merupakan salah satu bentuk persiapan wawancara,
mengenai lokasi, narasumber dan lainnya.
2.2 METODE WAWANCARA
a. Hasil Wawancara
Pada Kamis, 28 Mei 2015 saya melakukan kunjungan ke sebuah kebun
tanaman pare yang berada di kecamatan Kampar tepatnya tidak jauh dari di
desa Jawi-Jawi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi lebih
dalam

mengenai

tanaman

pare

melalui

kunjungan

langsung

serta

mencocokkan dengan berbagai sumber ilmu seperti buku yang telah dipelajari
sebelumnya.

Saya mewawancarai seorang petani yang bernama Ibu Nurjannah. Ibu


Nurjannah mempunyai sebidang lahan yang tidak hanya menanam tanaman
pare, tapi juga menanam tanaman lain seperti: jagung, mentimum,
singkong,terong dan pisang. Berdasarkan keterangan dari narasumber, ia telah
menanam tanaman pare sejak dari setahun yang lalu. Menurut Ibu Nurjannah,
kelebihan tanaman pare dibandingkan dengan tanaman yang lain yaitu, hasil
atau buah yang dihasilkan tanaman pare lebih banyak. Dengan sebidang tanah
yang dimiliki oleh Ibu Nurjannah, ia dapat menghasilkan 50 kg setiap panen.
Tanaman pare memerlukan perawatan yang khusus karna tanaman pare ini
tumbuhnya merambat, sehingga diperlukan media sebagai penopang, seperti
kayu. Kesulitan dalam perawatan tanaman pare yaitu serangan hama, Ibu
Nurjannah menggunakan pestisida untuk membasmi hama tersebut dan
mencengah tumbuhan dari serangan hama dengan cara membungkus buah
pare dengan Koran, plastik, ataupun media lainnya. Menurut pengetahuan Ibu
Nurjannah, buah pare dapat dijadikan sebagai bahan masakan seperti tumis,
gulai, sayur dan lainnya. Sedangkan manfaat buah pare bagi kesehatan yaitu
sebagai obat malaria. Biasanya setelah panen, Ibu Nurjannah menjual buah
pare ke pasar sekitar seperti: pasar danau, pasar Kampar dan lainnya. Hal ini
menandakan bahwa buah pare juga termasuk buah yang diminati di
masyarakat, walaupun rasanya pahit.
b. Lokasi Wawancara
Saya melakukan kunjungan ke sebuah kebun tanaman pare yang berada di
kecamatan Kampar tepatnya tidak jauh dari di desa Jawi-Jawi. Kebun pare
tersebut letaknya berada ditepi jalan raya setelah jembatan di desa JawiJawi, yaituu Jalan Lintas Pekanbaru-Bangkinang Km.36. Berikut
merupakan peta lokasi wawancara:

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 SEJARAH TANAMAN UNTUK OBAT-OBATAN
Dalam membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan apotek
hidup yang dapat dikembangkan pada lahan-lahan perkarangan rumah atau misalnya
hendak mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan
tanaman-tanaman yang berkhasiat obat-obatan, diperlukan pengolahan yang baik,
karna tanaman-tanaman yang yang mulus pertumbuhannya akan memberikan hasilhasil yang baiak, bagi pengguna sendiri maupun yang banyak dicari atau dibutuhkan
oleh para pengusaha industri obat-obatan, apotek, atau industri obat-obatan
tradisional.
Orang-orang yang awam banyak yang mengira bahwa produk-produk
tanaman hanya penting sebagai bahan-bahan racikan pembuatan jamu-jamu atau
obat-obat tradisional saja. Pendapat demikian jelas merupakan pendapat yang picik,
karena pada zaman-zaman:
a. Mesir kuno, 2500 tahun sebelum masehi, para ahli kesehatan atau pengobatan
selalu memanfaatkan tanaman-tanaman obat, bahkan telah dihimpun catatancatatannya yang teknel dengan Papyrus Ehers, kini disimpan di Universitas
Leipzig Jerman. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk
pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit, dan diagnosanya
tercantum dalam Papyrus Ehers tersebut.
b. Yunani kuno, misalnya Hypprocrates (466 tahun sebelum masehi) seorang
dokter atau tabib pada waktu itu telah banyak memanfaatkan konium, kayu
manis, hiosiamina, gentian, kelembak, gom arab, mira, bunga kamil, dan lainlain sebgai bahan-bahan pengobatan pasien-pasiennya dan ternyata sangat
mujarab. Theopharatus, 372 tahun Sebelum Masehi, telah menghimpun
tanaman-tanaman yang berkhasiat obat, sedangkan Pedanios Dioscorides
(abad pertama Sebelum Masehi) himpunannya terkenal dengan De Materia
Medica yang memuat ribuan keterangan teinci tentang tanaman-tanaman obat

