Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Pada proses penambangan bawah tanah terdapat bermacam-macam

cara untuk membuat lubang bukaan atau terowongan. Salah satunya adalah
dengan cara peledakan.Peledakan pada pembuatan terowongan adalah
pekerjaan melepas dan memecah batuan dengan menggunakan bahan peledak
sehingga didapatkan bentuk yang diinginkan dengan ukuran material yang
mudah diangkut dan dibuang dengan peralatan yang tersedia atau peledakan
pada proses penambangan pada tambang bawah tanah dilakukan untuk
melepaskan bijih dari batuan induknya ataupun untuk memperkecil ukurannya
untuk memudahkan pengangkutan kepermukaan.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1

Maksud
Dengan dilakukannya praktikum tentang peledakan bawah tanah ini agar

dapat mengetahui dan memahami bagaimana peledakan pada tambang bawah


tanah ini dilakukan, serta metode yang digunakan dalam peledakan bawah
tanah.
1.2.2

Tujuan
Adapun tujuan dilakukan praktikum ini adalah

Mengetahui dan memahami peledakan pada tambang bawah tanah.


Mengetahui dan memahami metode yang digunakan dalam peledakan

tambang bawah tanah.


Mengetahui dan memahami hal hal yang diperlukan dalam melakukan
peledakan tambang bawah tanah.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Peledakan Tambang Bawah Tanah


Peledakan pada tambang bawah tanah berbeda dengan peledakan pada

tembang terbuka, perbedaannya yaitu pada peledakan tambang terbuka


dilakukan dengan dua atau lebih arah bidang bebas sedangkan pada peledakan
tambang bawah tanah hanya mempunyai satu arah bidang bebas. Terdapat
perbedaan antara teknik peledakan pada sistem penambangan terbuka dengan
sistem penambangan bawah tanah, perbedaan itu disebabkan oleh beberapa
faktor seperti luas area, volume hasil ledakan, suplai udara segar, dan
keselamatan kerja.
Tabel 2.1
Faktor Yang Membedakan Pola Pemboran
di Tambang Terbuka dan Tambang Bawah Tanah

Faktor

Luas area

Volume hasil
peledakan

Suplai udara
segar

Tambang bawah tanah

Tambang terbuka

Terbatas, sesuai dimensi

Lebih luas karena terdapat di

bukaan luasnya dipengaruhi

permukaan bumi dan dapat

oleh kestabilan bukaan tersebut

memilih area yang cocok

Terbatas karena dibatasi luas

Lebih besar bisa mencapai

permukaan bukaan, diameter

ratusan ribu meter kubik per

mata bor dan kedalaman

peledakan, sehingga dapat

pengeboran

direncanakan target yang besar

Tergantung pada system

Tidak bermasalah karena

ventilasi yang baik

dilakukan pada udara terbuka

Kritis, diakibatkan oleh ruang


Keselamatan
kerja

yang terbatas, guguran batu


dari atap , tempat penyelamatan
diri terbatas

Relative lebih aman karena


seluruh pekerjaan dilakukan
pada area terbuka

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peledakan tambang bawah tanah


yaitu:

Pemilihan bahan peledak.

Metode dan teknik yang digunakan.

Pengendalian

peledak

terkait

dengan

keselamatan

dan

kondisi

lingkungan.

Asap dan uap hasil peledakan yang mengandung gas-gas berbahaya.


Mengingat dalam proses peledakan tambang bawah tanah membutuhkan

biaya yang besar dan resiko keselamatan kerja dan lingkingan yang tinggi, maka
hendaknya proses peledakan peledakan dilakukan dengan efektif dan seefisien
mungkin dengan memperhatikan keselamatan kerja dan lingkungan.

2.2

Pemilihan Bahan Peledak Pada Tambang Bawah Tanah


Pada dasarnya bahan peledak (explosive) terdiri dari campuran tiga

bahan yaitu :
Zat kimia yang mudah bereaksi, yang berfungsi debagai bahan peledak
dasar (explosive base), misalnya Nitrogliserin (NG), Trinitrotiliene (TNT),

Ethylene glycoldinitrate,dan lain-lain.


Oksidator, yang berfungsi memberikan oksigen, misalnya KClO 3, NaClO3,

NaNO3, dan sebagainya


Zat penyerap/tambahan misalnya serbuk kayu, serbuk batubara, dan lainlain.
Berdasarkan kecepatan perambatan reaksinya, bahan peledak dapat

dibagi menjadi :
1. Low Explosive, ciri-cirinya adalah :
Kecepatan perambatan reaksinya rendah
Tidak seluruhnya bahan yang ada berubah dari phase padat menjadi

fase gas sehingga menimbulkan tekanan dan temperatur yang tinggi.


Hanya menghasilkan proses pembakaran yang relatif lambat

(deflagrasi) dan tidak menghasilkan getaran gelombang.


2. High Explosive, ciri-cirinya adalah :

Kecepatan perambatan reaksinya relatif lebih cepat dari low

explosive.
Semua bahan peledak berubah menjadi phase gas.
Menghasilkan peoses propagasi yaitu mengembangbiakan daripada
gelombang getaran melalui bahan yang diikuti dengan reaksi kimia
yang menyediakan energi untuk kelanjutan propagasi secara stabil.

Penggunaan bahan peledak didalam tambang bawah tanah

harus

diperhatikan faktor-faktor :
1.
Sifat dari bahan Peledak
Api peledaknya kecil
Peledakan berlangsung cepat
Temperatur peledakan relative rendah
Tidak menghasilkan gas beracun
2.
Disesuaikan dengan material yang diledakkan
3.
Particular set dari standar blasting (OB dan BR)
4.
Besarnya biaya
Macam bahan peledak yang digunakan untuk pembuatan terowongan
dan proses penambangan pada tambang bawah tanah yaitu :
1. Blasting agent, yaitu bahan peledak yang merupakan suatu campuran kimiawi
atau komposisi kimia dari bahan-bahan yang tak mengandung Nitrogliserin dan
hanya dapat diledakkan oleh High strength ecplosive primer. Sifat-sifatnya yang
mengentungkan adalah lebih aman dalam faktor pengangkuta karena tidak
mengandung Nitrogliserin, tidak membuat rasa pusing akibat baunya, dapat
dipaket dalam satu tabung metal sehingga tahan terhadap air dan harganya lebih
murah.
2. Permissible Explosive, yaitu bahan peledak yang khusus dipakai pada tambang
bawah tanah, misalnya tambang batubara. Bahan peledak ini tidak mengandung
gas-gas

beracun,

mengandung

60-80%

Amonium

Nitrate

dan

7-15%

Nitrogliserin. Syarat-syarat untuk permissible explosive adalah :


Api peledakannya kecil dan peledakan berlangsung cepat
Temperatur peledakan relatif rendah
Tidak menghasilkan gas-gas beracun.
3. Water gels (slurries), yaitu campuran oxidizer seperti sodium nitrat dan
ammonium nitrat, bahan bakar sebagai sensitizer dan air kurang lebih 15%.
Water gels sangat cocok digunakan pada tambang bawah tanah oleh karena
ketahanannya terhadap air. Kelebihan lain water gels adalah:
Tidak meledak bila dibanting ataupun diledakkan secara tiba-tiba.
Tidak meledak bila dipanaskan ataupun dibakar tetapi akan

mengeluarkan asap dengan tekanan tinggi.


Setelah ledakan uap atau asap ledakannya lebih sedikit bila

dibandingkan dengan ANFO atau Dinamit.


5. Dinamit, terdiri dari granular dinamit, semi gelatin dan gelatir dinamit.

2.3

Metode Peledakan Didalam Terowongan


Peledakan didalam terowongan selalu dimulai dengan satu atau lebih

peledakan pemula untuk menciptakan satu gua atau bolongan pada permukaan

terowongan yang akan ditembus. Gua atau bolongan ini disebut Cut yang
berfungsi sebagai bidang bebas terhadap paledakan berikutnya. Cut ini
kemudian diperbesar dengan peledakan dua atau lebih susunan lubang tembak
easer. Peledakan berikutnya atau yang terakhir adalah peledakan lubang
trimmer yang menentukan bentuk dari terowongan.
Efisiensi peledakan didalam terowongan sangat tergantung pada sukses
tidaknya peledakan cut. Cut dapat dibuat melalui beberapa pola lubang tembak.
Nama-nama pola ini disebut sesuai dengan jenis cut yang dibentuk. Dalam
memilih tipe cut yang sesuai maka pertimbangan harus didasarkan atas :
Kondisi batuan yang akan ditembus.
Bentuk dan ukuran terowongan.
Kemajuan yang ditargetkan, yaitu besar kemajuan setiap ronde
peledakan yang ditentukan oleh kedalaman daripada cut.
2.3.1

Pola Lubang Tembak


Jenis-jenis pola lubang tembak yang sering dan pernah dipakai pada

peledakan didalam terowongan yaitu:


1. Drag Cut
Pola ini sesuai dipakai pada batuan yang mempunyai struktur bidang
perlapisan, misalnya batuan serpih. Lubang cut dibuat menyudut terhadap
bidang perlapisan pada bidang tegak lurus, sehingga batuan akan terbongkar
menurut bidang perlapisan. cut ini cocok untuk terowongan berukuran kecil (lebar
1,5-2m) dimana kemajuan yang besar tidak terlalu penting.
2. Fan Cut
Pada Fan Cut lubang tembaknya dibuat menyudut dan berada pada
bidang mendatar. Setelah cut diledakkan maka batuan yang ada diantara dua
baris lubang cut akan terbongkar. Selanjutnya lubang-lubang easer dan trimmer
akan memperbesar bukaan cut sampai kepada bentuk geometri daripada
terowongan. Cut ini cocok dipakai pada batuan yang berstruktur berlapis-lapis.
3. V-Cut
V-Cut sering dipakai dalam peledakan didalam terowongan. Lubang
tembak pada pola ini diatur sedemikian rupa sehingga tiap dua lubang
membentuk V. Sebuah Cut dapat terdiri dari dua atau tiga pasang V, masingmasing pada posisi horizontal. Lubang-lubang tembak pada cut biasanya dibuat
membentuk sudut 60o terhadap permukaan terowongan. Dengan demikian
panjang kemajuan tergantung pada lebar daripada terowongan karena panjang
batang bor terbatas pada lebar tersebut. Satu atau dua buah lubang tembak

