Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
LATAR BELAKANG
DAMPAK
AGRESIF &
TEMPRAMEN
TIDAK NYAMAN
BOROS ENERGI
KABUT ASAP
UDARA PANAS
KERUGIAN EKONOMI
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Kajian-kajian terdahulu:
Penghijauan kota (green space) dan Penambahan perairan
kota (blue space) (Gledhill dan James, 2008).
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Mengabaikan
factor-faktor
sosiologis
BAB I
BAB III
BAB IV
BAB V
FAKTA DI PALEMBANG
Trend Perubahan Lahan dan Pertumbuhan Ekonomi Sektor
Bangunan Di Kota Palembang
60
56
50
47
37.8
40
30.35
30
20
15.3 14.5
12.92
9.7
10
Lahan Rawa
1990 2000
Ruang Terbuka
1999 2014
7.12 8.03
Sumber: RTRW Kota Palembang (2010); Nagel et al. (2010); Juliantina (2012); Nawawi, (2015).
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
28.3
27.6
24.9
27.5
24.6
28.2
27.9
25.9
24.6
24.6
20
15
10
3.4
5
0
Siang
Malam
Selisih
Lahan Kering Dalam Hutan Tropis Pesisir Lahan Kering Pesisir Hutan Tropis Dalam
28.3
24.9
3.4
27.6
24.6
3
27.5
25.9
1.6
Siang
Malam
3.6
3.3
1.6
27.9
24.6
3.3
Pusat Kota
28.2
24.6
3.6
Selisih
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PERTANYAAN PENELITIAN
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
TUJUAN PENELITIAN
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
TINJAUAN PUSTAKA
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
KOMPONEN POETIC`
POPULASI
(P)
ORGANISASI
(O)
LINGKUNGAN
(E)
BAB I
PENJELASAN
JUMLAH
PENGHUNI
RUMAH
Studi sebelumnya membenarkan adanya pengaruh populasi terhadap UHI (Arnfield, 2003). Streutker (2003)
melaporkan pengaruh jumlah penduduk terhadap signatur UHI di Houston, Texas. Hal ini menunjukkan
kalau UHI merupakan salah satu fungsi pertumbuhan populasi (Streutker, 2004) yang menjadi karakteristik
utama dari urbanisasi (Gallo dan Owen, 1999)
PENDAPATAN
RATA-RATA
Dalam studi yang menggunakan kerangka POETIC, organisasi didekati dengan pendapatan rata-rata per
kapita (Scholz, 2006:8)
PENDIDIKAN
Faktor pendidikan juga dapat disertakan sebagai pendekatan bagi variabel organisasi karena menentukan
pula struktur sosial di masyarakat (Zhou et al, 2009). Sementara itu, pendapatan dan pendidikan ditemukan
berpengaruh positif terhadap pengeluaran perawatan pekarangan dan pekarangan berpengaruh positif
terhadap reduksi UHI (Zhou et al, 2009).
KEPADATAN
POPULASI
Studi Streuker (2003) mengungkapkan bahwa UHI, selain dipengaruhi oleh populasi, juga dipengaruhi oleh
kepadatan populasi. Pengaruh ini juga ditemukan oleh studi Chen et al (2006) di Guangdong, Tiongkok.
LOKASI
RUMAH
Kolokotroni et al (2011) mengungkapkan faktor jarak dari pusat kota, dan geometri lembah kota
berpengaruh terhadap UHI. Oke (Connors, Galletti, dan Chow, 2013)
KELUASAN
VEGETASI
Connors et al (2013) dan Jahan (2013) menyatakan pengaruh signifikan dari proporsi kawasan terbangun
terhadap kawasan hijau terhadap intensitas UHI. Selain itu, Imhoff et al (2010) menilai bahwa ISA
(Impervious Surface Area) yang merujuk pada luasan kawasan terbangun, dipandang berkontribusi pada UHI
lebih besar daripada kepadatan populasi
BAHAN
PENUTUP
ATAP
Oke (Connors, Galletti, dan Chow, 2013) dan Kolokotroni et al (2011) menemukan bahwa albedo
berpengaruh terhadap UHI
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
KOMPONEN POETIC`
PENJELASAN
LINGKUNGAN
(E)
CUACA, DAN
WAKTU
Rong (2006) menilai faktor alami yang mempengaruhi UHI mencakuplah cuaca, lokasi geografis,
dan waktu (jam dan musim). Sementara itu, luas vegetasi alami, dalam hal ini dibedakan dengan
vegetasi binaan, berfungsi mengurangi UHI (Tursilowati et al, 2012).
TEKNOLOGI
(T)
TEKNOLOGI
PENDINGIN
Walaupun konsumsi energi dipandang lebih sebagai efek dari UHI, Saitoh, Shimada, dan Hoshi
(1996) melihat bahwa ia dapat dipandang sebagai prediktor. Begitu pula, walaupun penggunaan
AC dipandang sebagai efek dari UHI, Salamanca et al (2014) menemukan bahwa ia dapat pula
dipandang sebagai prediktor UHI.
