Oleh:
Edwin Renada Taufan, Sarash Amalia Pridasari, Fonna Mauliddiyah,
Intan Sania Nurmalasari, dan Anggini Nur Azizah
Jurusan Sains Informasi Geografi dan Pengembangan Wilayah
Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas permukiman terkait dengan
kepadatan penduduk. Lokasi penelitian berada di area permukiman di Kelurahan Maguwoharjo,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Citra penginderaan
jauh yang digunakan adalah citra Quickbird perekaman tahun 2010. Metode yang digunakan adalah
interpretasi visual citra dan aplikasi Sistem Informasi Geografis menggunakan pendekatan kuantitatif
berjenjang tertimbang untuk mengetahui kualitas permukiman di Kelurahan Maguwoharjo. Interpretasi
visual dilakukan dengan melakukan proses digitasi on screen dan pendekatan kuantitatif berjenjang
dilakukan dengan melakukan skoring antar blok permukiman. Selain menggunakan citra penginderaan
jauh, informasi mengenai kerawanan bencana, air bersih, dan sanitasi didapatkan melalui data
sekunder berupa wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Peta Kualitas Permukiman
di Kelurahan Maguwoharjo yang diperoleh dengan mengoverlaykan data kajian kualitas fisik
permukiman, kualitas lingkungan permukiman, kualitas sosial, kualitas dan tingkat pelayanan fasilitas
kota, dan kajian kualitas bangunan di Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten
Sleman.
Kata kunci: penginderaan jauh, kualitas permukiman, interpretasi visual, Sistem Informasi Geografis,
pendekatan kuantitatif berjenjang tertimbang.
jauh.
Kelurahan
satu
parameter
untuk
tolak
ukur
tingkat
menjadi
merupakan
Maguwoharjo
kesejahteraan
Dengan
bantuan
interpretasi
visual
citra
kualitas
permukiman
terhadap
kesehatan
kepadatan
penduduk
di
Kelurahan
Maguwoharjo.
tersebut
maupun
dan
wawancara
a. RUMUSAN MASALAH
melakukan pengamatan
terhadap
Teknologi
penduduk
yang
berkembang
saat
ini
tersebut.
memecahkan
berbagai
permasalahan
yang
masalah manusia,
jauh.
Teknologi
khususnya permasalahan
penginderaan
jauh
dapat
digunakan
untuk
permasalahan-
permasalahan
mengidentifikasi
permukiman
berjenjang
tertimbang.
Semakin
banyak
ini
diharapkan
berikut:
1. Data
memiliki
spasial
kualitas
manfaat
sebagai
permukiman
Kelurahan
teknik sampling.
Maguwoharjo,
di
Kecamatan
Berdasarkan
uraian
di
atas
diperoleh
kebijakan.
kualitas permukiman ?
3. Bagaimana
persebaran
atau
distribusi
d. TINJAUAN PUSTAKA
Maguwoharjo?
b. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
menggunakan
Citra
Quickbird
untuk
permukiman.
memetakan kualitas
permukiman
Pembuatan
peta
kota
memerlukan
Tertimbang
3. Mengetahui
permukiman
persebaran
yang
ada
kelas
di
kualitas
Kelurahan
tinggal
Totok,1981).
kota
&
Gunawan,
memerlukan
Totok,1981).
kota.
dapat
dikarenakan
lingkungannya
menyajikan
jalan
Teknik
peta
Gunadi
(Sutanto,
penginderaan
kereta
api,
industry/perdagangan.
jauh
dan
daerah
Sedangkan
informasi
analisa
sistem
mikro,
antara
peta
tata
secara
guna
lahan
lengkap
unsur-unsur
dan
seperti
kota
dapat
kepadatan
Permukiman
adalah
bagian
dari
lain
(Sutanto, 1981).
adalah
daripadanya
kawasan
yang
didominasi
oleh
a.
Rumah
adalah
bangunan
yang
pengertian yaitu :
yang
yang
mendukung
perikehidupan
dan
penghidupan.
b.
berupa
kawasan
perkotaan
maupun
Kawasan
oleh
tempat
dan penghidupan.
tinggal
yang
yang
didomisili
dilengkapi
dengan
d.
Satuan
lingkungan
permukiman
Citra
merupakan
merupakan
gambaran
hasil
digambarkan
dengan
cara
optik
maupun
elektronik.
Quickbird
memiliki
kemampuan
dapat
tertinggi.
Satelit
Quickbird
a. Bahan penelitian
2. Software ArcGIS
permukiman
4. Alat tulis
Informasi
Geografis
b. Metode
(SIG)
1. Wilayah Kajian
yang
dapat
digunakan
untuk
bereferensi
geografi.
Saat
ini
SIG
mempunyai
Desa
masyarakat.
55282.
mendukung
pos
untuk
kode
Kampus
dan
Universitas
Yogyakarta,
dan
Sanata
Dharma
Stadion
Internasional
Desa
Maguwoharjo
Maguwoharjo.
