Anda di halaman 1dari 22

Gangguan

Pemusatan
Perhatian
Hiperaktivitas

Definisi
Menurut DSM-IV, GPPH (Gangguan Pemusatan
Perhatian/Hiperaktivitas) yang juga dikenal dengan istilah
ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) adalah
suatu gangguan yang bersifat kronis yang mulai muncul
pada masa kanak-kanak awal (early childhood) atau kurang
dari 7 tahun, yang ditandai dengan tidak bisa memusatkan
perhatian dan atau hiperaktivitas-impulsivitas.

Epidemologi
Prevalensi di seluruh dunia diperkirakan berkisar antara
2 - 9,5% dari anak-anak usia sekolah. Di Amerika
Serikat, prevalensi GPPH diduga sekitar 2 - 20% dari
jumlah anak-anak usia sekolah dasar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ira Savitri
Tanjung, dkk pada sejumlah SD di wilayah Jakarta Pusat
pada tahun 2000-2001 didapatkan 4,2% dari sekitar 600
anak sekolah dasar kelas 1 3 yang mengalami GPPH.

Gambaran Klinis
dan Diagnosis
Gambaran perilaku anak dengan GPPH seringkali
berlebihan dibandingkan dengan anak tanpa GPPH.
Gejala kesulitan memusatkan perhatian, overaktivitas,
impulsivitas dan kesulitan berinteraksi dengan
lingkungannya sangat tergantung dengan usia anak.
Anak-anak usia sekolah mungkin menunjukkan perilaku
hiperaktivitas yang lebih ringan daripada anak usia pra
sekolah. Mereka seringkali mengalami kesulitan
memusatkan perhatian dalam kelas, tampak melamun.

Kriteria Diagnosis Menurut DSM


IV

A. Salah sati dari (1) atau (2)


1.

Gangguan pemusatan perhatian (inattention) : enam (atau lebih) gejala inatensi berikut
telah menetap seama sekurang-kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang maladaptif
dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan.

a.

Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak teliti dalam
mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya.

b.

Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas atau


aktivitas bermain.

c.

Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara langsung.

d.

Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelessaikan tugas sekolah, pekerjaan, atau
kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang atau tidak dapat mengikuti
instruksi).

e.

Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas.

f.

Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugas yang memiliki
usaha mental yang lama ( seperti tugas disekolah dan pekerjaan rumah).

g.

Sering menghilangkan atau ketinggalan hal-hal yang perlu untuk tugas atau aktivitas
(misalnya tugas sekolah, pensil, buku ataupun peralatan).

h.

Sering mudah dialihkan perhatiannya oleh stimuladir dari luar.

i.

Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari.

Kriteria Diagnosis Menurut DSM


IV (lanjutan)

2. Hiperaktivitas impulsivitas : enam (atau lebih) gejala


hiperkativitas-implusivitas berikut ini telah menetap
selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat
yang maladaptif dan tidak konsisten dengan tingkat
perkembangan.

Hiperaktvitas
a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering
menggeliat-geliat di tempat duduk.
b. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau di dalam
situasi yang diharapkan anak tetap duduk.
c. Sering berlari-lari atau memanjat secara berlebihan dalam
situasi yang tidak tepat (pada remaja mungkin terbatas
pada perasaan subyektif kegelisahan).

d. Sering mengalami kesulitan bermain atau terlibat dalam


aktivitas waktu luang secara tenang.
e. Sering siap-siap pergi atau seakan-akan didorong
oleh sebuah gerakan.
f. Sering berbicara berlebihan.
Impulsivitas
g. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu
sebelum pertanyaan selesai.
h. Sering sulit menunggu gilirannya.
i. Sering menyela atau mengganggu orang lain (misalnya :
memotong masuk ke percakapan atau permainan).

B. Beberapa gejala-gejala hiperaktif-impulsif atau inatensi


yang menyebabkan gangguan ini sudah timbul sebelum
anak berusia 7 tahun.
C. Gejala-gejala yang menyebabkan ini terjadi minimal
pada dua situasi atau tempat yang berbeda (misalnya di
sekolah atau tempat kerja dan di rumah).
D. Ada bukti yang jelas bahwa gejala-gejala ini
menimbulkan gangguan klinis yang signifikan dibidang
social, akademik dan fungsi pekerjaan lainnya.
E. Gejala-gejala tidak timbul secara eksklusif selama
perjalanan penyakit gangguan perkembangan pervasif,
skizofrenia, atau gangguan psikotik lainnya.