yang ternyata hampir 15 abad menjadi buku pedoman pokok pengembangan


botani dan materia medica. Demikian pula Pliny (23-79 Masehi) dan Galen
(131-200 Masehi) banyak berjasa dalam mengimpun catatan-catatan tanaman
obat, bahkan mengemukakan pula pemalsuan-pemalsuan terhadap produk
tanaman obat.
c. Otto Brunfles, seorang ahli botani Jerman telah menulis buku Herbarium
Vivae Icones sekitar abad ke-16, merupakan buku pertama yang memuat
gambar-gambar tanaman , sedang pada tahun 1737 Linnaeus, seorang ahli
botani Swediatelah berhasil pula menerbitkan Genera Plantarum, yang
selanjutnya buku-buku tersebut menjadi buku pedoman utama sistematik
botani.
d. Perkembangan demi perkembangan telah tercapai, sehingga selanjutnya
seorang apoteker bernama Martius dalam bukunya yang berjudul Grundriss
der Pharmajognosie des Pflanzenreiches telah berhasil menggolonggolongkan tanaman-tanaman obat menurut segi morfologi, dan dengan
demikian maka tanaman-tanaman obat itu dapat diketahui kemurniannya. Ini
penting untuk memisahkannnya dari yang palsu.
e. Pada tahun 1838 seorang ahli botani Jerman, Schleiden, telah berhasil
mengungkapkan bahwa tanaman-tanaman itu tersusun dari sel-sel, sehingga
pada tahun 1857 ia berhasil menegaskan melalui karya tulisnya, bahwa
perbedaan susunan sel tersebut hendaknya sangat diperhatikan dalam
membedakan mana tanaman obat yang murni dan mana pula tanaman obat
yang tidak murni.
f. Pada akhirnya, atas jasa-jasa Egon Stahl, seorang ahli tanaman obat bangsa
Jerman, telah berhasil mengemukakan hasil-hasil penelitian zat-zat yang
terkandung dalam tanaman-tanaman obat, maka berbagai jenis tanaman obat
kini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi pembuatan obat-obatan
yang mutakhir.
Dari uraian di atas makan jelaslah bahwa tanaman-tanaman obat sudah sejak
dulu banyak diperlukan oleh para ahli pengobatan dan industri-industri obat yang dari

hari ke hari makin berkembang, jadi tidak hanya terbatas bagi industri-industri obat
tradisional. Maka jelas pula perkembangan apotek hidup di perkarangan-perkarangan
atau kebun yang khusus untuk mendatangkan banyak keuntungan bagi para
pengelolanya, selain kebutuhan sendiri bagi pengobatan anggota keluarganya yang
sakit, juga dapat mendatangkan pendapatan yang besar, asal saja penanaman dan
pertumbuhannya terpelihara dengan baik.

3.2 ANEKA NAMA PARE DI BERBAGAI NEGARA


Pare (Momordica charantia Linn.) merupakan tanaman tropis dan subtropiss
dari family Cucubitaceae. Buahnya yang pahit dikonsumsi sebagai pelezat makanan.
Dalam bahasa Inggris dikenal dengan bitter melon, di China dikenal dengan pinyin,
dan di Hindu-Urdu dikenal dengan karela. Banyak ditemukan di Asia Selatan, Asia
Tenggara, China, Afrika, dan Karibea. Di berbagai daerah Indonesia dijadikan
campuran hidangan makanan, digoreng, diberi santan atau diuapkan di atas nasi.

3.3 BOTANI
Pare atau bitter gourd atau balsam pear bukan tanaman asli Indonesia,
melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman
memastikan sentrum utama tanaman pare di Asia tropis, terutama daerah India bagia
barat, yakni Assam dan Burma. Belum ditemukan data atau informasi terinci kapan
tanaman pare masuk ke Indonesia. Namun, beberapa jenis tanaman yang bernilai
ekonomis lain dikenalkan oleh orang-orang Portugis dan Spanyol pada zaman
kerajaan-kerajaan

Hindu

di

Indonesia,

kemudian

pengembangan

budidaya

disebarluaskan oleh orang-orang Belanda.


