Anda di halaman 1dari 70

70Page 1 of 70

Boring log

I.

Hari / tanggal

Jam

: 08.00 selesai

Kelompok/Group

: 1/ II

Tempat

: kuranji

TUJUAN
Adapun Tujuan dari percobaan ini adalah :
1. Untuk mengambil contoh tanah dalam lapisan dangkal yang akan diuji pada
laboratorium.
2. Untuk mendapatkan keterangan mengenai : sifat, jenis, dan karakteristik dari
keadaan dari tanah itu sendiri.

II. PERALATAN
1. Bor Jenis Jarret mata bor spiral dan Iwan mata bor helical diameter 10 cm.
2. Kepala stang bor pengambil contoh tanah 6,8 cm dengan kuncinya.
3. Satu set stang bor.
4. Tabung contoh dengan ukuran diameter 6,8 cm dan panjang 40 cm.
5. Pemutar stang bor.
6. kunci pipa, cangkul, kantong plastik, parafin, oli, karung, palu besar.
III. BENDA UJI
1. Pengambilan contoh tanah tidak asli (terganggu)
Untuk contoh ini dapat diambil dari contoh tanah dengan menggunakan bor,
kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label.
2. Pengambilan contoh tanah asli.
Pengambilan mempergunakan tabung pengambil sampel dengan panjang 40 cm dan
diameter 6,8 cm. Untuk memudahkan percobaan di laboratorium minimal 60%
tabung berisi tanah.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 2 of 70

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Menentukan titik pemboran, kemudian terlebih dahulu dibersihkan permukaan tanah
yang akan dibor, dalam hal ini pemboran akan dilakukan untuk 2 titik.
2. Mempersiapkan bor lengkap dengan mata bor, stang dan pemutar bor.
3. Memulai pemboran dengan memutar stang bor ke kanan sambil ditekan hingga
tabung bor penuh berisi tanah.
4.

Menarik tabung bor ke atas dengan memutar stang bor ke arah yang berlawanan dan
mengambil contoh tanah tidak asli (sampel terganggu) sewaktu pengeboran mencapai
kedalaman 0,50 0,90 meter, dan dimasukkan ke dalam kantong plastik.

5. Untuk pengambilan sample tanah asli, dilakukan pemboran hingga mencapai 1,4 m.
6. Untuk pengambilan sample tanah asli, digunakan tabung yang panjangnya 40 cm,
tabung tsb ditekan hingga minimal 60% tanah terisi dalam tabung tsb.
7. Catat perubahan warna yang terjadi, dan pada kedalaman berapa ditemukan muka air
tanah.
8. Lakukan percobaan yang sama untuk 1 titik lainnya.
V.

ANALISA DATA
Bor I
0

0,05 m Humus

0,05 1,00 m Lempung kuning kecoklatan


1,00 1,40m Lempung hitam kecoklatan
1,40-1,80 m Lempung hitam kecoklatan
Bor II
0

0,05 m Humus

0,05 1,00 m Lempung kuning kecoklatan


1,00 1,40 m Lempung coklat kehijau hijauan
1,40 1,80 m Lempung coklat kehijau - hijauan

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 3 of 70

VI. KESIMPULAN
Pada percobaan bor tangan ini, pengambilan contoh tanah adalah untuk
mengetahui karakteristik tanah dan keadaan tanah itu sendiri. Didapatkan bahwa pada
tiap-tiap kedalaman tertentu, tanah mengalami perubahan warna. Dari hasil pengeboran
diperoleh contoh tanah asli dilakukan pada kedalaman 1,40 1,80 m, karena pada
kedalaman itu diperkirakan tanah benar benar asli. Contoh tanah asli dan yang akan
diuji harus terhindar dari penguapan air tanah. Oleh sebab itu contoh tanah yang didalam
tabung yang telah diangkat langsung ditutup dengan parafin dan plastik.
Sampel tanah asli yang diambil tersebut digunakan pada percobaan kadar air,
direct sheart, konsolidasi, unconfined, batas plastis, batas limit. Sedangkan sampel tanah
terganggu digunakan pada percobaan berat jenis, hidrometer, analisa saringan, CBR,
compaction, dan rembesan.

VII.Dokumentasi

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 4 of 70

KADAR AIR TANAH (WATER CONTENT)


PB 0117 76 (ASTM D- 2216 71)

Hari / tanggal

: 01 MEI 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: II/ II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar air tanah, yang maksudnya adalah perbandingan antara
berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tanah tersebut yang dinyatakan
dalam persen (%).
II. PERALATAN
1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi ( 110 5 )c
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat dengan ukuran yang cukup, cawan dapat
terbuat dari gelas atau logam, misalnya aluminium
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
4. Neraca dengan ketelitian 0,10 gram
5. Neraca dengan ketelitian 1,00 gram
III. BENDA UJI
Tanah yang diuji Bor I sampel terganggu ( 0,30 0,40m )
Tanah yang diuji Bor I sampel asli
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ditempatkan dalam cawan yang
bersih, kering dan diketahui beratnya.
2. Cawan dan isinya ditimbang dan dicatat beratnya.
3. Setelah ditimbang, dimasukkan kedalam oven atau pengering lainnya paling sedikit
4 jam ( dioven sampai beratnya konstan ) 24 jam
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 5 of 70
4. Cawan ditutup, lalu didinginkan dalam desicator.
5. Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat
V. ANALISA DATA
Sampel satu ( 1 ) : Tanah Asli
Berat contoh basah + kan ( W1 )

= 42,9 gr

Berat contoh kering + kan ( W2 )

= 32 gr

Berat kan ( W3 )

= 9,4 gr

Berat air ( W4 )

= 10,9 gr

Berat tanah kering (W5 )

= 22,6 gr

Kadar air ( % )

BeratAir
X 100%
BeratTanah Kering

= 48,23 %

Sampel dua ( 2 ) : Tanah Terganggu


Berat contoh basah + kan ( W1 )

= 57,2 gr

Berat contoh kering + kan ( W2 )

= 39,7 gr

Berat kan ( W3 )

= 8,6 gr

Berat air (W4 )

= W1 - W2
= 57,2 39,7
= 17,5 gr

Berat tanah kering ( W5 )

= W2 W3
= 39,7 8,6
= 31,1 gr

Kadar air ( % )

BeratAir
X 100%
BeratTanah Kering

= 56,27 %
Kadar air rata-rata ( % )

= Kadar air sampel 1 + kadar air sampel 2


2
= 56,27 + 48,23 : 2
= 52,25%

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 6 of 70

Dapat dilihat pada tabel berikut ini :

VI. KESIMPULAN
Pada percobaan ini kita dapat menetukan kadar air yang dikandung oleh tanah agar
dalam penggunaannya tidak melampaui batas plastis ( plastic limit) , batas cair (liquit
limit) , dan batas susut dari tanah itu sendiri. Air dapat mengalir dari titik yang
mempunyai energi lebih tinggi ketitik yang mempunyai energi lebih rendah. Dalam
prakteknya percobaan ini berguna untuk menyelidiki permasalahan yang menyangkut
pemompaan air untuk konstruksi air dibawah tanah.

VII. Dokumentasi

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 7 of 70

BERAT JENIS TANAH (SPECIFIC GRAVITY TEST)


PB 0108 76
(AASTHO T 100 74) (ASTM D 854 58)

Hari / tanggal

: 02 mei 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I.

TUJUAN
Pemeriksaan percobaan ini dilakukan untuk menentukan berat jenis tanah yang
mempunyai butiran lewat saringan no.4 dengan menggunakan piknometer. Berat jenis
tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air suling dengan isi yang
sama pada suhu tertentu.

II. PERALATAN
1. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas
minimum 50 ml.
2. Desicator
3. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampel sampai
( 110 5C )
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
5. Thermometer ukuran 0 50oC dengan ketelitian pembacaan 1.
6. Saringan no.4, 10, 40 dan penadahnya.
7. Botol berisi air suling
8. Bak perendam
9. Pompa hampa udara ( vacum 1 1,5 PK ) atau tungku listrik (hoot plate).

