PENDAHULUAN
Dewasa ini, penyakit kardiovaskular (PKV)
masih menduduki peringkat teratas penyebab
kematian di dunia. PKV bertanggungjawab atas 10%
1
kematian di dunia. Persentase tersebut meningkat
tajam di tahun 2008, dimana angka mortalitas akibat
penyakit kardiovaskular menjadi 30% yakni 17,3 juta
2
dari 57 juta kematian global. Dari angka kematian
tersebut, sekitar 7,3 juta disebabkan oleh penyakit
jantung koroner dan 6,2 juta diakibatkan oleh stroke
dan keduanya menjadi penyebab kematian akibat
3
PKV yang tertinggi.
Identifikasi terhadap faktor resiko terjadinya PKV
menjadi target utama dalam pencegahan dan
pengobatan PKV. Mayoritas dari kematian berkaitan
dengan PKV yang disebabkan oleh stroke dan
penyakit
jantung
iskemik
diawali
dengan
aterosklerosis. Sifat asimptomatis aterosklerosis
mempersulit deteksi dini aterosklerosis. Manifestasi
klinis baru nampak saat telah terjadi komplikasi serius
seperti jantung koroner dan stroke. Kondisi tersebut
apoptosis endotel.
Nanocurcumin juga meningkatkan ekpresi
adiponektin yang selanjutnya mengaktivasi PKB/Akt.
PKB menghambat protein proapoptotik bax, bad, dan
bim sehingga mencegah terjadinya apoptosis sel
endotel. PI-3K juga mengaktivasi enzim eNOS yang
mensintesis NO yang berperan penting dalam
kemampuan dilatasi arteri serta mengakomodasi
tekanan darah. Selain itu, sifat anti inflamasi yang
dimiliki adiponektin akan menurunkan konsentrasi Creactive protein (CRP) yang telah terbukti
31
menurunkan viabilitas EPC.
Pada tunika media, terjadi penghambatan
pensinyalan ERK dan berikatan dengan VEGF, EGF,
dan PDGF. Inhibisi pensinyalan ERK akan
menghambat migrasi dan proliferasi sel otot polos
31
menuju subintima pada area plak (Gambar 1).
37
Gambar 3.
Gambar 4.
Efek nanocurcumin terhadap penurunan ekspresi reseptor LOX- dan transkripsi mRNA LOX-1 (A)
8
dan peningkatan aktivitas PPAR-.
Efek nanocurcumin terhadap peningkatan IL-12 dan IFN- secara in vitro (A dan B) dan in vivo (C
36
dan D).
Penelitian menggunakan kurkumin pada dosis
Dalam
menjalankan
fungsinya
menekan
yang rendah yakni 0,3 mg/kg pada kelinci
progresivitas aterosklerosis, nanocurcumin bekerja
menunjukkan perubahan yang signifikan terhadap
secara sinergis dengan adiponektin yang memiliki
penurunan jumlah dan ukuran plak (gambar 5 A dan
40
fungsi penting seperti meningkatkan produksi NO,
B). Disamping itu, penelitian Yang dkk menunjukkan
mencegah apoptosis sel endotel dan menjaga
reduksi ukuran plak ateroma hingga 40% setelah
41
stabilitas plak. Kemampuan nanocurcumin dalam
administrasi kurkumin dengan selama 14 hari.
meningkatkan sekresi adiponektin didukung oleh
PENUTUP
penelitian Qu dkk, dimana terjadi peningkatan sekresi
Dari hasil analisis dan sintesis yang telah
adiponektin yang signifikan (P<0,05) setelah 6 jam
dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai
pemberian kurkumin 100 g/ml pada kultur sel
38
berikut:
adiposa subkutan. Hal ini didukung oleh penelitian
Zhuang dkk yang juga melaporkan bahwa dengan
1. Mekanisme preparasi NCC dilakukan dengan
metode multiple emulsion/solvent evaporation.
pemberian 5, 10, 20 g/mL kurkumin pada sampel
NCC diadministrasikan secara oral dengan
dapat menghasilkan adiponektin sebesar (3.930.26),
dosis potensial 0,5 mg/kg.
(4.490.34), (5.210.39) mol dibandingkan denan
39
kontrol yang hanya sebesar (3.130.21) mol.
Gambar 5.
2.
Penurunan jumlah dan ukuran plak pada pemberian kurkumin dengan dosis yang sangat rendah (A
dan B). Efek kurkumin yang diberikan selama 14 hari mengurangi pembentukan plak hingga 40% (C).
Chitosan
memberikan
efek
peningkatan
bioavailabilitas dan stabilitas, mengantarkan
nanocurcumin
ke
plak
ateroma,
serta
mengontrol
pelepasan
nanocurcumin.
Nanocurcumin akan mengeliminasi fungsi LDL
dengan cara mencegah disfungsi sel endotel,
meningkatkan
sekresi
adiponektin,
meningkatkan migrasi sel busa menuju limpa
regional, dan respon antiinflamasi spesifik
terhadap respon imunitas tipe 1. Kombinasi
keduanya memberikan efek teraupetik yang
nyata dan komprehensif dalam mencegah
progesivitas aterosklerosis.
3. Efek klinis esensial terapi NCC berupa
peningkatan produksi PPAR, penurunan
ekspresi
reseptor
LOX-1
dan
CD-36,
peningkatan sekresi adiponektin, penurunan
status respon imunitas tipe 1 yang ditandai
dengan menurunnya IL-12 dan IFN, serta
regresi ukuran lesi aterosklerosis.
Berdasarkan simpulan yang diperoeh, maka
dapat diberikan beberapa rekomendasi untuk dikaji
dan ditindak lanjuti, yaitu:
1. Perlu dilakukan penyempurnaan terkait evaluasi
klinis efektivitas kombinasi dan metode
preparasi NCC sehingga dapat menghasilkan
nanopartikel
yang
memenuhi
kriteria
nanopartikel ideal dengan efek klinis yang lebih
bermakna.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui pemilihan dosis kombinasi yang
tepat, lama terapi, serta efek klinis lebih lanjut
dalam menghambat aterosklerosis sehingga
potensi NCC menjadi lebih aplikatif.
3. Perlu dilakukan kerja sama seluruh komponen
akademisi, pemerintah, dan masyarakat untuk
dapat
mengembangkan
nanoteknologi
khususnya chitosan dan turunannya dalam
upaya pengembangan dunia medis dimana
Indonesia merupakan negara yang sangat kaya
akan bahan dasar nanopartikel ini.
Daftar Pustaka
1.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.