yang lebih pendek disebut burster dan dapat dibuat ditengah cut untuk
memperbaiki hasil fragmentasi.
4. Pyramid Cut
Pyramid Cut terdiri dari 4 buah lubang tembak yang saling bertemu pada
satu titik ditengah terowongan. Pada batuan yang keras banyaknya lubang cut
ditambah hingga menjadi 6 buah.
5. Burn Cut
Pola ini berbeda dengan cut yang lain. Perbedaannya yaitu pada cut lain
lubang cut membentuk sudut satu sama lain sedang dalam burn cut lubang cut
dibuat sejajar satu sama lain dan tegak lurus terhadap permukaan terowongan.
Pada pola ini beberapa lubang cut tidak diisi dengan bahan peledak yang
berfungsi sebagai bidang bebas terhadap lubang cut yang diisi dengan bahan
peledak. Lubang cut yang kosong dapat lebih dari satu dan ukurannya lebih
besar dari lubang cut yang diisi. Keuntungan dari pada burn cut adalah :
Kemajuan tidak lagi tergantung pada lebar terowongan karena semua

lubang dibuat sejajar dengan sumbu terowongan.


Proses pemboran menjadi lebih mudah.

Lubang easer dibuat mengelilingi cut untuk memperbesar bukaan cut


sehingga lubang trimmer dapat membuat bentuk daripada terowongan. Untuk
terowongan berukuran biasa, satu ronde peledakan terdiri dari sekitar 40 buah
lubang tembak dimana setiap lubang tembak membuat bukaan seluas sekitar
0,25-0,5 m2.
Banyaknya lubang easer serta penempatannya tergantung kepada pola
lubang cut. Pada pola burn cut penempatan lubang easer tidak boleh terlalu
dekat pada cut untuk menghindari terjadinya ledakan premature daripada lubang
easer. Disarankan untuk menempatkan lubang easer antara 30-50 cm dari cut.
Lubang trimmer pada akhirnya akan membuat bentuk dari terowongan.
Banyak dan posisi daripada lubang trimmer tergantung daripada ukuran
terowongan, kekerasan batuan, dan fragmentasi yang disesuaikan dengan
sistem pemuatan.

2.4

Perimeter Blasting
Perimeter Blasting adalah proses peledakan yang dilaksanakan dengan

sangat hati-hati. Untuk mendapatkan permukaan akhir lubang bukaan yang tepat
dan kondisi batuan disekitar lubang tersebut tidak mengalami kerusakan.
Maksud dari perimeter blasting tidak hanya untuk memperoleh permukaan

bukaan yang rata tetapi juga untuk menjaga agar daerah disekitar permukaan
tidak mengalami keretakan dan kerusakan selama bukaan tersebut digunakan.
Perimeter Blasting berguna untuk :

Membuat rata permukaan terowongan

Membuat agar permukaan terowongan lebih stabil

Mengurangi over break

Mengurangi pemakaian beton

Mengurangi retakan dan masuknya aur tanah kedalam terowongan.


Dikenal dua teknik untuk pelaksanaan perimeter blasting yaitu:

Pre-splitting

Smooth blasting
Dasar kedua teknik tersebut adalah pada pengisian bahan peledak
dengan diameter yang lebih kecil dari diameter lubang tembak sehingga bahan
peledak tidak langsung bersentuhan dengan dinding lubang tembak atau disebut
dengan istilah decoupled charge. Lubang-lubang ini dibuat pada kontur akhir
terowongan

yang

direncanakan

dan

diledakkan

secara

bersama-sama.

Perbedaan pre-spliting dan smooth blasting adalah pada peledakan daripada


lubang-lubang kontur ini. Pada pre-splitting lubang kontur diledakkan sebelum
peledakan utama sedangkan pada smooth blasting lubang kontur diledakkan
setelah peledakan utama. Perbedaan lain adalah dalam hal jarak lubang tembak
(spacing) dimana pada presplitting lubang kontur lebih rapat letaknya satu sama
lain. Pada pre-splitting jarak lubang kontur biasanya antara 8-12 kali diameter
lubang dan jarak antara lubang tembak dengan bidang bebas (burden) adalah
tak terterhingga. Konsentrasi isian bahan peledak (dalam kg per meter) pada
pre-splitting dan smooth blasting adalah sama.
Smooth blasting telah dikembangkan dan diteliti di Swedia tahun 1950
dan tahun 1960-an. Aplikasi dari metoda ini, yaitu dapat dugunakan pada
penggalian surface dan underground. Metoda ini dimanfaatkan dalam countur
blasting (dalam tambang bawah tanah digunakan untuk meledakkan wall and
roof holes) yang bertujuan untuk memperhalus permukaan hasil peledakan.
Dalam pelaksanaan metoda smooth blasting ini, untuk mendapatkan hasil yang
baik maka ratio S/B sebaiknya

0.8. Artinya burden sebaiknya lebih besar dari

pada spasinya.
Bahan peledak baru telah dikembangkan untuk keperluan smooth
blasting yang mempunyai diameter explosive kecil dengan VOD rendah dan
relatif menghasilkan gas yang rendah, telah dicoba dan hasilnya sangat baik.
Bahan peledak tersebut adalah Gurit, yaitu sebuah nitroglycerin sebagai isian

dasar yang mengandung kieselguhr. Gurit tersedia dalam ukuran 11, 17 dan 22
mm cartridges yang disesuaikan dengan aplikasi di lapangan. Seperti yang telah
dikatakan sebelumya, smooth blasting dilaksanakan dengan spesial bahan
peledak dengan spasi yang lebih dekat.

