Anda di halaman 1dari 3

1.

Audit Berbasis Risiko


Audit Berbasis Resiko atau Risk Based Audit (RBA) merupakan pendekatan audit yang
berkembang pesat sejak tahun 2000an. Pendekatan ini saat ini mendapatkan perhatian yang
luas dan dianggap sebagai pendekatan yang paling efektif karena terbukti paling cocok
diterapkan untuk kondisi lingkungan bisnis yang selalu berubah-ubah seperti sekarang ini.
Indonesia telah meratifikasi ketentuan untuk menerapkan International Standards on Auditing
(ISA) mulai awal tahun 2013. ISA sepenuhnya mengadopsi pendekatan Audit Berbasis
Resiko, sehingga saat ini penerapan Audit Berbasis Resiko bagi auditor di Indonesia menjadi
hal wajib (mandatory).
Audit

berbasis

risiko

adalah

metodologi

dimana

auditor

dalam

mengaudit mengurangi perhatian pada pengujian transaksi individual dan lebih berfokus
atas pengujian sistem dan proses bagaimana manajemen mengatasi hambatan pencapaian
tujuan, serta membantu manajemen mengatasi atau mengalihkan hambatan yang dikarenakan
faktor risiko dalam pengabilan keputusan.
Dalam melakukan analisis dan penaksiran risiko (risk assessment), auditor perlu
memerhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Risiko kegiatan dari auditi (the auditee business risk), yaitu risiko terjadinya suatu
kejadian yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan dan sasaran manajemen. Risiko
yang dimaksud bukan hanya risiko atas salah saji laporan keuangan namun juga risiko
tidak tercapainya sasaran/tujuan yang telah ditetapkan.
b. Cara manajemen mengurangi atau meminimalisasi risiko.
c. Wilayah/area yang mengandung risiko dan belum diidentifikasi ole manajemen secara
memadai atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh manajemen.
Beberapa konsep dasar dalam audit berbasis risiko:

Rasionable assurance (asurans yang layak), adalah asurans yang tinggi tapi bukan
pada tingkat tinggi yang mutlak. Asurans ini dicapai ketika auditor memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat untuk menekan risiko audit. Risiko audit adalah dimana
audit memberikan opini yang salah ketika laporan keuangan disalahsajikan secara
material.

Inherent limitations (kendala bawaan), adalah sajian mengenai kendala bawaan dalam
penugasa audit. Kendala yang dimaksud adalah sifat pelaporan keuangan, sifat bukti
audit yang tersedia, sifat prosedur audit, dan pelaporan keuangan tepat waktu.

Audit Scope (lingkup audit), mewajibkan auditor untuk melaksanakan pekerjaan


tambahan dan memodifikasi atau memperluas laporan auditor sesuai dengan
tanggung jawabnya. Karena, opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tidak menjamin
keberhasilan dan daya bertahan entitas itu di masa mendatang dan juga tidak
mencerminkan bahwa manajemen mengelola entitas itu secara efektif dan efisien.

Material Misstatements (salah saji ematerial), salah saji material dapat memengaruhi
keputusan ekonomis pemakai laporan keuangan.

Assertions (asersi), adalah pernyataan yang diberika manajemen, secara eksplisit


maupun implisist, yang tertanam di dalam atau merupakan bagian dari berbagai unsur
laporan keuangan. Asersi digunakan oleh auditor untuk mempertimbangkan berbagai
jenis kemungkinan salah saji yang bisa terjadi.

Risiko audit adalah risiko memeberikan opini audit yang tidak tepat atas laporan
keuangan yang disalah sajikan secara material.
Komponen risiko audit:

Inherent risk, kerentanan asersi terhadap salah saji, resiko bawaan yang pasti ada

Control risk, suatu salah saji terjadi dalam suatu asersi (pengendalian internal)

Detection risk, risiko auditor dalam menekan risiko audit ke tingkat yang lebih rendah
tidak akan mendeteksi salah saji yang bisa material

Manfaat audit berbasis risiko:

2.

Fleksibilitas waktu

Upaya tim audit terfokus pada area kunci

Prosedur audit terfokus pada risiko

Pemahaman atas pengendalian internal

Komunikasi tepat waktu

Anda mungkin juga menyukai