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 8 of 70

III. BENDA UJI


Benda uji harus dipersiapkan sebagai berikut :
a. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan no. 4 jika ternyata bahan
tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan no. 4, maka pemeriksaan
berat jenis harus dilakukan

menurut pemeriksaan PB 0202 76. Jika bahan

yang akan diperiksa mengandung campuran butir yang tertahan dan yang lewat dari
saringan no. 4 tersebut maka berat jenis butir yang tertahan pada saringan no. 4
diperiksa menurut pemeriksaan PB 0202 76. Sedang yang melalui saringan no. 4
diperiksa melalui pemeriksaan PB 0108 76.
b. Keringkan benda uji pada 105 110 C dan dinginkan dengan desicator.
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Timbang benda uji yang lewat saringan no. 4 sebanyak 50 gram.
2. Cuci piknometer dengan air suling, kemudian dikeringkan. Timbang Picnometer
dengan ketelitian 0,01 gram ( W1 ).
3. Masukkan benda uji ke dalam Picnometer dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram
( W2 ).
4. Tambahkan air suling sehingga Picnometer terisi dua pertiga. Untuk bahan yang
mengandung lempung diamkan benda uji selama 24 jam.
5. Didihkan isi Picnometer dengan hati-hati selama 10 menit, dan miringkan botol
sekali-sekali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap.
6. Sesudah suhu konstan tambahkan air suling sepenuh Picnometer dan rendam dalam
bak perendam selama 24 jam.
7. Setelah 24 jam keluarkan air dalam Picnometer sampai tanda batas, kemudian
keringkan bagian luar Picnometer dan timbang dgn ketelitian 0,01 gram ( W3 ).
8. Bila isi Picnometer belum diketahui maka tentukan isinya dengan cara kosongkan
Picnometer dan bersihkan. Isi Picnometer dengan air suling yang suhunya sama
dengan suhu pada C dengan ketelitian 1C, keringkan bagian luarnya dan timbang
dengan ketelitian 0,01 gram dan dikoreksi terhadap suhu dan catat sebagai W4.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 9 of 70

V. ANALISA DATA
Berat Piknometer + contoh ( W2 )

= 135,5 gr

Berat Piknometer ( W1 )

Berat contoh ( Wt )

= W2 W1

85,5 gr

= 142.5 92.5 = 50 gr
Suhu ( oC )

= 27 oC

Berat Piknometer + Air + Contoh ( W3 )

= 364 gr

Berat Piknometer + Air Pada oC ( W4 )

= 333

gr

W5 = W2 - W1 + W4
= 135,5 85,5 + 333
Isi Tanah

383 gr

= W5 - W3
= 383 364
= 19 gr

Berat Jenis ( Gs )

BeratContoh
IsiContoh

= 2.,63 gr/ cm
Dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 10 of 70

VI. KESIMPULAN
Pada percobaan ini berat jenis tanah terganggu yang diuji didapatkan sebesar 2,6395
gr. Pada pemeriksaan ini nilai berat jenis yang dipakai yaitu berat jenis rata-rata dari
masing-masing kelompok, baik untuk tanah terganggu maupun untuk tanah timbunan.
Berat jenis untuk tanah lempung 2,4 2,6 yang dapat mempengaruhi pengujian.

VII. DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 11 of 70

UKURAN BUTIR TANAH DENGAN HIDROMETER


PB 0107 76
(AASTHO T 88 70)
(ASTM D 122 70)

Tanggal

: 8 Mei 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 1 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I.

TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

menentukan pembagian ukuran butir

(gradasi) dari tanah yang lolos saringan no. 10.


II. PERALATAN
Hidrometer dengan skala konsentrasi ( 5-60 gr/lt ) atau untuk pembacaan

berat

jenis campuran ( 0,995 - 1,038 )


Tabung gelas ukur kapasitas 1000 ml, dengan diameter 6,5cm + air suling 10 ml
dengan suhu 270C + larutan hexametaphospat 20 ml
Termometer C - 50C ketelitian 0,1C
Saringan no. 16, 30, 50, 100, 200, pan
Neraca dengan ketelitian 0,01 gr
Stop watch
Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi (110 5C)

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 12 of 70
Pengaduk mekanis dan mangkok dispensi ( mechanical strirrer )
Tabung gelas ukur kapasitas 50 ml dan 100 ml
Batang pengaduk dari gelas

III.BENDA UJI
Benda uji adalah contoh tanah terganggu, lolos saringan no. 10.
IV.

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Disiapkan sample yang lolos # 16 sebanyak 50 gr.
2. Sample direndam dengan air suling sebanyak 100 ml lalu ditambahkan larutan
hexametaphospat sebanyak 20 ml aduk sampai rata dengan pengaduk gelas dan
biarkan terendam selama 24 jam.
3. Sesudah perendaman pindahkan semua campuran dalam gelas ukur ke dalam
mangkok pengaduk dan tambahkan air suling atau air bebas mineral sampai
setengah penuh. Aduk campuran dengan mixer selama 15 menit.
4. Setelah pengadukan, dimasukkan ke dalam gelas ukur 1000 ml dan ditambah air
sehingga campuran menjadi 1000 ml.
5. Campuran diaduk dalam gelas ukur arah horizontal selama 1 menit, ditutup
dengan telapak tangan, tapi campuran itu jangan sampai berkurang.
6. Setelah pekerjaan di atas, langsung dilakukan penbacaan dengan alat Hidrometer
berdasarkan waktu yang ditentukan (1/2', 1', 2', 3, 5', 10, 15', 30', 1 jam, 24
jam).
7. Setelah 24 jam, dicuci campuran tersebut diatas # 200 sampai air yang mengalir
jernih.
8. Sample yang tertinggal diatas # 200 kemudian diovenkan.
9. Setelah 24 jam dilakukan analisa saringan untuk sample tersebut.

V. ANALISA DATA
A. Analisa Saringan
Saringan

: 16, 30, 50, 100, 200 dan Pan

Berat tertahan

: Jumlah butiran (gr) yang tertahan pada tiap No.

saringan
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 13 of 70
Jumlah berat tertahan

: berat tertahan pada # dimaksud + Berat tertahan pada #

sebelumnya
tertahan

: Jumlah berat tertahan 100%


Jumlah sample
: 100 % - tertahan

% lewat

% lewat terhadap seluruh contoh : penggenapan dari lewat


Perhitungan :
Berat tertahan # 30

= 10.1 gr

# 50

= 10.2 gr

Jumlah berat tertahan # 30


# 50

= 10.1 gr
= 10.1 gr + 10.2 gr
= 20.3 gr

% tertahan # 30 =

10.1
X 100% 20.2%
50

# 50 =

20.3
X 100% 40.6%
50

% Lewat # 30 = 100% - 20.2 % = 79.8 %


# 50 = 100 % - 40.6 % = 59.4 %
% Lewat terhadap seluruh contoh # 30 = 80 %
# 50 = 60 %
Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan

B. Hidrometer
Waktu : ditentukan

Suhu : diukur sesuai dengan hitungan waktu

Pemb. Hidrometer (RH) : percobaan

Diameter ( D ) : dapat ditentukan dari pembacaan RH pada nomogram terlampir


Tentukan Gs, lalu suhu, dihubungkan dan perpanjang garisnya kearah B.
Tentukan pembacaan RH, lalu waktu dan perpanjang garis kearah kecepatan.
Titik yang memotong kearah kecepatan, dihubungkan kearah B.
Didapat ukuran diameter butiran yang dimaksud
Koreksi (k), Lihat pada tabel koreksi (berdasarkan suhu)
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 14 of 70
Pembacaan Terkoreksi : Rh + k
Kalibrasi (a)

: berdasarkan tabel 1,04

Mengendap :

( Rh k ) a
100%
BeratKering

% Mengendap terhadap seluruh contoh : pengendapan dari mengendap


Analisa Perhitungan :

Untuk waktu 0.5 menit, dengan BJ = 2,33

Suhu = 27 C

Pembacaan hidrometer = 10

Dari nomogram diperoleh diameter = 0,036 mm

Angka koreksi ( tabel ) = [ -0,5 ]

Pembacaan terkoreksi = Rh + K
= 10 0,5
= 9,5

Kalibrasi (a) = 1,04

% Mengendap =
=

( Rh k ) a
100%
BeratKering

9,5 x1,04
x100%
50

= 19.76 %

Persen mengendap seluruh contoh = 20 %

Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel hydrometer.


