LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
NAMA
: ROSI ROSANA
NIM
: 141510501114
GOLONGAN : D
KELOMPOK : 1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peranan
penting bagi setiap komponen yang ada di bumi. Peranan air sangat tampak nyata
bagi kehidupan manusia, hewan maupun tanaman. Selain bagi makhluk hidup, air
juga berperan penting bagi lingkungan sekitar. Fungsi air dari segi ekologi adalah
air dibutuhkan oleh tanaman untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan
serta air juga digunakan sebagai sarana pengangkutan unsur hara dalam bentuk
larutan dari dalam tanah kemudian ditranslokasikan seluruh bagian tanaman.
Fungsi lain dari air dapat dilihat dari segi pedologi, dimana air merupakan faktor
penting dalam semua proses pedogenesis yang diantaranya meliputi pengayaan
humus, pelapukan, mobilitas unsur hara, pelindihan, translokasi dan lain-lain.
Salah satu kebutuhan dasar yang bersifat mutlak bagi tanaman adalah
ketersediaan air. Air digunakan oleh tanaman dalam rangka menjalankan seluruh
proses metabolisme dan fisiologis yang terjadi di dalam tubuh tanaman itu sendiri.
Tanaman akan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila kebutuhan air
tersedia secara cukup. Kebutuhan tanaman akan air berbeda-beda tergantung pada
sifat dan jenis tanaman tersebut. Kondisi kekurangan air dapat menyebabkan
pertumbuhan tanaman menjadi abnormal, tanaman menjadi layu atau bahkan
tanaman akan mati karena tidak adanya pasokan air yang diserap ke dalam tubuh
tanaman. Kebutuhan air dapat dipenuhi dengan jalan penyiraman atau dengan
irigasi.
Secara umum, neraca air adalah neraca masukan dan keluaran air di suatu
tempat pada periode tertentu, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui jumlah
air tersebut dalam kondisi surplus (kelebihan) ataupun defisit (kekurangan).
Manfaat dari mengetahui kondisi kelebihan ataupun kekurangan air ini dapat
digunakan sebagai upaya antisipasi dari munculnya bencana yang mungkin dapat
terjadi. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mendayagunakan air sebaik
mungkin. Analisis neraca air yang dilakukan akan memberikan suatu informasi.
Beberapa informasi yang diperoleh dari analisis neraca air tersebut diantaranya
Siklus hidrologi adalah pergerakan air di bumi berupa cair, gas, dan padat
baik proses di atmosfir, tanah dan badan-badan air yang tidak terputus melalui
proses kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air samudera
oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat
berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi
dalam bentuk air, es, atau kabut. Evaporasi, infiltrasi, dan aliran tanah.
Pemahaman ilmu hidrologi akan membantu kita dalam menyelesaikan problem
berupa kekeringan, banjir, perencanaan sumberdaya air seperti dalam disain
irigasi/bendungan, pengelolaan daerah aliran sungai, degradasi lahan, sedimentasi
dan problem lain yang terkait dengan kasus keairan (Achmad, 2011).
Model simulasi tanaman merupakan alat analisis kuantitatif dalam
hubungan pertumbuhan tanaman dengan lingkungannya, berguna untuk
membantu pemahaman pengaruh lingkungan terutama variasi unsur-unsur cuaca
terhadap tanaman termasuk untuk keperluan prediksi, sehingga dengan memahami
mekanisme proses yang terjadi selama pertumbuhan tanaman yang biasanya rumit
menjadi dapat dijelaskan oleh model sehingga penentuan saat tanam optimum dan
pemberian air irigasi dapat diketahui. Faktor penting lain yang perlu diperhatikan
dalam model simulasi tanaman adalah ketersediaan air untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, karena tanaman sangat bergantung pada ketersediaan air
tanah untuk proses transpirasi. Kondisi ketersediaan air bagi tanaman tersebut
dapat digambarkan melalui neraca air lahan (Domiri, 2011).