2.5

Pengamanan Sebelum Peledakan


Sebelum pekerjaan peledakan dilakukan, ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu :
Melakukan kontrol keadaan disekeliling daerah yang akan diledakkan untuk

menghindari hal-hal yang bakal terjadi diluar perhitungan.


Sebelum dimulai pekerjaan mempersiapkan primer/ bahan peledak dan
mengisinya kelubang bor, maka terlebih dahulu semua jalan masuk ditempat
peledakan harus pada jarak yang cukup jauh dipasang tanda-tanda perhatian
yang menyolok mata dan dimengerti, juga ditempat aman pada jalan masuk

tersebut tidak ditempatkan penjaga.


Pekerja/ orang-orang serta peralatan yang ada ditempat yang akan diledakkan

harus segera diamankan.


Bila tempat peledakan yang akan diledakkan itu terletak sedemikian dekat dari
tempat kerja lain, dimana akibat dari peledakan itu dapat membahayakan, maka
petugas peledakan wajib memberitahukan kepada karyawan-karyawan yang ada
ditempat kerja tersebut supaya menyingkir ditempat perlindungan yang aman

pada saat pelaksanaan peledakan.


Untuk pemegang blasting machine harus memperhitungkan arah angin /
ventilasi, dan tempat berlindung terhadap kejatuhan benda atau batuan

khususnya dari batuan atap.


2.5.1 Pengamanan Sesudah Peledakan
Sesudah peledakan, maka yang harus dilakukan adalah :
Tidak memperkenankan seorangpun memasuki tempat yang sudah diledakkan

dalam jangka waktu 30 menit


Setelah melampaui batas waktu tersebut maka juru ledak harus terlebih dahulu
memeriksa dan membuktikan bahwa daerah tersebut sudah bebas dari pengaruh
gas-gas yang berbahaya, misfire dan batu-batu menggantung dari hasil

peledakan, sebelum mengijinkan pekerja lain memasuki tempat kerja tersebut.


Pada lubang ledak yang misfire harus diberi tanda dengan menutup lubang ledak
tersebut dengan sumbat/ tongkat kayu yang dapat dilihat dengan jelas dan tidak
dibenarkan mengorek keluar material stemming lubang ledak tersebut.

Usaha untuk menangani lubang ledak yang misfire diusahakan mengeluarkan


stemming dengan alat kompressor udara telanan tunggi atau memakai air,
setelah keluar sebagian besar stemmingnya maka dipasang primer baru
kemudian diledakkan. Semua usaha ini harus dibawah pengawasan terusmenerus dari ahli berdasarkan intruksi tertulis dari Kepala Teknik Tambang.

BAB III
TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1

Tugas
1. Suatu development tambang bawah tanah dengan blasting untuk
membuat cross cut sepanjang 25 m, dimana ukuran abutment dengan
tinggi 10 m dengan lebar 7,5 m. Panjang alat bor 3 m, persen kemajuan
90%. Jenis bahan peledak yang digunakan untuk cut hole dan floor hole
adalah dynamex dengan diameter 38 mm, sedangkan untuk meledakkan
wall dan roof digunakan emulate 150 in paper cartridge berdiameter 32
mm.
Hitung dan gambarkan geometri peledakannya dengan skala 1:50
Hitung total bahan peledak untuk menyelesaikan cross cut tersebut
dan berapa kali harus dilakukan peledakan.
Berapa ukuran fragmentasi batuannya.
2. Suatu development tambang bawah tanah melakukan pembuatan cross
cut sepanjang 30 m, dengan kedalaman lubang ledak tiap peledakkan
3,5 m dan asumsi persen kemajuan 92%. Jenis bahan peledak yang
digunakan untuk cut hole dan floor hole adalah emulate 150 in paper
cartridge dengan diameter 40 mm, sedangkan untuk meledakkan wall dan
roof digunakan emulate 150 in paper cartridge berdiameter 33 mm.
Hitung dan gambarkan geometri peledakannya dengan skala 1:50
Hitung total bahan peledak untuk menyelesaikan cross cut tersebut,

jika ukuran abutment tinggi 4m dan lebar 8m.


Berapa ukuran fragmentasi batuannya, dan berapa kali harus
dilakukan peledakan.

10

11

3.2

Pembahasan
1. Diketahui :

Cross Cut
Tinggi
lebar
Panjang Alat Bor
Kemajuan

= 25 m
= 10 m
= 7,5 m
=3m
= 90 % x 3 = 2,7 m

Ditanya :
QTotal dan Specific Charge = ...... ?
Penyelesaian :

Square I
A1
W1

= 115

= 162,635 mm = 0,163 m

= 1,5 W1

= 0,245

= 0,3458 m

Steaming (h0) = 0,5 B = 0,5 0,163 m = 0,0815 m


Q
= Ic (H h0) = 0,19 (3 0,0815) = 0,555 Kg
Square III
B2
= W2 = 0,3458 m
A3
= 1,5 W2 = 1,5 0,3458 m = 0,5187 m
W3

