Anda di halaman 1dari 37

BAB 3

ERSAMAAN KEADAA

OVERVIEW
Persamaan keadaan adalah persamaan
yang menyatakan hubungan antara
state variable yang menggambarkan
keadaan dari suatu sistem pada kondisi
fisik tertentu
Temperatur
State variable
Tekanan
adalah
Density
Property dari
Enthalpy
sistem yang
Entropy
hanya
Kapasitas Panas
tergantung
Energi bebas Gibbs
pada keadaan
Fugasitas
sistem saat ini,

GAS IDEAL
HUKUM BOYLE
(1662)
Merkuri ditambahkan,
volume gas diukur
dengan teliti
Tekanan diukur
berdasarkan beda
permukaan merkuri
PV =
konstan

HUKUM CHARLES DAN GAYLUSSAC (1787)

V1 V2

T1 T2

Pada tahun1834 mile Clapeyron


menggabungkan Hukum Boyle dan
Hukum Charles menjadi:
Hukum Gas Ideal.
PV RT

Asums
i:

Molekul/atom gas
identik dan tidak
menempati ruang
Tidak ada gaya antar
molekul

Molekul/atom
penyusunnya
menabrak dinding
wadah dengan
Keberlakuan:
P0
tabrakan (P
yang
elastis
< 1,5
bar)
sempurna

25.0

20.0

15.0
P (bar)
10.0

5.0

0.0

50

100

150

V (l/mol)

200

250

300

GAS NYATA
P
D
liquid
C

liquid +
vapor

bubble
point

dew
point
B
vapor
A
V

Perbedaan antara gas ideal dan gas nyata


Pideal gas > Preal
gas

Vreal, empty = Vcontainer Vmolecule

Perlu faktor koreksi untuk membandingkan


Gas nyata dan gas ideal

Copressilbility factor (Z)

Definisi compressibility factor

Volume gas ideal

Persamaan keadaan gas nyata

V
Z
Videal

RT
Videal
P

PV ZRT

PERSAMAAN VIRIAL

P
Pc

P > 1,5 bar


C

T > Tc
T = Tc
T1 < Tc
T2 < Tc
Vc

Jarak antar
atom <<
Interaksi >>
Gas Ideal
tidak berlaku

Sepanjang garis isotermal T1: P >> V <<


(Contoh untuk steam pada temperatur 200C)
P (bar)

V (m3/kg)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

2.1724
1.0805
0.7164
0.5343
0.4250
0.3521
0.3000
0.260881
0.230421
0.206022
0.186029
0.169339
0.155187
0.143025
0.132454

16
14
12
10

P (bar)

8
6
4
2
0
0.0

0.5

1.0

1.5

V (m3/kg)

2.0

2.5

PV

2.17243
2.16096
2.149272
2.137336
2.12516
2.112726
2.100028
2.087048
2.073789
2.06022
2.046319
2.032068
2.017431
2.00235
1.98681

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

16
14
12

f(x) = - 65.37x^2 + 196.53x - 117.41


R = 1

10

PV

8
6
4
2
0
1.95

2.05

2.1

2.15

2.2

Pada contoh di atas:


PV = 117,4 + 196,5 P 65,37 P2

Secara umum:
PV = a + bP + cP2 +
Jika b aB, c aC, dst, maka
PV = a (1 + BP + CP2 + . . . )

PV
Z
RT

Compressibility
factor
Persamaan
virial:
Bentuk lain:

Untuk gas
ideal:

Z = 1 + BP + CP2 + DP3 + .
B C D
Z 1 2 3 ...
V V V
PV = RT

Z=1

UNIVERSAL GAS
CONSTANT
T = 273,16 K
(Triple point air)
PV (l bar mol-1)

H2
N2
Udara

(PV)t* = 22,7118 l bar mol-1

O2

45
40
35

(PV)* (bar l/mol)

30

Slope = 0,083145
25
R = 0,083145 bar l mol-1 K-1
20
200 300 400 500 600

T (K)

CONTOH SOAL
Diketahui koefisien virial untuk uap
isopropanol pada 200C:
B = 388 cm3 mol1 C = 26.000 cm6
mol2
Hitung Z dan V dari uap isopropanol
pada 200C dan 10 bar dengan
menggunakan
persamaan
sbb.:
Persamaan keadaan gas ideal
Persamaan keadaan virial dengan 2 suku
Persamaan keadaan virial dengan 3 suku

PENYELESAIAN

T = 200C = 473,15K
R = 83,14 cm3 bar mol1 K1

a) Persamaan gas ideal


Z=1
RT 83,14 473
,15
V

3.934cm3 mol1
P
10

a) Persamaan virial 2 suku


PV
BP
Z
1
RT
RT

10 3.546
PV
Z

0,9014
RT 83,14 473
,15
83,14 473,15
RT
V
B
388 3.546cm3 mol1
P
10

a) Persamaan virial 3 suku


PV
B C
Z
1 2
RT
V V
RT
B C
V
1 2
P
V V

Persamaan diselesaikan secara iteratif.


