Anda di halaman 1dari 12

yoghurt

1. Lactobacillus
Mikroba jesis bakteri
Bakteri ini dikenal juga dengan nama bakteri laktat terdiri dari delapan jenis yang mempunyai
manfaat berbeda-beda. Diantara jenis bakteri lactobacillus yang paling dikenal adalah
Yoghurt
Lactobacillus bulgaricus
Lactobacillus bulgaricus dan Lactobacillus sp.
Lactobacillus bulgaricus merupakan salah satu bakteri yang berperan penting dalam pembuatan
yoghurt. Yoghurt merupakan hasil olahan fermentasi dari susu. Bakteri ini hidup di dalam susu
dan mengeluarkan asam laktat yang dapat mengawetkan susu dan mengurai gula susu sehingga
orang yang tidak tahan dengan susu murni dapat mengonsumsi yoghurt tanpa khawatir akan
menimbulkan masalah kesehatan. Pada pembuatan yoghurt, bakteri streptococcus bekerjasama
dengan bakteri lactobacillus. Bakteri lactobacillus berperan dalam pembentukan aroma yoghurt,
sedangkan bakteri Streptococcus lactis berperan dalam pembentukan rasa yoghurt.
Streptococcus lactis Jenis acetobacter yang terkenal perannya dalam pengolahan makanan adalah
Acetobacter xylinum yang berperan dalam pembuatan nata de coco. Bakteri ini disebut juga
dengan bibit nata. Bakteri akan membentuk serat nata jika ditumbuhkan dalam air kelapa yang
sudah asam. Dalam kondisi tersebut, bakteri akan menghasilkan enzim yang dapat membentuk
zat gula menjadi serat atau selulosa. Dari jutaan bakteri yang tumbuh pada air kelapa tersebut
akan dihasilkan jutaan benang-benang selulosa yang akan memadat dan menjadi lembaranlembaran putih yang disebut nata.
Mikroba jenis fungi
e. Lactobacillus sp. Bakteri ini cukup popular karena selain dapat digunakan dalam produksi
asam laktat juga banyak berperan dalam fermentasi pangan seperti yoghurt dan juga produk
probiotik yang saat ini banyak diminati oleh masyarakat. Probiotik merupakan mikroba yang
dikonsumsi untuk mengatur keseimbangan flora usus.

Nata de coco

5.Bakteri Acetobacter xylinum


merupakan bakteri yang berperan aktif dalam mengubah fermentasi menjadi nata. Bakteri ini
merupakan bakteri asam asetat. Sistematikanya adalah sebagai berikut :
Divisio: Prothophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonodales
Famili : Pseudomonadaceae
Genus : Acetobacter
Species : Acetobacter xylinum
Bakteri pembentuk nata bila ditumbuhkan dlaam medium yang mengandung gula, dapat
mengubah gula menjadi selulosa. Selulosa yang terbentuk di dalam medium tersebut berupa
benang-benang yang bersama-sama dengan polisakarida berlendir membentuk suatu jalinan
seperti tekstil. Pada medium cair, bakteri ini membentuk suatu massa yang kokoh dan dapat
mencapai ketebalan beberapa centimeter. Bakteri itu sendiri terperangkap dalam massa fibriler
yang terbentuk.
Sintesa polisakarida oleh bakteri ini, sangat dipengaruhi oleh tersedianya nutrisi dan ion-ion
logam tertentu yang dapat mengkatalisasi atau menstimulasi aktivitas bakteri tersebut.
Peningkatan konsentrasi nitrogen dalam substat dapat meningkatkan jumlah polisakarida yang
terbentuk, sedangkan ion-ion bivalen seperti Mg2+, Ca2+ dan lainnya sangat diperlukan untuk
mengontrol kerja enzim ekstraselluler dan membentuk ikatan dengan polisakarida tersebut.
Aktivasi pembentukan nata hanya terjadi pada klarisa pH 3,5-7,5. asam asetat glasial
ditambahkan ke dalam medium untuk menurunkan pH medium yang optimum yaitu 4,0.
sedangkan suhu yang optimum adalah pada suhu kamar antara 28-320 C.
Bakteri pembentukan nata termasuk golongan Acetobacter yang mempunyai ciri-ciri antara lain
Gram negatif untuk kultur yang masih muda dan Gram positif untuk kultur yang sudah tua,
obkigat aerobik, dalam medium asam membentuk batang, sedangkan dalam medium alkali,
berbentuk oval, bersifat non mortil, dan tidak membentuk spora, tidak mampu mencairkan
gelatin, tidak memproduksi H2S, tidak mereduksi nitrat dan thermal death point pada suhu 65-70
0 C.
Bacillus sp. Bakteri ini merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya
hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase.