= A

Steaming (h0) = A = 0,114 m


Q
= Ic (H h0) = 0,29 (3 0,114) = 0,84 Kg
Square II
B1
= W1 = 0,163 m
A2
= 1,5 W1 = 1,5 0,163 m = 0,245 m
W2

= 1,5 D = 1,5 76 mm = 114 mm = 0,114 m

= 1,5 W2

= 0,5187

= 0,734 m

Steaming (h0) = 0,5 B = 0,5 0,3458 = 0,1729 m


Q
= Ic (H h0) = 0,41 (3 0,1729) = 1,159 Kg
Square IV
B3
= W3 = 0,734 m
A4
= 1,5 W3 = 1,5 0,734 m = 1,101 m
W4

= 1,5 W3

= 1,101

= 1,557 m

Steaming (h0) = 0,5 B = 0,5 0,734 m = 0,367 m


Q
= Ic (H h0) = 0,85 (3 0,367) = 2,2381 Kg

Jumlah Peledakan =

Panjang Cross Cut


Kemajuan Terowongan

= 10 kali.
A. Pengisian Lubang Ledak pada Cut Holes
Ib
= 1,4 kg/m
hb
= 1/3 . H

25 m
2,7 m

= 9,25

12

= 1/3 . 3
= 1m
Qb
= Ib . hb
= 1,4 . 1
= 1,4 kg
Ic
= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,4
= 0,7 kg/m
ho
= 0,5 . B
= 0,5 . 1
= 0,5 m
hc
= H hb ho
= 3 1 0,5
= 1,5 m
Qc
= Ic . hc
= 0,7 . 1,5
= 1,05 kg
Qtotal = Qb + Qc
= 1,4 + 1,05
= 1,45 kg
B. Perthitungan Geometri Peledakan
Floor
Burden
=1.B
=1.1
=1m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 1
= 1,1 m
Stemming
= 0,2 . B
= 0,2 . 1
= 0,2 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3
=1m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,4 kg/m

Column

= 1,0 . Ib
= 1,0 . 1,4
= 1,4 kg/m

Wall
Burden
Spacing

= 0,9 . B
= 0,9 . 0,55
= 0,7695 m
= 1,1 . B

13

= 1,1 . 0,855
= 0,9405 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 0,855
= 0,4275 m
Height Bottom Charge
= 1/6 . H
= 1/6 . 3
= 0,5 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 0,95 kg/m

Column

= 0,3 . Ib
= 0,3 . 0,95
= 0,285 kg/m

Roof
Burden = 0,9 . B
= 0,9 . 0,55
= 0,7695 m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 0,855
= 0,9405 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 0,855
= 0,4275 m
Height Bottom Charge
= 1/6 . H
= 1/6 . 3
= 0,5 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 0,95 kg/m

Column

= 0,3 . Ib
= 0,3 . 0,95
= 0,285 kg/m

Stoping Upwards Holes


Burden
=1.B
=1.1
=1m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 1
= 1,1 m
Stemming
= 0,5 . B

14

= 0,5 . 1
= 0,5 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3
=1m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,4 kg/m

Column

= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,4
= 0,7 kg/m

Stoping Horizontal Holes


Burden
=1.B
=1.1
=1m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 1
= 1,1 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 1
= 0,5 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3
=1m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,4 kg/m

Column

= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,4
= 0,7 kg/m

Stoping Downwards Holes


Burden
=1.B
=1.1
=1m
Spacing
= 1,2 . B
= 1,2 . 1
= 1,2 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 1
= 0,5 m
Height Bottom Charge

15

= 1/3 . H
= 1/3 . 3
=1m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,4 kg/m

Column

= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,4
= 0,7 kg/m

C. Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Floor Holes
Bottom Charge
Ib
= 1,4 Kg/m
hb
= 1/3 H = 1/3 3 m = 1 m
Qb
= Ib Hb = 1,4 Kg/m 1 m = 1,4 Kg
Column Charge
Ic
= 0,5 Ib = 0,5 1,4 Kg/m = 0,7 Kg/m
h0
= 0,2 B = 0,2 1 m = 0,2 m
hc
= H - Hb - h0 = 3 m 1 m 0,2 m = 1,8 m
Qc
= Ic hc = 0,7 Kg/m 0,2 m = 0,14 Kg
QTot = Qb + Qc = 1,4 Kg + 0,14 Kg =1,54 Kg
Wall Holes
Bottom Charge
Ib
= 0,95 Kg/m
hb
= 1/6 H = 1/6 3 m = 0,5 m
Qb
= Ib Hb = 0,95 Kg/m 0,5 m = 0,475 Kg
Column Charge
Ic
= 0,4 Ib = 0,4 0,95 Kg/m = 0,38 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 0,855 m = 0,4275 m
hc
= H - hb - h0 = 3 m 0,5 m 0,4275 m = 2,0725 m
Qc
= Ic hc = 0,38 Kg/m 2,0725 m = 0,78755 Kg
QTot = Qb + Qc = 0,475 Kg + 0,78755 Kg = 1,26255 Kg
Roof Holes
Bottom Charge
Ib
= 0,95 Kg/m
hb
= 1/6 H = 1/6 3 m = 0,5 m
Qb
= Ib Hb = 0,95 Kg/m 0,5 m = 0,475 Kg
Column Charge
Ic
= 0,3 Ib = 0,3 0,95 Kg/m = 0,285 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 0,855 m = 0,4275 m
hc
= H - hb - h0 = 3 m 0,5 m 0,4275 m = 2,0725 m
Qc
= Ic hc = 0,285 Kg/m 2,0725 m = 0,59066 Kg
QTot = Qb + Qc = 0,475 Kg + 0,5906 Kg = 1,06566 Kg
Stoping Upwards and Horizontally Holes
Bottom Charge
Ib
= 1,4 Kg/m

