MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Kimia Air
Semester VII yang Diampu oleh Bapak Drs. Abdul Haris M.Si.
Oleh :
Alfiyatur Rohmah
24030112140135
Alvis Kurniawan
24030112130113
Dian Majid
24030112120018
24030112140127
24030112120019
Mita Manawiyah
24030112120007
Rahmat Kardiansyah
24030112140086
24030112140136
24030112120016
24030112120012
24030112140034
24030112120024
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rhmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Keasamaan dalam Air.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah menyelesaikan salah
satu tugas mata kuliah Kimia Air di Universitas Diponegoro.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kimia
Air.
2. Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya khususnya bagi kami.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
BAB II
2.1 Keasaman.............................................................................................3
2.2 Tanda Keasaman Air............................................................................3
2.3 Baku Mutu Air menurut Pemerintah...............................................3
2.4 Manfaat dan Dampak Keasam Air...7
2.5 Analisis Keasaman Air.........................................................................9
2.6 Fenomena Hujan Asam........................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan yang memang sangat utama dan
harus dipenuhi. Hal tersebut karena makhluk hidup tidak bisa lepas dari air.
Untuk bisa mendapatkan air sendiri juga sangat mudah karena di setiap rumah
dan di manapun tentu saja terdapat sumber mata air, namun untuk bisa
mendapatkan air yang sehat tentu saja akan lebih sulit. Air sendiri memiliki
berbagai macam jenis, salah satunya adalah asam air. Asam air merupakan air
yang memiliki potensi hydrogen kurang dari 7. Asam air sendiri sering kali
disebut dengan electrolyzed air. Kemudian jika memang tingkat keasaman
dari air itu sendiri lebih dari 7, maka nantinya sudah masuk ke dalam tahap
tingkat keasaman tinggi, dan jika tingkat keasaman tinggi maka nantinya
tidak baik untuk kesehatan baik untuk manusia itu sendiri maupun makhluk
hidup yang lainnya. Jika tingkat keasaman dari air juga rendah, maka tidak
baik pula. Oleh karena itu tingkat keasaman dari air sendiri memang perlu
diperhatikan karena dengan memperhatikan tingkat keasaman dari air
nantinya akan bisa mendapatkan air yang memang baik untuk dikonsumsi
maupun digunakan untuk keperluan sehari hari.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang keasamaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda keasaman air
3. Menjelaskan tentang manfaat dan dampak dari air yang asam.
4. Mengetahui baku mutu air yang dapat dikonsumsi menurut pemerintah
5. Menjelaskan cara analisis keasamaan dalam air.
6. Menjelaskan proses, dampak serta pencegahan fenomena hujan asam
BAB II
KEASAMAAN DALAM AIR
2.1 Keasaman
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen
(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu
perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai
petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971).
Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas
perairan (Pescod, 1973). Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat
dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik.
2.2 Tanda-tanda Keasaman Air
Dengan mengetahui tanda tanda dari air asam dan juga tingkat
keasamannya, maka nantinya bisa mendapatkan air yang baik. Adapun
beberapa tanda air asam adalah:
1.
Pada pipa atau tembaga dari keran akan muncul noda biru, hal tersebut
memang perlu untuk diwaspadai karena merupakan salah satu tanda
tingkat keasamannya tinggi.
2. Kemudian yang kedua adalah pH dari air menunjukan angka kurang dari 7
atau lebih dari 7 pada saat diukur.
3. Kemudian jika digunakan untuk mencuci baju putih nantinya akan terlihat
kekuningan pada baju tersebut.
2.3 Baku Mutu Air Menurut Pemerintah
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai persyaratan kualitas air
yang dapat dikonsumsi melalui Permenkes Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum. Berikut adalah parameter-parameter yang
perlu diperhatikan :
Aktivitas fotosintesis
2.
Aktivitas respirasi
Fotosintesis memerlukan karbon di oksida, yang oleh komponen autotrof
Beberapa efek kesehatan yang mungkin Anda dapatkan ketika kadar pH air
seimbang adalah
1. Keseimbangan keasaman dan alkalinitas tubuh
Ketidakseimbangan asam dan basa/alkalin dalam tubuh menyebabkan
bakteri dan organisme pembawa penyakit berkembang di dalam jaringan
tubuh dan merusak organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh.
2.
3.
Metode ini berjudul Air dan air limbahBagian 11: Cara uji derajat
keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter yang merupakan revisi
dari SNI 06-2413-1991 dengan judul metode pengujian kualitas fisika air,
butir 3.10. Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH
meter
Prinsip cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter
adalah sebuah metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktivitas ion
hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.
