Anda di halaman 1dari 14

Plexopathy Brachialis

Galuh Risky Ayuningtyas


110.2010.108

Pembimbing :
dr. Nasir Okbah Sp.S

Pleksus brachialis adalah pangkal dari serabutserabut saraf yang berasal dari medulla spinalis
C5-Th 1, dan mempersarafi ekstremitas superior.
Plexopathy merupakan gangguan saraf perifer
yang terbatas pada pleksus brakhialis dan
lumbosacral.

Lesi pleksus brakhialis adalah lesi saraf yang


menimbulkan kerusakan saraf yang membentuk
pleksus brakhialis, mulai dari radiks saraf
hingga saraf terminal.
Istilah lain yang sering digunakan yaitu neuropati
pleksus brakhialis atau pleksopati brakhialis.

Etiologi
Penyebab lesi
diantaranya :

pleksus

Trauma
Tumor
Radiation-induced
Entrapment
Idiopatik

brakhialis

bervariasi,

Patofisiologi
Bagian cord akar saraf dapat terjadi avulsi atau
pleksus mengalami traksi atau kompresi. Setiap
trauma yang meningkatkan jarak antara titik
yang relatif fixed pada prevertebral fascia dan
mid fore arm akan melukai pleksus.
Traksi dan kompresi dapat juga menyebabkan
iskemi, yang akan merusak pembuluh darah.
Kompresi yang berat dapat menyebabkan
hematome intraneural, dimana akan menjepit
jaringan saraf sekitarnya.

Derajat Kerusakan
Klasifikasi Sheddon, yaitu :
Neuropraksia
Pada atipe ini terjadi kerusakan mielin namun akson
tetap intak.
Aksonotmesis
Terjadi kerusakan akson namun semua struktur
selubung saraf termasuk endoneural masih tetap
intak.
Neurotmesis
Terjadi ruptur

saraf

dimana

proses

pemulihan

Klasifikasi Sunderland, yaitu :


Tipe I : hambatan dalam konduksi (neuropraksia)
Tipe II : cedera akson tetapi selubung endoneural
tetap intak (aksonotmesis)
Tipe III : aksonotmesis yang melibatkan selubung
endoneural tetapi perineural dan epineural masih
intak.
Tipe IV : aksonotmesis melibatkan selubung
endoneural, perineural, tetapi epineural masih baik.
Tipe V : aksonotmesis melibatkan selubung
endoneural, perineural dan epineural (neurotmesis).

Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul umumnya unilateral berupa
kelainan motorik, sensorik dan bahkan autonomik
pada bahu dan/atau ekstremitas atas. Gambaran
klinisnya mempunyai banyak variasi tergantung
dari letak dan derajat kerusakan lesi.

Pemeriksaan
Penunjang
Radiografi
1. Foto vertebra servikal untuk mengetahui apakah
ada fraktur pada vertebra servikal.
2. Foto bahu untuk mengetahui apakah ada fraktur
skapula, klavikula atau humerus.
3. Foto
thorak
untuk
melihat
disosiasi
skapulothorak serta tinggi diafragma pada kasus
paralisa saraf phrenicus.

Elektrofisiologi
Hasil pemeriksaan kecepatan hantar syaraf untuk
Compound Muscle Action Potentials (CMAP)
didapatkan amplitudo yang rendah setelah hari
ke-9.
SNAPs (Sensory Nerve Action Potentials) berguna
untuk membedakan lesi preganglionic atau lesi
postganglionic.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan suportif, dengan berfokus pada
kontrol nyeri dan disertai dengan penatalaksanaan
aspek rehabilitasi dan tindakan operasi, operasi
diindikasikan pada lesi pleksus brakhialis berat dan
umumnya dilakukan 3-4 bulan setelah trauma dan
tidak dianjurkan jika telah lebih dari 6 bulan karena
hasil kesembuhan tidak optimal. Jika lesi sangat
luas
dan
perbaikan
keseluruhan
tidak
memungkinkan maka tujuan utama perbaikan
bedah adalah mengembalikan fungsi fleksi siku,
kemudian dapat dilanjutkan dengan fungsi ekstensi
pergelangan tangan dan fleksi jari-jari.

Prognosis
Prognosis lesi pleksus brakhialis bervariasi
tergantung pada patofisiologi yang mendasari,
meliputi tempat dan derajat kerusakan saraf dan
kecepatan mendapat terapi. Proses regenerasi
saraf terjadi kira-kira 1-2 mm/hari atau 1
inci/bulan,
sehingga
mungkin
diperlukan
beberapa bulan sebelum tanda pemulihan dapat
dilihat.

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai