Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Perkembangan dunia otomotif yang semakin
pesat, menuntut industriindustri otomotif
untuk selalu mengedepankan kemajuan
teknologinyamasing-masing.

Supaya

mampu mengikuti perkembangan tersebut maka setiap industri terutama


dibidang otomotif dituntut untuk melakukan terobosan bahkan menemukan
teknologi baru agar produk yang dihasilkan tidak ketinggalan zaman,
diantaranya mengenai sistem kerja master silinder dan sistem kerja boster
rem.
Salah satu sistem yang terdapat pada kendaraan yang menjamin keamanan
dan kenyamanan dalam berkendaraan adalah sistem rem. Rem berfungsi
untuk mengurangi dan menghentikan kecepatan kendaraan. Sistem
pengereman ini dilakukan karena kendaraan tidak akan berhenti dengan
segera apabila mesin dibebaskan atau tidak dihubungkan dengan pemindah
daya.
Sistem rem yang digunakan pada mobil Toyota Kijang tipe KF 50 adalah
sistem rem hidrolik jenis cakram untuk roda depan dan pada bagian roda
belakang menggunakan system rem hidrolik jenis tromol. Sistem rem pada
mobil Toyota Kijang tipe KF 50 terdiri dari beberapa komponen yaitu :
piringan (cakram), silinder roda, master silinder, boster rem, backing plate,
sepatu rem dan tromol rem.
Mobil Toyota Kijang tipe KF 50 menggunakan sistem rem hidrolik pada roda
depan yaitu sistem rem yang cara kerjanya menggunakan hokum Pascal
untuk menekan cakram yang didalamnya terdapat boster rem danmaster
silinder agar kendaraan dapat berhenti.

Adapun penyusunan Proyek Akhir ini yang berjudul Analisis Konstruksi dan
Sistem Kerja Master Silinder serta Boster Rem pada Toyota Kijang Tipe KF
50 penulis mempunyai alasan sebagai berikut :
1. Sistem kerja boster rem dan master silinder merupakan salah satu system
yang penting pada kendaraan.
2. Penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang rangkaian sistem kerja boster
rem dan master

silinder terutama pada mobil Toyota Kijang tipe KF 50.

Memberikan informasi pengetahuan bagi masyarakat pada umumnya, jika


terjadi gangguan pada sistem ini, maka dapat segera dianalisis
kerusakannya dan segera dapat dilakukan perbaikan.
1.2. Permasalahan.
Dalam laporan ini, permasalahan yang akan dipelajari adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana konstruksi sistem kerja master silinder serta boster rem pada
mobil Toyota kijang tipe KF 50.
2. Bagaimana indikasi terjadinya kerusakan dan cara mengatasinya
1.3. Tujuan.
Tujuan yang ingin dicapai penulis dari penyusunan Laporan dengan judul
Analisis Konstruksi dan Sistem Kerja Master Silinder serta Boster Rem
pada Toyota Kijang Tipe KF 50 ini, adalah sebagai berikut :
1. Mengkaji tentang rangkaian sistem kerja boster rem dan master silinder
terutama pada mobil Toyota Kijang tipe KF 50.
2. Mengkaji tentang indikasi terjadinya kerusakan dan cara mengatasinya
apabila terjadi kerusakan pada sistem kerja boster rem dan master
silinder.
1.4. Manfaat.
Manfaat yang diambil dari pembuatan Laporan ini, antara lain :

1. Menambah pengetahuan pada masyarakat tentang sistem kerja boster


rem dan master silinder terutama pada mobil Toyota Kijang tipe KF 50.
2. Dapat menganalisis gangguan dan mengetahui cara mengatasi masalah
atau gangguan yang ada pada sistem kerja boster rem dan master silinder
terutama pada mobil Toyota Kijang tipe KF 50.

1.5. Metode Pengumpulan Data.


Dalam penyusunan laporan ini, metode pengumpulan data yang dilakukan
adalah :
1. Metode Pustaka
Metode

ini

bertujuan

untuk

melakukan

kajian

teoritis

dengan

menggunakan referensi atau literatur yang berkaitan dengan obyek yang


sedang disusun, sehingga mempunyai dasar dalam menyusun laporan.
2. Metode Interview
Metode ini dilakukan dengan cara bertanya jawab dan diskusi secara
langsung dengan dosen pembimbing serta pembimbing lapangan tentang
sistem kerja boster rem dan master silinder yang meliputi komponen, cara
kerja dan analisis kerusakan.
3. Metode Observasi
Metode observasi adalah metode untuk memperoleh data dengan cara
mengamati secara langsung pada obyek (benda karja)
1.6. Sistimatika Penulisan.
Dalam penyusunan laporan Proyek Akhir ini terbagi atas 3 bab, yaitu
meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, tujuan, manfaat, permasalahan, metode
pengumpulan data dan sistematika laporan.

BAB II : ANALISIS KONSTRUKSI DAN SISTEM KERJA REM PADA TOYOTA


KIJANGTIPE KF 50
Menguraikan kajian teori yang melandasi tentang sistem kerja master
silinder dan boster rem, menganalisis indikasi terjadinya kerusakan dan
penyebab kerusakan serta cara mengatasinya.
BAB III : PENUTUP
Berisi simpulan dari pembahasan dan kemudian saran-saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem Rem.
Sistem rem adalah salah satu sistem yang terdapat pada kendaraan yang
dirancang

untuk

mengurangi

kecepatan

atau

memperlambat

dan

menghentikan kendaraan, bahkan memungkinkan memarkirkan kendaraan


pada tempat yang menurun. Rem merupakan kebutuhan yang penting untuk
menjaga keselamatan pada saat mengemudikan kendaraan.
Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan
(tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya, sehingga kendaraan
cenderung bergerak .Kelemahan ini harus dikurangi dengan tujuan untuk
menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti dengan segera.
Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (gerak) untuk
menggerakkan kendaraan. Sebaliknya rem mengubah energy kinetik
(gerak) kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.
Pada umumnya rem bekerja karena adanya sistem gabungan melawan
system gerak putar. Efek pengereman ditimbulkan oleh adanya 2 (dua)
obyek yang bergesekan yaitu tromol rem dan kanvas rem. Bila rem ditekan,
torak dalam master silinder akan menekan minyak rem. Minyak rem yang
mendapat tekanan akan menerusakan tekanan itu ke silinder roda yang
terdapat pada roda kendaraan melalui pipa-pipa minyak rem. Tekanan
minyak rem pada silinder roda menyebabkan torak pada silinder roda
terdorong keluar lalu mendorong sepatu rem. Selanjutnya kanvas rem yang
terpasang pada sepatu rem akan menekan tromol rem yang berputar, maka
terjadilah proses pengereman.

2.1.1.Konstruksi Sistem Rem

Gambar 1. Konstruksi sistem rem


Konstruksi sistem rem yang digunakan pada Toyota Kijang Tipe KF50
yaitu untuk roda depan adalah sistem rem dengan model piringan atau
cakram, sedangkan jenis rem yang dipakai untuk roda belakang adalah
sistem rem jenis tromol.
2.1.2.Mekanisme Sistem Rem
a. Rem Tromol
Rem tromol terdiri dari 2 (dua) buah sepatu rem yang

dilengkapi

dengan pelapis rem, yaitu kanvas rem. Sepatu rem bagian bawah
ditahan oleh suatu nok yang disebut kunci rem. Kunci rem dilengkapi
dengan poros dan tuas yang dihubungkan dengan pedal rem, oleh
kabel-kabel yang terbuat dari baja.
Cara kerja rem tromol adalah dengan menekan pedal rem, maka fluida
akan mengalir dan menekan silinder roda melalui saluransaluran
minyek rem. Fluida dari silinder roda akan menekan sepatu rem,
sehingga sepatu rem akan bergesekan dengan tromol dan terjadilah

pengereman yang diinginkan. Pada Toyota Kijang Tipe KF50, rem


tromol ini digunakan pada roda bagian belakang.

b.

Rem Piringan
Rem piringan atau disebut juga dengan rem cakram yang
bekerjanya berdasarkan hukum Pascal, yang berbunyi : Tekanan
yang diberikan kepada zat cair dalam bejana yang tertutup, akan
diteruska ke segala penjuru dengan tekanan yang sama besarnya.
Kelebihan
dari rem cakram jika dibandingkan dengan rem mekanik yaitu rem
cakram mengadakan gaya pengereman yang lebih kuat daripada
rem mekanik, dan tanpa menggunakan tenaga injakan yang lebih
besar. Cara kerja rem piringan yaitu dengan menekan pedal rem,
maka fluida akan menekan silinder roda kemudian silinder roda
akan menekan pad rem, kemudian pad rem akan menjepit piringan
danterjadilah pengereman. Pada Toyota Kijang Tipe KF 50, jenis
rem piringan ini dipakai untuk roda bagian depan.

c.

Rem Parkir
Rem parkir terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu center brake dan rem
roda belakang. Pada Toyota Kijang Tipe KF 50, jenis rem
parkiryang digunakan adalah jenis rem parkir roda belakang, yaitu
apabila rem parkir dioperasikan maka yang akan terkunci adalah
rodabelakang.
Cara kerja rem parkir atau sering juga disebut dengan hand rem
adalah

dengan

menarik

tuas

rem

parkir

maka

daya

pengeremandipindahkan ke tuas sepatu rem melalui kabel rem,


sehingga tuas sepatu rem akan mengembangkan sepatu rem dan
terjadilah pengereman yang diinginkan

2.1.3.Komponen-komponen Sistem Rem


Komponen utama dari sistem rem meliputi master silinder, backing plate,
silinder roda, sepatu rem, kanvas rem, boster rem dan tromol rem.Fungsi
dari komponen-komponen sistem rem sebagai berikut :
a. Master silinder
Master silinder merupakan bagian utama pada sistem rem yang
berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem ke dalam tekanan
hidrolik.Master silinder terdiri daari resevoir tank, yang berisi minyak
rem demikian juga piston dan silinder yang membangkitkan tekanan
hidrolis.
Master silinder dibagi atas 2 (dua) tipe, yaitu tipe tunggal dantipe
ganda atau tandem (New Step I : 5-56). Pada Toyota Kijang tipe KF
50, menggunakan master silinder tipe ganda atau tandem, yaitu
tipeyang sistem hidrolisnya dipisahkan menadi 2 (dua), masingmasing untuk roda-roda depan dan roda-roda belakang.

Gambar 2. Master silinder

Cara kerja master silinder adalah apabila pedal rem ditekan, maka
piston akan bergerak maju, akibatnya minyak rem akan mengalirke
tangki melalui saluran di depan master silinder. Dorongan piston akan
menyebabkan tekanan minyak naik, sehingga mendorong katup inlet
sampai menutup saluran ke tangki. Tekanan minyak rem yang ada
dalam master silinder akan semakin besar dan akhirnya minyak
menuju ke silinder roda melewati katup pengecek. Piston akan
kembalike posisi semula, bila pedal rem dibebaskan dengan bantuan
pegas pengendali.
b. Boster rem
Boster rem merupakan salah satu dari komponen sistem rem yang
berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal sehingga
daya-daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh,

