Hipertensi Krisis-Mutiara Dan Alfian Kelompok 6
Hipertensi Krisis-Mutiara Dan Alfian Kelompok 6
Hipertensive Crises
Alfian Wika Cahyono
Mutiara Nurmasari Azizah
L/O/G/O
www.themegallery.com
DEFINISI
Hipertensi Emergensi
Hipertensi Urgensi
Selain kenaikan
tekanan darah,
terdapat kerusakan
target organ yang
bersifat progresif
Epidemiologi
Klasifikasi Hipertensi
JNC-8: Hypertension
Treatment Choice
FAKTOR
RISIKO
Presentasi
Hipertensi
Emergensi
Patofisiologi
Mechanism Regulation
Blood Pressure
Renin-Angiotension-Aldosterone (RAA) System
Endothelial function Vasoactive Substances (Nitric
oxide, prostacylclin, and endothelin)
Sympathetic nervous system acute pain, emotional
stress, or exsrcise Arterial vasoconstriction and
increase cardiac output
Humoral system Bradykinin potent vasodilator
inhibited by angiotension II
Diagnosis
Diagnosis
Management
Hipertensi
Emergensi
Goal treatment:
Penatalaksanaan
Hipertensi Urgensi
Disposisi
Laporan Kasus
Identitas Pasien
Nama
: Ny. L
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 68 tahun
No. Register
: 112171xxx
Alamat
Pekerjaan
Status
: Menikah
Primary
Survey
A : Paten, suara napas tambahan (-)
B : Ekspansi dada simetris, RR 24x/menit,
regular,
pernapasan cuping hidung(-), retraksi (-)
C : TD 200/90 mmHg, nadi 92 x/menit, kuat,
regular,
akral hangat, CRT < 2 detik
D : GCS 234, pupil bulat isokor 3mm/3mm
E : Temperatur aksila 36,4oC
Initial
Treatment
A : Memposisikan dan menjaga patensi
jalan
napas (head-up 300)
B : O2 10 lpm via NRBM
C : IV line IVFD NaCl 0.9% 20 tpm,
pemasangan
NGT dan kateter urin, ranitidin 50mg
IV,
paracetamol 1gr PO, drip nicardipin
0,5
g/kgBB/menit
Anamnesa (Autoanamnesa)
Keluhan utama: Penurunan
Kesadaran
Riwayat penyakit sekarang:
Pasien dikeluhkan mengalami
penurunan kesadaran secara tibatiba sejak 6 jam SMRS, ketika
pasien sedang menyapu rumah.
Mual (-), muntah (-), sakit kepala
(+), kejang (-), bicara pelo (-),
gangguan penglihatan (-), gangguan
pendengaran (-).
Anamnesa
Riwayat penyakit dahulu:
Riwayat stroke sebelumnya (-).
Pasien mengetahui dirinya memiliki
hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
namun tidak pernah berobat secara
rutin di puskesmas.
Riwayat pengobatan:
Pasien belum mendapatkan
pengobatan apapun sebelumnya.
Secondary Survey
Keadaan umum: tampak sakit berat
GCS 356
BW 60 kg
Height 150cm
2
BMI 26,67 kg/m
BP=200/90
mmHg
RR = 24 tpm
Head
Neck
Thorax
Cor
Pulmo
Tax :36,4 0C
Stem fremitus
D=S
Sonor + +
v v
Rh - -
Wh - -
v v
- -
- -
v v
- -
- -
+
+
Abdomen
Flat, soefl, Bowel Sound + N, liver span 8 cm. Traubes space timpani,
Status Neurologis
GCS 234
Meningeal sign: kaku kuduk (+), Kernig sign (+), Brudzinski I, II
(+)
Nervus kranialis:
N II : dalam batas normal
N III , IV, VI : pupil bulat isokor 3mm/3mm, reflex cahaya +/
+
N V : Reflex kornea +/+
N VII : UMN S
N VIII : sulit untuk dievaluasi
N IX : sulit untuk dievaluasi
N X, XI : sulit untuk dievaluasi
N XII : sulit untuk dievaluasi
Status Neurologis
Motorik :
Tonus N N Kekuatan otot sulit dievaluasi
NN
BPR
TPR
KPR
APR
+2/+2
+2/+2
+2/+2
+2/+2
Pathological Reflex :
Hoffman -/Tromner -/ Chaddock -/- Oppenheim -/ Schaeffer -/- Gonda -/-
Pemeriksaan Laboratorium
(9/Maret/2015)
Lab
Leucocyte
Diff Tell
Value
14.120
4000-11.000/L
Lab
Value
Na
141
136-145mmol/l
3,90
3,5-5,0 mmol/l
Cl
112
98-106 mmol/l
Haemoglobin
10,70
11,00-16,5 g/dL
MCV
84,40
80-93 fl
MCH
29,70
27-31pg
Ureum
52,9
16,6-48,5 mg/dL
Hematokrit
34,90%
40-47 %
Creatinin
1,01
Thrombocyte
206.000
150-450x103/L
RBS
102
<200 mg/dL
SGOT/AST
35
11-41U/L
SGPT/ALT
27
11-41U/L
BGA
BGA
Value
(with 4 lpm O2)
Normal Value
PH
7,43
7,35-7,45
PCO2
21,6
35-45 mmHg
PO2
136,5
80-100 mmHg
HCO3
14,6
21-28 mmol/L
Base Excess
-9,9
-3 until +3 mmol/L
O2 saturation
99,1%
> 95%
Elektrokardiografi
Kesimpulan:
Sinus bradicardi 60 bpm
Chest X-Ray
AP Position, Asymetric, KV
poor, enough inspiration
Soft tissue normal, bone
normal
Trakea in the middle
Hemidiafragma D dome shape
S flattening
Sudut phrenicocostalis D/S
tajam
Pulmo D/S : Bronchovascular
pattern normal, hilus normal,
infiltrat (-)
Cor: site (Shift to the right),
size (normal), shape normal
Sclerotic aorta and aorta
elongation
Conclusion:
- Aortic sclerotic
- Hyperinflated lung sinistra
Head CT-Scan
Diagnosis Kerja
1. CVA SAH
2. HT Emergensi
DISPOSITION Neurology Departement
35
DISCUSSION
L/O/G/O
www.themegallery.com
Faktor Risiko HT
Emergensi
Penatalaksanaan
Pada pasien dengan stroke iskemik, penurunan cepat pada tekanan
darah dapat menyebabkan hipoperfusi daerah peri-infark
perluasan infark.
Pengobatan anti hipertensi diberikan jika tekanan darah diastolik
>120 mmHg atau tekanan darah sistolik >220 mmHg.
"Permissive" hipertensi diperbolehkan selama 24-48 jam.
Pada pasien yang menerima trombolitik, monitoring tekanan darah
lebih agresif (tekanan darah sistolik <180 mmHg dan tekanan darah
diastolik <110 mmHg) dianjurkan untuk mencegah konversi
hemoragik.
Kasus: TD 210/140 mmHg dilakukan terapi untuk menurunkan
tekanan darah.
Penatalaksanaan
Pada pasien dengan stroke hemoragik, American Heart Association
merekomendasikan untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata
<130 mmHg.
Pada pasien dengan perdarahan subarachnoid, target tekanan
darah yang optimal masih kontroversi. Tekanan darah yang tinggi
dapat mengakibatkan perdarahan berulang, sementara penurunan
cepat pada tekanan darah dapat berakibat pada menurunnya
perfusi serebral karena vasospasme arteriol iskemia otak.
Beberapa studi menyarankan untuk mempertahankan tekanan ratarata arteri sistolik 15% di atas baseline, ada pula studi lain yang
menyarankan pendekatan yang lebih agresif untuk menjaga
tekanan darah sistolik puncak 20% di bawah baseline.
Penatalaksanaan
Stroke Iskemik
(Bath, 2004)
Penatalaksanaan
Stroke Hemoragik
Manajemen Terapi
Posisi head up 30
O2 8 lpm via NRBM
Nicardipine start
dose 5mg/hr IV
Ranitidine 50mg IV
Metoclopramide
10mg IV
Manajemen Terapi
Drug
Mechanism of
Action
Nitroprusside
Arterial and
venous
dilatation
Nitroglycerin
Venodilatation
Nicardipine
CCB
Vasodilatation
Hydralazine
Vasodilatation
Special
Indications
Acute
pulmonary
edema
Pre-eclampsia/
eclampsia
Adverse Effects
Contraindications
Dosage
Onset/Duration
Reflex tachycardia
Nausea/vomiting
Flushing
Headache
Muscle spasm
Thiocyanate &
cyanide toxicity
Pregnancy
0,25-10
g/kg/min
infusion
Instantaneous/1-2
min
5-100 g/min
infusion
Reflex tachycardia
Flushing
Headache
Vomiting
Methemoglobinemia
Tachyphylaxis
Reflex tachycardia
Flushing
Headache
Nausea
Oedema
Heart failure
5-15 mg/hr IV
5-10 min/1-4 hr
Reflex tachycardia
Aortic dissection
5-10 mg IV
5-15 min/3-8 hr
Manajemen Terapi
Pada pasien dengan CVA, labetalol atau nicardipine baik
digunakan sebagai obat pilihan pertama karena obat ini
memiliki efek minimal terhadap aliran darah otak dan
tidak menyebabkan hipoperfusi.
Nicardipine sering digunakan dalam perdarahan
subarachnoid untuk mencegah vasospasme arteriol
serebral dan dapat mempertahankan perfusi serebral.
TAKE HOME
MESSAGE
L/O/G/O
www.themegallery.com
Thank You!
L/O/G/O
www.themegallery.com