Anda di halaman 1dari 23

KEASAMAN DALAM AIR

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Kimia Air
Semester VII yang Diampu oleh Bapak Drs. Abdul Haris M.Si.
Oleh :
Alfiyatur Rohmah

24030112140135

Alvis Kurniawan

24030112130113

Dian Majid

24030112120018

Farida Zulfah Fitriani

24030112140127

Fitra Nilla Sari

24030112120019

Mita Manawiyah

24030112120007

Rahmat Kardiansyah

24030112140086

Rizky Indra Maulana

24030112140136

Resti Yuyun Septembe Ria

24030112120016

Risma Kusuma Dewi

24030112120012

Selina Shofia Kumila

24030112140034

Zul Fiqriyani Safitri

24030112120024

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rhmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Keasamaan dalam Air.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah menyelesaikan salah
satu tugas mata kuliah Kimia Air di Universitas Diponegoro.
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Si selaku dosen pengampu pada mata kuliah Kimia
Air.
2. Semua pihak yang ikut terlibat dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penyusun. Untuk
itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
makalah ini. Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca umumnya khususnya bagi kami.

Semarang, November 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI
ii

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................1
BAB II
2.1 Keasaman.............................................................................................3
2.2 Tanda Keasaman Air............................................................................3
2.3 Baku Mutu Air menurut Pemerintah...............................................3
2.4 Manfaat dan Dampak Keasam Air...7
2.5 Analisis Keasaman Air.........................................................................9
2.6 Fenomena Hujan Asam........................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan..........................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18

iii

iv

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Air merupakan salah satu kebutuhan yang memang sangat utama dan
harus dipenuhi. Hal tersebut karena makhluk hidup tidak bisa lepas dari air.
Untuk bisa mendapatkan air sendiri juga sangat mudah karena di setiap rumah
dan di manapun tentu saja terdapat sumber mata air, namun untuk bisa
mendapatkan air yang sehat tentu saja akan lebih sulit. Air sendiri memiliki
berbagai macam jenis, salah satunya adalah asam air. Asam air merupakan air
yang memiliki potensi hydrogen kurang dari 7. Asam air sendiri sering kali
disebut dengan electrolyzed air. Kemudian jika memang tingkat keasaman
dari air itu sendiri lebih dari 7, maka nantinya sudah masuk ke dalam tahap
tingkat keasaman tinggi, dan jika tingkat keasaman tinggi maka nantinya
tidak baik untuk kesehatan baik untuk manusia itu sendiri maupun makhluk
hidup yang lainnya. Jika tingkat keasaman dari air juga rendah, maka tidak
baik pula. Oleh karena itu tingkat keasaman dari air sendiri memang perlu
diperhatikan karena dengan memperhatikan tingkat keasaman dari air
nantinya akan bisa mendapatkan air yang memang baik untuk dikonsumsi
maupun digunakan untuk keperluan sehari hari.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Apa yang dimaksud dengan keasaman?


Bagaimana tanda-tanda dalam keasaman air ?
Berapa baku mutu air menurut pemerintah ?
Bagaimana cara analisis keasaman dalam air ?
Bagaimana proses,dampak serta pencegahan fenomena hujan asam?

1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang keasamaan.
2. Menjelaskan tentang tanda-tanda keasaman air
3. Menjelaskan tentang manfaat dan dampak dari air yang asam.
4. Mengetahui baku mutu air yang dapat dikonsumsi menurut pemerintah
5. Menjelaskan cara analisis keasamaan dalam air.
6. Menjelaskan proses, dampak serta pencegahan fenomena hujan asam

BAB II
KEASAMAAN DALAM AIR
2.1 Keasaman
Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen
(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa. Derajat keasaman suatu
perairan, baik tumbuhan maupun hewan sehingga sering dipakai sebagai
petunjuk untuk menyatakan baik atau buruknya suatu perairan (Odum, 1971).
Nilai pH juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produktifitas
perairan (Pescod, 1973). Biasanya angka pH dalam suatu perairan dapat
dijadikan indikator dari adanya keseimbangan unsur-unsur kimia dan dapat
mempengaruhi ketersediaan unsur-unsur kimia dan unsur-unsur hara yang
sangat bermanfaat bagi kehidupan vegetasi akuatik.
2.2 Tanda-tanda Keasaman Air
Dengan mengetahui tanda tanda dari air asam dan juga tingkat
keasamannya, maka nantinya bisa mendapatkan air yang baik. Adapun
beberapa tanda air asam adalah:
1.
Pada pipa atau tembaga dari keran akan muncul noda biru, hal tersebut
memang perlu untuk diwaspadai karena merupakan salah satu tanda
tingkat keasamannya tinggi.
2. Kemudian yang kedua adalah pH dari air menunjukan angka kurang dari 7
atau lebih dari 7 pada saat diukur.
3. Kemudian jika digunakan untuk mencuci baju putih nantinya akan terlihat
kekuningan pada baju tersebut.
2.3 Baku Mutu Air Menurut Pemerintah
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan mengenai persyaratan kualitas air
yang dapat dikonsumsi melalui Permenkes Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010
tentang persyaratan kualitas air minum. Berikut adalah parameter-parameter yang
perlu diperhatikan :

2.3.1 Parameter wajib

2.3.2 Parameter tambahan

2.4 Manfaat dan Dampak dari Keasaman dalam Air


Pada dasarnya, nilai pH menunjukkan apakah air memiliki kandungan
padatan rendah atau tinggi. pH dari air murni adalah 7. Secara umum, air dengan
nilai pH lebih rendah dari 7 di anggap asam dan nilai pH lebih dari 7 di anggap
basa. Nilai pH normal untuk air permukaan biasanya antara 6,5 s/d 8,5 dan air
tanah dari 6 s/d 8,5. Tinggi atau rendahnya pH air di pengaruhi oleh senyawa atau
kandungan dalam air tersebut.
pH di perairan sangatlah penting untuk menjaga keseimbangan kehidupan
di perairan , oleh karna itu tinggi rendahnya pH sangatlah berpengaruh terhadap
organisme di perairan terutamaikan. Karna pH tersebut sangatlah mempegaruhi
saat ikan sedang memijah. Apabila pH optimal ,maka ikan dapat berkembangbiak
dengan optimal pula , begitu juga sebaliknya. Tingkat keasaman (pH) perairan
merupakan parameter kualitas air yang penting dalam ekosistem perairan tambak.
Faktor- faktor yang Perubahan pH di perairan yaitu:
1.

Aktivitas fotosintesis

2.

Aktivitas respirasi
Fotosintesis memerlukan karbon di oksida, yang oleh komponen autotrof

akan dirubah menjadi monosakarida. Penurunan karbon dioksida dalam ekosistem


akan meningkatkan pH perairan. Sebaliknya, proses respirasi oleh semua komponen
ekosostem akan meningkatkan jumlah karbon dioksida, sehingga pH perairan
menurun (Wetzel, 1983). Nilai pH perairan merupakan parameter yang dikaitkan
dengan konsentrasi karbon dioksida (CO2) dalam ekosistem. Semakin tinggi
7

konsentrasi karbon dioksida, pH perairan semakin rendah. Konsetrasi karbon


dioksida ditentukan pula oleh keseimbangan antara proses fotosintesis dan respirasi.
Fotosintesis merupakan proses yang menyerap CO2, sehigga dapat meningkatkan
pH perairan. Sedangkan respirasi menghasilkan CO2 kedalam ekosistem, sehingga
pH perairan menurun. Karbon dioksida dalam ekosistem perairan dihasilkan melalui
proses respirasi oleh semua organisme dan proses perombakan bahan organik dan
anorganik oleh bakteri.
Selain dari itu pH di perairan dari yang tinggi ke pH rendah dapat disanggah oleh
unsur calsium yang terdapat dalam air asli itu sendiri. Apabila suatu perairan kadar
calsium dalam bentuk Ca(HCO3)2 cukup tinggi, maka daya menyanggah air
terhadap pergoncangan pH menjadi besar.Unsur Ca didalam air membentuk dua
macam senyawa yaitu:
1. Senyawa kalsium carbonat (CaCO3) yang tidak dapat larut
2. Senyawa kalsium bicarbonat atau kalsium hidrogen karbonat (Ca(HCO 3)2) yang
dapat larut dalam air.
Faktor yang menentukan besar kecilnya kemampuan penyanggah pergoncangan
asam (pH) adalah banyaknya Ca (HCO3)2 di dalam air.
Proses terjadinya penyanggahan asam didalam air adalah sbb: Kalau dalam suatu
perairan, CO2 terambil, maka mula-mula pH air akan naik, akan tetapi pada saat
yang bersamaan Ca(HCO3)2 yang larut dalam air itu akan pecah.
Sehingga dalam air itu terjadi pembentukan CO 2 yang baru, selanjutnya pH air
mempunyai kecenderungan untuk turun lagi. Berdasarkan proses tersebut diatas,
kadar Ca yang terkandung dalam air menjadi berkurang. Kalsium bikarbonat yang
terbentuk pada pemecahan itu akan mengendap berupa endapan putih didasar
perairan, pada daun-daun tanaman air dsb. Sebaliknya, apabila terbentuk gas CO 2
yang banyak didalam air maka mula-mula pH air mempunyai kecenderungan untuk
turun akan tetapi dengan segera gas CO 2 yang berkeliaran bebas itu akan diikat oleh
CaCO3 yang sulit larut dalam air . Sehingga jumlah CO2 bebasnya akan berkurang,
akibatnya pH air mempunyai kecenderungan untuk naik, sehingga kecenderungan
pH untuk turun dapat disanggah.Jadi jumlah Ca (HCO3)2 dalam air merupakan salah
satu unsur dari baik buruknya perairan sebagai lingkungan hidup.

Beberapa efek kesehatan yang mungkin Anda dapatkan ketika kadar pH air
seimbang adalah
1. Keseimbangan keasaman dan alkalinitas tubuh
Ketidakseimbangan asam dan basa/alkalin dalam tubuh menyebabkan
bakteri dan organisme pembawa penyakit berkembang di dalam jaringan
tubuh dan merusak organ tubuh, sehingga dapat mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh.
2.

Mempertahankan tingkat elektrolit


Organ tubuh yang berhubungan erat dengan air adalah ginjal. Ginjal
kita bertanggung jawab untuk menjaga tingkat elektrolit kalsium, kalium,
magnesium dan natrium dalam tubuh dengan cara menyaring darah dan
membuang limbah serta kelebihan nutrisi dalam tubuh. Elektrolit membantu
mengurangi tingkat keasaman dalam tubuh. Jika air yang di konsumsi tidak
seimbang atau netral, dan darah memiliki kadar keasaman yang tinggi, dapat
menyebabkan hilangnya mineral dari tulang, organ, sel dan jaringan. Bahkan
juga berdampak dalam penyerapan vitamin serta akumulasi limbah dan
racun dalam tubuh.

3.

Menjaga kadar pH darah dan aliran oksigen


Darah memiliki muatan negatif dan positif untuk mengangkut oksigen
dan bisa mengalir lancar di dalam pembuluh darah. Jika air memiliki pH
yang tidak seimbang, ini juga secara otomatis mengacaukan keseimbangan
muatan negatif dna positif dalam darah.

2.5 Analisis Keasaman dalam Air


Metode analisis keasaman dalam air menggunakan acuan SNI 06-6989.112004. Dasar Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk pengujian parameterparameter kualitas air dan air limbah antara lain Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air, Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 1988 tentang Baku Mutu Air dan Nomor
37 Tahun 2003 tentang Metode Analisis Pengujian Kualitas air Permukaan
dan Pengambilan Contoh Air Permukaan,

Metode ini berjudul Air dan air limbahBagian 11: Cara uji derajat
keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter yang merupakan revisi
dari SNI 06-2413-1991 dengan judul metode pengujian kualitas fisika air,
butir 3.10. Cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH
meter
Prinsip cara uji derajat keasaman (pH) dengan menggunakan alat pH meter
adalah sebuah metode pengukuran pH berdasarkan pengukuran aktivitas ion
hidrogen secara potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.
1) Bahan
Larutan penyangga (buffer) : Larutan penyangga 4, 7 dan 10 yang siap
pakai dan tersedia dipasaran, atau dapat juga dibuat dengan cara sebagai
berikut:
a) Larutan penyangga, pH 4,004 (250C) : Timbangkan 10,12 g kalium
hidrogen ptalat, KHC8H4O4, larutkan dalam 1000 mL air suling.
b) Larutan penyangga, pH 6,863 (250C) : Timbangkan 3,387 g kalium
dihidrogen fosfat, KH2PO4 dan 3,533 g dinatrium hidrogen fosfat,
Na2HPO4, larutkan dalam 1000 mL air suling.
c) Larutan penyangga, pH 10,014 (250C) : Timbangkan 2,092 g natrium
hidrogen karbonat, NaHCO3 dan 2,640 g natrium karbonat, Na2CO3,
larutkan dalam 1000 mL air suling.
2) Peralatan
a) pH meter dengan perlengkapannya;
b)

Pengaduk gelas atau magnetik;

c) Gelas piala 250 mL;


d) Kertas tissue;
e) Timbangan analitik; dan
f) Termometer.

3) Persiapan pengujian
a) Lakukan kalibrasi alat pH-meter dengan larutan penyangga sesuai
instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan pengukuran.
b)

Untuk contoh uji yang mempunyai suhu tinggi, kondisikan contoh


uji sampai suhu kamar.

10

4) Prosedur
a) Keringkan dengan kertas tisu selanjutnya bilas elektroda dengan air
suling.
b) Bilas elektroda dengan contoh uji.
c) Celupkan elektroda ke dalam contoh uji sampai pH meter menunjukkan
pembacaan yang tetap.
d) Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.
5) Jaminan mutu
a) Gunakan bahan kimia berkualitas pro analisis (pa).
b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi dan terkalibrasi.
c) Gunakan pH meter yang terkalibrasi
d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
e) Lakukan anal isis segera atau lakukan anal isis di lapangan.
6) Pengendalian mutu
a) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.
b) Buat kartu kendali (control chart) untuk akurasi analisis dengan CRM.
2.6
Fenomena Hujan Asam
2.6.1 Proses terjadinya hujan asam
Hujan asam didefinisikan sebagai segala macam hujan dengan pH
di bawah 5,6. Hujan secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena
karbondioksida (CO2) di udara yang larut dengan air hujan memiliki bentuk
sebagai asam lemah. Jenis asam dalam hujan ini sangat bermanfaat karena
membantu melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan
dan binatang.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor
dalam bahan bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen
membentuk sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Zat-zat ini berdifusi ke
atmosfer dan bereaksi dengan air untuk membentuk asam sulfat dan asam
nitrat yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan. Air hujan yang asam

11

tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan yang
terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman.
Hujan secara alami bersifat asam karena Karbon Dioksida (CO2) di udara
yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral
dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Pada dasarnya

hujan asam disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur

Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan melalui
pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh
dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun
kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan
manusia, misalnya akibat pembakaran bahan bakar fosil (BBF), peleburan
logam dan pembangkit listrik. Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1%
sampai 3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang
tersebut beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara.
Oksida belerang itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O,
1992).
Menurut Soemarwoto O (1992), 50% nitrogen oxides terdapat di atmosfer
secara alami, dan 50% lagi juga terbentuk akibat kegiatan manusia, terutama
akibat pembakaran BBF. Pembakaran BBF mengoksidasi 5-50% nitrogen
dalam batubara ,40-50% nitrogen dalam minyak berat dan 100% nitrogen
dalam mkinyak ringan dan gas.Makin tinggi suhu pembakaran, makin banyak
Nox yang terbentuk. Selain itu NOx juga berasal dari aktifitas jasad renik
yang menggunakan senyawa organik yang mengandung N. Oksida N
merupakan hasil samping aktifitas jasad renik itu. Di dalam tanah pupuk N
yang tidak terserap tumbuhan juga mengalami kimi-fisik dan biologik
sehingga menghasilkan N. Karena itu semakin banyak menggunakan pupuk
N, makin tinggi pula produksi oksida tersebut. Senyawa SO2 dan NOx ini
akan terkumpul di udara dan akan melakukan perjalanan ribuan kilometer di
atsmosfer, disaat mereka bercampur dengan uap air akan membentuk zat asam
sulphuric dan nitric. Disaat terjadinya curah hujan, kabut yang membawa
partikel ini terjadilah hujam asam. Hujan asam juga dapat terbentuk melalui