6. Nata de Coco
Nata de coco adalah jenis komponen minuman yang merupakan senyawa selulosa yang
dihasilkan dari air kelapa melaui proses fermentasi, yang melibatkan jasad renik yang dikenal
dengan nama Acetobacter xylinum. Definisi nata adalah suatu zat yang menyerupai gel, tidak
larut dalam air dan terbentuk pada media fermentasi air kelapa dan beberapa sari buah masam.
Pembentukan nata terjadi karena proses pengambilan glukosa dari gula dalam air kelapa oleh selsel Acetobater xylinum. Kemudian glukosa tersebut digabungkan dengan asam lemak
membentuk bahan lemak membentuk bahan pendahulu nata pada membran sel. Di bawah
mikroskop nata nampak sebagai massa benang yang melilit yang sangat banyak seperti benangbenang kapas. Untuk fermentasi nata air kelapa yang masih segar disaring dengan beberapa lapis
kain kemudian dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk . Setelah mendidih
ditambahkan asam asetat glacial. Larutan ini disebut dengan air kelapa asam bergula. Kemudian
urea dilarutkan dengan sedikit air kelapa yang dimasak. Larutan ini didihkan dan dituangkan
kedalam air kelapa asam bergula. Larutan yang diperoleh disebut sebagai media nata. Media nata
ditambah dengan starter kemudian dipindahkan ke dalam wadah fermentasi. Wadah berisi media
ini disimpan di ruang fermentasi selama 12-15 hari sampai terbentuk lapisan nata yng cukup
tebal.

b. Pembuatan Tempe
Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun merupakan makanan yang
sederhana, tetapi tempe mempunyai atau mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi.
Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah protein
kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana yang mudah dicerna
karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat. Selama proses
fermentasi kedelai menjadi tempe, akan dihasilkan antibiotika yang akan mencegah penyakit
perut seperti diare.
b. Mikroba jenis fungi

1. Jamur Rhyzopus oryzae


Jamur ini sangat berperan dalam pembuatan tempe. Tempe sendiri dapat dibuat dari kacang
kedelai maupun bahan nabati lain yang berprotein. Pada tempe berbahan kedelai, jamur selain
berfungsi untuk mengikat atau menyatukan biji kedelai juga menghasilkan berbagai enzim yang
dapat meningkatkan nilai cerna saat dikonsumsi.
Tempe
oncom

Jamur ini dimanfaatkan untuk pembuatan tape, roti dan minuman beralkohol dengan cara
fermentasi. Tape dibuat dari singkong atau beras ketan. Dalam pembuatan tape, mikroba
berperan untuk mengubah pati menjadi gula sehingga pada awal fermentasi tape berasa manis.
Selain Saccharomyces cerivisiae, dalam proses pembuatan tape ini terlibat pula mikrorganisme
lainnya, yaitu Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera. Kedua mikroorganisme ini
turut membantu dalam mengubah pati menjadi Tape gula sederhana (glukosa). Adanya gula
menyebabkan mikroba yang menggunakan sumber karbon gula mampu tumbuh dan
menghasilkan alkohol. Keberadaan alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi
alkohol yaitu Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebabkan
rasa masam pada tape yang dihasilkan.

bir
Istilah khamir umumnya digunakan untuk menyebut bentuk-bentuk yang menyerupai jamur dari
kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler dengan bentuk ovoid atau
spheroid. Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. Fermentasi
khamir banyak digunakan dalam pembuatan roti, bir, wine. Khamir yang tidak diinginkana dalah
yang ada pada makanan dan menyebabkan kerusakan pada uice buah, sirup, molase, madu, jelly,
daging dan sebagainya.
Ada berbagai khamir yang memiliki fungsi penting dalam fermentasi, diantaranya adalah :
a. Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling popular dalam pengolahan
makanan. Khamir ini telah lama digunakan dalam industry wine dan bir.

