Anda di halaman 1dari 10

STUDI PERENCANAAN TANGGUL DI SUNGAI CIKEAS

KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

Yuta Ibnu Yudistira1, Very Dermawan2, Linda Prasetyorini2


1
Mahasiswa Teknik Pengairan, 2 Dosen Teknik Pengairan
yutaibnu59@gmail.com, , veryderma@yahoo.com, linda.wre03@gmail.com

ABSTRAK
Banjir besar yang terjadi setiap tahun akibat meluapnya Sungai Cikeas, mengakibatkan kerusakan
sarana fasilitas umum, kebun, sawah, daerah pemukiman dan jalan khususnya di Kabupaten Bogor , Provinsi
Jawa Barat.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kapasitas sungai Cikeas masih mampu untuk
menampung debit dominan (Q2th) sebesar 50,589 m3/dt sepanjang 14 km pada daerah hilir sungai Cikeas (CK
114-396) karena pada daerah tersebut merupakan pemukiman yang padat penduduk sehingga perlu
diamankan dari bahaya banjir. Untuk rencana pengendali banjir, analisa profil aliran dilakukan dengan
menggunakan paket program HEC-RAS 4.1.0. Berdasarkan analisa hidrologi dan hidrolika tersebut dapat
diketahui bahwa daerah hilir hampir semua patok mengalami banjir, sedangkan di daerah hulu hanya
beberapa patok yang mengalami banjir. Oleh sebab itu pusat kajian dilakukan di daerah hilir sungai.
Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan maka dilakukan pembangunan Tanggul untuk
mengendalikan masalah banjir di Sungai Cikeas. Tanggul direncanakan dengan ketinggian bervariasi antara
1-2 meter dengan pertimbangan ketinggian banjir yang terjadi ditambah dengan tinggi jagaan setinggi 0,6
meter.
Untuk mengetahui dimensi tanggul yang direncanakan aman, maka diperlukan suatu perhitungan
kestabilan lereng. Dalam kajian ini perhitungan stabilitas lereng tanggul menggunakan program Geoslope
Versi Studi. Dengan adanya upaya pengendalian banjir berupa pembuatan tanggul setinggi 2 meter dengan
kemiringan lereng 1:2, maka dari hasil running program HEC-RAS dapat diketahui bahwa Sungai Cikeas
mampu menampung debit banjir dengan kala ulang 2 tahun sebesar 50,589 m3/dt dan debit banjir dengan kala
ulang 25 tahun sebesar 89,464 m3/dt.
Kata Kunci: Banjir, Sungai, Tanggul.

ABSTRACT
Large floods that occur every year due to overflowing Cikeas river, resulting in damage of public
facilities, gardens, fields, residential areas and roads, especially in Bogor Regency, West Java Province.
This study aims to determine whether the capacity of the Cikeas river still able to accommodate the
dominant discharge (Q2) of 50,589 m3/s over 14 km in the downstream river Cikeas (CK 114-396) because
the area is so densely populated residential that needs to be safeguarded from flooding. For flood control
plan, the flow profile analysis performed using HEC-RAS program package 4.1.0. Based on the analysis of
hydrology and hydraulics, it is known that almost all section on downstream was flooded, while in the
upstream region just a few section flooding. Therefore, studies conducted in the river downstream river.
Based on the analysis that has been done it was decided to construct an embankment to control in
Cikeas River.the embankment is planned with various height between 1-2 metres considering the flood heigt
then added with 0,6 metres for freeboard.
To ensure safety of the embankment dimension that has been planned, then it is needed to analyze the
embankment slope stability.the embankment slope stability analysis in this study is using Geoslope Study
Version Program.from HECRAS analysis,it is concluded that the Cikeas river with the 2 metres height
embankment costruction and 1:2 slope factor,is able to accomodate the Q2 flood discharge in the amount of
50,589 m3 /s and Q25 flood discharge in the amount of 89.464 m3 /s.
Keywords: Flood, River, Embankment.

1. PENDAHULUAN
Banjir yang hampir setiap tahun terjadi akibat dari meluapnya Sungai Cikeas
menyebabkan kerugian kepada penduduk yang tinggal di sekitar Sungai
Cikeas. Ada beberapa faktor penyebab
terjadinya banjir, diantaranya adalah:
lokasi daerah yang berada di dataran rendah dan hampir rata dengan elevasi permukaan air laut, lokasi daerah yang merupakan dataran banjir dari pertemuan
beberapa sungai, pengaruh pasang air
laut, terjadinya sedimentasi menyebabkan
naiknya muka air sungai pada waktu
banjir.
Berkaitan dengan upaya untuk mengendalikan masalah banjir di Sungai
Cikeas, salah satu upaya yang dapat
dilakukan adalah usaha pembangunan
Tanggul untuk menanggulangi luapan
debit banjir dari Sungai Cikeas sehingga
muka air sungai pada saat terjadi debit
banjir tidak meluap dan menimbulkan
kerugian bagi masyarakat di sekitar
sungai.
Tujuan dari studi ini adalah untuk
merencanakan Tanggul pada Sungai
Cikeas dengan langkah awal melakukan
analisis hidrologi, analisis morfologi dan
aliran
Sungai
Cikeas
kemudian
melakukan perencanaan dimensi tanggul
berdasarkan analisis sebelumnya.
2.KAJIAN PUSTAKA
2.1.Analisa Hidrologi
Dalam analisis data hujan sering
dijumpai adanya data yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan dan atau tidak
lengkapnya data. Hal ini disebabkan oleh
berbagai sebab, yaitu kerusakan alat,
kelalaian petugas, data rusak sehingga
tidak dapat terbaca dan data hilang. Bila
hilangnya seri data hujan tersebut hanya
satu atau dua hari kemungkinan tidak
akan berpengaruh pada analisis. Tetapi
sebaliknya bila data yang hilang tersebut

panjang maka akan banyak menimbulkan


kesulitan dalam analisis.
Selanjutnya uji konsistensi dilakukan
menggunakan analisa kurva massa ganda.
Setelah pengujian konsistensi dilakukan,
maka perhitungaan selanjutnya adalah
menghitung rerata curah hujan.Persamaan yang digunakan adalah metode
rata-rata aljabar (Sosrodarsono,2003):
n

dengan:
R

R1 R2 ...................Rn

= curah hujan rerata daerah (mm)


n
= jumlah titik-titik (pospos) pengamatan
R1,R2,...,Rn = curah hujan di tiap titik
pengamatan (mm)
Perhitungan rerata curah hujan diperlukan untuk mendapatkan nilai koefisien
kepencengan (Cs), koefisien kepuncakan
(Ck), dan koefisien keseragaman (Cv).
Penentuan curah hujan rancangan dengan periode ulang tertentu dihitung dengan menggunakan analisis frekuensi dalam hal ini dengan menggunakan metode
Log Pearson Type III. Untuk menguji
diterima atau tidaknya distribusi, maka
dilakukan pengujian simpangan horizontal yakni uji Smirnov Kolmogorov dan
pengujian simpangan vertikal, yakni Chi
Square.
2.2.Analisa Debit Banjir Rancangan
Berdasarkan hasil pengamatan data
sebaran hujan di Indonesia, hujan terpusat
di Indonesia berkisar antara 4-7 jam, maka dalam perhitungan ini diasumsikan
hujan terpusat maksimum adalah 6
(enam) jam sehari. Untuk mengetahui sebaran hujan jam-jaman digunakan Kurva
IDF (Intensitas Durasi Frekuensi) dengan
metode Mononobe (Triatmodjo, 2010):

It= intensitas hujan jam-jaman (mm/jam)


R= curah hujan rancangan (mm/hari)
T= waktu hujan efektif (menit)
a. Hidrograf Banjir Rancangan Satuan
Sintetik Nakayasu
Untuk memperkirakan debit banjir
yang akan terjadi dapat dilakukan analisis
Rainfall (Runoff Model) dengan metode
Nakayasu. Persamaan umum hidrograf
satuan sintetik Nakayasu adalah sebagai
berikut (Soemarto,1987):
QP

A * Ro
3,6 * ( 0,3 * TP T0.3 )

dengan:
QP
= debit puncak banjir (m3/det),
R0
= hujan satuan (mm),
TP
= tenggang waktu dari permulaan
hujan sampai puncak banjir
(jam)
T0,3
= waktu yang diperlukan oleh
penurunan debit, dari debit
puncak sampai menjadi 30 %
dari debit puncak.
Bagian lengkung naik (rising limb)
hidrograf satuan mempunyai persamaan:

t
Qa QP
TP

2.4

dengan:
Qa
= limpasan sebelum mencapai
debit puncak (m3/dtk),
T
= waktu,
Qp
= debit puncak (m3/dtk)
Bagian lengkung turun (decreasing limb)
Untuk, Qd > Qp
t TP

Qd QP T0.3
Untuk,Qp > Qd > Qp
t TP 0,5T0.3

Qd QP 1,5T0.3
Untuk, Qp > Qd

t TP 1.5T0.3

Qd QP 2T0.3
T0.3 = . Tg

dengan ketentuan:
- untuk daerah pengaliran biasa = 2,
- untuk bagian naik hidrograf yang
lambat dan bagian menurun yang
cepat = 1,5
- untuk bagian naik hidrograf yang
cepat dan bagian menurun yang
lambat = 3.
Tenggang waktu,
Tp = tg + 0,8 tr
Untuk:
L < 15 km
tg = 0,21 L0.7
L > 15 km
tg = 0,4 + 0,058 L
dengan:
L
= panjang sungai (km),
Tg
= waktu konsentrasi (jam),
tr
= 0,5 tg sampai tg.
b. Koefisien Pengaliran
Koefisien pengaliran adalah suatu
variabel yang didasarkan pada kondisi
daerah pengaliran dan karakteristik hujan
yang jatuh di daerah tersebut. Adapun
kondisi dan karakteristik yang dimaksud
adalah:

Keadaan hujan
Luas dan daerah aliran
Kemiringan daerah aliran dan
kemiringan dasar sungai
Daya infiltrasi dan perkolasi tanah
Kelembaban tanah
Suhu udara, angin dan evaporasi
Tata guna lahan
c. Hidrograf Banjir Rancangan
Dari hasil perhitungan hidrograf satuan akan didapat suatu bentuk satuan hidrograf yang mendekati dengan sifat
aliran banjir sungai yang ada, yang selanjutnya hidrograf banjir untuk berbagai
kala ulang dapat dihitung dengan mempergunakan persamaan-persamaan yang
ada pada salah satu metode yang sesuai
tersebut di atas.
Hidrograf banjir untuk berbagai kala
ulang dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut (Harto,1993).

Qk = U1Ri + U2Ri-1 + U3Ri-2 + .. +


UnRi-n+1 + Bf
dengan :
Qk = Ordinat hidrograf banjir pada jam
ke k
Un = Ordinat hidrograf satuan
Ri = Hujan netto (efektif) pada jam ke
I
Bf = Aliran dasar (base flow)
2.3.Analisa Profil Aliran
Elevasi muka air pada alur sungai
perlu dianalisis untuk mengetahui pada
bagian manakah terjadi luapan pada alur
sungai, sehingga dapat ditentukan dimensi untuk perbaikan sungai. Dalam menganalisis kondisi sungai tersebut dapat
digunakan program HEC-RAS 4.1.0 yang
dikeluarkan oleh U.S. Army Corps of
Engineers. Program HEC-RAS sendiri
dikembangkan oleh The Hydrologic
Engineer Centre (HEC), yang merupakan
bagian dari oleh U.S. Army Corps of
Engineers.
Pada program HEC-RAS 4.1.0
menggunakan pengaturan data dimana
dengan data geometri yang sama bisa dilakukan kalkulasi data aliran yang berbeda-beda, begitu juga dengan sebaliknya. Data geometri terdiri dari lay-out
permodelan disertai cross section un-tuk
saluran-saluran yang dijadikan model.
Data aliran ditempatkan terpisah dari data
geometri. Data aliran bisa dipakai salah
satu antara data aliran tunak (steady) atau
data aliran tak tunak (unsteady). Dalam
masing-masing data aliran tersebut harus
terdapat boundary condition dan initial
condition yang sesuai agar permodelan
dapat dijalankan. Selanjutnya bisa dilakukan kalkulasi dengan membuat skenario simulasi. Skenario simulasi harus
terdiri dari satu data geometri dan satu
data aliran.
Pada software HEC-RAS ini, dapat
ditelusuri kondisi air sungai dalam pengaruh hidrologi dan hidrolikanya, serta
penanganan sungai lebih lanjut sesuai

kebutuhan. Dari hasil analisa tersebut dapat diketahui ketinggian muka air dan
limpasan apabila kapasitas tampungan sungai tidak mencukupi.
2.4.Tanggul
Tanggul merupakan bangunan
yang berada diantara aliran sungai yang
bertujuan untuk menahan aliran air
sungai agar tidak menuju ke wilayah
permukiman atuapun lahan yang tidak
memerlukan pengaliran air sungai.
Tinggi tanggul akan ditentukan
berdasarkan tinggi muka air rencana pada
kala ulang 25 tahun dengan penambahan
jagaan yang diperlukan. Jagaan adalah
tinggi tambahan dari tinggi muka air
rencana dimana air tidak diijinkan
melimpah,Ketentuan
tinggi
jagaan
tanggul:
No
1
2
3
4
5
6

Debit Banjir Rencana


(m3/dt)
Kurang dari 200
200-500
500-2000
2000-5000
5000-10000
10000 atau lebih

Jagaan
(m)
0.6
0.8
1.0
1.2
1.5
2.0

Sumber : Sosrodarsono, 1985:88

Gambar 1. Bagian-Bagian Tanggul


Berikut merupakan lebar standar
mercu tanggul berdasarkan debit banjir
rencana.
Debit Banjir Rencana
Lebar Mercu
(m3/dt)
(m)
1
Kurang dari 500
3.0
2
500-2000
4.0
3
2000-5000
5.0
4
5000-10000
6.0
5
10000 atau lebih
7.0
Sumber : Sosrodarsono, 1985:88
No

Bahan yang sangat cocok untuk


pembangunan tanggul adalah tanah

dengan karakteristika sebagai berikut


(Sosrodarsono, 1985: 90):
- Dalam keadaan jenuh air mampu
bertahan terhadap gejala gelincir dan
longsor.
- Pada waktu banjir yang lama tidak
rembes atau bocor.
- Penggalian, sarana transportasi dan
proses pemadatannya mudah.
- Tidak terjadi retak-retak yang dapat
membahayakan kestabilan tubuh
tanggul.
- Bebas dari bahan-bahan organis,
seperti akar-akaran, pohon-pohonan
dan rumput-rumputan.
Tanah selalu mempunyai peranan
penting pada suatu lokasi pekerjaan
konstruksi. Bahan tanah urugan untuk
tanggul dapat memanfaatkan tanah-tanah
sekitar bantaran sungai-sungai yang akan
dibangun tanggul, yang pada umumnya
berupa lempung kelanauan dengan
plastisitas tinggi. Beberapa parameter
tanah yang dibutuhkan untuk menghitung
daya dukung dan kestabilan lereng antara
lain berat isi tanah, kohesi, dan sudut
geser dalam.
3.METODOLOGI
3.1.Lokasi Daerah Studi
Sungai Cikeas memiliki Luas DAS
sebesar 131,956 km2 dan memiliki
panjang 87,144 Km dari hilir ke
hulu.Wilayah yang dilalui Sungai Cikeas
meliputi Kec. Jatiasih, Kec Jatisampurna,
Kec. Gunung Putri, Kec.Citeureup, Kec.
Kota Bogor Utama, Kec. Sukaraja, dan
Kec. Babakan Madang. Lokasi yang
diambil untuk perencanaan tanggul
sepanjang 14 Km dari Sungai Cikeas
yang melewati 3 Kecamatan yaitu Kec.
Jatiasih dan Kec. Jatisampurna yang
berada di wilayah Kota Bekasi dan Kec.
Gunung Putri yang berada di wilayah
Kabupaten Bogor. DAS Cikeas terletak
pada zona II dan III yaitu daerah dataran
rendah dan sedang dimana merupakan
daerah rawan banjir, selain dibeberapa

tempat merupakan daerah cekungan. Perbaikan alur sungai ini direncanakan mulai
Patok 396 (hulu) sampai dengan Patok
114 (hilir) dengan jarak tiap antar patok
rata-rata antara 30-50 m.

Gambar 2. Peta Lokasi sungai Cikeas


3.2.Data Pendukung Kajian
Dalam penanganan masalah banjir
diperlukan beberapa data-data sekunder
yang meliputi:
Data hujan dari stasiun pengamatan
yang berpengaruh terhadap lokasi
studi. Dalam lingkup studi ini
mengggunakan data dari dua Stasiun
Hujan yaitu, Cibinong, Katulampa.
Data hujan yang dipakai adalah
sebanyak 10 tahun tersebar di wilayah
DAS Cikeas.
Peta lokasi stasiun hujan yang dipakai.
Peta rupa bumi bersistem dengan skala
1 : 25.000 dari Bakosurtanal yang
mencakup Daerah Aliran Sungai
(DAS) Sungai Cikeas. Lembar yang
dipakai adalah : 1209-424 Pondok
Gede, 1209-422 Gunung Putri, 1209531 Bekasi, 1209-442 Pulo Gadung.
Data-data lain, seperti peta situasi
(eksisting) hasil pengukuran terdahulu
dari pihak pengguna jasa dan data-data

penunjang lainnya yang terkait dengan


studi ini,
Data peta genangan banjir yang pernah
terjadi.
3.3.Langkah-langkah Pengerjaan Studi
Adapun langkah-langkah dalam studi
ini secara garis besar adalah:
1. Perhitungan curah hujan rerata daerah
maksimum dengan metode rerata aritmatik.
2. Menghitung curah hujan rancangan
dengan menggunakan distribusi Log
Pearson Tipe III.
3. Untuk mengetahui kebenaran hipotesa
distribusi frekuensi yang digunakan
maka dilakukan uji kesesuaian distribusi frekuensi dengan metode ChiSquare dan Smirnov-Kolmogorov.
4. Menghitung hujan efektif jan-jaman
dengan rumus Mononobe.
5. Menghitung debit banjir rancangan
dengan metode HSS Nakayasu
6. Melakukan analisa profil aliran sungai
dengan bantuan program HEC-RAS
4.1.0 Dari program ini dapat diketahui
kapasitas tampungan sungai serta titiktitik kritis dimana terjadi luapan
sehingga mengakibatkan banjir.
7. Merencanakan bangunan pengendali
banjir berupa Tanggul di sepanjang
patok yang mengalami luapan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Curah Hujan
Setelah dilakukan pengujian serta
penghitungan data curah hujan maka diperoleh menggunakan Metode Poligon
Thiessen.adapun
metode
polygon
thiessen ini menggunakan dua stasiun
hujan yaitu stasiun hujan Cibinong dan
Katulampa.
Tabel 1. Rekapitulasi Curah Hujan Rerata
Daerah Harian Maksimum Tahunan.

No.

Tahun

1
2
3
4
5
6
7
8
9

2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010

Tinggi Curah
Hujan
(mm/hari)
47.70
23.61
28.16
42.36
27.04
58.61
36.60
27.82
33.76

10
2011
37.35
Sumber : Hasil Perhitungan
Data hidrologi berupa data curah hujan daerah maksimum tahunan yang telah dihitung sebelumnya akan digunakan
untuk memperkirakan berapa besarnya
debit banjir rancangan Sungai Cikeas.
Tabel

2.

Tr

P (%)

Perhitungan Curah Hujan


Rancangan Metode Log
Pearson Type III
G

(1)
(2)
(3)
1,0
99,01
-1,59
1
2
50
-0,16
5
20
0,76
10
10
1,34
20
5
1,81
25
4
2,04
50
2
2,54
100
1
3,02
Sumber : Perhitungan

(4)

X rancangan
(mm/har
i)
(5)

1,33

21,60

1,50
1,61
1,68
1,73
1,76
1,82
1,87

31,71
40,65
47,55
53,94
57,46
65,72
74,79

Log
X

4.2.Uji Kesesuaian Distribusi


Frekuensi
Pemeriksaan uji kesesuaian ini dimaksudkan untuk mengetahui suatu kebenaran hipotesa distribusi frekuensi. Dengan pemeriksaan uji ini akan diketahui :

a. Kebenaran antara hasil pengamatan


dengan model distribusi yang diharapkan atau diperoleh secara teoritis.
b. Kebenaran hipotesa (diterima/ditolak).
a. Uji Smirnov Kolmogorof
Dari
perhitungan
yang
telah
dilakukan, diperoleh nilai Pmax = 16,9 %
. Untuk 5 % dan n = 10, pada tabel nilai
kritis untuk uji Smirnov Kolmogorov
diperoleh Pcr = 0,409 = 41%. Karena
Pmax<Pcr, maka distribusinya diterima.
b. Uji Chi-Square
Dari
perhitungan
yang
telah
dilakukan, diperoleh nilai
X2 hitung =
3,600. Untuk = 5 % dan DK = 1, pada
tabel nilai kritis untuk uji Chi-Square
diperoleh X2cr = 3,940. Karena X2 hitung <
X2 cr, maka hipotesanya diterima.
4.3.Distribusi Hujan dan Kurva IDF
dengan Metode Mononobe
Berdasarkan hasil pengamatan data
sebaran hujan di Indonesia, hujan terpusat
di Indonesia berkisar antara 4 - 7 jam,
maka dalam perhitungan ini diasumsikan
hujan terpusat maksimum adalah 6
(enam) jam sehari. Untuk mengetahui
sebaran hujan jam-jaman digunakan
Kurva IDF (Intensitas Durasi Frekuensi)
dengan Metode Mononobe (Triatmojo,
2010).