Kehilangan air yang besar dari lahan akan mempengaruhi ketersediaan air.
Ada dua faktor yang secara dominan menentukan ketersediaan air dalam tanah.
Pertama, presipitasi melalui mekanisme infiltrasi dan perkolasi sebagai sumber
pengisian dalam sistem, Kedua evapotranspirasi sebagai pengosongan yang
menyebabkan hilangnya air dari sistem. Apabila pengosongan air lebih besar dari
pengisian air maka akan terjadi penurunan ketersediaan air tanah. Neraca masukan
dan keluaran air di suatu tempat dikenal sebagai neraca air, yang bersifat dinamis
sehingga nilai neraca air selalu berubah dari waktu ke waktu, kemungkinan bisa
terjadi kelebihan air ataupun kekurangan air (Harahap dan Darmosarkoro dalam
Pasaribu dkk., 2012).
Pendekatan menggunakan neraca air dapat memungkinkan untuk
mengevaluasi dinamika air tanah dan penggunaan air oleh tanaman secara
kuantitatif.
Keunggulan
teknologi
pemodelan
neraca
air
adalah
dapat
faktor-faktor
seperti
meteorologi,
klimatologi,
geofisika,
dan
tanaman (Haddelan et al, 2011). Tingkat produktivitas yang terjadi dalam upaya
pemanfaatan lahan lahan suboptimal sangat beragam yang terkait dengan
karakteristik lahan suboptimal, dimana hal ini sanga dipengaruhi oleh kondisi
lahan, hidrologi dan iklimDi lahan kering kapasitas dan kestabilan air tanah sangat
berada di bawah normal. Kondisi ini didukung oleh distribusi curah hujan yang
sangat minim. Seperti di daerah Kalimantan, produksi pertanian sangat
bergantung pada sistem irigasi. Sistem irigasi kurang didukung oleh peralatan
yang harusnya memadai (Sujalu et al, 2014).
Karakteristik lahan suboptimal sangat dipengaruhi oleh kondisi lahan,
hidrologi dan iklim, sehingga dalam upaya pengelolaannya diperlukan data, kajian
dan pemahaman yang terintegrasi.Terdapat berbagai jenis neraca air yang sering
digunakan. Setiap neraca air memiliki komponen masing-masing yang berbeda
satu sama lain. Pemodelan neraca air menjadi salah satu bentuk dari perbedaan
komponen tersebut (Zupanc et al, 2012). Sebagian besar lahan marginal yang
ternyata masih dapat dikelola untuk dijadikan lahan budidaya yang produktif
dapat didefinisikan sebagai lahan suboptimal. Konsekwensinya dibutuhkan
teknologi yang berkesesuaian untuk mengantisipasi kendala teknis ataupun
agronomis berkaitan dengan karakteristik lahan tersebut (Gomyo et al, 2011).
4.2 Pembahasan
Neraca air (water balance) merupakan neraca masukan dan keluaran air
disuatu tempat pada periode tertentu, sehingga dapat untuk mengetahui jumlah air
tersebut kelebihan (surplus) ataupun kekurangan (defisit). Kegunaan mengetahui
kondisi air pada surplus dan defisit dapat mengantisipasi bencana yang
kemungkinan terjadi, serta dapat pula untuk mendayagunakan air sebaik-baiknya.
Manfaat secara umum yang dapat diperoleh dari analisis neraca air antara lain:
1. Digunakan sebagai dasar pembuatan bangunan penyimpana dan pembagi air
serta saluran-salurannya. Hal ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat
banyak bulan-bulan yang defisit air.
2. Sebagai dasar pembuatan saluran drainase dan teknik pengendalian banjir. Hal
ini terjadi jika hasil analisis neraca air didapat banyak bulan-bulan yang surplus
air.
3. Sebagai dasar pemanfaatan air alam untuk berbagai keperluan pertanian seperti
tanaman pangan hortikultura, perkebunan, kehutanan hingga perikanan.