karena

tenaga penekanan pada pedal rem dari seorang pengemudi tidak


cukup kuat untuk segera dapat menghentikan kendaraan.Boster rem
dipasangkan menjadi satu dengan master silinder (tipe integral) atau
juga dapat dipasangkan secara terpisah dengan master silinder.
Biasanya boster rem tipe integral banyak digunakan pada kendaraan
penumpang atau truk kecil, sedangkan pada Toyota Kijang tipe KF 50
tidak menggunakan boster rem tipe integral ini.
Boster rem mempunyai membran yang bekerjanya disebabkan
dengan adanya perbedaan tekanan antara tekanan dan kevakuman
yang dihasilkan dari dalam intake manifold mesin. Master silinder
dihubungkan dengan pedal rem dan membran untuk memperoleh
daya pengereman yang besar dari langkah pedal minimum.
Boster rem dirancang sedemikian rupa sehingga apabila boster rem
tidak bekerja dikarenakan adanya sesuatu hal, maka tenaga dari
boster rem yang hilang. Sehingga menyebabkan hanya tenaga pedal
rem saja yang bekerja. Boster terdiri dari rumah boster, piston boster,
membran, reaction mechanism dan mekanisme katup pengontrolan

Gambar 3. Komponen boster rem


Prinsip kerja sistem rem hidrolik pada Toyota Kijang tipe KF50 berdasarkan
hokum
Pascal fluida bekerja dalam ruang tertutup yangditekan, tekanannya akan
diteruskan sama besar ke segala arah.Besarnya gaya pengereman dapat diatur
sesuai dengan perbandingan antara diameter master silinder dan silinder
honda,berdasarka persamaan :
Keterangan :
F

= gaya pengereman ( Newton )

= gaya penekanan ( Newton )

Dm = diameter master silinder ( cm )


Dw = diameter silinder roda ( cm )
a

= panjang lengan pedal rem ( cm )

= jarak poros pedal rem dengan tuas master silinder ( cm )

. Dibanding rem mekanis, rem hidrolik mempunyai banyak kelebihan antara lain :
a. Dapat meningkatkan gaya pengereman.
b. Penempatan pipa rem lebih fleksibel.
c. Lebih cepat dalam meneruskan tekanan dari pedal rem ke sepatu rem.

Komponen utama rem hidrolik meliputi :


a. Master silinder
b. Silinder roda
c. Pipa penghubung
d. Boster rem
Komponen utama boster rem adalah sebagai berikut:
1. Pegas katup yang berfungsi untuk menahan katup udara untuk menahan
kevakuman.
2. Tuas penekan atau batang pendorong, digunakan untuk mendorong pegas
katup untuk menghasilkan kevakuman.
3. Diafragma, digunakan sebagai pembatas bagian luar dan pegas.
4. Bodi, berfungsi sebagai tempat untuk melekatnya semua komponen.
5. Pegas diafragma, berfungsi untuk mengembalikan posisi diafragmake
posisi semula.
Boster rem memiliki fungsi untuk memperbesar gaya pengereman, disamping
pijakan pedal rem. Prinsip kerja boster rem secara singkat adalah sebagai
berikut:
1.

Jika katup udara atau air valve mrnutup dan katup satu arah atau vacum
check valve yang mengontrol kevakuman dari intak manifold membuka
maka kevakuman terjadi di ruang A dan B. Pada kondisi ini kedua ruangan
A dan B dalam keadaan vakum, dimana tidak terjadi perbedaan pada
keduanya dan posisi diafragma terdorong ke kiri dengan tegangan pegas
pembalik (return sping).

2.

Jika pedal rem ditekan maka katup udara akan terbuka dan menutup
saluran dari intake manifold sehingga terjadi perbetekanan, yaitu tekanan
di sebekah kiri diafragma lebih besardibandingkan dengan tekanan di
sebelah kanan diafragma. Akibat diafragma bergerak ke kanan melawan
tegangan pegas dan mendorong piston master silinder, maka terjadilah
pengereman.

c. Konstruksi rem roda belakang pada Toyota Kijang Tipe KF 50


Pada Toyota Kijang KF 50, rem yang digunakan untuk roda bagian
belakang adalah rem jenis tromol. Pada rem tromol daya pengereman
diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol
bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda belakang.
Rem tromol ada beberapa jenis, antara lain leading dan trailing, two
leading, uni servo, dan duo servo. Pada Toyota Kijang KF 50, rem
tromol yang dipakai adalah leading dan trailing.
Cara kerja rem tromol yaitu dimana sepatu primer dan sekunder
bagian atasnya dijamin dengan sebuah silinder roda yang mempunyai
dua buah piston dan bagian bawahnya dijamin dengan sebuah piston,
sehingga dengan demikian cara kerja rem tromol jenis ini adalah sama
dengan model anchor pin.Tenaga pengembangan sepatu primer
bertambah dengan adanya pengaruh penyimpanan energi (self
energizing effect), oleh karena itu saat tromol berputar sepatu
sekunder cenderung menahan putaran tromol. Pada kejadian ini,
sepatu primer membuat pengereman yang baik, tetapi pada sepatu
sekunder berkurang
Kanvas rem pada sepatu primer akan lebih cepat aus dibandingkan
dengan sepatu sekunder, maka gaya yang bekerja pada sepatu primer
lebih besar daripada gaya yang dilakukan oleh silinder roda dan
menambah gaya pengereman dengan tiba-tiba. Pada posisi lain hanya
gaya yang lebih kecil daripada gaya yang bekerja pada silinder
rodadan bekerja pada silinder roda sepatu silinder. Komponen yang
terdapat pada rem roda belakang adalah :
1. Plat penahan atau Backing Plate
Plat penahan merupakan salah satu komponen sistem remyang
terbuat dari plat baja yang

dipres. Pada bagian belakang backing

plate dibuat pada rumah poros belakang dan pada bagian depan
dibaut dengan lengan kemudi. Disamping itu, aksi pengereman