Dewasa ini hamper semua orang mengenal pare, kerana tanaman ini sudah
ditanam oleh masyarat luas. Dalam ilmu tumbuhan (botani) kedudukan tanaman pare
diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom

: Plantae (tumbuh-tumbuhan)

Divisi

: Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub-divisi

: Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas

: Dicotyledoneae (biji berkeping dua)

Ordo

: Cucurbitales

Famili

: Cucurbitaceae

Genus

: Momordica

Spesies

: Momordica charantia L.

Suku timun-timunan (cucurbitaceae) memiliki 96 genera dan 750 spesies kerabat


dekat tanaman pare adalah Momordica cochinchinensis Spreng, M. doirca ex Willd, dan M.
Sanangulata BL. Yang belum dibudidayakan. Kerabat dekat tanaman pare yang sudah
dibudidayakan di antaranya adalah labu atau waluh besar ( Cucurbita moschata Duch ex
Poir), oyong ( Luffa acutangula (L.) Roxb.), bligu (Benincasa hispida (Thumb) Cogn),
ketimun (Cucumis sativus L.), dan labu siam (Sechium edule Jacq Sw.).
Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar atau
merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai struktur sulur-sulur pembelit yang
berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas berwarna hijau tua dan
permukaan bawah hijau muda dan hijau kekuning-kuningan. Dari ketiak daun tumbuh
tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala, sengaian merupakan bunga
betina. Bunga betina dapat menjadi buah setelah mengalami proses penyerbukan.
Buah pare berbentuk bulat panjang, permukaan buah berbintil-bintil, daging buahnya
agak teba, dan di dalamnya terdapat sejumlah biji. Biji pare berbentuk bulat, berkulit agak
tebal dan keras, serta permukaannya tidak rata. Biji-biji pare dapat digunakan sebagai alat
perbanyakan tanaman secara generative.

A. JENIS (VERIETAS)
Tanaman pare yang dibudidayakan dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Pare Putih (Pare Gajih atat Pare Bodas)
Ciri-ciri pare putih adalah sebagai berikut.
a. Buah berbentuk bulat panjang, berukuran besar, dan berwarna
putih.
b. Permukaan buah bintil-bintil dengan ukuran besar dan arahnya
sepanjang buah.
c. Rasa buah tidak begitu pahit.
2. Pare Hijau (Pare Gengge atau Pae Kodok)
Ciri-ciri pare hijau adalah sebagai berikut.
a. Buah berbentuk lonjong kecil dan berwarna hijau.
b. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan halus.
c. Rasa buah pahit.
3. Pare Ular ( Pare Belut atau Pare Alas Leuweung)
Ciri-ciri pare ular adalah sebagai berikut.
a. Buah berbentuk bulat panjang, agak melengkung, dan
panjangnya mencapai kurang lebih mencapai 60 cm.
b. Permukaan (kulit) buah berwarna belang-belang, yaitu hijau
keputih-putihan mirip kulit ular.
c. Rasa daging buah tidak begitu pahit.
Pare ular sebenarnya bukan genus Momordica, namun
termasuk genus Trichosanthus (Trichosanthus anquina L. sin
T. cucumerina).
Hampir semua jenis pare memiliki warna buah yang sama, yaitu pada waktu
stadium muda hijau kekuning-kuningan. Daging buah di sekitar biji berwarna merah
saat stadium matang (tua). Bagian tanaman pare yang lazim dikonsumsi sebagai
bahan sayur ataupun lalapan adalah buah yang masih muda. Berkembangnya
teknologi produksi oleh beberapa perusahaan benih, disajikan pada 2.1.
Perusahaan benih sayuran di kawasan Asia mulai memproduksi benih pare
atau paria. East-West Indonesia memiliki pare varietas Siam 71 dan giok 9 F1,
sedangkan Evergrow Taiwan memproduksi benih varietas green lotas, baizin, dan
zinza. Chai Tai Thailand memproduksi benih varietas new queen No.92 (hibrida)

yang memiliki buah berukuran panjang dan beratnya antara 400 g- 700 g per buah
dengan produktivitas 10 kg- 14 kg/tanaman.

Tabel 2.1. Aneka Varietas Pare yang Diproduksi Perusahaan Benih


di Beberapa

Negara

No
A

Asal benih dan nama varietas


KNOWN-YOU SEED TAIWAN

Ciri-ciri (deskripsi)
a. Cocok ditanam di wilayah Asia

Known-You Green (hibrida)

tenggara
b. Pertumbuhan cepat, kuat, dan subur.
c. Buah berbentuk lonjong dan
meruncing, berkulit mengilap bergarisgaris, dan kulitnya berwarna hijau.
d. Berat per buah antara 350 g 650 g,
daging berwarna hijau, agak pahit, dan
cocok untuk dibuat salad atau disayur.

