Sel Kering
Baterai kering ditemukan oleh Leclanche yang mendapat hak paten atas
penemuannya pada tahun 1866. Sel Leclache terdiri atas suatu silinder seng
yang berisi pasta campuran batu kawi (MnO2), salmiak (NH3), karbon (C), dan
sedikit air. Seng berfungsi sebagai anoda, sedangkan sebagai katoda digunakan
elektroda inert, yaitu grafit (C) yang dicelupkan di tengah-tengah pasta. Pasta
itu sendiri berfungsi sebagai oksidator. Selain sebagai anoda seng juga berfungsi
sebagai wadah komponen baterai.
Reaksi-reaksi yang terjadi dalam baterai kering sebenarnya lebih rumit,
tetapi pada garis besarnya adalah:
Anoda : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e
Katode : 2MnO2(s) + 2NH4+(aq) + 2e Mn2O3(s) + 2NH3(aq) + H2O(l)
Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) Zn2+(aq) + Mn2O3(s) + 2NH3(aq) H2O(l)
Selanjutnya Zn2+ yang terbentuk mengikat NH3 dan membentuk ion Zn(NH3)22+,
reaksinya sebagai berikut:
Zn2+(aq) + 4NH3(aq) Zn(NH3)42+(aq)
Perbedaan potensial yang dihasilkan oleh satu sel bakterai kering adalah 1,5
volt. Sel Leclanche tidak dapat diisi kembali.
2.
Baterai Merkuri
Sel Volta yang lain adalah sel merkuri atau disebut juga baterai kancing jenis
Ruben-Mallory. Sel jenis ini banyak digunakan untuk baterai arloji, kalkulator,
dan komputer.Baterai merkuri ini telah dilarang penggunaannya dan ditarik
dari peredaran sebab bahaya yang dikandungnya (logam berat merkuri). Baterai
kancing ini terdiri atas seng (anode) dan merkuri (II) oksida (katode). Kedua
elektrode tersebut berupa serbuk padat. Ruang di antara kedua elektrode diisi
dengan bahan penyerap yang mengandung elektrolit kalium hidroksida (basa,
alkalin). Reaksi redoks yang terjadi dalam sel adalah sebagai berikut :
Zn(s) + 2OH(aq) ZnO(s) + H2O(l) + 2e (anode)
HgO(s) + H2O(l) + 2e Hg(l) + 2OH(aq) (katode)
Zn(s) + HgO(s) ZnO(s) + Hg(l)
Potensial sel yang dihasilkan adalah 1,35 V.
3.
Sel Aki
Sel aki (Accumulator) merupakan contoh sel Volta sekunder. Sel aki terdiri atas
elektrode Pb (anode) dan PbO2 (katoda). Keduanya dicelupkan dalam larutan
H2SO4 30%.
Cara kerja sel :
a.
b.
c.
4.
Baterai Litium
Litium merupakan unsur lebih banyak terdapat dalam bentuk ionnya dalam
larutan. Hal tersebut yang mendasari perkembangan baterai litium yang dapat
diisi ulang. Pada umumnya baterai litium terdiri atas karbon sebagai anoda, dan
litium kobal dioksida sebagai katoda dengan elektrolit berupa garam litium.
Reaksi redoks yang terjadi adalah sebagai berikut :
Anoda : 2Li(s) 2Li+(aq) + 2eKatoda : 3I2(s) + 2e- 2I3-(aq)
2Li(s) +3I2(s) 2Li+(aq) + 2I3(aq)
Potensial sel litium sebesar 3,6 V dan litium memiliki massa pakai yang lama,
karena dapat diulang dengan proses sederhana (setrum). Baterai ini banyak
digunakan sebagai energi listrik pada barang-barang elektronika seperti telepon
genggam dan laptop.
5.