Pedoman Diagnosis Gangguan


Hiperkinetik berdasarkan PPDGJ III
Ciri-ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas
berlebihan. Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk
diagnosis dan haruslah nyata ada pada lebih dari satu situasi
(misalnya : di rumah, di kelas, di klinik)
Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini
dihentikannya tugas dan ditinggalkannya kegiatan sebelum
tuntas selesai. Anak-anak ini seringkali beralih dari satu
kegiatan ke kegiatan lain, rupanya kehilangan minatnya
terhadap tugasnya yang satu, karena perhatiannya tertarik
pada kegiatan lainnya (sekalipun kajian laboratorium pada
umumnya tidak menunjukkan adanya derajat gangguan
sensorik atau perseptual yang tidak biasa). Berkurangnya
dalam ketekunan dan perhatian ini seharusnya hanya di
diagnosis bila sifatnya berlebihan bagi anak dengan usia
atau IQ yang sama.

Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang


berlebihan, khususnya dalam situasi yang menuntut
keadaaan relatif tenang. Hal ini, tergantung situasinya,
mencakup anak itu berlari-lari atau berlompat-lompat
sekeliling ruangan, ataupun bangun dari duduk/kursi
dalam situasi yang menghendaki anak itu tetap duduk,
terlalu
banyak
bicara
dan
ribut,
atau
kegugupan/kegelisahan dan berputar-putar (berbelitbelit). Tolak ukur untuk penilaiannya ialah bahwa suatu
aktivitas di sebut berlebihan dalam konteks apa yang
diharapkan pada suatu situasi dan dibandingkan dengan
anak-anak lain yang sama umur dan nilai IQ nya. Ciri
khas perilaku ini paling nyata di dalam suatu situasi
yang berstruktur dan diatur yang menuntut suatu tingkat
sikap pengendalian diri yang tinggi.

Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak


diperlukan bagi suatu diagnosis, namun demikian ia
dapat mendukung. Kecerobohan dalam hubunganhubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang
berbahaya dan sikap yang secara impulsif melanggar tata
tertib sosial (yang diperlihatkan dengan mencampuri
urusan atau menganggu kegiatan orang lain, terlalu cepat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum lengkap
diucapkan orang, atau tidak sabar menunggu gilirannya),
kesemuanya merupakan ciri khas dari anak-anak dengan
gangguan ini.

Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering


terjadi dan haruslah dicatat secara terpisah bila ada,
namun demikian tidak boleh dijadikan bagian dari
diagnosis aktual mengenai gangguan hiperkinetik yang
sesungguhnya.
Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan
merupakan kriteria eksklusi ataupun kriteria inklusi
untuk diagnosis utamanya, tetapi ada tidaknya gejalagejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari
gangguan tersebut.

Diagnosis Banding
Gangguan yang dapat menyerupai GPPH adalah:
1. Sindrom Tourette
Sindrom yang meliputi kedutan-kedutan motorik multipel
dan satu atau lebih vokal, terjadi selama periode sekurangkurangnya 1 tahun, kadang bersifat intermitten tetapi
kadang sering timbul beberapa kali sehari. Sering
berhubungan dengan obsesif, kompulsif, hiperaktif dan
ketidakmampuan memusatkan perhatian dan impulsivitas.
Onset pada masa kanak-kanak dan kedutan sering berkurang
keparahan dan frekuensinya dan bahkan membaik selama
masa remaja dan dewasa. 2,6

2. Gangguan konduksi
Sering kali, gangguan konduksi dari berbagai jenisnya harus
dibedakan dari GPPH, karena anak-anak mungkin tidak
mampu membaca atau mengerjakan tugas karena gangguan
belajar bukan inatensi.
3. Retardasi mental
Anak-anak retardasi mental dengan IQ rendah biasanya
memperlihatkan keadaan tidak dapat memusatkan perhatian
bila ditempatkan pada situasi atau lingkungan akademik
yang tidak sesuai dengan kemampuan intelektualnya.