Kecap
b. Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan
berkontribusi dalam pembentukan aroma.
3. Jamur
Jamur merupakan mikroba multiseluler yang banyak dimanfaatkan manusia dalam fermentasi
maupun budidaya. Dalam bidang fermentasi umumnya yang digunakan adalah jamur berbentuk
hifa dan dikenal dengan sebutan jamur. Contohnya pada pembuatan tempe dan kecap
d. Pembuatan Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk mempercepat fermentasi biasanya
dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan
warna larutan kecap yang terjadi, tergantung pada waktu.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka pembuatan kecap dinamakan
fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan kecap dengan menggunakan jamur
Aspergillus wentii dan Rhizopus sp. Coba Anda perhatikan beberapa kecap di pasaran, ada yang
kental, ada pula yang encer. Kecap yang kental karena banyak ditambahkan gula merah, gula
aren, atau gula kelapa, sedangkan kecap yang encer dikarenakan mengandung lebih banyak
garam. Ada juga kecap ikan, kecap udang, dan sebagainya. Itu bisa dilakukan karena selama
proses pembuatan ada penambahan sari ikan ataupun sari udang ke dalamnya
4. Tempe
Tempe adalah produk fermentasi yang amat dikenal oleh masyarakat Indonesia dan mulai
digemari pula oleh berbagai kelompok masyarakat. Tempe dapat dibuat dari berbagai bahan.
Namun demikian yang biasa dikenal sebagai tempe yang dikenal oleh masyarakat pada
umumnya ialah tempe yang dibuat dari kedelai.
Tempe merupakan makanan tradisional yang berpotensi sebagai makanan fungsional, beberapa
khasiat tempe bagi kesehatan antara lain memberikan pengaruh hipokolesterolemik, antidiare
khususnya karena bakteri e.coli enteropatogenik dan antioksidan. Nilai gizi protein tempe
meningkat setelah proses fermentasi karena terjadinya pembebasan asam amino hasil aktivitas
enzim proteolitik dari tempe. Tempe yang dibuat dari kedelai melalui tiga tahap yaitu (1) hidrasi
dan pengasaman biji kedelai dengan perendaman beberapa lama, (2) Sterilisasi terhadap sebagian
biji kedelai, (3) Fermentasi oleh jamur tempe yang diinokulasikan segera setelah sterilisasi.
Jamur tempe yang biasa digunakan ialah Rhizopus oligosporus.
Mekanisme Pembentukan Tempe
Mekanisme pembentukan tempe ada 2 yaitu perkecambahan spora dan proses miselia menembus
jaringan biji kedelai.
Perkembangan Spora

Perkecambahan Rhizopus oligosporus berlangsung melalui dua tahapan, yaitu pembengkakan


dan penonjolan keluar tabung kecambah. Kondisi optimal perkecambahan adalah suhu 420C dan
pH 4,0. Beberapa msenyawa karbohidrat tertentu diperlukan agar awal pembengkakan spora ini
dapat terjadi. Pembengkakan tersebut akan diikuti dengan penonjolan keluar tabung
kecambahnya, bila tersedia sumber-sumber karbon dan nitrogen dari luar. Senyawa-senyawa
yang dapat menjadi pendorong terbaik agar terjadi proses perkecambahan adalah asam amino
prolin dan alanin, serta senyawa gula glukosa anosa dan xilosa.
Miselia Menembus Jaringan Biji Kedelai
Proses fermentasi hifa jamur tempe dengan menembus biji kedelai yang keras dan tumbuh
dengan mengambil makanan dari biji kedelai. Karena penetrasi dinding sel biji tidak rusak
meskipun isi selnya dirombak dan diambil. Rentang kedalaman penetrasi miselia ke dalam biji
melalui sisi luar keeping biji yang cembung, dan hanya pada permukaannya saja dengan sedikit
penetrasi miselia, menerobos ke dalam lapisan sel melalui sela-sela di bawahnya.

h. Pembuatan Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari air susu. Apabila dibandingkan dengan susu
biasa, yoghurt dapat memberikan efek pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka.
Selain itu, yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga mencegah
penyumbatan di pembuluh darah.
Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi
bakteri yang lain. Setelah dingin, ke dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada suhu 38oC 44o C atau
selama 12 jam pada suhu 32oC. Pada masa inkubasi akan dihasilkan asam laktat, asam inilah
yang membuat yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa lain
yang
diinginkan.
Yoghurt mengandung jutaan bakteri menguntungkan sehingga sanggup menekan bakteri yang
merugikan dalam saluran pencernaan, yoghurt juga lebih mudah dicerna dibandingkan susu
biasa.
Beberapa jenis makanan hasil fermentasi dapat Anda lihat pada Tabel berikut ini!