VI. KESIMPULAN
Setelah dilakukan percobaan dan analisa terhadap sample maka dapat disimpulkan bahwa
semakin lama waktu pengendapan maka persentase mengendap terhadap seluruh contoh
semakin kecil. Proses mengendap dipengaruhi oleh ukuran butiran butiran tanah
tersebut.
VII. DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 15 of 70

ANALISA SARINGAN
AGREGAT KASAR DAN HALUS
( PB - 0201 76 )
(AASTHO T - 27 - 74)
(ASTM C - 136 - 46)

Hari / tanggal

: 03 mei 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 1 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk menentukan pembagian butiran (gradasi) agregat kasar dan agregat halus
dengan menggunakan saringan

II. PERALATAN
a. Satu set saringan No. 16, 30, 50, 80, 100, 200, dan pan.
b. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji
c. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)0C
d. Alat pemisah contoh
e. Mesin penguncang saringan
f. kuas, sendok, Talam, Sikat kuningan, dan alat-alat lainnya

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 16 of 70
III. BENDA UJI
Tanah terganggu yang lolos saringan No. 10.
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
a. Benda uji dikeringkan didalam oven sebanyak 50 gram.
b. Kemudian dimasukkan kedalam satu set saringan.
c. Saringan digetarkan selama 15 menit, kemudian dipisahkan berdasarkan ukuran
saringan.
d. Benda uji ditimbang serta dihitung persentase benda uji yang tertahan pada
masing-masing saring
V. ANALISA DATA
Berat tertahan # 4

= 259 gr

#8

= 138,7 gr

# 16

= 41,7 gr

#30

= 28,5 gr

# 50

= 6,87 gr

# 100

= 12 gr

# 200

2,3 gr

Pan

0,3 gr

Jumlah berat tertahan


#4

= 259 gr

#8

= berat tertahan # 4 + berat tertahan # 8


= 259 gr + 138,7 gr
= 397,7 gr

Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan

% tertahan =

JumlahBeratTertahan
X 100%
BeratSampelAwal

# 4 = 52,93 %
# 8 = 81,27 %
Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan
% Lewat = 100 % - % tertahan

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 17 of 70
# 4 = 100 % - 52,93 % = 47,07 %
# 8 = 100 % - 81,27 % = 18,73%
Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada table berikut ini :

VI. KESIMPULAN
Dengan percobaan analisa saringan ini kita dapat mengetahui variasi atau
pembagian butiran ( gradasi ) dari sample tanah tersebut apakah digolongkan baik atau
tidak, karena makin beragam atau bervariasi tanah akan saling mengisi, sehingga tidak
ada rongga udara yang akan membuat pergeseran dari tanah tersebut. Sifat - sifat suatu
tanah tergantung pada ukuran butirannya, karena pengukuran butiran tanah merupakan
suatu percobaan yang sangat sering dilakukan dalam percobaan mekanika tanah.
Besarnya ukuran butiran juga merupakan dasar untuk mengklasifikasikan atau
memberi nama tanah dari berbagai jenis tanah.
VII. DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 18 of 70

KEPADATAN LAPANGAN DENGAN KERUCUT PASIR


SAND CONE TEST
PB 0103 76
(AASTHO T 191 64)
(ASTM D 1556 64)

Hari / tanggal

: Jumat / 07 April 2006

Jam

: 08.00 Selesai.

Kelompok /Group : 3 / II

Tempat

: Taman depan lapangan tennis Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan ditempat dari lapisan
tanah atau perkerasan yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya terbatas
untuk tanah yang mengandung butir kasar tidak lebih dari 5 cm. Kepadatan lapangan
adalah berat isi kering persatuan isi.
II. PERALATAN
1. Botol transparan untuk tempat pasir dengan isi 4 liter
2. Corong kalibrasi 16,51 cm
3. Pelat untuk corong pasir ukuran 30,48 cm 30,48 cm dengan lubang 16,51 cm
4. Peralatan kecil yaitu : Palu, sendok, kuas, pahat dan peralatan untuk mencari kadar
air
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 19 of 70
5. Neraca Kapasitas 10 kg , ketelitian sampai dengan 1,0 gram.
6. Neraca dengan kapasitas 500 gr ketelitian 1,0 gram.
7. Pasir bersih,keras,kering dan bisa mengalir bebas tidak mengandung bahan
pengikat dan bergradasi lewat saringan No. 10 (2mm) dan tertahan pada saringan
No. 200 (0,075mm)
III. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan adalah pasir Ottawa : pasir bersih,keras,kering dan
bisa mengalir bebas tidak mengandung bahan pengikat dan bergradasi lewat saringan
No. 10 (2mm) dan tertahan pada saringan No. 200 (0.075 mm).
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1.

Menentukan berat pasir dalam corong (dilaboratorium)

Ditimbang alat ( botol +corong ) sebagai W1

Diletakkan alat dengan botol dibawah, dibuka kran dan diisi dengan pasir ottawa
sampai penuh diatas kran. Ditutup kran dan dibersihkan kelebihan pasir.

Ditimbang alat yang terisi pasir (berat isi = isi total pasir).

Bibalikkan botol dengan posisi corong dibawah, lalu kran dibuka.

Dibiarkan pasir keluar dengan sendirinya sampai berhenti. Jangan ada


gangguangangguan getaran.

Kran ditutup dan dibersihkan kelebihan pasir diatas kran kemudian ditimbang
lagi pasir beserta botol.

2.

Dihitung berat pasir dalam corong.

Menentukan berat isi tanah (dilapangan)

Dibersihkan permukaan lapangan (diratakan)

Diletakkan plat untuk corong pada permukaan yang telah rata dan kokohkan
dengan paku pada keempat sisinya.

Digali lubang sedalam minimal 10 cm.Seluruh tanah hasil galian, dimasukkan


kedalam plastik yang tertutup dan ditimbang plastik dan tanah galian.

Sebelumnya diisi botol dengan pasir ottawa.

Diletakkan botol diatas plat dengan corong dibagian bawah. Dibuka kran pelanpelan sehingga pasir masuk kedalam lubang.

Setelah pasir berhenti mengalir, ditutup kran kembali dan ditimbang botol
beserta sisa pasir.
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 20 of 70
Diambil tanah galian sedikit dari dalam plastik untuk penentuan kadar air.

V.

ANALISA DATA
1. Alat
a. Botol kosong + corong
b. Berat isi pasir (p)

= 2146 gr
= 1,5 kg/l = 1,5 gr/cm

2. Mencari Berat Pasir dalam corong (dilabor)


c. Berat pasir + alat

= 7463 gr

d. Berat sisa pasir + alat

= 5993 gr

a. Berat sisa pasir dalam corong = ( Berat pasir + alat ) ( Berat sisa pasir + alat)
= 7463 gr 5993 gr
= 1470 gr
3. Mencari isi lobang
e. Berat pasir + Botol + Corong

= 8933 gr

f. Berat sisa pasir + Botol + Corong = 5993 gr


g. Berat sisa pasir dilobang + corong= ( Berat pasir + Botol + Corong ) - ( Berat sisa
pasir + Botol + Corong )
= 8933 gr 5993 gr
= 2940 gr
h. Berat pasir dicorong
i. Berat pasir dilobang

= 1470 gr
= ( Berat sisa pasir dilobang + corong ) ( Berat pasir

dicorong)
= 2940 gr 1470 gr
= 1470 gr
j. Isi lobang

Berat pasir dilubang


Berat isi pasir
1470

= 1,5

= 980 liter
4. Mencari Berat Isi Basah Tanah ( )
k. Berat tanah dari lobang + Tempat

= 4043 gr

l. Berat Tempat

= 6 gr

m. Berat tanah basah

= ( Berat tanah dari lobang+Tempat ) (Berat Tempat )

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 21 of 70
= 4043 gr 6 gr
= 4037 gr
n. Berat isi basah tanah

=
=

Berat tanah basah


Isi lobang

4037
980

= 4.12 kg/l

Mencari Kadar Air Tanah


Berat basah + Kan = 60.8 gr
Berat kering + Kan = 51.8 gr
Berat Kan

= 9 gr

Berat Air

= ( Berat basah + Kan ) ( Berat kering + Kan )


= 60.8 gr 51.8 gr
= 9 gr

Berat kering = ( Berat kering + Kan ) Berat Kan


= 51.8 gr 9 gr
= 42.8 gr

Kadar Air

Berat Air

= Berat tanah kering x 100%


=

9
x 100%
42.8

= 21.03 %

Mencari Berat isi Kering Tanah (d)


Berat isi kering

Berat isi basah


X 100
100 w

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 22 of 70
=

4.12
X 100
(1 00 21.03 )

= 3.40 gr/ cm3


Mencari Derajat Pemadatan (D)
d Lapangan

D = d Laboratorium x 100 %
3.40

= 0,8429 x 100
= 403.86 %

VI.KESIMPULAN
Dari percobaan diatas dan setelah dilakukan proses perhitungan, kita dapat
menentukan kepadatan dari lapisan tanah atau perkerasan yang sudah dipadatkan. Syarat
untuk pemadatan suatu tanah adalah Nilai dari Derajat Pemadatan (D) minimal 95%. Jika
kurang dari 95% maka pada tanah percobaan tersebut harus dilakukan lagi pemadatan agar
tanah tersebut stabil. Dari hasil pemeriksaan Sand Cone, didapat kepadatan tanah yang diuji
sebesar 403.86 %. Sehingga disimpulkan bahwa tanah tersebut sudah memiliki tingkat
pemadatan yang cukup dan sudah memenuhi syarat.
VII. DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 23 of 70

SONDIR
PB 0101 76

Hari / tanggal

: Rabu / 12 April 2006

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 3 / II

Tempat

: Lapangan Bola
Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Percobaan ini dimaksud untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan
hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap
ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan geser terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan panjang.