16

hb
= 1/3 H = 1/3 3 m = 1 m
Qb
= Ib Hb = 1,4 Kg/m 1 m = 1,4 Kg
Column Charge
Ic
= 0,5 Ib = 0,5 1,4 Kg/m = 0,7 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 1 m = 0,5 m
hc
= H - Hb - h0 = 3 m 1 m 0,5 m = 1,5 m
Qc
= Ic hc = 0,7 Kg/m 1,5 m = 1,05 Kg
QTot = Qb + Qc = 1,4 Kg + 1,05 Kg =1,45 Kg
Stoping Downwards Holes
Bottom Charge
Ib
= 1,4 Kg/m
hb
= 1/3 H = 1/3 3 m = 1 m
Qb
= Ib Hb = 1,4 Kg/m 1 m = 1,4 Kg
Column Charge
Ic
= 0,5 Ib = 0,5 1,4 Kg/m = 0,7 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 1 m = 0,5 m
hc
= H - Hb - h0 = 3 m 1 m 0,5 m = 1,5 m
Qc
= Ic hc = 0,7 Kg/m 1,5 m = 1,05 Kg
QTot = Qb + Qc = 1,4 Kg + 1,05 Kg =1,45 Kg
D. Perhitungan Specific Charge dan Fragmentasi
Specific Charge (SC) =

Berat Handak ( kg)


Volume Batuan yang Terbebaskan ( m 3 )
Berat Handak

Q
Q
Q
Q
Q
Q
Q
Q

Square 1
Square 2
Square 3
Square 4
Roof Holes
Floor Holes
Wall Holes
Stoping

0,84 x 4
0,555 x 4
1,159 x 4
1,101 x 4
1,06566 x 18
1,54 x 7
1,26255 x 18
1,45 x 39

= 3,36 kg
= 2,22 kg
= 4,636 kg
= 4,404 kg
= 19,18188 kg
= 10,78 kg
= 22,7259 kg
= 56,55 kg

1,45 x 15

= 21,75 kg

Upwards
and
Horizontal
Q Stoping

Volume 1
Volume 2
Volume Total

Downwards
Q Total
= Panjang x Lebar x Kemajuan
= 10 m x 7,5 m x 2,7 m
= 202,5 m3
= (3,14 x r2 x Kemajuan)/2
= (3,14 x 3,752 x 2,7)/2
= 59,6412 m3
= 202,5 + 59,6412
= 262,1412 m3

145,60778 kg

17

145 ,60778 kg
Specific Charge (SC) = 262,1412 m 3

Fragmentasi

= 0,56 Kg/ m3

1 3
0,560,5
1 3 13

2,5
0,60,5
2,5 3

)(

= 0,04782 m3
Kebutuhan Handak untuk cross cut 25 m
= Berat Total Handak x Jumlah Peledakan
= 145,60778 x 10
= 1456,0778 kg
= 1,46 ton
2. Diketahui :

Cross Cut
Tinggi
lebar
Panjang Alat Bor
Kemajuan

= 30 m
=4m
=8m
= 3,5 m
= 92 % x 3,5 = 3,22 m

Ditanya :
QTotal dan Specific Charge = ...... ?
Penyelesaian :

Square I
A1
W1

= 150

= 212,13 mm = 0,21213 m

= 1,5 W1

= 0,3182

= 0,45 m

Steaming (h0) = 0,5 B = 0,5 0,21213 m = 0,1061 m


Q
= Ic (H h0) = 0,23 (3,5 0,1061) = 0,781 Kg
Square III
B2
= W2 = 0,45 m
A3
= 1,5 W2 = 1,5 0,45 m = 0,675 m
W3

= A

Steaming (h0) = A = 0,153 m


Q
= Ic (H h0) = 0,3 (3,5 0,153) = 1,004 Kg
Square II
B1
= W1 = 0,21213 m
A2
= 1,5 W1 = 1,5 0,21213 m = 0,3182 m
W2

= 1,5 D = 1,5 102 mm = 153 mm = 0,153 m

= 1,5 W2

= 0,675

= 0,9546 m

Steaming (h0) = 0,5 B = 0,5 0,45 m = 0,225 m


Q
= Ic (H h0) = 0,51 (3,5 0,225) = 1,6703 Kg
Square IV
B3
= W3 = 0,9546 m
A4
= 1,5 W3 = 1,5 0,9546 m = 1,4319 m

