LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Pelayanan Publik
Terminologi pelayanan publik (dalam bahasa Inggris disebut public
service) berasal dari dua kata, yaitu pelayanan (service) dan publik (public).
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan diartikan sebagai; (1)
perihal atau cara melayani, (2) usaha melayani kebutuhan orang lain,
pengertian service dalam kamus Oxford adalah a system that provides
something that the public needs, organized by the government or a private
company. Oleh karena itu, penulis memahami pelayanan sebagai suatu
fungsi yang memiliki sistem untuk melayani dan menyediakan sesuatu yang
dibutuhkan oleh orang lain. Sedangkan kata publik (public) mengandung
pengertian umum atau masyarakat.
Sebenarnya banyak referensi mengenai istilah pelayanan (service) dan
publik (public) yang telah diterjemahkan sesuai konteks bidangnya oleh para
ahli. Namun, karena berbicara pada sektor publik dalam hubungan
pemerintah dengan masyarakat, penulis memilih pengertian pelayanan yang
berasal dari peraturan pemerintah maupun perundang-undangan yang berlaku.
Sebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (sekarang menjadi Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara
dan
Reformasi
Birokrasi)
Nomor
63/KEP/M.PAN/7/2003,
barang dan jasa. Pelayanan dibidang jasa seperti penyediaan bahan bakar
minyak yang dilakukan oleh Pertamina, dan beras yang diurus oleh Badan
Usaha Logistik (BULOG). Sedangkan dalam porsi jasa dapat berupa jasa
perizinan dan investasi yang sekarang ini sedang marak untuk dikaji dan
diperbincangkan oleh berbagai kalangan, baik itu akademisi maupun praktisi.
Persoalan pun bukan hanya itu saja, melainkan masih banyak yang
harus dibenahi karena untuk menjadi yang terbaik harus dimulai dari kita
sendiri dalam hal ini inisiatif dari dalam lembaga. Komitmen dari KPPI
sendiri menjadi sebuah makanan yang harus ditelan dan dicerna. Komitmen
tersebut dapat dilihat dari kesesuaian antara peraturan dan kondisi lapangan.
Banyak dari dinas/kantor/lembaga pemerintah yang mengindahkan hal
tersebut. Akhirnya kepastian waktu penyelesaian dan biaya menjadi tidak
jelas.
Sebuah alternatif yang dapat dilakukan untuk berbenah bagi KPPI
adalah penggunaan sebuah sistem yang menggunakan partisipasi masyarakat
sehingga pelayanan akan berada pada dua arah. Antara pelanggan dan yang
melayani.
Dalam
berbagai
referensi
sistem
itu
disebut Citizen