12

proses kimia dimana gas sulphur dioxide atau sulphur dan nitrogen
mengendap pada logam serta mengering bersama debu atau partikel lainnya.

Gambar 2.1 Proses terjadinya hujan asam


2.6.2 Dampak hujan asam
Secara alami hujan memang bersifat asam dengan pH antara 5,6
sampai 6,2 karena adanya kandungan CO2 di udara. CO2 di udara bereaksi
dengan uap air membentuk asam lemah yaitu asam karbonat (H 2CO3). Namun
keasaman yang disebabkan oleh H2CO3 ini dianggap normal karena jenis asam
ini bermanfaat membantu melarutkan mineral tanah yang dibutuhkan oleh
tumbuhan dan binatang. Berbeda dengan kandungan H2SO4 dan HNO3 yang
merupakan asam kuat yang dapat merusak jaringan hidup. Berikut beberapa
dampak dari hujan asam terhadap lingkungan dan makhluk hidup :
1.

Hujan asam dengan kadar keasaman tinggi dapat menyebabkan gangguan


pernapasan pada manusia. Kabut yang mengandung asam sulfat bersamasama dengan udara terhisap dan masuk ke dalam saluran pernapasan
manusia dapat merusak paru-paru.

2.

Menyebabkan korosi dan merusak bangunan


Hujan asam dapat mempercepat proses korosi. Proses korosi
(perkaratan) dapat terjadi pada beberapa material dari logam. Korosi

13

adalah peristiwa perusakan logam akibat terjadinya reaksi kimia antara


logam dengan lingkungan yang menghasilkan produk yang tidak
diinginkan. Lingkungan tersebut dapat berupa asam, basa, oksigen dalam
udara, oksigen dalam air, atau zat kimia lainnya.
3.

Tumbuhan menjadi layu, kering dan mati


Hujan asam yang larut bersama nutrisi di dalam tanah akan
menyapu kandungan nutrisi dalam tanah sebelum tumbuhan sempat
mempergunakannya untuk tumbuh. Zat kimia beracun seperti aluminium
juga akan terlepas dan bercampur dengan nutrisi. Apabila nutrisi ini
diserap oleh tumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan mempercepat
daun

berguguran,

kemudian

tumbuhan

akan

terserang

penyakit,

kekeringan, dan mati.


4.

Merusak ekosistem perairan


Hujan asam yang jatuh pada danau akan meningkatkan keasaman
danau. Keasaman danau yang meningkat menyebabkan beberapa spesies
biota air mati karena tidak mampu bertahan di lingkungan asam.
Meskipun ada beberapa spesies yang dapat bertahan hidup tetapi karena
rantai makanan terganggu maka spesies tersebut dapat mengalami
kematian pula

2.6.3 Pencegahan Hujan asam


Mengingat dampak hujan asam yang luas, maka perlu dilakukan
upaya pencegahan terbentuknya hujan asam. Upaya pencegahan
terbentuknya hujan asam antara lain :
a.

Menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah


Minyak bumi dan batu bara merupakan sumber bahan bakar utama
di Indonesia. Minyak bumi memiliki kandungan belerang yang tinggi,
untuk mengurangi emisi zat pembentuk asam dapat digunakan gas
alam sebagai sumber bahan bakar. Usaha lain yaitu dengan

14

menggunakan bahan bakar non-belerang seperti methanol, etanol, dan


hidrogen. Namun penggunaan bahan bakar non-belerang ini juga
perlu diperhatikan karena akan membawa dampak pula terhadap
lingkungan.
b. Desulfurisasi

adalah

proses

penghilangan

unsur

belerang.

Desulfurisasi dapat dilakukan pada waktu :


1) Sebelum pembakaran
Kandungan belerang dapat dikurangi saat proses produksi
bahan bakar.

Misalnya, batubara dapat dicuci untuk membersihkan

batubara dari pasir, tanah, dan kotoran lain serta mengurangi kadar
belerang yang berupa pirit sampai 50-90%.
2) Selama pembakaran
Pengendalian pencemaran selama pembakaran dapat dilakukan
sengan Lime Injection in Multiple Burners (LIMB). Caranya dengan
menginjeksikan kapur Ca(OH)2 dalam dapur pembakaran dan suhu
pembakaran diturunkan dengan alat pembakaran khusus. Teknologi
LIMB ini dapat mengurangi emisi SO2 sampai 80% dan NOx 50%.
3) Setelah pembakaran
Teknik pengendalian setelah pembakaran disebut scubbing.
Prinsip teknologi ini adalah mengikat SO 2 dalam gas limbah di
cerobong asap dengan absorben. Dengan cara ini 70-95% SO 2yang
terbentuk dapat diikat.
c.

Mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce)


1) Reduce
Menerapkan prinsip Reduce dapat kamu lakukan dengan
mengurangi penggunaan sumber daya alam. Contohnya dengan
mengurangi penggunaan bahan bakar fosil terutama batu bara dan
minyak bumi. Telah kita ketahui bahwa bahan bakar fosil ini paling
banyak digunakan dalam kegiatan pabrik, transportasi dan pembangkit
listrik. Oleh karena itu cara paling mudah yang dapat kamu lakukan
adalah dengan menghemat listrik, menggunakan angkutan umum atau
bersepeda saat pergi ke sekolah, mengurangi penggunaan plastik.

15

2) Reuse
Dengan memanfaatkan dan menggunakan kembali barang
bekas kamu sudah dapat menerapkan prinsip reuse. Contohnya
memakai kembali botol atau kaleng bekas, menggunakan kotak
makanan yang dapat dipakai kembali saat kamu membeli makanan.
3) Recycle
Jika kamu tidak dapat mengurangi penggunaan suatu barang
dan kamu tidak dapat menggunakan benda itu kembali maka langkah
terbaik yang dapat kamu lakukan adalah dengan melakukan daur ulang
barang tersebut. Barang yang dapat kamu daur ulang antara lain kaca,
kertas, plastik dan logam.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1) Derajat keasaman atau pH merupakan suatu indeks kadar ion hidrogen
(H+) yang mencirikan keseimbangan asam dan basa

16

2) Standar baku mutu kualitas air minum yang dapat dikonsumsi telah
dikeluarkan

pemerintah

melalui

Permenkes

Nomor

492/Menkes/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum.


3) Metode analisis keasaman dalam air menggunakan acuan

SNI 06-

6989.11-2004
3.2 Saran
Perlu adanya pengendalian dan pengawasan kebersihan air oleh
pemerintah di setiap daerah dengan dilakukan pengecekan secara berkala, agar air
dapat diketahui tingkat kelayakan pakainya.

17

DAFTAR PUSTAKA
Odum, E. P. 1971. Fundamental of Ecology. W. B. Sounders Company.
Philadelphia, London.
Pescod, M. B. 1973. Investigation of Rational Effluent and Stream Standard for
Tropical Countries. AIT, London.
Pentingnya Memperhatikan Asam Air, diakses http://www.waterlic.co.id/tag
/makalah-derajat-keasaman-air/ pada tanggal 26 November 2015
Wisnu Arya Wardhana. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan (Edisi Revisi).
Yogyakarta: Penerbit Andi

18

Anda mungkin juga menyukai