Anda di halaman 1dari 24

Oleh :

Agustina Rinny Liline, S.Kp

Diabetes Melitus
Sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

oleh kenaikan kadar glukos dalam darah atau


Hiperglikemia (Smeltzer & Bare, 2002).
Suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduaduanya (American Diabetes Association-ADA,
2005).
Penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia
(peningkatan kadar gula darah) yang terus
menerus dan bervariasi, terutama setelah makan.

Tipe-Tipe DM
Tipe I : DM tergantung insulin (Insulin

Dependent Diabetes Mellitus / IDDM)


Tipe II : DM tidak tergantung insulin (Non
Insulin Dependent Diabetes Mellitus / NIDDM)
(dr. Arora, Anjali)
Tipe DM yang sering terjadi adalah DM Tipe II

Penyebab DM
Mekanisme yang tepat belum diketahui
F. Genetik
Usia (resistensi insulin cenderung meningkat

pada usia di atas 65 tahun


Obesitas / kegemukan

Gejala DM
Poliuri (urinasi yang sering)
Polidipsi (byk minum akibat meningkatnya

tingkat kehausan)
Polifagi (meningkatnya hasrat utk makan)
Lemas, BB menurun
Pandangan menjadi kabur
Kesemutan / mati rasa
GDS/Random > 200 mg/dl, GDP/Nuchter > 140
mg/dl,
2 jam postprandial/pp > 200 mg/dl

Komplikasi DM
Sirkulasi yang jelek > penyembuhan luka yg

jelek
Penyakit jantung
Stroke
Gangren kaki dan tangan
Gangguan penglihatan > kebutaan
Fungsi ginjal yang buruk > gagal ginjal

Penanganan DM
Diet
Olah raga dan aktifitas fisik
Obat anti DM (pengendali gula darah)

Latihan Jasmani / Senam


DM
Senan aerobik low impact & ritmia dengan
gerakan yg menyenangkan, tidak
membosankan & dapat diikuti semua
kalangan umur sehingga menarik antusiasme
kelompok dalam klub2 diabetes.
Senam Diabetes dapat menigkatkan
kesegaran jasmani dan nilai aerobik yg
optimal (Santoso. 2006).

Fisiologi
Senam/Lat.Jasmani
Aktifitas senam/LJ aliran darah (ambilan
O2, ventilasi pulmoner, curah jantung jala2
kapiler & reseptor insulin aktif aktifitas
glukogenik 12-24 jam post exercise Gula
Darah OHO, Insulin eksternal, Intake
kurang HIPOGLIKEMIA
Glikogen, Kortisol, GH & Katekolami
HIPERGLIKEMIA

Manfaat Senam Diabetes


Glukosa darah terkontrol :

Pada DM Tipe 2, latihan jasmani / senam dalam


pengelolaan kadar glukosa darah. Masalah
utama DM Tipe 2 : berkurangnya respon
reseptor terhadap insulin (resistensi insulin) >
mengakibatkan insulin tdk dpt membantu
transfer glukosa ke dalam sel. Permeabilitas
membran meningkat pada otot yg berkontrasi
sehingga saat latihan jasmani/senm resistensi
insulin berkurang sementara sensitivitas insulin
meningkat, sehingga latihan jasmani/senam yg
dilakukan secara teratur dpt memperbaiki
penggunaan kadar glukosa darah dan sel

Manfaat
Faktor risiko penyakit kardiovaskuler dihambat /

diperbaiki :
Memperbaiki profil lemak darah, menurunkan
kolesterol total LDL, Trigliserida, HDL 45-46%
serta memperbaiki sistem hemostatik & TD >
menghambat terjadinya arterisklerosis &
penghambat2 vaskuler yg berbahaya (JK, Stroke,
penyakit pemb. Darah perifer. Efek aktifitas fisik
terhadap penuruna TD tidak ditunjukkan secara
khus pada pasien hiperglikemia (American
Diabetes Assocition, 2004)

manfaat
Berat Badan menurun :

Penurunan BB 5 kg > sensitivitas insulin 20%


(American Council Exercise, 2001).
Keuntungan psikologis :

Memperbaiki tingkat kesegaran jasmani >


terasa fit, rasa cemas terhadap penyakit
berkurang, timbul rasa senang & percaya diri
yang pada akhirnya kualitas hidup meningkat
(Santoso, 2006)

Jenis-Jenis Latihan
Jasmani
Senam
Jogging
Jalan atau jalan cepat
Berenang
Bersepeda

Risiko Senam Diabetes


Metabolisme :

Glukosa meningkat dan ketosi, hipoglikemia


pada penderita yg mendapat insulin / obat
aral anti diabetes
Neurovaskuler :

Pendarahan retina, proteinuria, ortostatik


setelah latihan

Kardiovaskuler :

Decompensasi jantung dan aritmia, tekanan


darah meningkat setelah latihan,
Trauma Otot dan Sendi :

Ulkus pada kaki, trauma tulang dan otot


akibat neuropati, osteoporosis,

Prinsip Latihan
Continous :

Latihan harus berkesinambungan dan


dilakukan terus menerus tanpa berhenti,
misalnya jogging 30 mnt.
Rhytmical :

Latihan dipilih yg berirama yaitu otot-otot


berkontraksi dan relaksasi secara teratur,
misalnya berlari, berenang, jalan kaki

Prinsip.
Interval :

Latihan dilakukan selang seling antar gerak cepat


dan lambat, misalnya jalan cepat diselingi jalan
lambat, jogging diselingi jalan.
Progresive :

Latihan dilakukan secara bertahap sesuai


kemampuan sebaiknya 3-5 kali seminggu. Dari
intensitas ringan sampai sedang selama 30-60
mnt. Sasaran HR 75-85 dari maksimal HR (220umur)

Prinsip.
Endurance :

Latihan daya tahan untuk meningkatkan


kemampuan kardiorespirasi, seperti jslsn,
jogging, aerobik

Yang perlu diperhatikan


Pemanasan (Warm-up) :

dilakukan sebelum melakukan latihan inti dgn


tujuan mempersiapkan berbagai sistem tubuh
memasuki latihan yg sebenarnya (menaikkan suhu
tubuh, meningkatkan denyut nadi secara
bertahap)
Latihan Inti (conditioning)

Diharapkan denyut nadi mencapai target HR agar


latihan benar-benar bermanfaat, bila melebihi agar
menimbulkan risiko.

Yang perlu diperhatikan


Pendinginan (cooling down) :

Dilakukan untuk mencegah terjadinya


penimbunan asam laktat yang dapat menimbulkan
rasa nyeri pada otot, pusing karena masih
terkumpul pada otot yang aktif. Lamanya 5-10
menit hingga denyut nadi mendekati denyut
istirahat.
Perenggangan (stretching) :

Dilakukan utk melemaskan dan melenturkan otot


yang masih tegang dan lebih elastik

Yang perlu diperhatikan


Jangan melakukan latihan jika kadar gula

darah rendah, misalnya sebelum makan

Hasil Penelitian
Puji dkk, 2004 :

Tentang Pengaruh latihan fisik; senam


aerobik terhadap penurunan KGD ppada
penderita DM Tipe 2, hasil : terjadi penurunan
KGD sebesar 30,14 mg%.
Rahmat, 2006 :

Tentang Pengaruh pemberian program


latihan kalistenik bersama latihan aerobik
terhadap pengendalian kadar glukosa darah
pada individu pra lanjut usia dgn DM Tipe 2,
hasil : memberikan hasil pengendalian KGD

Anda mungkin juga menyukai