II. PERALATAN
Mesin Sondir ringan ( 2 ton )
Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalamnya
Manometer dengan kapasitas : 0 - 50 kg/cm dan 0 - 250 kg/cm
Konus dan bikonus

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 24 of 70
Empat buah angker dengan perlengkapannya ( angker daun dan spiral )
Kunci-kunci pipa, minyak hidrolik, oli, alat-alat pembersih, dll

III. BENDA UJI


Lokasi tanah yang akan diuji yaitu lapangan bola Universitas Bung Hatta.

IV.

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Dilakukan pengaturan titik pemasangan angker untuk berdirinya mesin sondir.
2. Dimasukkan angker kedalam tanah sampai kedalaman 140 cm.
3. Dilakukan pemasangan konus dan bikonus ujung pipa pertama.
4. Dipasang rangkaian pipa pertama pada mesin sondir.
5. Dimasukkan bikonus kedalam tanah pada selang 20 cm.
6. Ujung konus akan bergerak kebawah sedalam 4 cm bila dilakukan penekanan
pada bikonus dan dibaca manometer sebagai perlawanan penetrasi konus.
7. Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung konus
kebawah sedalam 8 cm, dibaca manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (Jp),
yaitu perlawanan penetrasi konus (Pk) dan hambatan lekat (Pl).
8. Pembacaan manometer hanya unutk penekanan pertama apabila yang digunakan
konus.
9. Pipa bersama batang ditekan sampai kedalaman 20 cm berikutnya.
10. Percobaan dilakukan sampai pembacaan manometer mencapai tiga kali berturutturut melebihi 150 kg/cm atau pada kedalaman kurang dari 30 cm.

V. ANALISA DATA
Pada percobaan didapat pembacaan nilai konus (Nk) dilakukan untuk setiap
kedalaman 20 cm. Dilakukan analisa data sebagai berikut :

Nilai selisih
a = ( NK + HP ) NK

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 25 of 70
Kedalaman 0,2 m :
NK = 20
NK + HP ) = 24
Maka, a = 24 - 20 = 4
perhitungan selanjutnya ditabelkan

Menghitung jumlah hambatan pelekat


JHPn = JHPn -1+ 2an
JHP40 = JHP20 + 2a 40
= 4+8
= 12 kg/cm
perhitungan selanjutnya ditabelkan

VI. KESIMPULAN
Dalam percobaan ini Penetrasi dilakukan tiap 20 cm karena biasanya lapisan tanah
akan berubah sifatnya pada kedalaman 20 cm. Pada percobaan Sondir ini akan
ditentukan secara praduga pada kedalaman berapa terdapat suatu lapisan yang dapat
menahan struktur diatasnya karena kita tidak tahu dan tidak dapat melihat langsung apa
jenis dari lapisan dimana percobaan dilakukan. Dalam sondir kali ini didapatkan pada
kedalaman 1,5 m dari muka tanah. Yang artinya pada kedalaman inilah tanah dapat
dikorelasikan untuk mendapatkan daya dukung dengan Nk 150. Untuk sondir ringan
kemampuan penetrasinya max 2,5 ton dapat digunakan untuk kedalaman sampai 30 m
dan untuk kedalaman yang lebih dari 30 m dipakai Sondir berat (10 Ton).
VII. DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 26 of 70

KEKUATAN GESER LANGSUNG


DIRECT SHEAR
PB 0116 76
(AASTHO T 236 - 72)
(ASTM D 3080 72)

Hari / tanggal

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2/ II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 27 of 70
I. TUJUAN
Percobaan untuk menentukan kekuatan ikatan butiran tanah ( kohesi / C ) dan sudut
geser tanah ( ) yang dibentuk oleh tanah tersebut karena beban-beban yang bekerja
pada tanah tersebut.
II. PERALATAN
Alat geser langsung yang terdiri dari :

Stang penekan dan pemberi beban

Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji ( Proving ring ) dan dua buah
arloji geser (extensiometer)

Cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan penguncinya terletak dalam kotak

Beban beban

Dua buah batu pori

Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong

Oven Yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 5 )C
Cincin cetak benda uji
Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
Stopwatch

III.BENDA UJI

Benda uji tanah asli dari tabung contoh


Contoh tanah asli dari dalam tabung ujungnya diratakan dan cincin cetak benda uji
ditekan pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya. Pakailah bagian
yang rata sebagai alat dan ratakan bagian atasnya.

Tebal minimum benda uji 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali butir maksimum.

Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji harus minimal 2 : 1. Untuk benda uji
yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar perbandingan tebal dan
lebar minimal 2 : 1.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 28 of 70
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Menimbang cincin tempat benda uji.
2. Benda uji dikeluarkan dengan menggunakan alat pengeluar contoh (extruder).
3. Benda uji dimasukan kedalam cincin pemeriksa dan kemudian ditimbang beratnya.
4. Batu pori dimasukkan pada bagian bawah dan atas benda uji yang dibatasi dengan
kertas saring.
5. Benda uji dipasang pada alat direct shear dengan penekan vertikal untuk memberi
beban normal pada benda uji serta pasang alat pencatat pergeseran dan penurunan
pada alat direct shear tersebut.
6. Setelah kemudian satu menit maka pada cincin pemeriksa diisi air sampai penuh.
7. Catat nilai pergeseran dan penurunan selama interval waktu yang ditentukan ( setiap
15 detik )
8. Mengulangi percobaan dengan penambahan beban.
9. Setelah pengujian selesai benda uji dikeluarkan dari alat geser langsung diambil
sebagian untuk pengujian kadar air.

V. ANALISA DATA
Diameter Contoh

= 6.5 cm

Tinggi Contoh

= 2.3 cm

Kalibrasi alat

= 0.615

Luas

= r 2 = 33.17 cm 2

Menentukan Gaya Geser


Gaya geser = Dial Reading x Angka kalibrasi proving ring
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 29 of 70
Untuk P1 = 0.20 kg; waktu 15 detik
Gaya geser

= 0.0369 x 0,615 = 0.02269

Menentukan Tegangan Geser


= Gaya Geser / luas
Untuk P1 = 0.20 kg; waktu 15 detik.
= 0.0369 / 33.17 = 0.0011 kg / cm2
Sudut geser yang didapat dari grafik untuk tanah asli adalah sebesar:
= 3 derajat C = 0.00315 kg/cm2
Pemindahan ke grafik :

Ambil 1, 2 dengan skala horizontal

Ambil tegangan geser dengan skala vertikal

Ambil tegangan geser yang terbesar pada 1, dan juga pada 2

Lalu hubungkanlah titik titik yang didapat dan diperpanjang ke bawah dan
didapatkan nilai C serta kita juga dapatkan nilai sudut gesernya.

Perhitungan Selanjutnya ditabelkan

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan Direct Shear atau kekuatan geser langsung ini, kita dapat
mengetahui atau menentukan nilai kohesi (c) dan sudut geser ( ) dari tanah yang kita
uji. Nilai C dan didapt dengan memberikan pembebanan yang berbeda beda yaitu
mulai dari 0,20 kg; 0,40 kg; 0,80 kg. Pembebanan tersebut diberikan secara horizontal.
Sehingga kita dapat menentukan daya dukung tanah dan sudut geser tanah yang sangat
berguna untuk mendesign pondasi dengan menggunakan teori Terzaghi dan Meyerhoff,
Dari hasil percobaan didapat : C = 0.00315 = 3 o
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 30 of 70

VII.

DOKUMENTASI

DINAMIC CONE PENETRATION


DCP

Hari / tanggal

: Kamis / 13 April 2006

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 3 / II

Tempat

: Taman depan Lapangan Tennis

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 31 of 70
Universitas Bung Hatta
I.

TUJUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mencari kepadatan Tanah yang belum dipadatkan
di lapangan.

II. PERALATAN
Conus DCP
Stang beban DCP
Rol / Meter Pengukur
Beban DCP ( 10.235 kg )
Kepala beban DCP
Dll
III. BENDA UJI
Benda uji yang digunakan adalah tanah di depan labor atau di depan gedung G.
IV.

PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Lokasi yang akan ditest dengan alat DCP dibersihkan terlebih dahulu.
2. Diletakkan alat DCP pada titik yang telah ditentukan.
3. Diatur posisi alat supaya vertikal.
4. Setelah alat vertikal barulah dilakukan pemukulan dengan mengangkat beban DCP,
dengan tinggi jatuh beban 65 cm .
5. Beri pukulan 5 kali dan ukur kedalaman stang DCP yang masuk kedalm tanah.
6. Cari berapa nilai DCP.
7. Ulangi pekerjaan sampai 3 kali 15 kali pukulan catat hasilnya.
8. Dari hasil yang didapat diperoleh grafik

V. ANALISA DATA
Data dan analisanya dapat dilihat pada table berikut ini :

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 32 of 70

VI. KESIMPULAN
Pada percobaan DCP ini kita akan mencari nilai kepadatan atau mencari kekuatan dari
tanah dasar yang belum mengalami gangguan atau dalam konstruksi jalan merupakan
areal jalan yang baru dibuka. DCP tidak hanya dipakai untuk pemeriksaan kepadatan
tanah, tapi dapat kita ketahui besarnya kepadatan tanah dasar. CBR lapangan atau yang
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 33 of 70
dikenal dengan DCP (Dinamic Cone Penetration) yang tujuannya yaitu menentukan
kepadatan tanah yang belum dipadatkan di lapangan atau untuk mengetahui nilai /
kekuatan dari tanah dasar.

