Anda di halaman 1dari 6

Pemeriksaan diagnostik

1. Radiologi.
a. Foto thorax posterior anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada.
Merupakan pemeriksaan awal sederhana yang dapat mendeteksi adanya kanker
paru. Menggambarkan bentuk, ukuran dan lokasi lesi. Dapat menyatakan massa
udara pada bagian hilus, effusi pleural, atelektasis erosi tulang rusuk atau
vertebra.
b. Bronkhografi.
Untuk melihat tumor di percabangan bronkus.
c. CT-Scanning, untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
d. MRI, untuk menunjukkan keadaan mediastinum.
2. Laboratorium.
a. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe).
Dilakukan untuk mengkaji adanya/ tahap karsinoma.
b. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi.
c. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
3. Histopatologi.
a. Bronkoskopi.
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian, dan pembersihan sitologi lesi
(besarnya karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
b. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2
cm, sensitivitasnya mencapai 90 95 %.
c. Torakoskopi.
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
d. Mediastinosopi.
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
e. Torakotomi.
Totakotomi untuk diagnostik kanker paru dikerjakan bila bermacam macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.1,2
Pembagian Tumor Paru
Tumor Jinak Paru
Tumor jinak paru jarang dijumpai berbanding dengan tumor ganas paru, hanya
sekitar 2% dari seluruh tumor paru. Kecuali tumor jinak paru yang terjadi pada lokasi
endobronkial biasanya ditemukan sebagai nodul soliter pada pasien tanpa memberikan

kelulan dan tumbuh lambat sekali. Tumor jinak paru yang sering dijumpai adalah
hamartoma. Jenis tumor jinak lain yang lebih jarang dijumpai adalah fibroma, kondroma,
lipoma, hemangioma, tumor neurogenik, papiloma, leiomiofibroma, dan lain-lain.3
1. Hamartoma
Hamartoma merupakan tumor jinak paru yang pertambahan besarnya berlangsung
dengan sangat lambat. Tumor ini jarang didapati pada anak-anak, biasanya di atas umur
40 tahun. Hamartoma paru-paru mungkin berisi tulang rawan, otot, jaringan ikat fibrosa,
lemak dan elemen epitel di mana yang sering dominan adalah tulang rawan dan jaringan
ikat fibrosa. Sebagian besar (90% ditemukan di perifer paru dan sebagian lagi di sentral
(endobronkial) dan sering terdapat di beberapa bagian paru (multiple).
Pada gambaran radiologik didapati nodul yang berukuran kecil yaitu diameternya
kurang dari 4cm. Bentuk tumor bulat atau bergelombang (lobulated) dengan batas yang
tegas. Kalsifikasi ditemukan pada 25% hingga 30% kasus dan berbentuk bercak-bercak
garis atau gambaran pop corn. Kalsifikasi ini akan bertambah dengan bertambah
besarnya tumor. Kalsifikasi yang ditemukan ini biasanya menunjukkan bahwa lesi jinak
dan distribusi kalsium mungkin cukup penting untuk membuat diagnosis pasti. Jika tidak
terdapat gambaran kalsifikasi maka sulit membedakannya dengan tumor ganas.
Pembentukan kavitas tidak pernah terjadi. Hamartoma endobronkial menyebabkan terjadi
obstruksi bronkus, akibatnya terjadi atelektasis atau pneumonia.3,4

2.

Gambar : Hamartoma
Kista Paru
Terbentuknya kista paru merupakan hiperinflasi udara ke dalam parenkim paru melalui

suatu celah berupa klep akibat suatu peradangan kronis. Kista paru dapat pula disebabkan
kelainan kongenital yang secara radiologik tidak dapat dibedakan dengan kista paru
didapat (akibat peradangan). Gambaran radiologik memberi bayangan bulat berdinding

tipis dengan ukuran bervariasi. Bila kista paru lebih dari satu dan tersebar di kedua paru
dikenal sebagai paru polikistik.3,4

Gambar : Kista Paru


3.

Lipoma
Sebagian besar lipoma terjadi di endobronkial sehingga menyebabkan terjadinya

obstruksi bronkus. Akibatnya terjadi atelektasis dan infeksi. Jenis tumor ini sering
ditemukan pada laki-laki berbanding perempuan. Lipoma parenkim sering ditemui pada
area subpleural dan bertumbuh besar.4

Gambar: Posterioanterior (a) dan lateral (b) radiografi toraks menunjukkan peningkatan
densitas homogen di hemitoraks kanan bawah, indikasi dari efusi pleura.

4.

Leiomioma
Leiomioma biasanya terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini

ditemui sebagai nodus perifer yang berbentuk bulat atau lonjong dengan ukuran
bervariasi. Tumor ini juga boleh ditemui di bagian sentral (endobronkial) sehingga
menyebabkan terjadinya atelektasis atau infeksi.4

Gambar :
Atelektasis total
pada paru kiri

Anda mungkin juga menyukai