Model neraca air terdiri dari tiga model, antara lain :
1. Model Neraca Air Umum. Model ini menggunakan data-data klimatologis dan
bermanfaat untuk mengetahui berlangsungnya bulan-bulan basah (jumlah
curah hujan melebihi kehilangan air untuk penguapan dari permukaan tanah
atau evaporasi maupun penguapan dari sistem tanaman atau transpirasi,
penggabungan keduanta dikenal sebagai evapotranspirasi).
2. Model Neraca Air Lahan. Model ini merupakan penggabungan data-data
klimatologis dengan data-data tanah terutama data kadar air pada Kapasitas
Lapang (KL), kadar air tanah pada Titik Layu Permanen (TLP), dan Air
Tersedia (WHC = Water Holding Capacity).
a. Kapasitas lapang adalah keadaan tanah yang cukup lembab yang menunjukkan
jumlah air terbanyak yang dapat ditahan oleh tanahterhadap gaya tarik
gravitasi. Air yang dapat ditahan tanah tersebut akan terus-menerus diserap
akar tanaman atau menguap sehingga tanah makin lama makin kering. Pada
suatu saat akar tanaman tidak lagi mampu menyerap airsehingga tanaman
menjadi layu. Kandungan air pada kapasitas lapang diukur pada tegangan 1/3
bar atau 33 kPa atau pF 2,53 atau 346 cm kolom air.
b. Titik layu permanen adalah kondisi kadar air tanah dimana akar-akar tanaman
tidak mampu lagi menyerap air tanah, sehingga tanaman layu. Tanaman akan
tetap layu pada siang atau malam hari. Kandungan air pada titik layu permanen
diukur pada tegangan 15 bar atau 1.500 kPa atau pF 4,18 atau 15.849 cm tinggi
kolom air.
c. Air tersedia adalah banyaknya air yang tersedia bagi tanaman
yaitu selisih antara kapasitas lapang dan titik layu permanen.
3. Model
Neraca
Air
penggabungan
data
Tanaman.
Model
ini
klimatologis,
data
tanah,
merupakan
dan
data
tanaman. Neraca air ini dibuat untuk tujuan khusus pada jenis
tanaman tertentu. Data tanaman yang digunakan adalah data
koefisien tanaman pada komponen keluaran dari neraca air.
Cropwat 8.0 untuk Windows adalah sebuah program computer untuk
perhitungan
kebutuhan air tanaman dan kebutuhan irigasi berdasarkan data tanah, iklim, dan
tanaman. Selain itu, program ini memungkinkan pengembangan jadwal irigasi
untuk kondisi manajemen yang berbeda dan perhitungan pasokan air untuk
berbagai skema pola tanaman. Cropwat 8.0 juga dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktek-praktek irigasi petani dan untuk memperkirakan kinerja
tanaman di bawah kedua kondisi tadah hujan dan irigasi.
Metode Cropwat sangat mudah digunakan dibandingkan dengan metode
lain yang bersifat konvensional. Dengan adanya Cropwat, menghitung kebutuhan
air tanaman menjadi lebih praktis. Hampir semua jenis tanaman (30 jenis
tanaman) dapat diketahui kebutuhan airnya secara tepat dan teliti, selain itu data
yang disajikan lengkap. Kita dapat mengetahui kapan waktu penanaman, jadwal
irigasi, dankebutuhan air tanaman setiap bulannya. Selain itu Cropwat 8.0 mudah
digunakan, sangat praktis karena juga sangat cepat dalam mengolah data dan
menyajikan hasil yang diinginkan, mampu mendesain, memanejemen, serta
mampu menampilkan hasil dalam bentuk grafik dan form. File-file jadwal irigasi
kebutuhan tanaman, sehingga tanaman bias tumbuh secara normal. Pada hasil
perhitungan dengan CropWat berdasarkan tiga tanaman yang kita pilih yaitu padi,
jagung, dan kedelai.
DAFTAR PUSTAKA