VII. DOKUMENTASI

B ATAS

CAI R

LIQUIT LIMIT
PB 0109 74
(AASTHO T - 89 74)
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 34 of 70
(ASTM D 423 66)

Hari / tanggal

: Kamis / 13 April 2006

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 3 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas cair. Batas cair adalah kadar air dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair
menjadi plastis.
II. PERALATAN
Alat batas cair standar
Groving tool ( alat pembuatan alur )
Sendok dempul
Pelat kaca ( 45 45 0,9 cm )
Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
Cawan kadar air ( minimal 4 buah )
Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 + 5 )0C
Air suling
Botol Tempat Air suling
Spatula dengan panjang 2,5 cm
III. BENDA UJI
Jenis benda uji yang diambil adalah sampel yang lolos saringan No. 50 sebanyak
150 gram. Dalam hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Benda uji diletakkan sedikit-sedikit keatas plat kaca.
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 35 of 70
2. Diaduk dengan spatula dan menambah air suling sedikit demi sedikit, sampai
homogen.
3. Setelah homogen, diambil sebagian benda uji ini dan diletakkan diatas mangkok alat
batas cair, diratakan permukaannya sehingga sejajar dengan dasar alat. Bagian yang
paling tebal harus 1 cm.
4. Dibuat alur dengan membagi dua benda uji dalam mangkok. Digunakan groving
tools melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat
alur, posisi alat pembuat alur harus tegak lurus permukaan mangkok.
5. Diaktifkan alat, sehingga mangkok naik / jatuh dengan 40 ketukan. Pemutaran terus
dilakukan sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjang kira-kira 1,25 cm
dan dicatat jumlahnya pada waktu bersinggungan.
6. Diulangi percobaan dengan jumlah ketukan yang berbeda yaitu 30, 20, dan 10
ketukan.
7. Benda uji yang bersingunggan sepanjang kira-kira 1,25 cm diambil dan dimasukkan
ke dalam cawan yang telah ditimbang masing-masingnya.
8. Timbang berat cawan dan benda uji kemudian masukkan kedalam oven selama 24
jam.
9. Setelah 24 jam timbang kembali cawan dan benda uji untuk mendapatkan kadar air
dari sampel.
V. ANALISA DATA
a. Dengan 40 kali ketukan
Berat pan + tanah basah

= 27 gr

Berat pan + tanah kering

Berat air

gr

( Berat pan + tanah basah )-( Berat pan + tanah kering )

= 27
=
Berat pan

Berat tanah kering

gr
9.1 gr
= ( berat pan + tanah kering )-( Berat pan )
=

Kadar air

9.1

gr

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 36 of 70
=

0000
x 100%
0000

= 32.74 %

b.

Dengan 30 kali ketukan


Berat pan + tanah basah

= 34.3 gr

Berat pan + tanah kering

= 19.9 gr

Berat air

( Berat pan + tanah basah )-( Berat pan + tanah kering )

= 34.3 19.9
= 4.4 gr
Berat pan

9 gr

Berat tanah kering

= ( berat pan + tanah kering )-( Berat pan )


= 19.9 9
= 10.8 gr

Kadar air

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

4.4
x 100%
= 10.8
= 40.74 %
c. Dengan 20 kali ketukan
Berat pan + tanah basah

= 24.3 gr

Berat pan + tanah kering

= 17.2 gr

Berat air

( Berat pan + tanah basah )-( Berat pan + tanah kering )

= 24.3 17.2
= 4.8 gr
Berat pan

Berat tanah kering

9 gr
= ( berat pan + tanah kering )-( Berat pan )
= 17.2 9
= 8.3 gr

Kadar air

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 37 of 70
=

4.8
x 100%
17.2

= 27.91 %

d.

Dengan 10 kali ketukan


Berat pan + tanah basah

= 24.8 gr

Berat pan + tanah kering

= 23 gr

Berat air

( Berat pan + tanah basah )-( Berat pan + tanah kering )

= 24.8 23
= 8.3 gr
Berat pan

Berat tanah kering

9.3 gr
= ( berat pan + tanah kering )-( Berat pan )
= 23 9.3
= 14.1 gr

Kadar air

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

8.3
x 100%
23

= 36.09 %, perhitungan dapat ditabelkan.


VI. KESIMPULAN
Dengan percobaan ini, kita dapat menentukan kadar air dari tanah pada keadaan
batas cair, dimana tanah tesebut akan berubah dari cair menjadi plastis. Percobaan ini bisa
dikatakan baik atau sempurna apabila pada pelaksanaannya pertemuan tanah mencapai
lebih kurang 1,25 cm. Setelah melakukan percobaan ini, didapatlah batas cair dari sampel
yang kita uji tadi.

VII.DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 38 of 70

Gamb. Groving Tool

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 39 of 70
BATAS PLASTIS
( PLASTIC LIMIT )
PB - 0110 76
(AASTHO T 90 74)
(ASTM D 424 74 )

Tanggal

: 10 Mei 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I.

TUJUAN
Praktikum ini dilakukan untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaan
batas plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana tanah dalam keadaan
plastis.

II. PERALATAN

Pelat kaca (45 x 45 x 0,9 cm)

Batang pembanding dengan diameter 3 mm, panjang 10 cm

Sendok Dempul panjang 12,5cm

Neraca dengan ketelitian 0,01 gr

Cawan kadar air minimal 2 buah

Botol tempat air suling

Air Suling

Spatula

Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 + 5 ) 0C

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 40 of 70
III. BENDA UJI
Jenis sampel yang digunakan adalah sampel tanah asli.Tanah dibentuk
menyerupai cacing.
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Letakkan benda uji diatas pelat kaca kemudian diaduk sehingga kadar airnya
merata.
2. Timbang berat cawan.
3. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji seberat 8 gram,
kemudian ambil sedikit demi sedikit

dan lakukan penggelengan dengan telapak

tangan. Penggelengan dilakukan dengan kecepatan 80 90 gelengan permenit.


4. Penggelengan

dilakukan terus

sampai

benda uji

membentuk cacing dengan

diameter 3mm dan terjadi retak rambut.


5. Masukkan benda uji kedalam cawan kemudian ditimbang dengan neraca dengan
ketelitian 0,01 gr.
6. Kemudian masukkan cawan kedalam oven selama 24 jam.
7. Setelah 24 jam cawan ditimbang kembali.

V. ANALISA DATA
a. Untuk 40 kali ketukan
Berat pan + tanah basah

= 18,65 gr

Berat pan + tanah kering

= 15,9 gr

Berat air

= 18,65 15,9
= 2,75 gr

Berat pan

= 9,3 gr

Berat tanah kering

= 15,9 9,3
= 6,6 gr

Kadar air

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

= (2,75 : 6,6) x 100%


= 41,67 %

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 41 of 70

b. Untuk 30 kali ketukan


Berat pan + tanah basah

= 19,9 gr

Berat pan + tanah kering

= 17,95 gr

Berat air

= 19,9 17,95
= 1,95 gr

Berat pan

= 9,3 gr

Berat tanah kering

= 17,95 9,3
= 8,65 gr

Kadar air

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

= (1,95 : 8,65) x 100%


= 22,54 %
c. Untuk 20 kali ketukan
Berat pan + tanah basah

= 18,71 gr

Berat pan + tanah kering

= 15,90 gr

Berat air

= 18,71 15,90
= 2,81 gr

Berat pan

= 9,2 gr

Berat tanah kering

= 15,90 9,2
= 6,7 gr

Kadar air

Berat Air
x 100%
Berat tanah kering

= (2,81 : 6,7) x100%


= 41,94 %

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 42 of 70

VI. KESIMPULAN
Tingkat keplastisan dari suatu tanah dapat ditentukan dengan banyak kadar air yang
ditambahkan pada percobaan, semakin banyak kadar air maka tingkat keplastisan suatu
tanah semakin tinggi. Banyaknya jumah air yang harus ditambahkan pada suatu tanah
tergantung dari keplastisan tanah itu sendiri.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 43 of 70

KONSOLIDASI
PB-0115-74
(AASTRO T-216-74 )
( ASTM D-2436-70)

Tanggal

: 1 Mei 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /group

: / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Untuk menentukan sifat-sifat pemampatan suatu jenis yaitu sifat-sifat perobahan
isi dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah yang diakibatkan adanya perobahan
tekanan vertical yang bekerja pada tanah tersebut.
II. PERALATAN

Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel
konsolidasi

Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai


minimal 1 cm)

Beban-beban

Alat pengeluar contoh dari dalam tabung

Pemotong terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat

Pemengang cincin contoh

Neraca dengan ketelitian 0,1 gr

Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk mamanasi sampai ( 110 +


5 ) 0C

Stopwatch, kelereng kecil

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 44 of 70

III. BENDA UJI


Jenis sampel yang digunakan adalah sampel asli.
IV . PROSEDUR PELAKSANAAN

Benda uji dan cincin ditimbang dengan ketelitian 0.1 gram

Tempatkan batu pori dibagian atas dan bawah dari cincin sehingga benda uji yang
sudah dilapisi kertas saring terapit oleh kedua batu pori dimasukkan kedalam sel
konsolidasi.