18

W4

= 1,5 W3

= 1,4319

= 2,025 m

Steaming (h0) = 0,5 B = 0,5 0,9546 m = 0,4773 m


Q
= Ic (H h0) = 1,1 (3,5 0,4773) = 3,325 Kg

Panjang Cross Cut

Jumlah Peledakan = Kemajuan Terowongan

9,3 = 10 kali
A. Pengisian Lubang Ledak pada Cut Holes
Ib
= 1,5 kg/m
hb
= 1/3 . H
= 1/3 . 3,5
= 1,17 m
Qb
= Ib . hb
= 1,5 . 1,17
= 1,755 kg
Ic
= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,5
= 2,25 kg/m
ho
= 0,5 . B
= 0,5 . 1,02
= 0,51 m
hc
= H hb ho
= 3,5 1,17 0,51
= 1,82 m
Qc
= Ic . hc
= 2,25 . 1,82
= 4,095 kg
Qtotal = Qb + Qc
= 1,755 + 4,095
= 5,85 kg
B. Perthitungan Geometri Peledakan
Floor
Burden
=1.B
= 1 . 1,02
= 1,02 m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 1,02
= 1,122 m
Stemming
= 0,2 . B
= 0,2 . 1,02
= 0,204 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3,5
= 1,167 m
Change Concentration
Bottom

= Ib

30 m
3,22 m

19

= 1,5 kg/m
Column

= 1,0 . Ib
= 1,0 . 1,5
= 1,5 kg/m

Wall
Burden

= 0,9 . B
= 0,9 . 0,885
= 0,797 m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 0,885
= 0,974 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 0,885
= 0,443 m
Height Bottom Charge
= 1/6 . H
= 1/6 . 3,5
= 0,583 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1 kg/m

Column

= 0,3 . Ib
= 0,3 . 1
= 0,3 kg/m

Roof
Burden

= 0,9 . B
= 0,9 . 0,885
= 0,797 m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 0,885
= 0,974 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 0,885
= 0,443 m
Height Bottom Charge
= 1/6 . H
= 1/6 . 3,5
= 0,583 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1 kg/m

Column

= 1,0 . Ib

20

= 1,0 . 1
= 1 kg/m

Stoping Upwards Holes


Burden
=1.B
= 1 . 1,02
= 1,02 m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 1,02
= 1,122 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 1,02
= 0,51 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3,5
= 1,167 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,5 kg/m

Column

= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,5
= 0,75 kg/m

Stoping Horizontal Holes


Burden
=1.B
= 1 . 1,02
= 1,02 m
Spacing
= 1,1 . B
= 1,1 . 1,02
= 1,122 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 1,02
= 0,51 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3,5
= 1,167 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,5 kg/m

Column

= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,5
= 0,75 kg/m

21

Stoping Downwards Holes


Burden
=1.B
= 1 . 1,02
= 1,02 m
Spacing
= 1,2 . B
= 1,2 . 1,02
= 1,224 m
Stemming
= 0,5 . B
= 0,5 . 1,02
= 0,51 m
Height Bottom Charge
= 1/3 . H
= 1/3 . 3,5
= 1,167 m
Change Concentration
Bottom

= Ib
= 1,5 kg/m

Column

= 0,5 . Ib
= 0,5 . 1,5
= 0,75 kg/m

C. Perhitungan Jumlah Bahan Peledak


Floor Holes
Bottom Charge
Ib
= 1,5 Kg/m
hb
= 1/3 H = 1/3 3,5 m = 1,167 m
Qb
= Ib Hb = 1,5 Kg/m 1,167 m = 1,7505 Kg
Column Charge
Ic
= 0,5 Ib = 0,5 1,5 Kg/m = 0,75 Kg/m
h0
= 0,2 B = 0,2 1,02 m = 0,204 m
hc
= H - Hb - h0 = 3,5 m 1,167 m 0,204 m =1,823 m
Qc
= Ic hc = 0,75 Kg/m 1,823 m = 1,36725 Kg
QTot = Qb + Qc = 1,7505 Kg + 1,36725 Kg =3,1178 Kg
Wall Holes
Bottom Charge
Ib
= 1 Kg/m
hb
= 1/6 H = 1/6 3,5 m = 0,583 m
Qb
= Ib Hb = 1 Kg/m 0,583 m = 0,583 Kg
Column Charge
Ic
= 0,4 Ib = 0,4 1 Kg/m = 0,4 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 0,885 m = 0,4425 m
hc
=H - hb - h0 = 3,5 m - 0,583 m - 0,4425 m =2,4745m
Qc
= Ic hc = 0,4 Kg/m 2,4745 m = 0,9898 Kg
QTot = Qb + Qc = 0,583 Kg + 0,9898 Kg = 1,5728 Kg
Roof Holes
Bottom Charge