masukan pada software HEC-RAS


digunakan metode Nakayasu, Berikut
Rekapitulasi Debit Banjir Rancangan
HSS Nakayasu
Tr

Q (m3/detik)

1.01

35.842

50.958

64.327

10

74.643

20

84.209

25

89.464

50

101.822

100

115.383

Sumber : Hasil Perhitungan


4.5.Analisis Hidrolika
Analisis mengenai hidrolika digunakan
untuk mengetahui profil aliran sungai dan
merencanakan dimensi saluran banjir.
Pada studi ini analisis profil aliran sungai
menggunakan software HEC-RAS 4.1.0
4.6.Hasil Running HEC-RAS
Dari hasil running HEC-RAS dapat
diketahui ketinggian muka air sungai
Cikeas dan tinggi limpasan muka air pada
sungai jika kapasitas tampungan sungai
tersebut tidak mencukupi.

Tabel 3. Hujan Jam-jaman Kurva IDF


dengan Metode Mononobe

Sumber : Hasil Perhitungan


4.4.Perhitungan Debit Banjir
Rancangan
Untuk menentukan besarnya debit
banjir rancangan yang akan dijadikan

Gambar 4. Tinggi limpasan dipatok 142


dengan Q25
Sumber : Analisis HEC-RAS
Dari hasil running program HECRAS dapat diketahui bahwa dengan debit
kala ulang 25 tahun hampir di sepanjang
penampang aliran sungai Cikeas terjadi
luapan. Hal tersebut ditunjukkan oleh

Gambar 5 dimana kapasitas sungai sudah


tidak mampu lagi menampung debit banjir dengan kala ulang tersebut.
Hidrolika skripsi yuta eksisiting

P lan: coba yuta tanggul

8/18/2014

Kali Cikeas 1
60

Legend
WS Q 100
WS Q 50

55

4.8.Kondisi Sungai Setelah


Direncanakan Tanggul
Setelah direncanakan Tanggul di
bagian-bagian yang mengalami luapan di
sungai Cikeas

WS Q25
Ground
LOB
ROB

50

Left Levee

Elevation (m)

Right Levee
45

40

35

30

25

20
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Main Channel Distance (m)

Gambar 5. Potongan Memanjang Sungai


Sebelum Direncanakan Tanggul
Sumber : Analisis HEC-RAS
Gambar 7. Kondisi Patok 142 Sebelum
direncanakan Tanggul
Sumber: Analisis HEC-RAS

4.7.Perencanaan Tanggul
Sebelum merencanakan tanggul
terlebih dahulu harus diperhatikan dengan
teliti situasi sungai, sehingga dalam
perencanaan pembuatan tanggul terutama
penempatan tanggul akan sesuai dengan
situasi sungai sesungguhnya dan juga
tidak mengganggu masyarakat sekitar.
Adapun Dasar perencanaan Tanggul
Sebagai berikut:
1. Debit
: Q 50 th
rencana
2.
: Urugan tanah
3. Bahan : Bervariatif antara 1-2
Tinggi
m ( el.muka air rencana
tanggul
+ tinggi jagaan)

Gambar 8. Kondisi Patok 142 Setelah


direncanakan Tanggul
Sumber: Analisis HEC-RAS
Hidrolika skripsi yuta eksisiting

P lan: coba yuta tanggul

8/18/2014

Kali Cikeas 1
60

Legend
WS Q 100
WS Q 50

55

WS Q25
Ground

1/3 tinggi muka air

LOB
ROB
Left Levee
Right Levee

Elevation (m)

Tinggi
4.
jagaan

50

45

40

35

30

25

20
0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

Main Channel Distance (m)

Gambar 9. Kondisi Sungai Cikeas


Setelah direncanakan Tanggul
Sumber: Analisis HEC-RAS

Gambar 6. Gambar Tanggul Yang


direncanakan

4.8.Stabilitas Tanggul
Tanah selalu mempunyai peranan
penting pada suatu lokasi pekerjaan
konstruksi. Bahan tanah urugan untuk
tanggul dapat memanfaatkan tanah-tanah
sekitar bantaran sungai-sungai yang akan
dibangun tanggul, Jenis Tanah sungai