Pasanglah pelat penumpu diatas batu pori.

Letakkan sel konsolidasi yang sudah berisi benda uji pada alat konsolidasi
sehingga bagian yang runcing dari plta penumpu menyentuh tepat pada alat
pembebanan.

Aturlah kedudukan arloji kemudian dibaca dan dicatat.

Beban pertama dipasang sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 kg/cm 2
kemudian arloji dibaca dan dicatat pada waktu yang telah ditentukan. Setelah
beban pertama dipasang, biarkan sampai pembacaan arloji tetap, biasanya 24 jam
sudah dianggap cukup. Sesudah 1 menit pembacaan sel konsolidasi diisi dengan
air.

Setelah 24 jam kemudian pasang beban yang kedua sebesar beban pertama
sehingga tekanan menjadi 2 kali. Kemudian dibaca dan dicatat pembacaan arloji
sesuai dengan cara f diatas.

Lakukan cara yang sama untuk beban-beban selanjutnya. Beban tersebut akan
menimbulkan tekanan normal terhadap benda uji, masing-masing sebesar : 0.25 ;
0.5 ; 1.0 ; 2.0 ; 4.0 ; 2 ;0,25 (kg/cm2)

Besar maksimum ini sebetulnya tergantung pada kebutuhan yaitu sesuai dengan
yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut.

Setelah pembebanan maksimum dan sudah menunjukan pembacaan tetap,


kurangilah beban dalam 2 langkah sampai mencapai beban pertama misalkan jika
dipakai harga-harga tekanan dari 0.25 4 kg/cm2, maka sebaiknya beban dikurangi
dari 4 2 kg/cm2, dan sesudah itu dari 2 menjadi 0.25 kg/cm2. Pada waktu beban
dikurangi setiap pembebanan harus dibiarkan bekerja sekurang-kurangnya selama

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 45 of 70
5 jam. Arloji penunjuk hanya perlu dibaca sesudah 5 jam yaitu sesaat sebelum
beban dikurangi.

Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda uji dari sel
konsolidasi, diambil batu pori permukaan atas dan bawah kemudian dikeringkan
permukaan atas dan bawah benda uji.

Keluarkan benda uji kemudian timbang dan tentukan berat keringnya.

V . ANALISA DATA

Tinggi contoh

= 2,5 cm

Diameter Contoh (D)

= 6.5 cm

Isi Contoh

= 35,95 cm3

( Ho )

Mencari kadar air sebelum konsolidasi :


Berat tanah basah

+ cawan = 318 gr

Berat air

= 13,08 gr

Kadar air

= 53 %

Berat isi basah

= 1,379 gr/cm

Mencari kadar air sesudah konsolidasi :


Berat tanah basah + cawan = 316,7 gr
Berat air

= 49,53 gr

Kadar air

= 68,35 %

Berat isi kering

= 1,363 gr / cm

Perhitungan pemampatan
H = 2,5 cm, Ht = 1,8 cm
Tekanan 0 kg / cm 3 : penurunan kotor = 0 angka pori ( e = eo ) = 0,92
Tekanan 0,25 kg / cm 3 : penurunan kotor = 0,790 angka pori = 0,859
Penurunan yang benar =

Penurunan yang kotor


10

Tekanan 0 kg / cm 3 = 0 / 10 = 0
Tekanan 0,25 kg / cm 3 = 0,790 / 10 = 0.079
e = H / Ht
Tekanan 0 kg / cm 3 = 0 / 1,8 = 0
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 46 of 70
Tekanan 0,25 kg / cm 3 = 0,079 / 1,8 = 0,0608
Angka pori ( e ) = eo - e
Tekanan 0 kg / cm 3 = 0,92 0 = 0,92
Tekanan 0,25 kg / cm 3 = 0,92 0,0608 = 0,8592

Penurunan merata =
=

Angka pori 1 Angka pori 2


2

0,92 0,8592
2

= 0,89
Tinggi contoh merata ( Hm ) = H penurunan merata
= 2,5 0,89
= 1,61
Nilai t50 didapatkan dari grafik konsolidasi, untuk tekanan 0,25 kg / cm 3 = 950
Koefisien pemampatan ( v ) =
=

0,212 Hm 2
t50

0,212 . 1,6104 2
950

= 0,00059
Perhitungan dapat ditabelkan
VI . KESIMPULAN
Pada lapisan tanah yang terdiri dari pasir akan selalu terjadi penurunan yang
hampir menyeluruh dalam waktu singkat setelah beban/tekanan bekerja. Besar kecilnya
penurunan tergantung pada sifat tanah, koefisien rembesan dan koefisien konsolidasi.
VII.DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 47 of 70

CBR LABORATORIUM
CALIFORNIA BEARING RATIO
PB 0113 76
(AASTHO T 193 74)
(ASTM D 1556 73)

Tanggal

: 8 Mei 2007
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 48 of 70

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I.

TUJUAN
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan CBR tanah dan campuran tanah
agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu.
CBR adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar
dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama.

II. PERALATAN
Cetakan logam berbentuk silinder dan dilengkapi dengan leher sambung dan
keping alas logam yang berlubang-lubang
Mesin penetrasi (Loading Machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton
( 10000 lb )
Piringan pemisah dari logam (Spacer Disk)
Alat penumbuk sesuai dengan pemeriksaan pemadatan
Alat pengukur pengembangan (Swell) yang terdiri dari keping pengembangan
yang berlubang-lubang dengan batang pengatur tripot logam dan arloji penumbuk
Keping beban dengan berat 2,27 kg, diameter 194,2 mm dengan lubang tengah
diameter 54 mm
Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm, luas 1935 mm dan panjang
tidak kurang dari 1001,6 mm
Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi
Talam, alat perata dan tempat untuk perendam.
Alat timbang sesuai PB 0111 76 atau PB 0112 - 76
III.

BENDA UJI

Tanah lolos saringan no 4 sebanyak 5 kg dan sebanyak 3 kantong.


Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 49 of 70

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Meletakkan keping pemberat diatas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg
atau sesuai dengan beban perkerasan.
2. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang digunakan
waktu perendaman. Diletakkan pertama-tama keping pemberat 2,27 kg. Pemberat
selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda uji.
3. Lalu atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban
menunjukkan beban permulaan sebesar 4,5 kg. Kemudian arloji penunjuk beban
dan arloji pengukur penetrasi dinolkan.
4. Berikan pembebanan dengan teratur,sehingga kecepatan penetrasi mendekati
kecepatan 1,27 mm/menit. Dicatat pembacaan pembebanan
pada penetrasi 0,013 ; 0,025 ; 0,050 ; 0,075 ; 0,100 ; 0,150 ; 0,200 ; 0,300 ;
0,400 ; 0,500
5. Mencatat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maximum terjadi
sebelum penetrasi 12,5 mm.
6. Mengeluarkan benda uji dari cetakan dan ditentukan kadar air dari lapisan atas
benda uji setebal 25,4 mm.
7. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman bila
diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurangkurangnya 100 gr untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gr
untuk tanah berbutir kasar.