juga bertumpu pada plat penahan, karena sepatu serta kanvas


rem terdapat pada plat penahan.
2. Silinder roda
Silinder roda berfungsi untuk menggerakkan atau menekan sepatu
rem. Silinder roda

dihubungkan dengan master silinder dengan

menggunakan pipa-pipa.Setiap roda menggunakan satu atau dua


buah silinder roda.Cara kerjanya yaitu bila timbul tekanan hidrolik
pada master silinder maka akan menggerakkan karet perapat, lalu
piston

akan

mengembang

menekan
dan

sepatu

menekan

rem,
tromol

sehingga

sepatu

sehingga

rem

terjadilah

pengereman.
Apabila tekanan hidrolik hilang, maka piston akan kembali ke posisi
semula akibat kekuatan pegas pembalik sepatu rem. Cara kerja
dari silinder roda adalah jika tekanan hidrolik menekan karet
perapat (piaton cup), maka piston akan tertekan ke arah keluar,
sehingga mengembangkan sepatu rem. Jika pedal rem dilepas
piston akan kembali ke posisi semula karena adanya tekanan
pegas pembalik sepatu rem pegas yang ditekan di depan piston
cup agar rapat dengan pistonnya.
3. Sepatu dan kanvas rem
Sepatu rem merupakan komponen dari rem tromol yang dibuat dari
plat baja dan berbentuk bulan sabit yang disesuaikan dengan
lingkaran tromol dan dilengkapi dengan kanvas rem.Sepatu rem
berfungsi untuk menahan putaran rem tromol.Sedangkan kanvas
rem biasanya terbuat dari bahan asbes dengan tembaga atau
campuran plastik agar tahan dari panas dan keausan serta
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien ini sedapat
mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan
kelembamam.
Cara kerja dari sepatu dan kanvas rem adalah bila rem ditekan
maka kanvas rem akan menekan terhadap permukaan dalam

tromol sehingga meninbulkan gesekan. Dengan adanya gesekan


tersebut, maka proses pengereman sedang berlangsung.
4. Tromol rem
Tromol rem merupakan komponen dari rem tromol yang terbuat
dari besi tuang. Tromol rem berfungsi sebagai penahan putaran
rem roda pada saat proses pengereman berlangsung.Tromol rem
letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan
berputar bersama-sama dengan roda.

Gambar 4. konstruksi rem Tromol.


Cara kerja dari tromol rem adalah bila rem ditekan maka kanvas
rem akan menekan terhadap permukaan dalam tromol sehingga
menimbulkan gesekan. Dengan adanya gesekan tersebut, maka
proses pengereman sedang berlangsung.
d. Konstruksi rem roda depan pada Toyota Kijang Tipe KF 50
Pada Toyota Kijang KF 50 , rem cakram digunakan pada roda bagian
depan. Pada dasarnya rem cakram terdiri dari cakram (piringan) yang
terbuat dari besi tuang yang berputar bersama roda, dan pad rem
sebagai bahan gesek yang mendorong dan menjepit cakram. Daya
pengereman dihasilkan oleh adanya gesekan antara rem dan cakram.
Keuntungan dari rem cakram jika dibandingkan dengan rem tromol
adalah disamping konstruksinya yang sederhana juga mudah dalam

perawatannya, tetapi pad remnya cepat aus dibanding sepatu


dankanvas rem pada rem tromol.
Cara kerja rem jenis cakram atau piringan adalah dengan menekan
pedal rem, maka fluida akan menekan silinder roda yang kemudian
silinder roda akan menekan pad rem, kemudian pada rem akan
menjepit cakram dan terjadilah pengereman.
Komponen dari konstruksi rem roda depan adalah :
1. Piringan
Umumnya cakram atau piringan dibuat dari besi tuang dan berlubang-lubang
untuk ventilasi. Fungsi dari lubang-lubang tersebut adalah untuk menjamin
pendinginan yang baik dan umur yang lebih awet.
2. Pad rem
Pada rem biasanya terbuat dari campuran metalic fiber dan sedikit serbuk
besi. Pada pad rem diberi garis celah untuk menunjukkan tebal pada pad
rem. Dengan demikian, dapat mempermudah pengecekan keausan pada pad
rem. Pada beberapa pad rem dipasangkan metalic plate yang disebut juga
dengan anti aquel shim, yang dipasangkan pada sisi piston dari pad rem untuk
mencegah bunyi saat dilakukan pengereman.

Gambar 5. Pad rem.

3. Caliper
Caliper disebut juga cylinder body, memegang pistonpiston dan dilengkapi
dengan saluran minyak rem menuju ke silinder. Menurut jenis pemasangannya
caliper dikelompokkanmenjadi 2 tipe, yaitu :
a. Tipe fixed caliper (double piston)
b. Tipe floating caliper (single piston)
Pada Toyota Kijang KF 50 menggunakan caliper tipe floating caliper. Pada tipe
ini piston hanya ditempatkan pada sisi caliper saja.
2.2.

Analisis gangguan sistem kerja master silinder danboster rem pada

kijang KF50
Tabel 1.Analisis gangguan sistem kerja master silinder dan boster rem serta cara
Mengatasinya
No
1.

Gangguan
Rem tidak
berfungsi atau
blong

Analisis
1. Master silinder bocor.
2. Silinder roda depan
atau belakang rusak
3. Pipa-pipa minyak rem
bocor.

Cara mengatasi
1. Mengetes kemampuan
dari master silinder.
2. Mengganti master
silinder.