Pada
mulanya
B. METODE PENELITIAN
Lokasi
penelitian
berada
di
area
Kelurahan
yang
Quickbird
digunakan
adalah
citra
Tajem,
Kelurahan
Paingan,
(https://id.wikipedia.org/wiki/Caturtunggal,_De
pok,_Sleman )
2. Pengumpulan Data
Desa
Pengumpulan
yang
otonom
dengan
nama
Desa
data-data
dilakukan
dilakukan
Kelurahan.
dikumpulkan
(https://id.wikipedia.org/wiki/Maguwoharjo,_De
variabel
pok,_Sleman)
pengolahan
sedangkan
Variabel
Istimewa
sekunder adalah
Indonesia.
pengharkatan
data
Desa
yang
dikumpulkan
a. Kepadatan rumah
b. Tata letak
c. Lebar jalan
d. Kondisi jalan
e. Kondisi halaman
f. Pohon pelindung
g. Lokasi permukiman
Pada
mulanya
Desa
Caturtunggal
i.
Air bersih
kelurahan,
yaitu
j.
Sanitasi
Kelurahan
Mrican,
Kelurahan
Karangwuni,
Kelurahan
Ambarukmo,
dan
primer
yang
setiap
yang
sebagai
data
h. Kerawanan bencana
Data
adalah
data.
sebelum
Demangan,
Kelurahan
3. Perolehan Data
a. Data sekunder
maka
lima
kelurahan
tersebut
kemudian
pustaka.
b. Data Primer
a) Citra Quickbird
Kelurahan
b) Survey Lapangan
Data
yang
diperoleh
dari
survey
permukiman rendah.
Pola
antara
permukiman
setiap
Kondisi
4.Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Variabel
yang
digunakan
tata
letak
menunjukan
rumah
yang
keteraturan
ada
Kategori
Harkat
Baik
Sedang
Buruk
diblok
sebagai
>50%
bangunan
tertata teratur
25-50%
bangunan
tertata teratur
1. Kepadatan pemukiman
Kepadatan permukiman didapatkan dari digitasi
<25%
bangunan
atap
tertata teratur
rumah
tersebut
digunakan
untuk
kepadatan
pemukiman
atau
Sumber
Ditjen
Cipta
Karya,
rumus :
Rahardjo)
3. Lebar Jalan
Lebar jalan menentukan aksesibilitas suatu
tempat. Ketika lebar jalannya luas maka
kendaraan akan lebih mudah mobilitasnya dan
sebaliknya ketika jalan sempit maka mobilitas
8
>50%
diperkeras
lebarnya.
Lebar jalan
>50%
Jalan
Kategori
blok
Baik
blok
3-6m
dapat
dapat
pemukiman Sedang
Sedang
jalan pada
permukiman Buruk
Cipta
Karya,
Rahardjo)
5. Kondisi Halaman
jalan sekitar 4m
Kondisi
Tabel 1.2 Klasifikasi Lebar Jalan
Ditjen
Ditjen
dilalui
Sumber
telah diperkeras
belum diperkeras
<25%
antara
Baik
dengan
dengan
konblok
Harkat
masuk
telah
halaman
yang
baik
Cipta
Karya,
Rahardjo)
4. Kondisi Jalan
Kondisi halaman
>50%
rumah
terawat
Kondisi jalan
Kategori
Kategori
Harkat
Baik
Halaman
luas
dan
dengan
baik
Harkat
25-50%
9
terawat Sedang
dengan baik
terawatt
dengan baik
Buruk
Pohon Pelindung
Kondisi
lokasi
Kategori
permukiman
Harkat
mengurangi
polusi
oleh
Jauh
kendaraan
dari
sumber
fasilitas kota.
pohon
pelindung
Kategori
Tidak
terpengaruh
secara
langsung
Harkat
atau
lokasi
rentan
bencana.
>50%
jalanan
memiliki
pohon Baik
pelindung
Buruk
jalanan
maupun suara.
pohon Sedang
2
Tabel 1.6 Klasifikasi Lokasi Permukiman
pelindung
<25%
jalanan
memiliki
pohon Buruk
8.
Penentuan
pelindung
lokasi
permukiman
selalu
Ditjen
Cipta
air
Air Bersih
kualitas
Karya,
permukiman
yang
baik
memiliki
Rahardjo)
7.
Lokasi Permukiman
Sumber air
dan
fasilitas
kota.
Asumsi
yang
10
Kategori
Harkat
>50%
dari
keluarga
ada
blok
yang
pada
permukiman
menggunakan PAM,
dan
Sumur
jumlah
Baik
sendiri
sebagai sumber
air
bersih
yang
pada
Lokasi sanitasi
ada
blok
permukiman
menggunakan PAM,
dan
atau
sendiri
Kategori
Harkat
blok
permukiman
Sumur
dilengkapi dengan
sebagai
septitank
dari
keluarga
jumlah
yang
pada
pada
ada
memiliki WC dan
permukiman
dilengkapi dengan
menggunakan PAM,
dan atau Sumur, dan
Buruk
septitank
selebihnya
menggunakan
septitank
blok
permukiman
blok
atau
rumah
dan
Sedang
Buruk
tanpa
atau
menggunakan
sebagai
selokan
Ditjen
blok
Cipta
Karya,
permukiman
memiliki WC dan
dilengkapi dengan
Rahardjo)
septitank
9. Sanitasi
dan
selebihnya
menggunakan
Ditjen
Cipta
Karya,
berpengaruh.