Cikeas berupa lempung kelanauandengan


plastisitas tinggi.
Parameter tanah yang dibutuhkan
untuk menghitung daya dukung dan
kestabilan lereng adalah sebagai berikut
Tabel 4. Parameter Tanah untuk
perhitungan Stabilitas
No
1
2
3
4

Parameter
sat
1.929
dry
1.492
Kohesi (C)
0.321
Sudut Geser Dalam () 1750'18"

Material Timbunan
g/cm
=
18.918
g/cm
=
14.632
kg/cm
=
31.479

=
17.8

kN/m
kN/m
kPa

Untuk perhitungan
stabilitas
lereng tanggul digunakan program
geoslope versi studi yang dalam
perhitungannya menggunakan metode
Fellenius Hasil perhitungan nilai
keamanan minimum (safety factor)
tanggul kiri pada patok 142 dapat adalah
sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Analisa Geo Slope 2007
No
1
2
3
4

Kondisi
Hulu Kosong
Hulu Banjir
Hilir Kosong
Hilir Banjir

Tanpa Gempa
SF
SF Kritis
1.5
1.822
1.5
1.648
1.5
1.989
1.5
1.511

Kondisi
Hulu Kosong
Hulu Banjir
Hilir Kosong
Hilir Banjir

Kondisi Gempa
SF
SF Kritis
1.1
1.41
1.1
1.125
1.1
1.518
1.1
1.153

Keterangan
Aman
Aman
Aman
Aman

210-213,218,231,258,255,257
262,282,313,315.
b.Kanan :
117-141,151,170,171,196,197,210,
218,141,244,247,286,353
2. Berdasarkan analisa yang dilakukan
perencanaan Tanggul direncanakan:
a. Pembuatan tanggul di sebelah kiri
direncanakan dengan tinggi yang
bervariatif antara 1-2 meter.tanggul
tertinggi adalah 2 meter dan terletak
pada patok 142.

b. Pembuatan

tanggul

Kanan

direncanakan
dengan
tinggi
bervariatif antara 1-1,73 meter
dengan tinggi tanggul tertinggi
adalah 1,73 meter dan terletak pada
patok 286.

3. Setelah
dilakukan
upaya
pengendalian
banjir
seperti
pembuatan tanggul, maka kapasitas
tampungan Sungai Cikeas mampu
menampung debit sampai dengan kala
ulang 50 tahun.
6.DAFTAR PUSTAKA

No
1
2
3
4

Keterangan
Aman
Aman
Aman
Aman

5.Kesimpulan
Berdasarkan analisa yang telah
dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada kondisi eksisting hilir Sungai
Cikeas banyak patok yang mengalami
limpasan akibat tidak mampu
menampung debit banjir.perencanaan
digunakan debit dengan kala ulang 50
tahun.pada debit ini patok di yang
mengalami luapan akibat tidak
mampunya menampung debit yaitu:
a.Kiri :
114-118,120,121,125,129,132,
135-136,142-143,147-151,169171,174,184-188,198,203,207

Anonim. 2010. Hydraulic Reference


Manual
HEC-RAS
4.1.0.
California: U.S. Army Corps of
Engineers.
Harto Br, Sri. 1993. Analisis Hidrologi.
Jakarta: Penerbit Gramedia.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi
Metode Statistik untuk Analisa
Data Jilid I. Bandung: Nova.
Sosrodarsono, Suyono dan K. Takeda.
1977. Bendungan Type Urugan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita
Sosrodarsono, S. dan K. Takeda. 1980.
Hidrologi untuk Pengairan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sosrodarsono, S. dan M. Tominaga.
1985.
Perbaikan
dan
Pengaturan Sungai. Jakarta:
PT. Pradnya Paramita.

LEMBAR PERSETUJUAN
STUDI PERENCANAAN TANGGUL DI SUNGAI CIKEAS
KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

JURNAL ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T)

Disusun Oleh :

YUTA IBNU YUDISTIRA


NIM. 0710640027
Menyetujui :

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. Very Dermawan, ST., MT.


NIP. 19730217 198603 1 001

Linda Prasetyorini, ST., MT.


NIP. 19850524 201212 2 002

Anda mungkin juga menyukai