Known-You No.2 (hibrida)

a. Pertumbuhan kuat, subur, dan cepat


berbuah
b. Berat (bobot) per buah lebih kurang
500 g, berwarna putih susu, halus, dan
bermutu tinggi.
c. Cocok dibuat sup dan sayur (masakan

Moon Shine (hibrida)

cina).
a. Pertumbuhan kuat, subur, dan cepat
berbuah.
b. Berat (bobot) per buah 600 g 700 g,
berkulit putih seperti salju, dan

High Moon (hibrida)

berdaging tebal.
c. Cocok dibuat salad dan masakan cina.
a. Pertumbuhan kuat dan berumur
pendek (genjah)

b. Ukuran buah 29 cm x 11,2 cm,


berbentuk panjang lontong, dan berat
per buah mencapai 900 g, berwarna
putih.
c. Cocok dibuat salad dan sayur.
B

TAKII SEED JEPANG

Prodigy (nonhibrida)

Spindle (nonhibrida)

a. Pertumbuhan kuat dan subur.


b. Buah berbentuk panjang mencapai 20
cm dan berwarna putih.
a. Pertumbuhan kuat dan tahan terhadap
iklim panas.
b. Buah berbentuk panjang lonjong.
Ukuran panjang buah antara 15 cm

Long (nonhibrida)

20 cm, dan berwarna hijau.


a. Pertumbuhan tanaman kuat dan subur.
b. Tanaman tahan terhadap iklim panas.
c. Buah berukuran panjang dab berwarna
hijau.

EAST WEST INDONESIA

Giok 9 F1 (hibrida)

a. Pertumbuhan kuat, kemurnian genetic


tinggi dan seragam.
b. Penampakan buah amat menarik,
berbentuk silindris pendek gemuk
dengan ujung tumpul. Panjang buah
20 cm, berdiameter 8 cm, dan bobot
per buah 350 g (3 buah/kg). Warna
buah hijau tua, tidak bercucuk, daging
buah tebal, empuk, rasa tidak pahit,
dan tahan simpan atau angkut.
c. Umur panen 50 hari setelah semai,

produksi 6 kg/tanaman (18 buah).


Sumber: Known-You Seed Taiwan, Takii Seed Jepang dan East West Indonesia

Kelebihan (keunggulan) pare varietas unggul, terutama pare hibrida, adalah


sebagai berikut
1.
2.
3.
4.
5.

Umur tanaman mulai berbunga atau berbuah relatif pendek (genjah).


Potensi hasil buah relatif tinggi anata 6 kg - 15 kg per tanaman.
Buah berukuran besar, dengan beraty antara 300 g 900 g buah.
Kualitas buah tinggi (prima), seragam, dan rasanya tidak begitu pahit.
Tanaman tanggap terhadap pemeliharaan intensif, terutama terhadap
pemupukan.
Kelemahan ( kekurangan) pare hibrida, antara lain adalah biji-biji dari buah

turunan pertama kurang baik dibenihkan kembali. Biji pare dari buah yang dihasilkan
tanaman turuna pertama bila ditanam kembali sering menyimpang (segrasi) dari sifatsifat induknya. Oleh karena itu, tidak dianjurkan membenihkan pare dari tanaman
jenis hibrida.
3.4 TEKNIK BUDIDAYA PARE
a. Syarat tumbuh
Pare yang anggota family Cucurbitampat tcea gampang tumbuh di
mana saja. Daerah dengan ketinggian 1-1.500 m dpl cocok untuk tempat
tumbunya.
Tanah yang cenderung asam justru disukainya sehingga tak perlu
pengapuran,pare tumbuh optimal pada pH tanah 5-6,bila derajat keasamannya
dibawah 5,tanaman pare juga masih dapat tumbuh baik.
b.Benih
Benih untuk perbanyakan tanaman diambil pada buah yang sudah
berwarna kuning atau masak dipohon. Ambillah biji dibagian tengah yang
diselubungi lapisan penutup kemerahan.keringkan biji di sinari mata hari.bila
tak ingin lansung ditanam simpanlah di tempat yang kering dan hangat.jangan
sekali-kali menyimpan benih di tempat yang lembab untuk melindungi
viabilitas atau daya kecambah benihnya.
Pengadaan benih dari buah tua sebaiknya hanya hanya untuk pare
hijau