4. Sambungan pipa
minyak rem dengan
master silinder bocor
atau kendor.

1. Mengencangkan
sambungan pipa minyak
rem.
1. Membuang udara yang
ada pada pipa minyak
rem.

5. Adanya penyumbatan
uap pada pipa minyak
rem.

1. Menambah volume
minyak rem.

6. Volume minyak
rem berkurang atau
habis.
7. Kanvas atau pada
terkena oli atau gemok.
8. Kanvas atau pada
rem habis.

1. Membersihkan kanvas
atau pada rem dari oli atau
gemok.
1. Mengganti kanvas atau
pada rem dengan yang
baru.

2.

Minyak rem cepat 1. Terdapatkebocoran


pada minyak rem dari
habis
master silinder.
2. Terdapat kebocoran
pipa minyak rem
yang menuju ke silinder
roda.

1. Menggati seal
master
silinder dengan yang
baru.
1. Melakukan
pengelasan kecil pada
pipa minyak rem.
2. Mengganti pipa
minyak
rem
dengan
yang
baruganti seal master

Penjelasan tabel 1.
1.Rem tidak berfungsi ( blong ).
Gambaran mengenai gangguan ini adalah pada saat dilakukan pengerman,
rem tidak berfungsi. Permasalahan ini sering terjadi pada mobil yaitu rem tidak
berfungsi atau blong sehingga mobil tetap berjalan tanpa ada pengurangan
kecepatan yang biasanya dapat dilakukan oleh rem. Bila hal ini terjadi maka
akan sangat membahayakan bagi mobil,pengendara bahkan membahayakan
pengguna jalan yang lain.
Rem tidak berfungsi ( blong ) dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a.

Master silinder bocor.


Pengetesan dapat dilakukan dengan jalan melepas sambungan pipa yang
menuju ke silinder roda pada master silinder. Kemudian dilakukan
pengecekan kemampuan dari master silinder tersebut dengan jalan
menutup lubang out put dari master silinder dengan jari.Setelah itu
lakukan penekanan pada pedal rem. Bila sudah dilakukan penekanan
pada pedal rem, lubang output dari master silinder tidak ada tekanan atau
ada tekanan tetapi terlalu kecil berarti mastersilinder bocor.Setelah
diketahui bahwa master silinder bocor maka perlu dilakukan pemeriksaan

pada master silinder, apakah itu pada pistonya, atau dinding dalam dari
silinder sudah aus. Bila ini terjadi maka perlu dilakukan penggantian yang
rusak dari mster silinder tersebut dengan spare part yang dianjurkan.
b.

Front wheel atau Rear wheel silinder bocor.


Lakukan pemeriksaan pada silinder roda, baik pada silinder roda depan
( front wheel cylinder ) atau silinder roda belakang ( rear wheel cylinder ).
Dan bila terjadi kebocoran dari silinder-silinder tersebut harus diperbaiki
atau diganti dengan sparepart dari silinderyang menyebabkan bocornya
silinder tersebut.

c.

Pipa-pipa minyak rem ada yang bocor.


Pipa-pipa minyak apabila ada yang bocor bisa menyebabkan rem menjadi
blong, karena ketika dilakukan pengereman minyak rem tidak menekan
silinder roda, tetapi malah menyemprot keluar. Untuk mengatasi
kebocoran itu dapat dilakukan dengan cara melakukan pengelasan kecil
atau mengganti dengan pipa yang masih baik.

d.

Sambungan antara pipa rem dengan master silinder atau pipa rem dengan
silinder roda kendor Sambungan antara pipa-pipa rem dengan silinder
roda dan master silinder kendor sehingga minyak rem tumpah, hal ini akan
menyebabkan bocornya minyak rem, untuk mengatasi masalah ini, maka
harus

diperiksa

sambungan-sambungan

tersebut

dan

kencangkan

sambungan-sambungan pipa tersebut jika terjadi kekendoran. Karena


dengan adanya kebocoran munyak rem pada waktu pengereman dapat
mengakibatkan tekanan pada silinder roda kurang sehingga tidak dapat
melakukan pengereman dengan sempurna.
e.

Adanya penyumbatan udara dalam pipa-pipa rem.


Jika terjadi masalah ini, maka untuk mengatasinya dapat dilakukan
dengan jalan udara yang ada di dalam udara pipa-pipa rem harus
dikeluarkan dengan menekan pedal rem, kemudian kendorkan baut
pembuangan angin. Langkah ini dilakukan sampai angin dalam pipa
benar-benar habis.

f.

Minyak rem habis ( volume berkurang )


Volume minyak rem dalam tangki harus selalu diperiksa. Dan apabila
minyak rem berkurang atau habis maka kita harus menambah minyak rem
tersebut. Sebab dengan tidak adanya minyak rem, maka tekanan untuk
menekan sepatu rem tidak ada sehingga rem tidak dapat berfungsi
dengan semestinya.

g.

Kanvas rem atau pad rem terkena oli atau gemok


Jika terjadi kanvas rem atau pad rem terkena oli, maka akan
menyebabkan kanvas atau pad rem menjadi licin, sehingga pada saat
pedal rem diinjak kanvas atau pad rem tidak dapat menahan putaran
cakram atau tromol. Kanvas atau pad rem yang terkena gemok maupun
oli biasanya disebabkan oleh kebocoran yang terjadi pada seal silinder
roda. Untuk mengatasi gangguan tersebut diatas, tentunya, tidak cukup
dengan membersihkan pad rem atau kanvas begitu saja, tetapi juga harus
memperbaiki sumber penyebab kebocoran tersebut. Hal yang dapat
menyebabkan seal silinder roda adalah pemakaian yang terlalu lama.

h.

