Dosen Pembimbing:
Drs.H.T.Ariful Amri,MS
MAKALAH
OLEH
DINI IZZATY
NIM 1403119342
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNUVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada saya, sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Manfaat
Tumbuhan Pare ( Momordica charantia Linn.).
Makalah ini berisikan tentang kumpulan informasi tentang tumbuhan pare
(Momordica charantia Linn.) atau yang lebih khususnya membahas jenis-jenis
tumbuhan pare, cara membudidayakan tumbuhan pare, kandungan kimia, manfaat
tumbuhan pare untuk kesehatan beserta ramuan atau resep obat yang berbahan dasar
daun maupun buah dari tumbuhan pare. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi secara jelas kepada kita semua khususnya pembaca. Saya menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah
ini
.Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Dini Izzaty
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................
1.2 TUJUAN PENULISAN...........................................................................
1.3 TARGET ATAU LUARAN.....................................................................
1.4 MANFAAT KEGIATAN..........................................................................
1
2
2
2
BAB II METODOLOGI.......................................................................................... 4
2.1 TEKNIK PENGUMPULAN DATA........................................................ 4
2.2 METODE WAWANCARA...................................................................... 4
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................ 7
3.1 SEJARAH TANAMAN UNTUK OBAT-OBATAN................................ 7
3.2 ANEKA NAMA PARE DI BERBAGAI DAERAH................................ 9
3.3 BOTANI................................................................................................... 9
3.4 TEKNIK BUDIDAYA PARE................................................................ 15
3.5 KANDUNGAN KIMIAWI DAN RAMUAN OBAT............................19
BAB IV PENUTUP................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tanaman pare (Momordica charantia Linn.) berasal dari kawasan Asia Tropis,
namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat
ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara.
Tumbuhann pare ini terdiri dari beberapa jenis yang mempunyai keunggulan masingmasing dan cara membudidayakan tanaman ini juga berbeda dari tanaman lainnya.
Seperti yang diketahui bahwa tanaman merupakan gudang bahan kimia
terkaya. Berpuluh bahkan mungkin beratus komponen kimia terkandung di dalam
tanaman, tetapi fungsi atau peran setiap komponen belum terungkap semuanya. Ada
yang bersifat sebagai racun, sehingga digunakan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama, ada juga yang diduga bersifat sebagai suatu obat untuk
menyembuhkan suatu jenis penyakit.
Karena banyaknya kandungan komponen kimia dalam tanaman, secara
tradisional orang menggunakan bahan tanaman, baik secara tunggal (satu jenis
tanaman) maupun majemuk ( campuran beberapa jenis tanaman) sebagai jamu atau
obat herbal. Dengan kata lain, jamu itu terdiri dari berbagai komponen kimia yang
mungkin saja di dalamnya dapat digunakan sebagai racun. Namun demikian, apapun
adanya, dimasyarakat telah terbukti bahwa peminat obat alami ini, baik yang sudah
dikemas dalam bentuk jamu maupun yang digunakan langsung dari tanamannya,
semakin meningkat.
Berdasarkan penelitian, tumbuhan pare memang banyak mengandung zat
yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Sayangnya, banyak masyarakat yang tidak
mengetahui khasiat dari tumbuhan ajaib ini. Pada umumnya, masyarakat hanya
mengetahui bahwa tanaman pare hanya dapat dijadikan sebagai sayur. Dan sebagian
besar masyarakat tidak menyukai buah pare dikarenakan rasanya yang pahit. Tapi
dibalik kekurangan itu, tumbuhan pare dapat dijadikan sebagai obat yang mujarab
apabila dikombinasikan dengan beberapa tumbuhan lainnya.
BAB II
METODOLOGI
mengenai
tanaman
pare
melalui
kunjungan
langsung
serta
mencocokkan dengan berbagai sumber ilmu seperti buku yang telah dipelajari
sebelumnya.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 SEJARAH TANAMAN UNTUK OBAT-OBATAN
Dalam membudidayakan berbagai tanaman dalam rangka mewujudkan apotek
hidup yang dapat dikembangkan pada lahan-lahan perkarangan rumah atau misalnya
hendak mengembangkannya pada sebidang tanah yang khusus diperuntukkan
tanaman-tanaman yang berkhasiat obat-obatan, diperlukan pengolahan yang baik,
karna tanaman-tanaman yang yang mulus pertumbuhannya akan memberikan hasilhasil yang baiak, bagi pengguna sendiri maupun yang banyak dicari atau dibutuhkan
oleh para pengusaha industri obat-obatan, apotek, atau industri obat-obatan
tradisional.