4. Kumpulan tempramental
Suatu kumpulan tempramental yang terdiri dari tingkat
aktivitas yang tinggi dan kemampuan untuk memusatkan
perhatian yang pendek, sulit dibedakan dengan gejala utama
GPPH sebelum usia 3 tahun, terutama karena
bertumpangtindihnya ciri-ciri sistem saraf pusat yang imatur
secara normal dan timbulnya tanda gangguan visualmotorik-perseptual yang sering ditemukan pada GPPH.
5. Gangguan ansietas
Ansietas pada anak perlu dievaluasi lebih lanjut. Ansietas
pada GPPH dapat merupakan gambaran sekunder, namun
ansietas sendiri dapat bermanifestasi sebagai overaktivitas
dan mudah teralih perhatiannya.

6. Gangguan afektif bipolar


Mania dan GPPH memiliki kesamaan gambaran utama,
seperti verbalisasi yang berlebihan, hiperaktivitas motorik
dan mudah teralih perhatiannya. Namun, anak-anak dengan
mania iritabilitas tampak lebih lazim dibandingkan euforia.

Pemeriksaan
Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang adekuat untuk ADHD diantara
remaja membutuhkan skrining guna mendokumentasi ada
tidaknya gangguan psikiatrik lain. Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya, individu dengan ADHD memiliki
risiko 2 hingga 5 kali lipat terkena 1 gangguan psikiatrik
lain di suatu titik dalam kehidupan mereka, dengan onset
yang bervariasi. Rating berskala luas seperti misalnya
Child Behaviour Check List atau Behavior Assessment
System for Children merupakan skala yang terstandarisasi
guna men-skrining kemungkinan adanya gangguan lain.
Brown ADD Diagnostic Form for Adolescents-Revised dan
garis besar wawancara dalam buku karangan Robin
memberikan daftar pertanyaan penting yang dapat dijadikan
indikator untuk kemungkinan terjadinya gangguan lain.

Penatalaksanaan
Tujuan utama dari tatalaksana anak dengan ADHD adalah
memperbaiki pola perilaku dan sikap anak dalam
menjalankan fungsinya sehari-hari dengan memperbaiki
fungsi kontrol diri, sehingga anak mampu untuk memenuhi
tugas tanggungjawabnya secara optimal sebagaimana anak
seusianya. Tujuan lainnya adalah memperbaiki pola
adaptasi dan penyesuaian social anak sehingga terbentuk
suatu kemampuan adaptasi yang lebih baik dan matur sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.

Psikofarmakologi
Obat yang menjadi pilihan pertama adalah golongan
psikostimulan.
Dikenal ada 3 macam obat
psikostimulan, yaitu golongan :
Metilfenidat
Deksamfetamin
Famolin.

Pendekatan
Sosial
Adanya pelatihan keterampilan social bagi anak dengan
ADHD.
Edukasi bagi orang tua dan guru.
Modifikasi perilaku.
Edukasi dan pelatihan pada guru merupakan hal sangat
penting karena salah satu permasalahan utama pada anak
dengan ADHD.
Kebutuhan akan kelompok dukungan keluarga atau
kelompok antar orang tua.

Etiologi
Faktor Genetik
Struktur Anatomi dan Neurokimiawi
Otak

Prognosis
Gejala dapat bertahan dalam masa remaja atau dewasa,
gejala mungkin mengirimkan saat pubertas, atau
hiperaktivitas mungkin hilang, tapi rentang perhatian
mungkin menurun dan masalah control impuls bertahan.
Hiperaktivitas biasanya gejala pertama yang muncul, dan
distraktibilitas adalah yang terakhir. ADHD umumnya
persistent/menetap. Persisten diperkirakan oleh riwayat
keluarga yang mengalami gangguan, peristiwa kehidupan
negative,dan komorbiditas dengan perilaku gejala, depresi,
dan gangguan cemas. Remisi tidak mungkin sebelum usia
12 thn. Remisi biasanya terjadi antara usia 12 20 tahun.
Remisi dapat disertai oleh kehidupan remaja dan dewasa
yang produktif, hubungan interpersonal yang memuaskan,
dan beberapa sequelae signifikan.

Anda mungkin juga menyukai