Kanvas atau pad rem habis


Apabila terjadi kanvas atau pad rem habis biasanya pedal rem bila ditekan
terasa lebih dalam dari penekanan biasanya. Pemeriksaan pertama yang
dilakukan mengecek pad rem apakah masih baik atau harus diganti, bila
pad rem sudah menipis sebaiknya pad rem diganti yang baru. Untuk
mneghasilkan pengereman yang maksimal

2. Minyak rem cepat habis.


Gambaran tentang gangguan tersebut adalah seringkali minyak rem pada
tangki penampungan habis sebelum waktunya. Bila hal itu dibiarkan terusmenerus maka akan terjadi pengurangan volume minyak rem dan minyak rem
dan dapat menimbulkan masalah yang bias membahayakan dari pengendara
kendaraan maupun sistem rem tersebut.
Cepat habisnya minyak rem di sebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut :

a.

Terdapat kebocoran pada minyak rem dari silinder roda. Indikasi


kebocoran pada minyak rem dari silinder roda bias dilihat dari luar dengan
adanya basahan minyak rem, biasanya penyebab kebocoran minyak rem
dari master silinder adalah adanya karet ( seal ) yang rusak.Seal yang
rusak biasanya di sebabkan karena penggunaan yang terlalu lama. Untuk
mengatasni hal itudapat dilakukan dengan mengganti karet ( seal ) yang
rusak dengan yang baru.

b.

Kemungkinan terdapat kebocoran pada pipa minyak rem yang menuju ke


silinder roda.Kemungkinan penyebab kebocoran itu adalah karena
adanya lubang-lubang kecil yang terdapat pada pipa minyak rem
sehingga apabila pedal rem diinjak minyak rem akan keluar melalui
lubanglubang tersebut dan terjadi pemborosan minyak rem. Untuk
mengatasiya dapat dilakukan dengan melakukan pengelasan-pengelasan
kecil. Dan dalam melakukan hal itu harus hati-hati agartidak memperlebar
diameter lubang yang sudah ada. Jika terjadi kebocoran terlalu besar
ganti pipa minyak rem dengan yang baru, serta mengencangkan
sambungan pipa yang menghubungkan sambungan pipa dengan silinder
roda.

Bab III
TAHAPAN ANALISIS
3.1 Kebutuhan
Teknologi di dunia otomotif semakin berkembang salah satu sistem yang
akan di analisa diantaranya sistem rem. Pada awalnya sistem pengereman
menggunakan jenis rem tromol yaitu sistem pengereman yang medianya adalah
mengunakan gesekan kanvas rem dengan rumah tromol.
Jenis sistem pengereman yang banyak digunakan pada saat ini adalah
jenis tromol tapi di sesuaikan dengan kebutuhannya seperti apa. Sistem rem
tromol memikiki beberapa kelebihan yang memungkinkanbekerja lebih baik di
bandingkan dengan rem berjenis cakram.
Dilihat dari segi ekonomi harga relative lebih murah, tetapi dari segi
keselamatan, keamanan, kecepatan reaksi pengereman, prinsip kerjanya relative
mudah dan sederhana kurang unggul di bandingkan dengan rem cakram.
Untuk menghasilkan rem tromol yang terbaik dibutuhkan material-material
yang memenuhi syarat dintaranya :
1. Material kanvas rem
Kanvas rem adalah elemen rem yang begesekan dengan drum. Tentu saja
koefisien gesek adalah hal yang paling diperhatikan dalam pemilihan
material kanvas. Seperti dikietahui bahwa semakin panas suatu material
semakin menurun pula koefisien geseknya.
2. Material pegas`
Pegas yang dipakai pada rem berfungsi untuk mengembalikan kanvas
keposisi semula setelah pengereman. Yang harus diperhatikan pada
pemilihan material pegas adalah material yang dapat menyimpan energi
dengan deformasi elastis yang revesible, juga harus dapat menahan
deformasi elastis yang besar tanpa terjadi perubahan bentuk yang
permanen.

3.2 Pengumpulan Data


Data-data yang diperoleh penulis didapat dari pengumpulan data dan
melakukan perhitungan langsung dari objek yang diteliti, yaitu pada rem
tromol.
Berikut ini adalah data-data spesifikasi TOYOTA KIJANG TIPE KF 50
produk yang diperoleh penulis :
3.3 Flow Chart

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Metode Pengolahan Data
a. Penentuan Gaya normal (N), Gaya gesek (F) dan beban tiap rem.
Untuk menghitung gaya normal (N) dan gaya gesek (F) yang terjadi pada
roda sewaktu terjadi pengereman serta untuk mengetahui beban yang
harus di tanggung tiap rem (Q), diperlukan beberapa perhitungan seperti
titik berat mobil (titik berat system).
Karena terbatasnya data mcngenai titik berat mobil, maka diambil
beberapa asumsi dalam menentukan titik berat system untuk
mempermudah perhitungan. Penulis mengasumsikan titik berat mobil
terletak pada daerah dekat mesin.
G

Titik Berat sistem (asumsi dengan dua pengendara)

W1 =

Berat mobil = 850 kg

W2 =

Berat Pengendara depan kanan 60 kg

W3

Berat Pengendara depan kiri 60 kg

Nrd =

Gaya normal roda depan

Nrb =

Gaya normal roda belakang

Frd =

Gaya gesek roda depan

Frb =

Gaya gesek roda belakang

F1

Gaya inersia pengereman

Pada keadaan biasa mobil yang sedang berjalan mempunyai berat yang
terdistribusi pada roda depan dan roda belakang. Mobil dalam keadaan
biasa ini dapat diasumsikan suatu roda yang menggelinding sempurna.
Apabila dilakukan pengereman, maka mobil tersebut akan mengalami
perlambatan dan akan timbul gaya inersia F 1 yang berasal dari titik berat
benda dan arahnya berlawanan dengan arah perlambatan yang
diberikan. Akibat adanya gaya inersia tersebut timbul gaya reaksi yaitu

gaya gesekan roda depan dan belakang serta perubahan gaya normal
pada mobil. maka akan didapat harga-harga Wtotal, F1, Nrb dan Qrb, yaitu :
1. Berat total sistem (W)
W = W1 + W2 + W3
= 850 + 60 + 60
= 970 kg
= 970 x 9,8 = 9506 N
2. Gaya inersia pengereman (F1)
F1 = m.a = W.e
a = e.g
e = a/g
Dimana :
a