Orang-orang yang awam banyak yang mengira bahwa produk-produk
tanaman hanya penting sebagai bahan-bahan racikan pembuatan jamu-jamu atau
obat-obat tradisional saja. Pendapat demikian jelas merupakan pendapat yang picik,
karena pada zaman-zaman:
a. Mesir kuno, 2500 tahun sebelum masehi, para ahli kesehatan atau pengobatan
selalu memanfaatkan tanaman-tanaman obat, bahkan telah dihimpun catatancatatannya yang teknel dengan Papyrus Ehers, kini disimpan di Universitas
Leipzig Jerman. Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk
pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit, dan diagnosanya
tercantum dalam Papyrus Ehers tersebut.
b. Yunani kuno, misalnya Hypprocrates (466 tahun sebelum masehi) seorang
dokter atau tabib pada waktu itu telah banyak memanfaatkan konium, kayu
manis, hiosiamina, gentian, kelembak, gom arab, mira, bunga kamil, dan lainlain sebgai bahan-bahan pengobatan pasien-pasiennya dan ternyata sangat
mujarab. Theopharatus, 372 tahun Sebelum Masehi, telah menghimpun
tanaman-tanaman yang berkhasiat obat, sedangkan Pedanios Dioscorides
(abad pertama Sebelum Masehi) himpunannya terkenal dengan De Materia
Medica yang memuat ribuan keterangan teinci tentang tanaman-tanaman obat
hari ke hari makin berkembang, jadi tidak hanya terbatas bagi industri-industri obat
tradisional. Maka jelas pula perkembangan apotek hidup di perkarangan-perkarangan
atau kebun yang khusus untuk mendatangkan banyak keuntungan bagi para
pengelolanya, selain kebutuhan sendiri bagi pengobatan anggota keluarganya yang
sakit, juga dapat mendatangkan pendapatan yang besar, asal saja penanaman dan
pertumbuhannya terpelihara dengan baik.
3.3 BOTANI
Pare atau bitter gourd atau balsam pear bukan tanaman asli Indonesia,
melainkan berasal dari luar negeri yang beriklim panas (tropis). Para ahli tanaman
memastikan sentrum utama tanaman pare di Asia tropis, terutama daerah India bagia
barat, yakni Assam dan Burma. Belum ditemukan data atau informasi terinci kapan
tanaman pare masuk ke Indonesia. Namun, beberapa jenis tanaman yang bernilai
ekonomis lain dikenalkan oleh orang-orang Portugis dan Spanyol pada zaman
kerajaan-kerajaan
Hindu
di
Indonesia,
kemudian
pengembangan
budidaya
Kingdom
: Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi
Sub-divisi
Kelas
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Momordica
Spesies
: Momordica charantia L.
A. JENIS (VERIETAS)
Tanaman pare yang dibudidayakan dikelompokkan dalam tiga jenis, yaitu:
1. Pare Putih (Pare Gajih atat Pare Bodas)
Ciri-ciri pare putih adalah sebagai berikut.
a. Buah berbentuk bulat panjang, berukuran besar, dan berwarna
putih.
b. Permukaan buah bintil-bintil dengan ukuran besar dan arahnya
sepanjang buah.
c. Rasa buah tidak begitu pahit.
2. Pare Hijau (Pare Gengge atau Pae Kodok)
Ciri-ciri pare hijau adalah sebagai berikut.
a. Buah berbentuk lonjong kecil dan berwarna hijau.
b. Permukaan buah berbintil-bintil dengan ukuran kecil dan halus.
c. Rasa buah pahit.