22

Ib
= 1 Kg/m
hb
= 1/6 H = 1/6 3,5 m = 0,583 m
Qb
= Ib Hb = 1 Kg/m 0,583 m = 0,583 Kg
Column Charge
Ic
= 0,3 Ib = 0,3 1 Kg/m = 0,3 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 0,885 m = 0,4425 m
hc
=H - hb - h0 = 3,5 m - 0,583 m - 0,4425 m =2,4745m
Qc
= Ic hc = 0,3 Kg/m 2,4745 m = 0,74235 Kg
QTot = Qb + Qc = 0,583 Kg + 0,74235 Kg = 1,3254 Kg
Stoping Upwards and Horizontally Holes
Bottom Charge
Ib
= 1 Kg/m
hb
= 1/3 H = 1/3 3,5 m = 1,167 m
Qb
= Ib Hb = 1 Kg/m 1,167 m = 1,167 Kg
Column Charge
Ic
= 0,5 Ib = 0,5 1 Kg/m = 0,5 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 1,02 m = 0,51 m
hc
= H - Hb - h0 = 3,5 m 1,167 m 0,51 m = 1,823 m
Qc
= Ic hc = 0,5 Kg/m 1,823 m = 0,9115 Kg
QTot = Qb + Qc = 1,167 Kg + 0,9115 Kg = 2,0785 Kg
Stoping Downwards Holes
Bottom Charge
Ib
= 1 Kg/m
hb
= 1/3 H = 1/3 3,5 m = 1,167 m
Qb
= Ib Hb = 1 Kg/m 1,167 m = 1,167 Kg
Column Charge
Ic
= 0,5 Ib = 0,5 1 Kg/m = 0,5 Kg/m
h0
= 0,5 B = 0,5 1,02 m = 0,51 m
hc
= H - Hb - h0 = 3,5 m 1,167 m 0,51 m = 1,823 m
Qc
= Ic hc = 0,5 Kg/m 1,823 m = 0,9115 Kg
QTot = Qb + Qc = 1,167 Kg + 0,9115 Kg = 2,0785 Kg
D. Perhitungan Specific Charge dan Fragmentasi
Specific Charge (SC) =

Berat Handak ( kg)


Volume Batuan yang Terbebaskan ( m 3 )
Berat Handak

Q
Q
Q
Q
Q
Q
Q
Q

Square 1
Square 2
Square 3
Square 4
Roof Holes
Floor Holes
Wall Holes
Stoping
Upwards
and

1,041 x 4
0,781 x 4
1,6703 x 4
3,325 x 4
1,3254 x 12
3,1178 x 6
1,5728 x 8
2,0785 x 20

= 4,0164 kg
= 3,124 kg
= 6,6812 kg
= 13,3 kg
= 18,7068 kg
= 12,5824 kg
= 15,9048 kg
= 41,57 kg

23

Horizontal
Q Stoping

Volume 1
Volume 2
Volume Total

2,0785 x 5

Downwards
Q Total
= Panjang x Lebar x Kemajuan
= 4 m x 8 m x 3,22 m
= 103,04 m3
= (3,14 x r2 x Kemajuan)/2
= (3,14 x 42 x 3,22)/2
= 80,927 m3
= 103,04 + 80,927
= 183,967 m3

Specific Charge (SC) =

116 ,2681 kg
3
183,967 m

Fragmentasi

1
0, 630,6
1 1


3
0, 70,6
3 4

= 10,3925 kg
116,2681 kg

= 0,63 Kg/ m3

)(

= 0,0306 m3
Kebutuhan Handak untuk cross cut 25 m
= Berat Total Handak x Jumlah Peledakan
= 116,2681 x 10
= 1162,681 kg
= 1,16 ton

BAB IV
ANALISA

Pada praktikum kali ini yaitu praktikum tentang geometri underground


blasting. Yang dimana pada dasarnya mengajarkan hitungan geometri (relasi
ruang) dari underground blasting. Dari praktikum kali ini dapat dilihat hasil
geometri (relasi ruang) dari underground blasting dari soal 1 dan soal 2, dapat
dianalisa bahwa setiap perhitungan geometri (relasi ruang) dari underground
blasting langkah-langkah yang perlu di perhatikan adalah menghitung Square 1,
Square 2, Square 3, Square 4, Floor Holes, Wall Holes, Roof Holes, Stoping
Upwards and Horizontally Holes, serta specific charge dari masing-masing soal.
Dalam menentukan langkah-langkah geometri underground blasting tersebut
agar dapat menentukan Empty Holes (lubang kosong).

24

BAB V
KESIMPULAN

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa peledakan untuk


tambang bawah tanah merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
memecah atau melepas batuan di dalam tanah dengan menggunakan bahan
peledak, juga untuk membuat lubang bukaan atau yang biasa disebut sebagai
terowongan. Praktikum ini bertujuan untuk menjelaskan geometri peledakan
Underground Blasting berdasarkan perhitungan, geometri jumlah primer yang
digunakan pada Underground Blasting, sistem rangkaian listrik yang digunakan
pada Underground Blasting, fragmentasi bongkaran yang dihasilkan dari
Underground Blasting. Pentingnya praktikum (materi) ini agar mahasiswa
dikemudian hari dapat mengetahui geometri underground blasting yang
digunakan serta fragmentasi dari underground blasting.
Adapun hal hal yang harus diperhatikan dalam sebelum dan sesudah
melakukan suatu kegiatan peledakan bawah tanah antara lain :

Pemilihan bahan peledak

Metode dan teknik yang digunakan

Pengendalian

peledak

terkait

dengan

keselamatan

dan

kondisi

lingkungan

Asap dan uap hasil peledakan yang mengandung gas-gas berbahaya

25

DAFTAR PUSTAKA

Diktat Penuntun Praktikum Teknik Peledakan. Laboratorium Tambang.


Jurusan Teknik Pertambangan. Fakultas Teknik. Universitas Islam
Bandung.
Dirga. 2012. Teknik Peledakan. Blogspot. Diakses pada tanggal 12 Desember
2015.
Rachmat 2013. Metode Peledakan Tambang Bawah Tanah. Blogspot.
Diakses pada tanggal 12 Desember 2015.

Anda mungkin juga menyukai