Percepatan system (m/s2)

Koefisien gesekan antara roda dan jalan (0,5 - 0,8)

Percepatan gravitasi (m/s2)

Dari referensi Dasar perencanaan dan perancangan Elemen


Mesin,
Sularso, maka harga e diambil 0,6 dengan asumsi kondisi ban baik dan
jalan relatif mulus. Dengan demikian akan didapat :
F = W.e
= 970 x 0,6
= 582 N
3. Gaya normal roda helakang ( Nrb)
Jika titik singgung roda pada landasan dianggap suatu engsel, maka akan
didapat Nrd dan Nrb
Mrd = 0
Nrb.( 137 + 100) F1 - W . (898) = 0
Nrb =
Nrb = 406,83 N

4. Besarnya yang harus ditanggung rem belakang (Qrb)


Qrb

=
=
= 0,69
= 69 %

b.

Besar Gaya yang terjadi pada Tromol Rem.


Untuk mendapatkan data-data hubungan yang diinginkan,maka

dilakukan langkah-langkah pengolahan data sebagai berikut:


1.

Menghitung perbandingan gaya pada pedal (K) didapat dari

persamaan:
K= (2-1)
Dimana :
a = jarak dari pedal rem ke fulerum atau tumpuan
b = jarak dari pushrod ke filerum/tumpuan
persamaan yang digunakan untuk mencari gaya yang keluar dari pedal
rem (FK) :
FK= F. (2-2)
Dimana :
FK = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (Kgf)
F

= Gaya yang menekan pedal rem (Kgf)


= Perbandingan tuas pedal rem

2.

Persamaan

untuk

menghitung

tekana

hidroulik

dibangkitkan pada master silinder yaitu:


P =
Pe

Pe = (Kg / ).(2-3)
Dimana :
Pe = Tekanan hidroulik (Kg/cm)
FK = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (Kgf)
dm = Diameter silinder pada master silinder (cm)

(pe)

yang

3.

Persamaan untuk mencari gaya yang menekan sepatu rem (Fp)

yaitu:
Fp=Pe x

()..(2-4)

Dimana :
Fp = Gaya yang menekan sepatu rem (Kgf)
D = Diameter silinder roda (cm)
Pe = Tekanan minyak rem (Kg/cm)
4.

Gaya gesek pengereman (F)


Untuk menghitung gaya gesek yang ditimbulkan oleh rem
mengunakan persamaan yaitu:
F = . Fp.(2-5)
Dimana :
= koefisien gesek
Fp = Gaya yang menekan sepatu rem (Kgf)

4.2 Data Hasil Pengujian


Dari hasil pengukuran manual dari rangkain rem maka didapatkn datadata sebaigai barikut :
1. Trombol Rem
a = 140 mm
b = 70 mm
c = 120 mm
d = 105 mm

Gambar 1.1 Dimeter Trombol

2. Hasil pengukuran manual silinder roda pada rangkaian rem adalah:


Tabel 3 hasil pengukuran master silinder
No BAGIAN YANG DIUKUR
1. Diameter Master Silinder (dm)
2.

HASIL PENGUKURAN
3,2 Cm

Diameter Silinder roda pada rem

1,9 Cm

Trombol
3. Hasil pengukuran pada pedal rem

Gambar 4.2 Pedal Rem


Dari data yang telah didapatkan tersebut diatas maka tentukanlah :
Perbandingan pedal rem (K)
Gaya yang keluar dari pedal rem (FK)
Gaya yang menekan piston master silinder (Fd)
Tekanan minyak hidroulik (Fe)
Gaya yang menekan sepatu rem (Fp)
Gaya gesek pengereman (F)

4.3 Perhitungan Dan Pengujian


1. Perbandingan Pedal Rem (K)
K

=
=3

cm

(perbandingan pedal rem)

2. Gaya Yang Keluar Dari Pedal Rem (FK)


Remnya adalah 3cm. Sedangkan gaya yang menekan pedal rem
adalah antara 5 Kg sampai 25Kg. Disitu penulis mengambil harga F= 25
Kgf.
FK

= F.

atau

FK

= 25 x 3

FK = F/K

= 75 Kgf
3. Tekanan Hidrolik (Pe)
P

Pe

Dimana :

Pe

= Tekanan Hidroulik (Kg/)

Fk

= Gaya yang keluar dari pedal rem (Kgf)

dm

= Diameter master silinder (cm)

Fk

= 75 Kgf

Dm

= 3,2 cm

Pe = (Kg/)
Pe =
=
=
=9,33 Kgf/
4. Gaya Yang Menekan Pad Rem (Fp)
Gaya yang menekan pad rem menggunakan rumus :
Fp = Pe . 0,785 ()
Dimana :

Fp

= Gaya yang menekan pad rem (Kgf)

dl

= Diameter silinder Trombol (cm)

Pe

= Tekanan Hidroulik (Kg/)

Diketahui :
Pe

= 9,33(Kg/)

dl

= 19omm = 1,9 cm
= 9,33 . 0,785
= 9,33 . (0,785 . 3,61)
= 9,33 . 2,833
= 26,43 Kgf

5. Gaya Gesek Pengereman (F)


Untuk menghitung gaya gesek yang ditimbulkan oleh rem
menggunakan persamaan (2-1).
F

= * Fp

= *Fp
= 0,3 x 26,43
= 7,929 Kgf

No.