3. Pare Ular ( Pare Belut atau Pare Alas Leuweung)
Ciri-ciri pare ular adalah sebagai berikut.
a. Buah berbentuk bulat panjang, agak melengkung, dan
panjangnya mencapai kurang lebih mencapai 60 cm.
b. Permukaan (kulit) buah berwarna belang-belang, yaitu hijau
keputih-putihan mirip kulit ular.
c. Rasa daging buah tidak begitu pahit.
Pare ular sebenarnya bukan genus Momordica, namun
termasuk genus Trichosanthus (Trichosanthus anquina L. sin
T. cucumerina).
Hampir semua jenis pare memiliki warna buah yang sama, yaitu pada waktu
stadium muda hijau kekuning-kuningan. Daging buah di sekitar biji berwarna merah
saat stadium matang (tua). Bagian tanaman pare yang lazim dikonsumsi sebagai
bahan sayur ataupun lalapan adalah buah yang masih muda. Berkembangnya
teknologi produksi oleh beberapa perusahaan benih, disajikan pada 2.1.
Perusahaan benih sayuran di kawasan Asia mulai memproduksi benih pare
atau paria. East-West Indonesia memiliki pare varietas Siam 71 dan giok 9 F1,
sedangkan Evergrow Taiwan memproduksi benih varietas green lotas, baizin, dan
zinza. Chai Tai Thailand memproduksi benih varietas new queen No.92 (hibrida)
yang memiliki buah berukuran panjang dan beratnya antara 400 g- 700 g per buah
dengan produktivitas 10 kg- 14 kg/tanaman.
Negara
No
A
Ciri-ciri (deskripsi)
a. Cocok ditanam di wilayah Asia
tenggara
b. Pertumbuhan cepat, kuat, dan subur.
c. Buah berbentuk lonjong dan
meruncing, berkulit mengilap bergarisgaris, dan kulitnya berwarna hijau.
d. Berat per buah antara 350 g 650 g,
daging berwarna hijau, agak pahit, dan
cocok untuk dibuat salad atau disayur.
cina).
a. Pertumbuhan kuat, subur, dan cepat
berbuah.
b. Berat (bobot) per buah 600 g 700 g,
berkulit putih seperti salju, dan
berdaging tebal.
c. Cocok dibuat salad dan masakan cina.
a. Pertumbuhan kuat dan berumur
pendek (genjah)
Prodigy (nonhibrida)
Spindle (nonhibrida)
Long (nonhibrida)
Giok 9 F1 (hibrida)
turunan pertama kurang baik dibenihkan kembali. Biji pare dari buah yang dihasilkan
tanaman turuna pertama bila ditanam kembali sering menyimpang (segrasi) dari sifatsifat induknya. Oleh karena itu, tidak dianjurkan membenihkan pare dari tanaman
jenis hibrida.
3.4 TEKNIK BUDIDAYA PARE
a. Syarat tumbuh
Pare yang anggota family Cucurbitampat tcea gampang tumbuh di
mana saja. Daerah dengan ketinggian 1-1.500 m dpl cocok untuk tempat
tumbunya.
Tanah yang cenderung asam justru disukainya sehingga tak perlu
pengapuran,pare tumbuh optimal pada pH tanah 5-6,bila derajat keasamannya
dibawah 5,tanaman pare juga masih dapat tumbuh baik.
b.Benih
Benih untuk perbanyakan tanaman diambil pada buah yang sudah
berwarna kuning atau masak dipohon. Ambillah biji dibagian tengah yang
diselubungi lapisan penutup kemerahan.keringkan biji di sinari mata hari.bila
tak ingin lansung ditanam simpanlah di tempat yang kering dan hangat.jangan
sekali-kali menyimpan benih di tempat yang lembab untuk melindungi
viabilitas atau daya kecambah benihnya.
Pengadaan benih dari buah tua sebaiknya hanya hanya untuk pare
hijau
dan pare gajih saja,sebab jenis lokal ini memang terbukti dapat
berparoduksi dengan baik dari bibit demikian. Untuk pare Taiwan atau pare
hibrida lainnya sebaiknya membelih benihnya lansung ketokoh penyalur
benih. Kebutuhan bibit pare per hekter sekitar 5-7 kg.
Untuk berjaga jaga ada baiknya melebihkan persediaan bibit.
Tanaman yang matih atau biji yang tidak tumbuh dapat segera disulam dengan
bibit persediaan ini.
Meskipun tidak umum dilakukan,menanam bibit pare kelahan ( setelah
melalui persemian) dapat pulah diterapkan.dengan cara ini benih disemaikan
terlebih dahulu.
c.Penanaman
Pare ditanam di atas guludan guludan. Buatlah guludan dengan lebar
1,5- 2,5 m dan panjang disesuaikan dengan lahan yang hendak akan
ditanami.jagak lupah menambahkan pupu kandang waktu mengolah tanah.
Jarak tanah yang digunakan bias 0,75 x 0,75 m atau 1x1 m. jadi dalam
satu guludan ada dua baris tanaman memanjang. Jarak tanaman yang cukup
lebar ini untuk memberikan tempat bagi para - para rambatan nantinya.
Tugal guludan sesuai dengan jarak tanam yang ditetapkan. Masukkan
2 3 benih dalam setiap lubang. Tutupi dengan sedikit tanah.
d.Pemeliharaan
Tanam yang tiak tumbuh harus disulam.untuk itu dilakukan
penyulaman secepatnya agar kondisi tanaman dalam satulahan tidak jauh
berbeda.tanam benih persediaan dalam lubang.
Penyiangan dilakukan dengan mencabut atau mengoret rumput
rumput liar yang tumbuh di areal penanaman. Karena jarak tanam yang di
gunakan tergolong lebar,maka gulma akan lebih banya tumbuh. Itulah
penyebabnya penyiangan haruslah rutin,paling tidak seminggu sekali . sambil
melakukan pencabutan rumput lakukan pula pendangiran . Tanah di sekitar
pertanaman di balik dan dikored agar gembur.
Tanaman pare yang berumur 2 3 minggu di beri rambatan. Setap
tanaman
dengan
pisau atau alat potong lainnya yang tajam. Potonglah tepat diatas bagian
pembungkus.
Buah pare gampang macet dan mempengaruhi kualitasnya. Untuk
itu,pare disusun tampa terlalu banyak tumpukan. Hindari pemuatan dalam
wadah yang memungkinkan banyak terjadi gesekan gesekan keras.
Usahakan selama dalam pengankutan buah pare tidak terguncang gincang.
KANDUNGAN GIZI
Kalori (energi)
Protein
Lemak
Karbohidrat
Serat
Abu
BANYAKNYA
1)
22,00 kal
0,90 g
0,40 g
4,60 g
0,90 g
0,70 g
2)
29,00 kal
1,10 g
0,30 g
6,60 g
-
7
Kalsium
32,00 mg
45,00 mg
8
Fosfor
32,00 mg
64,00 mg
9
Kalium
211,00 mg
10 Zat Besi
0,90 mg
1,40 mg
11 Natrium
2,00 mg
12 Niasin
0,03 mg
13 Vitamin A
335,00 S.I.
180,00 S.I.
14 Vitamin B-1
0,06 mg
0,08 mg
15 Vitamin B-2
0,03 mg
16 Vitamin C
55,00 mg
52,00 mg
17 Air
93,40 g
91,20 g
18 Bagian dapat dimakan
77,00 %
Sumber: 1) Food Composition (1964) Handbook No.1 Manila (Knott J.E. & J.R
Deanon Jr (1967).
2) D.irektorat Gizi Depkes R.I (1981).
Rasa pahit tanman pare, terutama daun dan buah, disebebkan oleh kandungan zat
sejenis glukosa yang disebut momorsidin atau charantin. Para ahli kesehatan menemukan
kandungan zat lain pada tanaman pare, antara lain insulin dan resin.
Zat penimbul rasa pahit pada tanaman pare mempunyai nilai sosial dan kegunaan
yang luas dalam pelayanan kesehatan masyarakat, di antaranya sebagai bahan obat tradisional
untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Jenis penyakit yang dapat diobati dengan pare
adalah sebagai berikut.