1) Bahan
Larutan penyangga (buffer) : Larutan penyangga 4, 7 dan 10 yang siap
pakai dan tersedia dipasaran, atau dapat juga dibuat dengan cara sebagai
berikut:
a) Larutan penyangga, pH 4,004 (250C) : Timbangkan 10,12 g kalium
hidrogen ptalat, KHC8H4O4, larutkan dalam 1000 mL air suling.
b) Larutan penyangga, pH 6,863 (250C) : Timbangkan 3,387 g kalium
dihidrogen fosfat, KH2PO4 dan 3,533 g dinatrium hidrogen fosfat,
Na2HPO4, larutkan dalam 1000 mL air suling.
c) Larutan penyangga, pH 10,014 (250C) : Timbangkan 2,092 g natrium
hidrogen karbonat, NaHCO3 dan 2,640 g natrium karbonat, Na2CO3,
larutkan dalam 1000 mL air suling.
2) Peralatan
a) pH meter dengan perlengkapannya;
b)
3) Persiapan pengujian
a) Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai
instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran.
b)
10
4) Prosedur
a) Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air
suling.
b) Bilas elektroda dengan contoh uji.
c) Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan
pembacaan yang tetap.
d) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.
5) Jaminan mutu
a) Gunakan bahan kimia berkualitas pro analisis (pa).
b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi dan terkalibrasi.
c) Gunakan pH meter yang terkalibrasi
d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
e) Lakukan anal isis segera atau lakukan anal isis di lapangan.
6) Pengendalian mutu
a) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.
b) Buat kartu kendali (control chart) untuk akurasi analisis dengan CRM.
2.6
Fenomena Hujan Asam
2.6.1 Proses terjadinya hujan asam
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH
di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam
11
tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara
yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral
dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Pada dasarnya
Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui
pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh
dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun
kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan
manusia, misalnya akibat pembakaran bahan bakar fosil (BBF), peleburan
logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1%
sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang
tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara.
Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O,
1992).
Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer
secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama
akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen
dalam batubara ,40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen
dalam mkinyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak
Nox yang terbentuk. Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik
yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N
merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N
yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik
sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk
N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut. Senyawa SO2 dan NOx ini
akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di
atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam
sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa
partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui
12
proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen
mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel lainnya.
2.
13
berguguran,
kemudian
tumbuhan
akan
terserang
penyakit,
14
adalah
proses
penghilangan
unsur
belerang.
batubara dari pasir, tanah, dan kotoran lain serta mengurangi kadar
belerang yang berupa pirit sampai 50-90%.
2) Selama pembakaran
Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan
sengan Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan
menginjeksikan kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu
pembakaran diturunkan dengan alat pembakaran khusus. Teknologi
LIMB ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 80% dan NOx 50%.
3) Setelah pembakaran
Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing.
Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO 2 dalam gas limbah di
cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO 2yang
terbentuk dapat diikat.
c.
15
2) Reuse
Dengan memanfaatkan dan menggunakan kembali barang
bekas kamu sudah dapat menerapkan prinsip reuse. Contohnya
memakai kembali botol atau kaleng bekas, menggunakan kotak
makanan yang dapat dipakai kembali saat kamu membeli makanan.
3) Recycle
Jika kamu tidak dapat mengurangi penggunaan suatu barang
dan kamu tidak dapat menggunakan benda itu kembali maka langkah
terbaik yang dapat kamu lakukan adalah dengan melakukan daur ulang
barang tersebut. Barang yang dapat kamu daur ulang antara lain kaca,
kertas, plastik dan logam.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen
(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa
16
2) Standar baku mutu kualitas air minum yang dapat dikonsumsi telah
dikeluarkan
pemerintah
melalui
Permenkes
Nomor
SNI 06-
6989.11-2004
3.2 Saran
Perlu adanya pengendalian dan pengawasan kebersihan air oleh
pemerintah di setiap daerah dengan dilakukan pengecekan secara berkala, agar air
dapat diketahui tingkat kelayakan pakainya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Sounders Company.
Philadelphia, London.
Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for
Tropical Countries. AIT, London.
Pentingnya Memperhatikan Asam Air, diakses http://www.waterlic.co.id/tag
/makalah-derajat-keasaman-air/ pada tanggal 26 November 2015
Wisnu Arya Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Penerbit Andi
18