: 5 m sampai dengan 25 m
a) Plat Lantai
Plat lantai merupakan komponen je mbatan yang memiliki fungsi utama
untuk mendistribusikan beban sepanj ang potongan melintang jembatan.
Plat lantai merupakan bagian yang menyatu dengan sistem struktur yang
lain, yang didesain untuk mendist ribusikan beban-beban sepanjang
bentang jembatan.
b) Gelagar Induk
Gelagar induk merupakan komponen utama yang berfungsi untuk
mendistribusikan beban-beban secara longitudinal dan biasanya didesain
untuk menahan lendutan. Gelagar induk identik dengan penamaan dari tipe
bangunan atas jembatan, misal gelagar tipe balok disebut dengan istilah
girder, gelagar tipe rangka disebut dengan istilah truss, dan sebagainya.
c) Gelagar Sekunder
Gelagar sekunder terdiri dari gela gar melintang dan memanjang. Gelagar
melintang merupakan pengikat antar gelagar induk yang didesain untuk
menahan deformasi melintang dari ra ngka struktur atas dan membantu
pendistribusian bagian dari beban ve rtikal antara ge lagar induk. Gelagar
memanjang pada jembatan merupakan pengikat antara gelagar melintang
dan bantalan.
d) Perletakan
Perletakan merupakan komponen jembatan yang berfungsi untuk
mendistribusikan beban bangunan atas . Bangunan bawah meliputi komponenkomponen yang mendukung bangunan atas.
Komponen-komponen bangunan bawah, yaitu:
a) Abutmen
Abutmen merupakan struktur pe nahan tanah yang mendukung bangunan
atas pada bagian ujung-ujung suatu jembatan. Abutmen berfungsi untuk
menahan gaya longitudinal dari tanah di bagian bawah ruas jalan yang
melintas. Abutmen dapat didesain dalam berbagai ukuran dan bentuk.
b) Pilar
Pilar merupakan struktur yang mendukung bangunan atas pada
pertengahan antara dua abutmen. P ilar digunakan jika bentang jembatan
terlalu panjang atau bentang lebih dari satu. Seperti halnya abutmen, pilar
juga dapat didesain dalam berbagai ukuran dan bentuk. Desain pilar perlu
memperhatikan aspek estetika karena sangat mempengaruhi keindahan
tampak jembatan.
c) Pedestals
Pedestals merupakan kolom pendek yang be rada di atas abutmen atau
pilar yang secara langsung menopang gelagar utama struktur atas.
d) Backwall
Backwall merupakan komponen utama dari suatu abutmen yang berfungsi
sebagai struktur penahan (tanah) pada tiap-tiap jalan pendekat.
e) Wingwall
Wingwall merupakan suatu dinding sa mping pada dinding belakang
abutmen atau stem yang didesain untuk membantu atau menahan keutuhan
atau stabilitas tanah di belakang abutmen. Pada beberapa struktur,
wingwall didesain cenderung secara kons ervatif, yang mengakibatkan
dinding lebih besar pada beberapa jembatan.
f) Piles
Jika lapisan tanah ya ng berada di bawah footing tak dapat memberikan
dukungan yang cukup terhadap bangunan bawah (dalam hal bearings
capacity, stabilitas keseluruhan, at au penurunan). Maka perlunya
penggunaan piles footing, yang merupakan penambahan kedalaman dari
footing hingga kedalaman yang memadai. Piles memiliki banyak variasi
Underdrain
Underdrain adalah suatu sistem drainase yang terbuat dari pipa
yang diperporasi dimana mampu mengalihkan aliran air
Approach
Merupakan bagian dari jalan yang mendekati dan menjauhi
abutmen. Menurut AASHTO, approach adalah penggabungan
lebar jalur jalan dengan bahu jalan. Ukuran approach sama
dengan lebar jalur jalan pada je mbatan atau penyempitan dari
ruas jalan standar (disesuaikan dengan lebar jalur jalan pada
jembatan).
Traffic Barriers
Traffic barriers berfungsi untuk mengur angi terjadinya
kecelakaan ketika suatu kendaraan meninggalkan jalan. Traffic
barriers terbuat dari beton bertulang berupa parapets ataupun
terbuat dari baja berupa rel pengaman.
II.3 Tipe Jembatan
Tipe jembatan berdasarkan Bridge Management System 1992 diidentifikasi
menurut tipe bangunan atas, bahan dan asal bangunan atas. Secara lebih detail
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TBA
(Tipe Bangunan Atas) Bahan ABA
(Asal Bahan Bangunan)
10
TBA
(Tipe Bangunan Atas) Bahan ABA
(Asal Bahan Bangunan)
11
12
13
14
15
16
4. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan jika selama pemeriksaan detail kekurangan
sumber daya, pelatihan atau pengalam an untuk menilai dengan yakin kondisi
jembatan.
5. Pemeriksaan sewaktu-waktu
Pemeriksaan sewaktu-waktu merupakan pemeriksaan visual singkat terhadap
jembatan.
II.7. Jenis Penanganan
Setiap jembatan akan mengalami pe nurunan kondisi baik kekuatan maupun
fungsinya, maka diperlukan adanya tindakan untuk mengembalikan kondisinya.
Adapun tindakan-tindakan untuk mengembalikan kondisi jembatan, yaitu :
a) Perbaikan
Perbaikan merupakan tindakan unt uk membuat jadi baik atau
mengembalikan ke kondisi kerja yang baik. Tindakan perbaikan lebih
b) Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan, termasuk
memperbaharui baik kondisi maupun fungsi. Tindakan rehabilitasi
menekankan pada struktur jemb atan secara menyeluruh, termasuk
komponen-komponen utama jembatan.
c) Penggantian
Penggantian merupakan tindakan me ngganti atau mengubah beberapa
komponen pada jembatan. Komponen utama pada jembatan yang biasanya
diganti, yaitu lantai jembatan, ge lagar, siar muai, perletakan, dan
17
e) Modernisasi
Modernisasi merupakan salah satu bentuk up grading dengan
menambahkan kelengkapan baru pada jembatan. Sebagai contoh pengatur
arus lalu lintas, rambu, marka, pagar dan lain-lain. Selain itu, modernisasi
juga dapat diartikan sebagai tindakan yang melibatkan beberapa pekerjaan
18
19
Provinsi
Dinas PU
Kabupaten
Dinas PU
Kotamadya
20
pelengkap jalan, geoteknik jalan, konstruks i jalan dan jembatan serta bahan
konstruksi.
Sedangkan fungsi Sub Dinas Pembinaan dan Pengawasan Teknik sebagai berikut:
o Pelaksanaan pembinaan, pengawasan pengujian teknik di bidang
jalan dan jembatan.
o Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pemanfaatan jalan milik
daerah berkaitan dengan teknik.
21
sebagian tugas
22
23
Disamping memiliki tugas, Seksi Peralata n dan Perbekalan juga memiliki fungsi
sebagai berikut:
o Pelaksanaan penyelenggaraan kebutuhan alat-alat berat
o Pengoperasian dan pemeliharaan alat-alat berat
o Pengadaan bahan bangunan jalan dan jembatan serta
komponen konstruksi
Struktur organisasi Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan secara terperinci
dapat dilihat pada gambar II.1.
Sedangkan sumber pembiayaan untuk penanganan jembatan sama dengan
sumber
pembiayaan untuk penanganan jalan. Sumb er pembiayaan penanganan
jembatan
berdasarkan status jalan yang dilalui oleh jembatan.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sumber pembiayaan untuk
penanganan
jembatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
APBD Provinsi
24
Gambar II.1 Struktur Organisasi Dinas Bina Marga Provinsi Sumatera Selatan
25
=F
Nilai pengaruh = P
Nilai kondisi dari 0 sampai dengan 5, dimana:
0 = baik sekali
1 = baik
2 = rusak ringan
3 = rusak berat
4 = kritis
5 = runtuh/ tidak berfungsi
26
=1
27