BAHAN GESEK

KOEFISIEN GESEK ()

Besi Cor

0.10 0.20 dan 0.08 0.12

Perunggu

0.10 0.20

Kayu

0.35 0.35

Temuan

0.35 0.60

Cetakan (pasta)

0.30 0.60

Paduan sinter

1.20

0.50

4.4 Hasil Pengolahan Data.


1 Tabel dan Grafik Pengolahan Data.
Hasil yang didapat dari pengolahan data-data percobaan atau perhitungan
yang diperoleh diplot ke dalam grafik sehingga mempermudah untuk

menganalisanya guna medapat gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh


gaya tekan pedal rem pada waktu pengereman dengan beban bervariasi dan
dengan kecepatan yang berubah-ubah.
Dengan menggunakan persamaan yang sama, maka akan didapat
sebuah table gaya terhadap pedal rem dengan gaya penekanan pedal rem
antara 5 Kgf sampai 25 Kgf sebagai berikut.
No.

F(Kgf)

FK(Kgf)

Pe(Kgf)

Fp(Kgf)

F(Kgf)

15

1,86

5,27

1,581

10

30

3,73

10,56

3,168

15

45

5,59

15,84

4,752

20

60

7,46

21,13

6,339

25

75

9,33

26,43

7,929

Tabel 3 Data Hasil Perhitungan


2 Analisa Data
Berdasarkan hasil-hasil pengolahan dan pengambilan data yang saya
peroleh dari semua percoban dapat dilihat pada table dan grafik sebagai beriut:
No.

Pembebananpedal

Tekanan Minyak

F
1

1,86

10

3,73

15

5,59

20

7,46

25

9,33

Table 4 G aya Injak Pedal terhadap tekanan Minyak.

Dari hasil perhitungan yang ditunjukan pada gambar grafik 4.2, maka
dapat dilihat bahwa adanya suatu kecenderungan nilai tekanan minyak (Pe)
Kg/cm terhadap beban injakan (F) Kgf pada saat pengereman dimana semakin
besar gaya yang di berikan pada pedal rem tekanan minyak semakin bertambah
besar seiringan dengan bertambahnya beban injakan.
No.

F (Kgf)

Kec.Km/jam

20

10

20

15

20

20

20

25

20

t (detik)

Table 5 Waktu pengereman pada kecepatan 20 km/jam


No.

F ((Kgf))

Kec.Km/Ja

t(detik)

m
1

25

10

25

15

25

20

25

25

25

Tabel 6 Waktu pengereman pada Kec.25 km/jam

No.

F(Kgf)

Kec.Km/Jam

30

10

30

15

30

20

30

25

30

t(detik)

Tabel 3 Waktu kecepatan 30 km/Jam.


Dari hasil penelitian yang ditunjukan pada grafik maka dapat dilihat
adanya perubahan nilai waktu pengereman t (detik) terhadap beban injakan F
(Kg) yang diberikan. Pengujian ini dilakukan dengan tiga tahap, yaitu dengan
beban injakan 5 Kgf, 10 Kgf, 15 Kgf, 20 Kgf dan 25 Kgf. Dengan kecepatan yang
berubah ubah yaitu dari 20 km/Jam, 25 Km/Jam, 30 Km/Jam. Sehingga hasil
yang didapat dari pengujian tersebut dibuat suatu grafik hubungan antara beban
injakan dan waktu pengereman yang ditunjukan padda gambar 4.6. Dari grafik
tersebut dapat dilihat adanya suatu penurunan nilai waktu pengereman seiring
dengan bertambahnya beban injakan.
Pada pembebanan 5 Kgf, 10 Kgf, 20 Kgf dan 25 Kgf, dengan kecepatan
20 Km/Jam

nilai waktu pengeremannya lebih rendah dibandingkan dengan

kecepatan 25 Km/Jam dan 30 m/Jam sedangkan pada kecepatan 30Km/Jam


dengan pembebanan 5Kgf, 10 Kgf, 15Kgf, 20 Kgf dan 25 Kgf

nilai waktu

pengeremannya lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan 20 Km/Jam dan 25


Km/Jam.

BAB V
PENUTUP
51. SIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di depan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen-komponen dalam sistem rem antara satu dengan yang lainnya
merupakan satu kesatuan yang saling menunjang dalam proses
pengereman, karena jika terjadi gangguan pada salah satu komponen
maka akan berpengaruh pada proses pengereman secara keseluruhan.
2. Apabila terjadi gangguan pada cara kerja sistem rem, maka kita harus
bias menganalisa kerusakan dan perbaikannya.
3. Dibandingkan dengan rem mekanis,rem hidrolik mempunyai banyak
kelebihan antara lain :
a. Dapat meningkatkan gaya pengereman dengan
b. Penempatan pipa rem lebih fleksibel.
c. Lebih cepat dalam meneruskan tekanan dari pedal rem ke sepatu rem.
5.2. SARAN
1. Kepada masyarakat pengguna kendaraan diajurkan untuk melakukan
pengecekan dan perawatan kendaraan khususnya pada bagian sistem
rem guna menjamin keamanan dalam berkendara.
2. Semoga proyek akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
1.. I, New Step I Training Manual, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor . 1995.
2..1992, Materi Pelajaran Chasis Group, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
3, 1992, Buku Pedoman Perbaikan Kendaraan Isuzu Elf, Jakarta : PT.
Pantja Motor.
4. 1992, Pedoman Reparasi Chasis dan Bodi Kijang, Jakarta : PT. Toyota
Asra Motor.
5. Boentarto, 2000, Teknik Dasar-dasar Otomotif Bagi Pemula, Solo : CV. Aneka.
6. Daryanto, 1997, Dasar-dasar Teknik Mobil, Jakarta : Bumi Aksara.
7. Husni Kasim, Moch., 1979, Teori Chasis dan Bodi, Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Anda mungkin juga menyukai