RT
B C
1 2
Vi1
P
Vi Vi

RT
B C
1 2
Iterasi 1: V1
P
V0 V0

gai tebakan awal digunakan V0 = Vgas ideal = 3.9


388 26.000

V1 3.934 1

2 3.539
3.934 3.934

RT
B C
1 2
Iterasi 2: V2
P
V1 V1
388 26.000

V2 3.934 1

2 3.495
3.539 3.539

diteruskan sampai selisih antara Vi+1 Vi sang


h iterasi ke 5 diperoleh hasil : V = 3.488 cm3 m
Z = 0,8866

RSAMAAN KEADAAN KUBIK: VAN DER WA


Terobosan
van der Waals
baru
(1873): pengusul
terhadap
pertama
pers. gas
persamaan
ideal
keadaan kubik
Molekul dipandang sebagai partikel
yang memiliki volume, sehingga V tidak
boleh kurang dari suatu konstanta V
diganti dengan (V b)
Pada jarak tertentu molekul saling
berinteraksi mempengaruhi tekanan,
2
P a (P
P diganti dengan
+
a/V
)

RT

2
V

RT a
P
2
V b V

P a V b RT

2
V

Kondisi kritikalitas:
2


2
V V

0
Tc ,Pc

erivat parsial pertama dari P terhadap V

RT
2a

2 3
V b V
T

erivat parsial kedua dari P terhadap V

2P

2
V

2RT 6a

3 4
V b V
T

ada titik kritis, kedua derivat sama dengan nol

RTc
2a

2 3 0
Vc b Vc
2RTc
6a
3 4 0
Vc b Vc

27R2Tc2
R2Tc2
a
a
64 Pc
Pc
1 RTc
RTc
b
b
8 Pc
Pc

da 2 persamaan dengan 2 bilangan anu (a dan

Mengapa disebut persamaan kubik?

RT a
P
2
V b V
Samakan penyebut ruas kanan:
RTV2 a V b
P
V2 V b
Kalikan dengan V2 (V b):
PV2 (V b) = RTV2 a (V b)
RT 2 a
ab

V b
V V 0
P
P

P
3

V1

Vliq

V2

V3

Vvap

ika dikalikan dengan (P/RT)3:


Z3

bP 2 aP
abP2
1
Z 2 2 Z
30
RT
RT
RT

Z3 1 B Z2 AZ AB 0
dengan:

2 2
R Tc

aP
P
Pr

2 2 a 2
A 2 2 a
Pc R T
RT
Tr
bP
RTc P
Pr

B
b
b
RT
Pc RT
Tr

PERSAMAAN KEADAAN REDLICH-KWONG


Redlich & Kwong (1949)
mengusulkan perbaikan untuk pers.
kubik
Persamaan RK
ini lainnya
cukup akurat untuk
prediksi sifat-sifat gas untuk kondisi:
P T

Pc 2Tc
RT
a
P
0,5
V b T V V b

R2Tc2,5
a 0,42748
Pc
RTc
b 0,08662
Pc

entuk kubik (dalam Z) dari persamaan RK:


2

Z Z A B B Z AB 0
3

dengan:
Pr
A a 2.5
Tr
Pr
B b
Tr

RSAMAAN KEADAAN SOAVE-REDLICH-KWO


Soave (1972)mengusulkan perbaikan pers. RK

RT
a
P

V b V V b
R2Tc2
a 0,42748
Pc

RTc
b 0,08662
Pc

1 0,48508
1,55171
0,15613

2

1 Tr0,5

Untuk
H2 : 1,202exp 0,30288
Tr
T
Tr
Tc

entuk kubik (dalam Z) dari persamaan SRK:


2

Z Z A B B Z AB 0
3

dengan:

Pr
A a 2
Tr
Pr
B b
Tr

PERSAMAAN KEADAAN PENG-ROBINSON


Peng & Robinson (1976): mengusulkan
persamaan yang lebih baik untuk
memenuhi tujuan-tujuan:
1.Parameter-parameter yang ada harus dapat
dinyatakan dalam sifat kritis dan faktor
asentrik.
2.Model harus bisa memprediksi berbagai
macam property di sekitar titik kritis,
terutama untuk perhitungan faktor
kompresibilitas dan density cairan.
3.Mixing rule harus menggunakan satu binary
interaction parameter yang tidak tergantung
pada T, P, dan komposisi.

RT
a
P
2
V b V 2bV b2
(12)

2 2
R Tc

a 0,45724
Pc

RTc
b 0,07780
Pc

1 0,37464
1,54226
0,2699

T
Tr
Tc

1 Tr0,5

entuk kubik (dalam Z) dari persamaan PR:

Z3 1 B Z2 A 2B 3B2 Z AB B2 B3 0
dengan:

Pr
A a 2
Tr
Pr
B b
Tr

Anda mungkin juga menyukai