PRANATA
(I)
KESEHATAN
KEADILAN
KEYAKINAN
PERDAGANGAN
PENDIDIKAN
KENYAMANAN
PEMERINTAHAN
KESEJAHTERAAN
Scholz (2006) mengoperasionalisasikannya sebagai jumlah LSM dan keanggotaan individu pada
inisiatif pro lingkungan. Pickett dan Cadenasso (2009) misalnya, mendaftarkan pranata
kesehatan, keadilan, keyakinan, perdagangan, pendidikan, kenyamanan, pemerintahan, dan
kesejahteraan.
BUDAYA
(C)
SKALA NEP
Budaya lingkungan individu dijelaskan oleh teori lingkungan nilai-keyakinan-norma (Value-BeliefNorm = VBN) (Hopper dan Nielsen, 1991; Bamberg dan Schmidt, 2003). Bagi teori VBN,
perilaku individu ditentukan oleh norma, norma ditentukan oleh keyakinan, dan keyakinan
ditentukan oleh nilai. Nilai ini kemudian diukur dengan instrumen nilai lingkungan. Instrumen
nilai lingkungan ini memunculkan konsep paradigma ekologi baru (NEP).
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
KERANGKA PENELITIAN
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PERUMNAS TALANG
KELAPA (BLOK B3)
(256'31.27"S, 10441'17.38"T)
METODOLOGI PENELITIAN
PERUMAHAN TAMAN
SARI KENTEN
(SEMUA BLOK)
(254'4.46"S, 10446'4.95"T),
LOKASI
PENELITIAN
PERUMAHAN TOP
JAKA BARING
(BLOK B1-B5)
(31'36.98"S, 10446'42.05"T
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
ALAT PENELITIAN
Meteran
Humidity and
Temperature Meter
BAB I
BAB II
Thermo
Anemometer
BAB IV
BAB V
Operasionalisasi
Variabel Penelitian
BAB I
Variabel
Jenis Data
Satuan
Instrumen
Selisih Suhu
Interval
Kepadatan
Penghuni
Rumah
Organisasi
Sosial
Lokasi Rumah
Rasio
Interval
Kuesioner
Kekasaran Atap
Ordinal
Observasi
Rasio Kawasan
Hijau terhadap
Kawasan
Terbangun
Cuaca
Rasio
Ordinal
Observasi
Waktu
Ordinal
Jam Pengukuran
Observasi
Keluasan energi
Interval
Kuesioner
Pranata
Ordinal
Budaya
Ordinal
BAB IV
BAB V
BAB II
Ordinal
BAB III
TermoAnemometer
Observasi
Observasi
Observasi
Kuesioner
Kuesioner NEP
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
Suhu RataRata
Lokasi Pengukuran
Taman Sari
Perumnas Talang Kelapa
TOP Jakabaring
UHI
32,15
31,49
27,01
KOTA
Sao Paulo Brazil
2C
Hong Kong
Ng, 2009:64
4C
London
4-5C
Taipei
2,3-5,8C
Debrecen, Hungaria
Santamouris, 2007
4,8C
Seoul
4.6C
Siprus
7,8C
Mexico City
BAB II
4,174
2,656
0,662
REFERENSI
2C
BAB I
UHI Ratarata
BAB III
Standar Deviasi
UHI
1,330
1,248
0,487
KETERANGAN
BAB IV
BAB V
BAB I
Variabel
X1 - Kepadatan
Penghuni
X2 - Status Sosioekonomi
M
0,054
SD
0,025
X1
2,536
0,893
-0,270**
X3 - Lokasi Rumah
1,272
0,447
-0,044
0,104
X4 - Bahan Atap
2,427
0,606
0,292**
-0,233*
-0,122
X5 - Rasio
Kawasan Hijau
terhadap
Terbangun
X8 - Keluasan
Energi
X9 - Pranata Pro
Lingkungan
X10 - Paradigma
Lingkungan
0,184
0,352
0,439***
-0,089
0,276**
-0,127
153,5
111,3
-0,560***
0,448***
-0,002
-0,329**
-0,201
0,923
0,567
-0,028
0,128
-0,071
-0,063
-0,107
-0,016
21,992
4,582
0,210**
-0,180**
0,036
-0,007
0,096
-0,155
-0,193
BAB II
X2
X3
X4
X5
X8
X9
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
K E S I M P U LA N
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB VI
K E S I M P U LA N
Atap Berkontur
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB VI
K E S I M P U LA N
Berdasarkan Model Penelitian ini, Pengendalian
UHI dapat dilakukan secara langsung atau tidak
langsung.
Langsung, yaitu melalui penerapan langsung
penggunaan Bahan Atap yang berkontur, Atap
Hijau, Membuat Badan Air
Tidak Langsung, yaitu melalui penerapan Indeks Bahan
Atap dalam perhitungan Retribusi IMB, Kewajiban
membuat Atap Hijau minimal 10% dari total luas atap
datar dan membangun Badan Air bagi perumahan
sebagai Persyaratan mendapatkan Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) di Kota Palembang
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB VI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PROGRAM DOKTOR ILMU LINGKUNGAN