V. ANALISA DATA
Pemeriksaan CBR (SBM 10 x tumbukan)
Tabel Kadar Air
Berat tanah basah + cawan :
Sebelum ( A1 )

= 40.5 gr

Sesudah ( A2 )

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 50 of 70
Berat tanah kering + cawan :
Sebelum ( B1 )

= 35.5 gr

Sesudah ( B2 )

Berat air ( C)
Sebelum ( C1 )

= A1 B1
= 40.5 35.5
= 5 gr

Sesudah ( C2 )

= A2 B2
= 59,83 40,9
= 9 gr

Berat cawan :
Sebelum ( D1 )

= 9 gr

Sesudah ( D2 )

= 9,33 gr

Berat tanah kering :


Sebelum ( E1 )

= B1 D1
= 35.5 9
= 26.5 gr

Sesudah ( E2 ) = B2 D2
= 40,9 9,33
= 31,57 gr
Kadar air ( W ) :
Sebelum ( W1 ) = 18.87 %
Sesudah ( W2 )

= 59,96 %

Tabel Beban
Beban = Pembacaan arloji x Penurunan
t = 1/4 menit Beban

= 0.321 x 0.011 = 0.0035

t = 1/2 menit Beban

= 0.62 x 0.012 = 0.0074

Selanjutnya ditabelkan
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 51 of 70
Tabel berat isi kering
Berat tanah basah + cetakan ( A )

= 10373gr

Berat cetakan ( B )

= 8178 gr

Berat tanah basah ( C )

= A B = 2195gr

Isi tabung ( D)

= rt
= 3,14 x 7,5 x 11,7
= 2066,5125 cm

Berat isi basah (Y)

= Berat tanah basah / isi tabung


= 2195 / 2066,5125
= 1.062 gr/cm

Berat isi kering (Yd) = { Y / ( 100 + W ) } 100


= { 1.062 /( 100 + 18.87 % ) } 100
= 0.893 gr/cm
Grafik hubungan antara penurunan dgn beban
Penurunan 0,1" CBR = ( 0,009 x 2,205 x 100 % ) / ( 3 x 1000)
= 0,00066
Penurunan 0,2" CBR = ( 0,01175 x 2,205 x 100 % ) / ( 3 x 1500 )
= 0,00058

VI. KESIMPULAN
Dalam

mendapatkan nilai CBR terlebih dahulu dilakukan perhitungan dan

pembuatan grafik kepadatan standar & CBR.Dari grafik kepadatan standar akan kita

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 52 of 70
dapat nilai berat isi kering maksimum dan kadar air optimum, lalu kita ambil 95 % nilai
berat isi kering & pada grafik CBR kita akan dapat membaca CBR untuk pembacaan
95 % tersebut.
Dalam pengambilan nilai CBR kita harus memperhatikan syarat dari pengambilan
nilai berdasarkan hasil yang didapat:
-

jika 0.1 > 0.2 maka hasil percobaan tersebut betul

jika 0.1 < 0.2 maka harus dilakukan percobaan ulang

Dan jika 0.1 tetap kecil dari 0.2 setelah dilakukan pengulangan, maka ambil
nilai yang terbesar antara kedua tersebut ( tetap nilai dari 0.2)

Dalam percobaan kali ini didapat:


-

untuk 0.1 =0,00066

untuk 0.2 = 0,00058

sehingga nilai CBR yang dipakai adalah 0,00066

V.

DOPKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 53 of 70

COMPACTION
KEPADATAN STANDAR
PB 0111 76
(AASTHO T 99 74)
(ASTM D 1556 70)

Hari / tanggal

: 04 mei 2007

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I.

TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan kepadatan
tanah dengan memadatkan tanah pada silinder ukuran tertentu dengan alat penumbuk 2,5
kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm.

II. PERALATAN
1. Cetakan yang terbuat yang terbuat dari logam dan mempunyai dinding teguh dan
dibuat sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan juga harus dilengkapi dengan leher
sambung, dibuat dari bahan yang sama dengan tinggi 60 mm yang dipasang kuatkuat dan dapat dilepaskan.
2. Alat tumbuk tangan dari logam dengan permukaan rata, 50,8 0,27 mm, berat
2,485 0,009 kg dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara
bebas. Selubung sedikitnya harus mempunyai 24 buah
lubang udara yang berdiameter 9,5 mm dengan poros tegak lurus satu sama lain
berjarak 19 mm dari kedua ujung selubung harus cukup, sehingga batang penumbuk
dapat jatuh bebas tidak terganggu.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 54 of 70
3. Alat pengeluar contoh
4. Timbangan kapasitas 11,5 kg dengan ketelitian 5 gram
5. Oven yang dilengkapi pemgatur suhu
6. Alat pada perata besi panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus tajam dan sisi
lain datar
7. Saringan 4
8. Talam, alat pengaduk, sendok
III. BENDA UJI

Bila contoh tanah yang diterima dari lapangan masih dalam keadaan lembab,
keringkan contoh tanah, sehingga menjadi gembur. Dapat dilakukan juga diudara
atau dengan alat pengering lain dengan suhu 60c. Lalu ditumbuk tapi butiran
aslinya tidak pecah.

Tanah sudah gembur disaring dengan # 4 sebanyak 2500 gr.

Benda uji disediakan sebanyak 5 kantong ( 5 X 2500gr ), Tiap kantong dicampur


dengan air yang ditentukan dan diaduk sampai rata. Penambahan air diatur sebagai
berikut : 8%, 10%,12%,14%,16%.

Masing-masing benda uji dimasukkan kedalam kantong plastik dan disimpan selama
24 jam atau sampai kadar airnya merata.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


a. Ditimbang cetakan dengan diameter 102 mm (4") dan keping alas
b. Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu, dan ditempatkan pada landasan
yang kokoh.
c. Salah satu dari keenam contoh itu diaduk dan dipadatkan didalam cetakan menjadi 3
lapisan yang masing-masing lapisan ditumbuk 25 kali sesuai dengan pola yang telah
ditentukan.
d. Kelebihan tanah dipotong dari bagian keliling leher dengan menggunakan pisau dan
lepaskan leher sambung.
e. Ditimbang sertakan yang berisi benda uji beserta keping alas.
f. Benda uji dikeluarkan dari cetakan dengan alat pengeluar contoh dan dipotong
sebagian kecil dari benda uji untuk pemeriksaan kadar air.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 55 of 70
g. Dimasukkan sample yang akan dicari kadar airnya kedalam cawan yang sudah
diketahui beratnya.
h. Ditimbang cawan yang berisi sample tanah lalu diovenkan selama 24 jam.
i. Cawan dikeluarkan dari oven dan didinginkan sampai beratnya konstan
j. Ditimbang cawan beserta isinya.
k. Dihitung kadar airnya.
V. ANALISA DATA
Kadar Air :
Berat tanah basah + cawan (W1)

= 19.5 gr

Berat tanah kering + cawan (W2)

= 16.3 gr

Berat air (W3)

= W1-W2
= 19.5 16.3
= 3.2 gr

Berat cawan (W4)

= 9.35 gr

Berat tanah kering (W5)

= W2 W4
= 16.3 9.35
= 6.95 gr

Kadar air (%)

= 46.01 %

Berat Isi :
Berat tanah basah

= (Berat tanah basah + Cetakan) Berat cetakan


= 5180 3599
= 1581 gr

Isi Cetakan

= 1/4 d2. t
= 1/4 . 3,14. (11,2)2 . 11,5
= 1132.98 cm

Berat Isi basah () = Berat tanah basah


Isi Cetakan
=

1581
1132.98
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 56 of 70
= 1.4 gr/cm

Berat isi kering

= 100 w

100

= 0.96 gr/cm
Perhitungan selanjutnya ditabelkan berikut ini
VI. KESIMPULAN
Kepadatan standar ini digunakan untuk pemadatan tanah saja bukan untuk
pekerjaan struktur. Pada hasil akhir didapat berat isi kering (d) dan kadar air optimum
(w optimum), yang mana nilai ini dapat digunakan untuk penambahan air pada CBR .
Dari grafik kepadatan standar akan didapatkan nilai berat isi kering maksimum
dan kadar air optimum, dan 95% dari nilai maksimum dihubungkan pada grafik CBR,
maka didapatkan nilai CBR yang sebenarnya.

VII. DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 57 of 70

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 58 of 70

KEKUATAN TEKAN BEBAS


UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH
PB 0114 76
(AASTHO T 208 70)
(ASTM D 2166 66)

Hari / tanggal

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Pemeriksaan percobaan ini dilakukan untuk menentukan besarnya kekuatan tekan
bebas tanah dan batuan yang bersifat kohesif dalam keadaaan asli maupun buatan
(remoulded). Kuat tekan bebas adalah besarnya beban aksial persatuan luas pada saat
benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat regangan aksialnya mencapai 20%.
II. PERALATAN
Mesin tekan bebas ( unconfined compressive strength)
Pengeluar contoh (Extruder).
Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi 2 kali diameter
Spatula.
Neraca dengan ketelitian 0.1 gram.
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 59 of 70
Pisau tipis dan tajam
Pisau kawat
Stop wacth
III. BENDA UJI

Benda uji yang digunakan berbentuk silinder.

Sampel yang dipakai adalah sampel tanah asli.

Benda uji mempunyai diameter minimal 3,3 cm dan tingginya diambil 2 kali
diameter.

Ukuran benda uji:

untuk benda uji diamter 3,3 cm besar butir maksimumnya harus 0,1 diameter
benda uji.