dan pare gajih saja,sebab jenis lokal ini memang terbukti dapat

berparoduksi dengan baik dari bibit demikian. Untuk pare Taiwan atau pare
hibrida lainnya sebaiknya membelih benihnya lansung ketokoh penyalur
benih. Kebutuhan bibit pare per hekter sekitar 5-7 kg.
Untuk berjaga jaga ada baiknya melebihkan persediaan bibit.
Tanaman yang matih atau biji yang tidak tumbuh dapat segera disulam dengan
bibit persediaan ini.
Meskipun tidak umum dilakukan,menanam bibit pare kelahan ( setelah
melalui persemian) dapat pulah diterapkan.dengan cara ini benih disemaikan
terlebih dahulu.
c.Penanaman
Pare ditanam di atas guludan guludan. Buatlah guludan dengan lebar
1,5- 2,5 m dan panjang disesuaikan dengan lahan yang hendak akan
ditanami.jagak lupah menambahkan pupu kandang waktu mengolah tanah.
Jarak tanah yang digunakan bias 0,75 x 0,75 m atau 1x1 m. jadi dalam
satu guludan ada dua baris tanaman memanjang. Jarak tanaman yang cukup
lebar ini untuk memberikan tempat bagi para - para rambatan nantinya.
Tugal guludan sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Masukkan
2 3 benih dalam setiap lubang. Tutupi dengan sedikit tanah.
d.Pemeliharaan
Tanam yang tiak tumbuh harus disulam.untuk itu dilakukan
penyulaman secepatnya agar kondisi tanaman dalam satulahan tidak jauh
berbeda.tanam benih persediaan dalam lubang.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau mengoret rumput
rumput liar yang tumbuh di areal penanaman. Karena jarak tanam yang di
gunakan tergolong lebar,maka gulma akan lebih banya tumbuh. Itulah
penyebabnya penyiangan haruslah rutin,paling tidak seminggu sekali . sambil
melakukan pencabutan rumput lakukan pula pendangiran . Tanah di sekitar
pertanaman di balik dan dikored agar gembur.
Tanaman pare yang berumur 2 3 minggu di beri rambatan. Setap
tanaman

diberi bamboo.keempat ujung bambu. Keempat ujung bambu

disambung dengan bambu lain. Tambahkan bambu lagi dalam posisi


membujur dan melintang sehingga terjadi kotak- kotak bujur sangkar.tinggi
para bambu ini sekitar 2 m. Tinggi dan model para -para bias dimodifiakasi
sendiri untuk luas pertanaman yang berbeda.yang penting para para kuat
menyangga tanaman dan cabang cabang tidak salng tumpah tindih. bungah
yang tumbuh terhimpit akan luput dari proses pembuatan.
Pemangkasan tanaman pare dilakukan 2 kali. Pertama saat tanaman
berumur 3 minggu. Cabang cabang dipotong dan diarahkan agar tunasnya
tumbuh menyebar. Cabang yang menyebar penting untuk memproduksi buah
yang banyak dan merata di setiap percabangan. Pangkasan berikutnya
dilakukan saat tanaman berumur 6 minggung. Pada saat ini cabang yang tua
dan tidak tumbuh lagi dipotong. Nantik tunas yang baru akan banyak tumbuh
di caba yang tuah ini.selai iti dau yang tua dibuang,begitu juga dengan cabang
yang rusak,patah atau terkenak serangan penyakit.
Pembuksan pare muda dilakukan utuk menjaga kualitas buah,terutama
sebagai upaya melindungi buah pare dari serangan lalat buah atau serangga
lainnya. Bila terlambat dilakukan, dapat mengurangi kualitas buah yang
dihasilkan. Sebagai pembungkus pare, dapat digunakann dedaunan, plastik
tpis, ataupun bahan pembungkus lain. Penutup buah dibiarkan hingga tiba
masa panen.
e.Pemupukan
Tanaman pare perlu dipupuk agar mampu berproduksi denga baik.
Jenis pupuk yang diperlkan tak hanya pupuk organik, melainkan juga
anorganik. Pupuk kandang sebagai pupuk organik diberikan saat pengolahan
tanah sebanyak 10-15 ton /ha. Selain itu tambahan pupuk NPK sebanyak 20
g/lubang tanam atau kitarar 170 200 kg/ha.
f.Hama Penyakit

Serangan hama penyakit pada tanaman pare sangat jarang ditemukan.