Tabel Makanan Hasil Fermentasi


i.
Minuman
Beralkohol
Coba Anda sebutkan minuman yang beralkohol! Anggur dan bir merupakan sebagian dari
contohnya. Mikroorganisme yang digunakan adalah khamir dari genus Saccharomyces.
Minuman yang sangat terkenal yaitu anggur sebenarnya adalah buah anggur yang sudah
mengandung gula sehingga dapat digunakan secara langsung oleh ragi selama proses fermentasi.
Pada proses pembuatan minuman ini sudah tidak diperlukan tambahan gula lagi, apabila ingin
menambah cita rasa dapat ditambahkan buah-buahan dan gula secukupnya.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri yang bersifat asam laktat karena buah anggur
mengandung asam malat yang tinggi. Bakteri tersebut akan mengubah asam malat menjadi asam
laktat yang lemah dan proses ini disebut fermentasi malolaktat sehingga hasil minumannya
memiliki rasa yang lebih baik dan sedikit asam. Coba Anda perhatikan proses pembuatannya
pada Gambar berikut ini!

Proses pembuatan minuman anggur


Bir sebenarnya merupakan produk yang berasal dari tepung biji padi-padian yang difermentasi
oleh ragi. Hanya ragi tersebut tidak bisa menggunakan tepung itu secara langsung. Cara
pembuatannya, yaitu biji padi-padian dibiarkan untuk berkecambah terlebih dahulu, kemudian

dikeringkan lalu digiling, hasilnya disebut dengan malt yang berupa glukosa dan maltosa, dan
proses perubahan tersebut dinamakan dengan malting. Selanjutnya baru difermentasi oleh ragi
menjadi etanol dan karbondioksida.

Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae


Jamur-jamur ini berperan dalam pembuatan kecap dan tauco. Kecap atau tauco dibuat dari
kacang kedelai. Proses pembuatannya mengalami dua tahap fermentasi. Proses fermentasi
pertama, yaitu adanya peran jamur Aspergillus wentii dan Aspergillus oryzae. Protein akan
diubah menjadi bentuk protein terlarut, peptida, pepton dan asam-asam amino, sedangkan
karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim amilolitik menjadi gula reduksi. Proses fermentasi kedua
menghasilkan kecap atau tauco yang merupakan aktivitas bateri Lactobacillus sp. Gula yang
dihasilkan pada Kecap proses fermentasi diubah menjadi komponen asam amino yang
menghasilkan rasa dan aroma khas kecap.

2. Yogurt
Yogurt adalah susu yang difermentasikan dengan mikroba Sterptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus. Secara tradisonal susu dipanaskan selama beberapa jam
untuk menguapkan air dan menaikkan proporsi susu cair. Sesudah penguapan susu
didinginkan pada suhu 40-420 C dan diinokulasikan dengan kultur yogurt yang
terdahulu. Sesudah inkubasi semalaman pada tempat yang hangat, kemudian produk
didinginkan. Bakteri menghasilkan diasetil, asetaldehida dan berbagai produk metabolik
lain yang memberi aroma karakteristik pada yogurt. Saat ini susu yang digunakan
dikentalkan dengan penambahan susu bubuk (susu padat) kemudian dipasteurisasi.
Pengental seperti gelatin atau karagenen juga dapat dapat ditambahkan.