Rahardjo)
Variabel
Bobot
Kepadatan Rumah
Tata Letak
Lebar Jalan
Kondisi Jalan
Kondisi Halaman
Pohon Pelindung
Harkat
Lokasi Permukiman
Kerawanan Bencana
Air Bersih
bencana
Sanitasi
Kerawanan
bencana
Kerawan Bencana
Permukiman
menjadi
Kategori
berada Baik
faktor
Variabel
tidak
terjadi
bencana
Permukiman berada di Buruk
penimbang
kepadatan
api
permukiman.
Tabel
1.9
Klasifikasi
1.
Sedangkan
rumah,
lebar
untuk
jalan,
variabel
kerawanan
6. PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS
Kerawanan
PERMUKIMAN
Bencana
5. TAHAP PEMBOBOTAN
Setelah
dilakukan
dengan
seperti
variabel
masing-masing
kemudian
setiap
blok
permukimannya.
Kemudian
dirasa
variabel
tersebut
sangat
12
sebagian
desa
Maguwoharjo
dan
sanitasi.
kemampuannya
dalam
memetakan
kualitas
permukiman,
karena
lingkungan
data
fisik
variabel
fisik
kualitas
permukiman
permukiman
dapat
melalui
digitasi.
Lahan
dengan
blok-blok
rona
kemerahan
permukimannya.
yang
Hal
umumnya
tersebut
permukimannya.
Pada
lokasi
penelitian,
blok-blok
mencari
jawaban
bencana,
air
atas
dan
kerawanan
melalui
masing-masing
yang
mewakili
diharapkan
bersih
kondisi
blok
sanitasi
permukiman
jawabannya
mampu
kualitas
berjenjang,
terhadap
maka
variabel
masing-masing
kriteria
b.
Tata letak
Tata letak permukiman dinilai dengan
Kepadatan Rumah
teratur,
permukiman
a.
14
semakin
tidak
baik
jalan.
(buruk).
Asumsinya,
semakin
letak
aksesibilitas
dan
kenyamanan
di
yang
teratur
semakin
untuk
tata
mudah
bertempat
tinggal
meter).
hanya
tergolong
cukup
karena
tanpa
jalan
c.
utama
yang
lebarnya
mampu
Lebar jalan
penelitian.
Lingkungan
mengakomodasikan akses
dalam
itu,
melakukan
aspek
aksesibilitas.
d. Kondisi jalan
mobilitas.
penduduk
Oleh
karena
15
perumahan
diperkeras
karena
urgensi
untuk
biasanya
terencana
maka
f. Pohon pelindung
e.
Kondisi halaman
kesempitan
dan
terbatas.
Hal
tersebut
g. Lokasi permukiman
h. Kerawanan bencana
Kerawanan bencana menjadi salah satu
j. Sanitasi
Sanitasi
merupakan
penyehatan
penilaiannya
ialah
pembuangan
limbah,
permukiman
tidak
ada
bencana
berarti
ada
dinilai
tidaknya
apakah
tempat
dibuang
berkualitas
baik
ke
jika
yang
wadah limbahnya.
KUALITAS PERMUKIMAN
bisa
digeneralisasikan
bahwa
kawasan
Perumahan
Casa
Grande
memiliki
i. Air bersih
Air bersih dinilai dari ketersediannya
sumber air
air
bersihnya
berasal
dari
PAM
ialah
dengan
permukiman
jalan yang
jelas
baik.
permukiman.
sangat
bagus.
Sehingga
data
variabel
fisik
dapat
lingkungan
diorganisasikan
Pemodelan
spatial
yang
metode
tergolong
secara
agak
baik.
Sehingga
analisis
berjenjang
tertimbang,
tertentu.
3. Kualitas fisik lingkungan permukiman di
D. KESIMPULAN
1. Citra Quickbird merupakan salah satu citra
Desa
Maguwoharjo
sebagian
dalam
perkotaan
fenomena
18
tergolong
Caturtunggal
memetakan
besar
dan
agak
baik
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Iswari Nur. 2015. Modul Praktikum Penginderaan Jauh untuk Studi Perkotaan (GKP 0209).
Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM
Sutanto, Gunadi & Gunawan, Totok. 1981. PENGGUNAAN FOTO UDARA UNTUK PEMBUATAN
PETA PENGGUNAAN LAHAN KOTA KOTAMADYA YOGYAKARTA. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM Bakosurtanal
Sutanto. 1981. APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DALAM PERENCANAAN KOTA. Yogyakarta :
Fakultas Geografi UGM
19
LAMPIRAN
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31