Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Rumah Sakit (21,4%). Dari data tersebut terlihat bahwa persalinan yang
dilakukan di rumah masih cukup tinggi. Sedangkan Polindes/Poskesdes
merupakan tempat bersalin yang paling sedikit, dimana hanya 3,7% saja yang
memanfaatkannya sebagai tempat bersalin. Selain itu, sebesar 7,3% kelahiran
dilakukan di Puskesmas/Pustu (Kemenkes RI. 2014).
Di Sulawesi Selatan, presentasi kelahiran berdasarkan tempat bersalin
tertinggi yakni di rumah sebesar 42,3%, kemudian disusul Rumah sakit sebesar
21,4 %, Rumah Bersalin/Klinik/Praktek Tenaga Kesehatan sebanyak 17,7%,
Puskesmas/Pustu sebesar 2,4% dan terakhir di Polindes sebanyak 2,4%
(Kemenkes RI. 2014).
Di Makassar, khususnya di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak
Siti Fatimah Makassar, didapatkan data jika terjadi penurunan jumlah ibu yang
melahirkan di Rumah Sakit tersebut selama 5 tahun terakhir. Jumlah ibu yang
melahirkan di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassartahun 2010 sebanyak 5021 ibu, menurun hingga 4763 ibu di tahun 2011
dan semakin menurun hingga 3275 ibu di tahun 2014.
Salah satu faktor yang memengaruhi pemilihan tempat bersalin bagi ibu
adalah lingkungan. Rumah sakit atau rumah bersalin adalah lingkungan yang
asing bagi banyak wanita, dimana kegiatan institusi dan kurangnya privasi bisa
menjadi penyebab perasaan lepas kendali pada ibu (Munro, 2012).
Di rumah sakit, ruang bersalin mungkin didesain untuk lebih
mempercepat prosedur klinik daripada memfasilitasi ibu untuk menikmati sebuah
momen penting dalam kehidupannya (Newburn, 2003). Lingkungan yang
dibentuk oleh rumah bersalin yang sudah ada sekarang justru memberikan rasa
takut, kecemasan, kebosanan dan stres pada ibu hamil yang berujung bisa pada
kondisi yang buruk bagi kesehatan ibu dan persalinannya (Hadibowo, 2014).
Selama 20 tahun terakhir, telah banyak usaha yang dilakukan oleh
sejumlah negara untuk menciptakan suasana yang lebih bersahabat untuk ibu
yang menjalani persalinan yang kemudian dikenal dengan birth center (Homer,
2012). Di negara maju, telah banyak rumah sakit yang membangun birth center.
Birth center merupakan sebuah fasilitas yang masih berada dibawah pengawasan
sebuah rumah sakit yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan bagi seorang
ibu baik dalam masa kehamilan, saat proses persalinan atau sesudah proses
persalinan
yang
disusun
oleh
prinsip-prinsip
pencegahan,
sensitivitas,
keselamatan dan intervensi medis yang tepat dan disampaikan dalam bentuk
fasilitas yang lebih bersahabat seperti sebuah rumah atau tempat peristirahatan
(Hadibowo, 2014).
Menurut pandangan peneliti, telah banyak sarana yang dibangun oleh
pemerintah untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada ibu hamil.
Pembangunan birth center sendiri dinilai oleh peneliti kurang efektif dikarenakan
banyaknya sarana untuk akses pelayanan kesehatan bagi ibu hamil. Hanya saja
mengadopsi lingkungan yang ditawarkan oleh birth center kedalam rumah sakit
atau rumah bersalin lah yang dianggap penting bagi peneliti.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai analisis persepsi ibu dan tenaga kesehatan terhadap kondisi
lingkungan bersalin di Rumah Sakit Khusus Daerah Ibu dan Anak Siti Fatimah
Makassar.