Penyakit wasir dan kerusakan hati akibat vterlalu banyak minum alcohol dpat
diobati dnegan pare. Ramuan (resep) pengobatannya adalah sebagai berikut.
a. Siapkan akar, buah, atau biji pare secukupnya.
b. Cuci bagian tanaman pare tadi hingga bersih, kemudian rajang berukuran
kecil-kecil (halus).
c. Peras airnya, lalu tambahkan (campur) dengan minyak kelapa atau minyak
goreng. Setiap 1 mangkuk sari pare dicampur dengan 2 sendok minyak
kelapa.
d. Gunakan kapas untuk menampung cairan tadi, kemudian tempelkan pada
bagian tubuh yang sakit wasir setelah direndam (duduk) dengan air panas.
3. Kemandulan pada Wanita
Pengobatan kemandulan wanita dengan pareb menggunakan resep (ramuan)
sebagai berikut.
a. Siapkan 27 g daun pare segar, 7 butir lada hitam, 3 siung bawang putih,
dan 27 gula Jawa (aren).
b. Haluskan bahan-bahan tadi, kemudian peras untuk diambil sarinya.
c. Minum sari tadi setiap hari selama 3 4 bulan.
4. Kontrol Diare, Sakit Kuning, dan Jantung
Pengobatan diare, sakit kuning, dan jantung dengan pare menggunakan resep
sebagai berikut.
a. Siapkan 2 sendok ramuan (daun pare + segelas yoghurt) + sari bawang
putih segar (dalam takaran sama) + 1 sendok teh sari jeruk sitrun.
b. Campurkan semua bahan tadi sampai merata (homogen).
c. Minum ramuan setiap pagi selama 1 bulan.
5. Menambah Produksi ASI dan Antiseptis
Ramuan untuk menambah produksi Air Susu Ibu (ASI) sekaligus bermanfaat
antiseptis adalah sebagai berikut.
a. Siapkan beberapa helai daun pare.
b. Cuci daun pare hingga bersih.
c. Panaskan daun pare diatas bara api, lalu dikompreskan pada payudara.
6. Rabun Malam
Penyakit rabun malam dapat diobati dengan daun pare. Ramuan (resep)
pengobatannya amat sederhana, yaitu sebagai berikut.
a. Siapkan daun pare segar beberapa helai.
b. Rajang daun pare untuk diambil sarinya.
c. Oleskan sari daun pare di sekitar mata.
7. Penyakit Kulit
Penyakit kulit, seperti kudia, gatal-gatal, maupun koreng dapat diobati dengan
pare. Ramuan pengobatannya adalah:
cara
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Tanaman pare (Momordica charantia Linn.) berasal dari kawasan Asia Tropis,
namun belum dipastikan sejak kapan tanaman ini masuk ke wilayah Indonesia. Saat
ini tanaman pare sudah dibudidayakan di berbagai daerah di wilayah Nusantara.
Sejak zaman sebelum masehi, tanaman sudah dijadikan sebagai obat-obatan, terbukti
dari beberaba buku yang telah ditulis oleh beberapa ahli.
Tanaman pare termasuk tumbuhan semusim (annual) yang bersifat menjalar
atau merambat. Struktur batangnya tidak berkayu, mempunyai struktur sulur-sulur
pembelit yang berbentuk pilin. Daun pare berbentuk menjari dengan permukaan atas
berwarna hijau tua dan permukaan bawah hijau muda dan hijau kekuning-kuningan.
Dari ketiak daun tumbuh tangkai dan kuntum bunga yang berwarna kuning menyala,
sengaian merupakan bunga betina. Bunga betina dapat menjadi buah setelah
mengalami proses penyerbukan. Tumbuhan pare terdiri dari beberapa jenis, seperti:
pare putih, pare hijau, dan pare ular
.
dan yang lainnya. Pare mengandung beberapa zat kimia yang terbukti dapat
menyembuhkan beberapa penyakit. Dibalik rasanya yang pahit, pare mempunyai
banyak manfaat yang berguna untuk kesehatan tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Azwar. 2011. Tanaman Obat Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.
Kardinan, A. dan A. Ruhyanat. 2003. Budi Daya Tanaman Obat secara Organik.
Jakarta:
Agromedia Pustaka.
LAMPIRAN