Kalaupun ada biasanya karena kondisi lahan yang tidak terawat dan kondisi
tanaman yang lemah
Hama oteng oteng atau lembing (epilachna sparsa ) sering
menghabiskan daun pare. Daun yang terserang tertinggal tulang daun berserta
jalur jalur kecil mesofilnya sehingga daun menjadi kering kecoklatan. Bila
ini dibiarkan, produksi buah bias berkurang. Pengendalian hama oteng oteng
dengan menggunakan insektisida seperti Trichlotphon dan carbaryl dengan
dosis 2 cc/l air.
Siput kadang menyerang tanamn pare. Tanaman berkoyak koyak
dan rusak. Bila tanaman masih keci, serangan siput bisa mematikan. Susahnya
siput banya menyerang di waktu malam. Pengendaliannya

dengan

menangkap siput yang berkeliaran di malam hari. Bias juga dengan


menaburkan racun kontak seperti Methiocarb dengan dosis 2 g/l yang
dicampur dengan dedak.jaga jangan sampai racun ini termakan oleh ternak.
Penyakit embun bulu dapat mengganggu tanaman pare. Dau yang
terserang menunjukkan gejala bercak bercak kuning di bagian atas
daun,bagian bawahnya terdapat bulu bulu berwarna unggu. Penyebabnya
adalah jamur pseudoperonospera cubensis. Serangan hebat dapat menurunkan
produksi bahkan mematikan tanaman. Pengendalian embun bulu dengan
fungisida Velimex 80 WP dengan kosentrasi 2 2,5 g/l air.
g.Panen
Pare yang sesuai untuk dikonsumsi dapat lansung dipanen. Biasanya
panen pertama dilakukan 2 setelah tanam.
Ciri ciri pare yang tepat untuk dikonsumsi ialah belum tuah, bintikbintik dan keriputnya masih agak rapat, dan alurnya belum melebar. Ukuran
panjang pare gajih yang layak dikonsumsi sekitar 25 30 cm dan pare hijau
15- 20 cm.
Pemetikan pare sebaiknya tidak dengan tangan. Pohon sering ikut
tertarik bila dilakukan dengan cara demikian. Lakukan pemetikan dengan

pisau atau alat potong lainnya yang tajam. Potonglah tepat diatas bagian
pembungkus.
Buah pare gampang macet dan mempengaruhi kualitasnya. Untuk
itu,pare disusun tampa terlalu banyak tumpukan. Hindari pemuatan dalam
wadah yang memungkinkan banyak terjadi gesekan gesekan keras.
Usahakan selama dalam pengankutan buah pare tidak terguncang gincang.

3.5 KANDUNGAN KIMIAWI DAN RAMUAN OBAT


Zat pahit pada buah berasal dari momordicin yang berkhasiat mengaktifkan
enzim usus. Kandungan nutrisi per 100 gram terdiri atas energy 20kkal, karbohidrat
4,32 g, lemak 0,18 g, protein 0,84 g, air 93,95 g, dan kaya akan vitamin A, B
kompleks, dan unsure mikro lainnya.
Buahnya mengandung albiminoid, karbohidrat, dan zat warna, daunnya
mengandung momordisina, momordina, karantina, resin, dan minyak lemak.
Sementara akarnya mengandung asam momordial, dan asam oleanolat. Bijinya
mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.
Penduduk Okinawa percaya makan pare dapat memperpanjang usia.
Diperkirakan tanaman ini mengandung lemak asam eleostearat penghambat
angiogenesis atau mencegah pertumbuhan sel tua dan sel kanker.
Bagian utama tanaman pare yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi
adalah buah. Dari sudut pandang petani (produsen) peluang pasar pare merupakan
salah satu alternatif usaha tani yang dapat dijadikan sumber pengahasilan dan
peningkatan pendapatan.
Sebaiknya, bagia kalangan konsumen (pengguna), selain dijadikan berbagai
jenis masakan, buah pare juga mensuplai gizi yang berfungsi ganda sebagai obat.
Kandungan gizi buah pare disajikan pada table 2.2
Tabel 2.2 Kandungan Gizi Buah Pare Tiap 100 Gram Bahan Mentah (Segar)
NO
1
2
3
4
5
6

KANDUNGAN GIZI
Kalori (energi)
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu

BANYAKNYA
1)
22,00 kal
0,90 g
0,40 g
4,60 g
0,90 g
0,70 g

2)
29,00 kal
1,10 g
0,30 g
6,60 g
-

7
Kalsium
32,00 mg
45,00 mg
8
Fosfor
32,00 mg
64,00 mg
9
Kalium
211,00 mg
10 Zat Besi
0,90 mg
1,40 mg
11 Natrium
2,00 mg
12 Niasin
0,03 mg
13 Vitamin A
335,00 S.I.
180,00 S.I.
14 Vitamin B-1
0,06 mg
0,08 mg
15 Vitamin B-2
0,03 mg
16 Vitamin C
55,00 mg
52,00 mg
17 Air
93,40 g
91,20 g
18 Bagian dapat dimakan
77,00 %
Sumber: 1) Food Composition (1964) Handbook No.1 Manila (Knott J.E. & J.R
Deanon Jr (1967).
2) D.irektorat Gizi Depkes R.I (1981).
Rasa pahit tanman pare, terutama daun dan buah, disebebkan oleh kandungan zat
sejenis glukosa yang disebut momorsidin atau charantin. Para ahli kesehatan menemukan
kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan resin.
Zat penimbul rasa pahit pada tanaman pare mempunyai nilai sosial dan kegunaan
yang luas dalam pelayanan kesehatan masyarakat, di antaranya sebagai bahan obat tradisional
untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Jenis penyakit yang dapat diobati dengan pare
adalah sebagai berikut.

1. Kencing Manis (Diabetes)


Resep (ramuan) pengobatannya adalag sebagai berikut.
a. Buat sari dari 2 helai daun pare, kemudian campur dengan segelas
yoghurt.
b. Minum air sari tadi setiap pagi selama 1 bulan secara kontinu.
Pusat Penelitian Obat Tradisional (PPOT) UGM menemukan khasiat pare
untuk pengobatan diabetes dengan resep (ramuan): 3 gram estrak pare
(berupa kapsul 0,75 g) diberikan 3 kali sehari selama dua minggu. Resep
ini pada skala penelitian dapat menurunkan kadar gula darah.
2. Wasir dan Kerusakan Hati

Penyakit wasir dan kerusakan hati akibat vterlalu banyak minum alcohol dpat
diobati dnegan pare. Ramuan (resep) pengobatannya adalah sebagai berikut.
a. Siapkan akar, buah, atau biji pare secukupnya.
b. Cuci bagian tanaman pare tadi hingga bersih, kemudian rajang berukuran
kecil-kecil (halus).
c. Peras airnya, lalu tambahkan (campur) dengan minyak kelapa atau minyak
goreng. Setiap 1 mangkuk sari pare dicampur dengan 2 sendok minyak
kelapa.
d. Gunakan kapas untuk menampung cairan tadi, kemudian tempelkan pada
bagian tubuh yang sakit wasir setelah direndam (duduk) dengan air panas.
3. Kemandulan pada Wanita
Pengobatan kemandulan wanita dengan pareb menggunakan resep (ramuan)
sebagai berikut.
a. Siapkan 27 g daun pare segar, 7 butir lada hitam, 3 siung bawang putih,
dan 27 gula Jawa (aren).
b. Haluskan bahan-bahan tadi, kemudian peras untuk diambil sarinya.
c. Minum sari tadi setiap hari selama 3 4 bulan.
4. Kontrol Diare, Sakit Kuning, dan Jantung
Pengobatan diare, sakit kuning, dan jantung dengan pare menggunakan resep
sebagai berikut.
a. Siapkan 2 sendok ramuan (daun pare + segelas yoghurt) + sari bawang
putih segar (dalam takaran sama) + 1 sendok teh sari jeruk sitrun.
b. Campurkan semua bahan tadi sampai merata (homogen).
c. Minum ramuan setiap pagi selama 1 bulan.
5. Menambah Produksi ASI dan Antiseptis
Ramuan untuk menambah produksi Air Susu Ibu (ASI) sekaligus bermanfaat
antiseptis adalah sebagai berikut.
a. Siapkan beberapa helai daun pare.
b. Cuci daun pare hingga bersih.
c. Panaskan daun pare diatas bara api, lalu dikompreskan pada payudara.
6. Rabun Malam
Penyakit rabun malam dapat diobati dengan daun pare. Ramuan (resep)
pengobatannya amat sederhana, yaitu sebagai berikut.
a. Siapkan daun pare segar beberapa helai.
b. Rajang daun pare untuk diambil sarinya.
c. Oleskan sari daun pare di sekitar mata.
7. Penyakit Kulit
Penyakit kulit, seperti kudia, gatal-gatal, maupun koreng dapat diobati dengan
pare. Ramuan pengobatannya adalah:

a. Siapkan daun pare segar lebih kurang 1 cangkir, diambil sarinya,


kemudian tambahkan 1 sendok teh sari jeruk limau.
b. Minum sari tadi sebagai obat, seteguk demi seteguk ketika perut kosong.
Minum sari tersebut selama 4 5 bulan.
Ramuan ini berkhasiat ganda bagi pengobatan penyakit kurang darah dan
cacing gelang.
8. Impotensi
Ramuan untuk mengobati penyakit impotensi adalah sebagai berikut.
a. Siapkan 15 g biji pare yang telah dikeringkan, 15 g biji kucai, 20 butir
merica, 1 ruas jahe, gula merah secukupnya dan air 600 cc.
b. Rebus seluruh bahan-bahan tadi hingga airnya tersisa 300 cc, lalu saring
dan minum airnya secara kontinu.
9. Sariawan
Ramuan untuk mengobati sariawan adalah sebagai berikut.
a. Siapkan buah pare yang telah dibuang bijinya sebanyak lebih kurang 60 g,
buah delima, dan gula merah secukupnya.
b. Parut buah pare, lalu peras airnya.
c. Campurkan air perasannya buah pare dengan rebusan buah delima dan
gula merah secukupnya.
d. Aduk bahan-bahan tadi sampai merata, lalu minum hingga habis.
10. Mengatasi Batuk
Resep pengobatan sakit batuk adalah sebagai berikut.
a. Siapkan daun pare lebih kurang 1/3 genggam, buah pir, dan garam
secukupnya.
b. Tumbuk daun pare hingga halus, lalu rebus bersama-sama buah pir sambil
dibubuhkan garam.
c. Minum air rebusan tadi secara kontinu.
Masih banyak khasiat pare bagi pengobatan beberapa jenis penyakit,
di antaranya untuk mengobati sakit asma, bronkhitis, radang perut, sakit
pada hati, nyeri haid, kegemukan, dan rematik. Ramuannya adalah
secangkir daun pare segar ditambah 1 sendok makan madu untuk diminum
sekali sehari selama 3 bulan. Mengonsumsi pare secara teratur amat
bermanfaat untuk menguatkan jantung dan otot-ototnya, system syaraf,
melindungi hati, dan mencegah parasit usus. Pakar kesehatan Filiphina,
Herminia dan Guzman Ladion, memasukkan tanaman pare sebagai salah
satu tumbuhan obat penyembuh ajaib.

Berdasarkan uraian tersebut, disimpulkan bahwa tanaman pare


mempunyai nilai ekonomi dan social yang cukup tinggi, misalnya:
1. Merupakan satu sumber pendapatan petani, dengan

cara

memanfaatkan lahan perkarangan maupun dikebunkan di areal


khusus secara intensif yang berorientasi pasar.
2. Merupakan sarana pelayanan kesehatan masyarakat, yakni
penyuplai bahan pangan bergizi dan berkhasiat obat bagi
masyarakat.

BAB IV

PENUTUP
KESIMPULAN
Tanaman pare (Momordica charantia Linn.) berasal dari kawasan Asia Tropis,
namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat
ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara.
Sejak zaman sebelum masehi, tanaman sudah dijadikan sebagai obat-obatan, terbukti
dari beberaba buku yang telah ditulis oleh beberapa ahli.
Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar
atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai struktur sulur-sulur
pembelit yang berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas
berwarna hijau tua dan permukaan bawah hijau muda dan hijau kekuning-kuningan.
Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala,
sengaian merupakan bunga betina. Bunga betina dapat menjadi buah setelah
mengalami proses penyerbukan. Tumbuhan pare terdiri dari beberapa jenis, seperti:
pare putih, pare hijau, dan pare ular
.

Adapun metodologi dalam mengumpulkan informasi alah dengan cara

mengambil referensi dari buku-buku (tinjauan pustaka) dan melakukan wawancara


dengan narasumber. Dari beberapa referensi yang dikumpulkan, dapat disimpulkan
bahwa tanaman pare memiliki khasiat atau manfaat untuk mengobati beberapa
penyakit, seperti: kecing manis, wasir, sakit kuning, penyakit kulit, impotensi, batuk,

dan yang lainnya. Pare mengandung beberapa zat kimia yang terbukti dapat
menyembuhkan beberapa penyakit. Dibalik rasanya yang pahit, pare mempunyai
banyak manfaat yang berguna untuk kesehatan tubuh.

DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar. 2011. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.
Kardinan, A. dan A. Ruhyanat. 2003. Budi Daya Tanaman Obat secara Organik.
Jakarta:

Agromedia Pustaka.

Kartasapoetra,G. 2004. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat. Jakarta: Rineka Cipta.


Nazaruddin. 2000. Sayuran Dataran Rendah. Jakarta: Penebar Swadaya.
Rukmana,Rahmat. 1997. Budi Daya Pare. Yogyakarta: Kanisius.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai