DASAR TEORI
3.1 Pengertian Pondasi
Pembagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan
bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas (upper
structure) ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya
differential settlement pada sistem strukturnya disebut pondasi (Bowles, 1993).
Untuk tujuan tersebut, pondasi harus diperhitungkan dengan tepat agar dapat
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan beban yang bekerja
pada bangunan tersebut yang meliputi beban berguna, tekanan angin dan beban
gempa, serta beban lainnya.
Dalam merencanakan pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan
beberapa macam tipe pondasi. Pemilihan ini didasarkan atas beberapa hal :
1. Fungsi bangunan atas (upper structure) yang akan dipikul oleh pondasi
tersebut
2. Besarnya beban dan beratnya bangunan atas
3. Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan (tanah
pendukung)
4. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas
5. Waktu pengerjaan pondasi
3.2 Jenis Jenis Pondasi
3.2.1 Pondasi Dangkal
Pondasi dangkal dipakai bila tanah pendukung pondasi terletak pada
permukaan atau pada kedalaman maksimum 3 m serta memiliki kapasitas
dukungn yang memadai untuk memikul beban yang diterapkan. Beban beban
struktur disalurkan secara langsung pada tanah pendukung.
Jenis Pondasi Dangkal :
a. Pondasi Setempat
b. Pondasi Kombinasi
c. Pondasi Jalur
d. Pondasi Mat (Pondasi Rakit)
3.2.2 Pondasi Dalam
4.
3.3.2
c.
d.
Diesel Hammer
2. Metode Getaran
q
Qu = (Ap(C .N`c+n. Nq)+( As.Xm.N)
-
Menurut Tomlinson
q
Ap
As
= Faktor Penampang
= Faktor Adhesi
10
Q u=
( NK . A ) ( JHP . O )
+
3
5
. . . . . . . . . (3.1)
dimana:
11
Qu
NK
JHP
b.
............
(3.2)
. . . . . . . . . . . . (3.3)
dimana:
Pu
3.4.2
Ap
As
12
Q u=
e h . Eh
Ku . S
C d=0,75+ 0,15
Wp
Wr
eh . E h . L
A . Es
( )
K u=C d 1+ 1+
Cd
. . . . . . . . . . . . . (3.4)
; SF = 4
Qi=
2.
Qu
SF
Formula Hiley
2
eh. W r . h
Wr+n W p
Q u=
1
W r +W p
s + ( k 1 +k 2+ k 3 )
2
Qi=
Qu
SF
; SF = 4
................. (3.5)
13
3.
Formula Kobe
2W r . h W r +e 2 W p
Q u=
s + K W r +W p
Qi=
Qu
SF
. . . . . . . . . (3.6)
; SF = 4
Satuan-satuan untuk simbol berada dalam kurung, yakni (FTL) satuansatuan gaya, waktu, dan panjang.
A
eh
= efisiensi palu
k1
= kompresi blok topi elastic dan topi tiang pancang yang betuknya adalah
PuL / AE
k2
k3
(L)
PuL / AE
(L)
= koefisien restitusi
14
Wr = berat tiang pancang termasuk berat topi tiang pancang, sepatu pemancang,
dan blok topi (juga termasuk landasan untuk palu uap kerja rangkap) (F)
Wp = berat balok besi panjang (untuk palu kerja rangkap termasuk berat kosen
kotak) (F)
b. Formula Dinamik Lain dan Pertimbangan Umum
Semua formula yang disajikan dalam tabel di bawah ini kecuali formula
Gates diturunkan dengan menggunakan berbagai asumsi. Karena tafsiran
pengalaman pemakai tidak subyektif serta dipasangkan dengan variabilitas kondisikondisi tanah dan palu, maka formula dinamik tidak mempunyai korelasi yang
sangat baik dengan pengalaman lapangan, khususnya bila digunakan oleh orangorang lain dalam kawasan geografis yang berbeda atau untuk perbandingan statistik.
Jika kita mendefinisikan suku tumbukan dalam persamaan Hilley (1930)
sebagai,
C1 =
W p+ n2 W r
W r +W p
. (3. 7 )
C1 =
1
(3. 8 )
1+W r /W p
15
Pu
L
C3 0,0001
2A
E
C2C3
C1
eh .Eh .L
2 AE
(satuan dari s)
Pu
Eh
= kips atau kN
= kips, kaki atau kN.m
s = inchi atau mm a = 27 Fps; 104,5 SI b = 1.0 Fps; 2,4 SI
eh
= 0,75 untuk drop hammer dan 0,85 untk semua palu yang lain.
Janbu (lihat Olsen dan Flaate (1967), Mansur dan Hunter (1970)) (gunakan
Wp
eE
Pu h h Cd 0,75 0,15
K u .s
Wr
SF = 3 sampai 6)
e .E .L
K u Cd 1 1
h. h 2
C
d
AEs
Pu
Gunakan satuan-satuan yang sesuai untuk menghitung
eh
ketaksepakatan dalam penggunaan
. Ada
eh
karena
Cd
eh
16
eh
semua kehilangan menjadi sebuah faktor tunggal serta dengan mengambil
=1
Wrh
s +1,0
(3. 9 )
Wr h
s +0,1
(3.1 0 )
Sebuah modifikasi ENR yang terakhir (dan kira-kira seperti yang digunakan
dalam tabel) adalah,
P u=
e h W p h W r +n2 W p
s+ 0,1 W r +W p
. (3.1 1 )
dimana,
Pu = nilai standar penetrasi pada ujung tiang
Wp = berat balok besi panjang (untuk palu kerja rangkap termasuk berat kosen
kotak) (F)
Wr = berat tiang pancang termasuk berat topi tiang pancang, sepatu pemancang,
dan blok topi (juga termasuk landasan untuk palu uap kerja rangkap) (F)
h
= koefisien restitusi
eh
= efisiensi palu
tergantung pada kondisi palu dan blok topi serta mungkin juga tanah (khususnya
untuk palu diesel).
Tabel III.2 Nilai efisiensi palu
Jenis
eh
Efisiensi
17
0,75 1,00
0,75 0,85
0,85
0,85- 1,00
k1
Tegangan pemancang P/A pada kepala tiang pancang atau topi, MPa (ksi)
3,5 (0,5)
7,0 (1,0)
10,5 (1,5)
14 (2,0)
Bahan tiang pancang
0
0
0
0
Tiang pancang baja atau pipa
Langsung di atas kepala
1,0 (0,05)
2,0 (0,10)
3,0 (0,15) 5,0 (0,20)
Langsung di atas kepala
Tiang pancang kayu
Tiang pancang beton pracetak
Dengan paking 75 100 mm di
dalam topi
3,0
6,0 (0,25)
9,0 (0,37)
12,5 (0,50)
Topi
bertutup
baja
yang
mengandung paking kayu untuk
baja H atau tiang pancang pipa
1,0
2,0
3,0
4,0 (0,16)
0,5 (0,02)
1,0
1,5 (0,06)
2,0
18
Kayu geruk
Tiang pancang kayu (ujung tidak mengerut)
Bantalan kayu pampat di atas tiang pancang baja
Bantalan kayu pampat pada tiang pancang baja
Landasan baja di atas baja, baik di atas baja maupun
tiang pancang beton
Palu besi cor di atas tiang pancang beton tanpa topi
0
0,25
0,32
0,40
0,50
0,40
1,195
1,729
1,804
1,962
2,062
2,118
2,695
2,787
1,067
1,742
1,862
1,992
2,097
2,197
2,297
3,097
3,197
1,048
1,716
1,866
2,016
2,066
2,166
2,266
2,966
2,066
K45
1,173
1,775
1,950
2,125
2,195
2,295
2,395
2,955
3,055
akan terangkat.
2. Bila S > 3,0 B
Tidak ekonomis karena akan memperbesar ukuran atau dimensi dari poer
(footing)
19
3.5.2
dimana:
m = jumlah tiang dalam deretan baris
n
= diameter tiang
...................... (3.13)
dimana :
Qg = Daya dukung tiang kelompok
Qt = Daya dukung tiang tunggal berdasarkan hasil pengujian sondir
(Qall)
= Faktor efisiensi
20
Ntiang =
3.5.3
Qsp=Qt x
(3.1 4 )
dimana:
Qsp = daya dukung tiang tunggal dalam kelompok
Qt
= faktor efisiensi
Dari hasil perhitungan ini maka nilai Qsp yang didapat harus lebih
3.6 Pilecap
Pilecap adalah merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk
menerima beban dari kolom yang kemudian diteruskan ke tiang pancang dan
untuk menyatukan kelompok tiang pancang.
Sedangkan Tie Beam adalah elemen struktur yang bertumpu pada tanah
dan berfungsi untuk penghubung antar pilecap dan dengan plat lantai.
Dalam perhitungan-perhitungan Pile Cap dianggap atau dibuat kaku
sempurna sehingga :
pada lazimnya beban kolom struktur atas dipikul oleh kelompok tiang atau pile
cap. Tetapi dalam hal pengelompokan tiang baik pada ujung maupun keliling
tiang akan terjadi overleping daerah yang mengalami tegangan-tegangan akibat
beban kerja struktur.
Di berikut ini adalah gambar dari beberapa tipe pile cap.
Design Pilecap
Pada perhitungan pile cap yang akan di bahas adalah mengenai
22
p u kolom
A pilecap
. . . . . . . . . . . . (3.15)
. . . (Rumus 3.11)
23
Vu = Pu (A-B )
Kuat geser adalah :
Vc =
f ' c bo.d
.. .
(Rumus 3.12)
.. .
(Rumus 3.13)
Vn = Vc /
= Vc / 0,8
Pkolom beratsendiritiang
jumlahtiang
beton
Beban merata pilecap (q) = lebar pilecap x tinggi pilecap x
Pada rencana pile cap dicari momen maksimum, yang dilanjutkan dengan mencari
jarak dari serat tepi tekan terluar terhadap titik berat tulangan tarik (d) :
1 / 2
D = h ( h selimut beton + tulangan sengkang +
tulangan utama
Mu
b d 2
. . . (Rumus 3.14)
fy
0,85 fc
24
1
2mRn
1
m
fy
.. .
(Rumus 3.15)
25