Gas metan termasuk gas rumah kaca (greenhouse gas), bersama


dengan gas karbondioksida (CO2) memberikan efek rumah kaca yang

menyebabkan terjadinya fenomena pemanasan global. Pengurangan gas


metan secara lokal ini dapat berperan positif dalam upaya penyelesaian
permasalahan global. Terdapat berbagai sumber metan, seperti metan yang
dihasilkan oleh bakteri metanogen pada ternak ruminasia, gas metan dari
proses fermentasi anaerobik pada pembuatan biogas.
Metanogenesis pada sistem pencernaan rumen hewan ruminansia
merupakan

salah

satu

alur

reaksi

fermentasi

makromolekul

yang

menghasilkan gas CH melalui reduksi CO dengan gas hidrogen yang


dikatalisis oleh enzim yang dihasilkan bakteri metanogenik. Pembentukan
gas metan di dalam rumen berpengaruh terhadap pembentukan produk
akhir fermentasi di dalam rumen, terutama jumlah mol ATP, yang pada
gilirannya mempengaruhi efisiensi produksi mikrobia rumen. Penurunan produksi gas
metan (CH) dari ternak ruminansia merupakan sarana untuk meningkatkan efisiensi
pakan. Oleh karena itu perlu suatu upaya manipulasi guna mengoptimalkan keuntungan
dan mengurangi efek negatif yang ditimbulkan.
Fermentasi anaerobik pada pengolahan limbah ternak menjadi biogas
menghasilkan gas metan yang dihasilkan pada dekomposisi bahan organik
yang diproduksi dari sektor pertanian dan peternakan. Gas metan ini
dimanfaatkan sebagai sumber energi, misal untuk kompor gas atau listrik
serta hasil sampingnya dapat digunakan sebagai pupuk organik. Pengolahan
biogas ini dapat menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pencemaran
lingkungan oleh gas metan.

Pengertian Fermentasi Metan dan Kriteria Bakteri Metanogen


Methane fermentation merupakan proses fermentasi biomassa
hingga menghasilkan gas metan yang dapat digunakan sebagai biogas
pengganti bahan bakar berbasis minyak bumi (Anonim, 2012).
Bakteri metanogen terjadi secara alami di dalam sedimen yang
dalam atau dalam pencernaan herbivora. Kelompok ini dapat berupa
kelompok bakteri gram positif dan gram negatif dengan variasi yang banyak
dalam bentuk. Mikroorganisme metanogen tumbuh secara lambat dalam air
limbah dan waktu tumbuh berkisar 3 hari pada suhu 35C dengan 50 hari
pada suhu 10C. bakteri metanogen dibagi menjadi dua kategori, yaitu 1)
bakteri metanogen hidrigenotropik (seperti chemolitotrof yang menggunakan
hidrogen) merubah hidrogen dan karbondioksida menjadi metan, 2) bakteri
metanogen asetotropik atau bakteri asetoklastik atau bakteri penghilang
asetat, yang merubah asetat menjadi metan dan CO 2. Bakteri asetoklastik
tumbuh jauh lebih lambat daripada bakteri pembentuk asam. Kelompok ini
terdiri dari dua kelompok, yaitu Metanosarkina dan Metanotrik. Kurang lebih
sekitar

2/3

metan

dihasilkan

dari

konversi

asetat

oleh

metanogen

asetotropik. Sepertiga sisanya adalah hasil reduksi karbondioksida oleh


hydrogen.
Mekanisme Fermentasi Metan
Proses pembentukan metan digunakan untuk stabilisasi limbah,
seperti kotoran lumpur, pupuk kandang, limbah industry, dan fraksi organik
dari limbah kota (Classen et al., 1999; Finstein, 2010; Verstraete et al.,
2002). Dalam proses degradasi biokimia, senyawa organik kompleks
didekomposisi menjadi senyawa organik dan anorganik sederhana. Selama
proses pembentukan metan, mikroba mereduksi sulfat menjadi sulfit dan
hidrogen sulfida yang terjadi selama amonifikasi anaerobik dan reduksi nitrat
menjadi ammonia. Selain pengurangan asimilasi nitrat, denitrifikasi dapat
terjadi (Scherer et al., 2000).

Tahap awal metabolisme anaerobik serupa dengan proses aerobik.


Ketika

oksigen

terlarut

hilang,

beberapa

organisme

khemolitotrof

memanfaatkan senyawa mineral teroksidasi (sulfat dan nirat sebagai


akseptor hidrogen terakhir). Oksidasi hasil itu, seperti di bawah kondisi
aerobik, melalui rantai respirasi, tetapi produk akhir adalah hydrogen atau
molekul nitrogen dan energi (Santosh et al., 2004). Proses digesti yang
dilepaskan ke lingkungan merupakan produk akhir berenergi tinggi, seperti
alkohol atau metan. Pembentukan metan adalah proses yang kompleks yang
mengalami

empat

fase:

hidrolisis,

acidogenesis-fase

pengasaman,

acetogenesis, metanogenesis. Keterlibatan dalam konversi biokimia H2 dan


CO2 menjadi metana dan asetat menjadi metana dan CO 2 adalah berbagai
enzim dan kelompok prostetik yang hanya terjadi pada metanogen.
Senyawa

ini

terdiri

dari:

turunan

Deazariboflavine

F420,

methanopterin, methanofurane, nikel-tetrapyrol faktor F430 dan koenzim M


(merkaptan sulfonat). Pengikatan CO2 secara autotrof oleh metanogen terjadi
tanpa bagian dari reaksi siklus ribulosa-bisphosphatic. Sintesis bahan selular
dengan CO2 terjadi melalui jalur reduktif dari asetil-CoA dengan piruvat
(Mashaphu, 2005;. Saxena et al., 2009). Pada tahap pertama dari proses, CO 2
diikat

oleh

methanofurane

(MFR)

yang

kemudian

dikurangi

menjadi

methenyl, metil metilen, dan pada tahap akhir-metan, yang terikat oleh
koenzim: Tetrahy-dromethanopterin, 2- methylthioethanesulfonic acid dan 2mercaptoethanesulfonic acid (Medigan et al., 2000). Jumlah hidrogen untuk
asimilasi H2. Sebagai hasil dari aktivasi hidrogen dengan hidrogenase yang
bereaksi dengan faktor F420. Kebanyakan metanogen menggunakan H 2
sebagai sumber elektron, yang dihubungkan dengan terjadinya hidrogenase.
Nilai methanopterin untuk tahap pengurangan CO2 kelompok metil dari
piruvat. Kelompok metil dalam proses karbonilasi diubah menjadi gugus
karbonil

dengan

(Mashaphu,

2005;.

bantuan
Saxena

enzim

karbon

monoksida

et

2009).

Yang

al.,

dehidrogenase

terlibat

dalam

jalur

metanogenesis adalah koenzim banyak yang tidak memiliki kelompok


flavinic atau quinonic (Gambar 2). Metabolisme metanogenesis adalah unik,

karena berjalan di sepanjang jalur yang membutuhkan koenzim yang tidak


terjadi pada organisme lain, kecuali metanogen.
Methanogenes

C1

berpartisipasi

dalam

metabolisme

jalur

methanofurane, methanopterin dan koenzim M, sedangkan koenzim F420


dan B bertindak sebagai elektron donor. Senyawa C1 tidak mengandung
ikatan karbon-karbon. Mereka berisi monokarbon senyawa, seperti metana
(CH4), metanol (CH3OH), dimetil karbonat (CH3OCOOCH3) dan senyawa
monokarbon lainnya. Senyawa ini muncul dalam lingkungan sebagai akibat
dari pencernaan dan pembusukan produk dari bahan nabati dan hewani dan
juga pestisida. Metana dihasilkan oleh metanogen archaeons menggunakan
karbondioksida sebagai akseptor elektron (Medigan et al., 2000;. Mashaphu,
2005). Derivtif Deazariboflavine - F420 adalah koenzim transfer elektron
yang digunakan oleh banyak enzim, seperti hydrogenase, dehidrogenase
format, metilen dehidrogenase dari tetrahydromethanopterin (H4MPT),
metilen reduktase H4MPT dan reduktase heterodihydrogen sulfida. Seperti
disebutkan

sebelumnya,

MFR

berpartisipasi

dalam

tahap

inisiasi

methanogenese hanya ketika CO2 terikat dengan furane. Dalam tahap


berturut-turut, itu dikurangi ke tingkat formil dan ditransformasikan ke
koenzim

berikutnya

tetrahydromethanopterin.

Ada

empat

jenis

tetrahydromethanopterin yang mungkin terjadi dalam tiga derajat yang


berbeda dari oksidasi (Mashaphu, 2005).

Anda mungkin juga menyukai