IV. PROSEDUR PELAKSANAAN


1. Siapkan sebuah silinder untuk tempat contoh, dimana tinggi dan diameter sudah
diketahui.
2. Dikeluarkan sampel dengan extruder kedalam cetakan tersebut.
3. Setelah keluar, ratakan permukaannya dan keluarkan contoh dengan hati hati
jangan sampai merusak contoh.
4. Benda uji yang digunakan harus mempunya tinggi 2 kali diamternya.
5. Lakukan penimbangan pada contoh.
6. Susunlah sampel pada alat tekan bebas.
7. Lakukan pemberian tekanan pada sampel.
8. Percobaan dihentikan apabila nilai yang diperoleh sudah konstan atau sampel telah
mengalami keruntuhan .
9. Sampel tadi dijadikan sampel tanah tidak asli dengan jalan meremas remas sampel
tersebut didalam plastik cetak dan lakukan kembali percobaan yang sama.
10. Setelah selesai ambil sedikit sampel, lakukan percobaan kadar air.
11. Lakukan analisa perhitungan unconfined.
V. ANALISA DATA

Diameter contoh ( d )

=7

cm

Tinggi contoh ( t )

= 14,2 cm

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 60 of 70

Luas semula ( L )

cm2

Isi contoh

cm3

Berat contoh

gr

Berat isi

= Berat contoh / isi contoh


=
kg / cm3

Luas terkoreksi ( cm2 ) = Angka Terkoreksi x Luas Sampel


Angka kalibrasi = 0,678
Untuk 0.5 mnt

=
=

cm2

Nilai beban ( kg ) = Angka Kalibrasi x Pembacaan arloji


Untuk 0,5 menit
Angka kalibrasi

= 0.678

Pembacaan arloji =
Beban

=
=

kg

Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan


Tegangan
Digunakan rumus : Tegangan = beban / luas terkoreksi
Untuk 0,5 menit
Tegangan

=
=

kg/cm2

Hasil perhitungan selanjutnya ditabelkan.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 61 of 70

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, kita dapat melihat pada saat kapan benda uji
mengalami keruntuhan. Dengan begitu, kita dapat menentukan besarnya kekuatan tekan
bebas tanah. Dari perhitungan analisa, dapat kita buat grafik yang menunjukkan
hubungan antara regangan dan tegangan.
Maka dari perbandingan diatas dapat diketahui bahwa :
Pemeriksaan unconfined berarti menunjukkan percobaan langsung daya
dukung tanah yang diuji.

VI.

DOKUMENTAS

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 62 of 70

DAYA REMBESAN
( PERMEABILITY )

Hari / tanggal

: sabtu / 08 April 2006

Jam

: 08.00 Selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

: Laboratorium Mekanika Tanah


Universitas Bung Hatta

I. TUJUAN
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan daya rembesan kedalam pori-pori
tanah. Daya rembesan ( permeability ) adalah kemampuan tanah untuk dapat dirembes air
II. PERALATAN
a. Satu set alat permeability
b. Alat pengeluar contoh
c. Tabung air
d. Cawan
e. Pisau tipis
f. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 63 of 70

III. BENDA UJI


Jenis sampel yang digunakan adalah sampel tanah terganggu.
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Keluarkan benda uji dalam tabung dengan menggunakan alat pengeluar contoh
2. Sebelumnya ukur diameter dan tinggi dari tabung serta tinggi dari batu pori dan
ring
3. Masukkan benda uji kedalam tabung dengan susunan batu pori + kertas filter +
tanah dan terakhir sebelum alat dipasang letakkan besi per pada alat
4. Kemudian masukkan air pada tabung pipa sampai penuh dan sambungkan pipa
pada alat permeability dan bukalah kran. Tambahkan air dan setiap hari lihat
berapa air yang tinggal sampai tanah jenuh. Perbedaan tinggi air pada waktu t = t
adalah h2
V.

ANALISA DATA
Tinggi sampel

: 14 cm

Diameter sampel

: 5 cm

Tinggi tabung

: 16.8 cm

Luas sampel = 3,14 x (2.5)2

= 19.625 cm2

Isi sampel

= 19.625 x 14 = 274.75 cm3

Isi tabung

= 19.625 x 16.8

= 329.70 cm3

Contoh : pada waktu 15 detik

Tinggi air awal ( H1 )

Tinggi air akhir ( H2 ) Tinggi air awal pada 0 detik = 69.5 cm


H2

= 69.5 cm

= 69.5 68
= 1.5 cm

H1/H2

= 69.5 / 1.5
= 46.333 cm

Log H1/H2

Suhu = 270C

= 1.6659

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 64 of 70

Koefisien Permeability
K = 2,303

aL1
Log H1/H2
AL2

= 2,303 x

19.625 x14
. 1.6659
540.18 x16.8

= 0.1162
Selanjutnya perhitungan ditabelkan.

VI. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa semakin rendah tinggi air
awal, maka semakin besar koefisien permeabilitasnya, dengan begitu kemampuan tanah
untuk dapat dirembes air semakin besar.
VII.

DOKUMENTASI

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 65 of 70

TRIAXIAL TEST
PB 0000 76

Hari / tanggal

Jam

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

I. TUJUAN
Untuk menetukan parameter tegangan geser.

II. PERALATAN
Satu set mesin Triaxial Test
Batu pori dan kertas pori
Rol / meter pengukur
Lapisan membrane
Kompresor
Cetakan slinder
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 66 of 70

III. PROSEDUR PELAKSANAAN


Keluarkan sampel dari tabung dan cetak dengan cetakan selinder
Ukur diameter dan tinggi sampel dan timbang beratnya
Ambil sedikit sampel untuk pengujian kadar air sebelum pengujian
Letakan sampel pada sel Triaxsial Test dengan pemasangan batu pori atas dan bawah
sampel
Pasng lapisan membrane pada sekeliling sampel kemudian pasang tabung sel dan
pastikan pastikan tabung sudah terkunci pada torak tegak lurus dan masukan air
Lakukan penggeseran dengan cara memberikan tekanan dan kecepatan
Catat pembacaan proving ring sampai terjadi konstan atau telah terjadinya
keruntuhan pada sampel
Kembalikan tekanan ke nol untuk mengembalikan air kemudian lanjutkan
memberikan tekanan selanjutnya.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 67 of 70

STANDART PENETRATION TEST


S PT
Hari / tanggal

Jam

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

I. TUJUAN
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui perlawanan tanah terhadap penetrasi
sebuah tabung belah baja di dalam lubang bor. Jumlah pukulan (nilai N) yang diperlukan
untuk memukul tabung belah tersebut hingga diperoleh penetrasi sebesar 300 mm dari
dasar lobang disebut perlawanan penetrasi SPT atau nilai N SPT.
II. ALAT-ALAT
a. Peralatan Untuk Membor
b. Tabung Belah SPT (panjangnya 45 cm)
c. Batang Pancang
d. Beban seberat 63,5 kg
e. Stang SPT , Conus SPT
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 68 of 70
f. Kepala Pembatas
g. Tali Penarik
h. Katrol
i. Kunci Pipa
j. Tripod Set
III. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Di bor lokasi yang akan diuji sampai pada kedalaman 1 meter.
2. Masukkan tabung belah SPT kedasar lubang bor dengan tahapan setiap 15cm
sebanyak tiga kali pukulan ( jumlah kedalaman 45 cm )
3. Dipasang tripot pada lokasi setelah dilakukan pemboran.
4. Dipasang pemberat dan katrol.
5. Dilakukan penggujian pada tiap kedalaman 15 cm dan dicatat banyaknya
ketukan.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 69 of 70

BATAS SUSUT
SHRINGKAGE LIMIT

Tanggal

: 10 Mei 2007

Jam

: 08:00 s/d selesai

Kelompok /Group

: 2 / II

Tempat

I. TUJUAN
Untuk menentukan kadar air pada kedudukan antara daerah semi padat dan padat,
yaitu persentase kadar air dimana pengurangan pada kadar air dimana pengurangan pada
kadar air selanjutnya tidak mengakibatkan perubahan pada volume.
II. ALAT-ALAT

Cawan yang telah ditimbang berat dan tingginya

Saringan no. 50

Neraca dengan ketelitian 0,01gr

Air suling
Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

70Page 70 of 70

Air raksa

Oven dan penggaris yang bersisi lurus.

III. BENDA UJI


Benda uji yang digunakan adalah sisa tanah pada percobaan batas cair.
IV. PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Cawan diisi dengan benda uji sampai penuh dan ratakan permukaannya sehingga
tinggi tanah sama dengan tinggi cawan.
2. Timbang berat cawan tambah tanah basah.
3. Kemudian keringkan dalam oven selama 24 jam.
4. Tanah yang telah dikeringkan ditentukan volumenya dengan cara mengukurnya
dengan penambahan air raksa kedalam cawan. Air raksa akan mengisi celah-celah
retakan tanah dalam cawan.
5. Air raksa yang mengisi cawan kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur kemudian
dicatat.

Teknik Sipil Universitas Bung Hatta

Anda mungkin juga menyukai