PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Perkembangan dunia otomotif yang semakin
pesat, menuntut industriindustri otomotif
untuk selalu mengedepankan kemajuan
teknologinyamasing-masing.
Supaya
Adapun penyusunan Proyek Akhir ini yang berjudul Analisis Konstruksi dan
Sistem Kerja Master Silinder serta Boster Rem pada Toyota Kijang Tipe KF
50 penulis mempunyai alasan sebagai berikut :
1. Sistem kerja boster rem dan master silinder merupakan salah satu system
yang penting pada kendaraan.
2. Penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang rangkaian sistem kerja boster
rem dan master
ini
bertujuan
untuk
melakukan
kajian
teoritis
dengan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian Sistem Rem.
Sistem rem adalah salah satu sistem yang terdapat pada kendaraan yang
dirancang
untuk
mengurangi
kecepatan
atau
memperlambat
dan
dilengkapi
dengan pelapis rem, yaitu kanvas rem. Sepatu rem bagian bawah
ditahan oleh suatu nok yang disebut kunci rem. Kunci rem dilengkapi
dengan poros dan tuas yang dihubungkan dengan pedal rem, oleh
kabel-kabel yang terbuat dari baja.
Cara kerja rem tromol adalah dengan menekan pedal rem, maka fluida
akan mengalir dan menekan silinder roda melalui saluransaluran
minyek rem. Fluida dari silinder roda akan menekan sepatu rem,
sehingga sepatu rem akan bergesekan dengan tromol dan terjadilah
b.
Rem Piringan
Rem piringan atau disebut juga dengan rem cakram yang
bekerjanya berdasarkan hukum Pascal, yang berbunyi : Tekanan
yang diberikan kepada zat cair dalam bejana yang tertutup, akan
diteruska ke segala penjuru dengan tekanan yang sama besarnya.
Kelebihan
dari rem cakram jika dibandingkan dengan rem mekanik yaitu rem
cakram mengadakan gaya pengereman yang lebih kuat daripada
rem mekanik, dan tanpa menggunakan tenaga injakan yang lebih
besar. Cara kerja rem piringan yaitu dengan menekan pedal rem,
maka fluida akan menekan silinder roda kemudian silinder roda
akan menekan pad rem, kemudian pad rem akan menjepit piringan
danterjadilah pengereman. Pada Toyota Kijang Tipe KF 50, jenis
rem piringan ini dipakai untuk roda bagian depan.
c.
Rem Parkir
Rem parkir terbagi atas 2 (dua) jenis, yaitu center brake dan rem
roda belakang. Pada Toyota Kijang Tipe KF 50, jenis rem
parkiryang digunakan adalah jenis rem parkir roda belakang, yaitu
apabila rem parkir dioperasikan maka yang akan terkunci adalah
rodabelakang.
Cara kerja rem parkir atau sering juga disebut dengan hand rem
adalah
dengan
menarik
tuas
rem
parkir
maka
daya
Cara kerja master silinder adalah apabila pedal rem ditekan, maka
piston akan bergerak maju, akibatnya minyak rem akan mengalirke
tangki melalui saluran di depan master silinder. Dorongan piston akan
menyebabkan tekanan minyak naik, sehingga mendorong katup inlet
sampai menutup saluran ke tangki. Tekanan minyak rem yang ada
dalam master silinder akan semakin besar dan akhirnya minyak
menuju ke silinder roda melewati katup pengecek. Piston akan
kembalike posisi semula, bila pedal rem dibebaskan dengan bantuan
pegas pengendali.
b. Boster rem
Boster rem merupakan salah satu dari komponen sistem rem yang
berfungsi untuk melipat gandakan daya penekanan pedal sehingga
daya-daya pengereman yang lebih besar dapat diperoleh,
karena
. Dibanding rem mekanis, rem hidrolik mempunyai banyak kelebihan antara lain :
a. Dapat meningkatkan gaya pengereman.
b. Penempatan pipa rem lebih fleksibel.
c. Lebih cepat dalam meneruskan tekanan dari pedal rem ke sepatu rem.
Jika katup udara atau air valve mrnutup dan katup satu arah atau vacum
check valve yang mengontrol kevakuman dari intak manifold membuka
maka kevakuman terjadi di ruang A dan B. Pada kondisi ini kedua ruangan
A dan B dalam keadaan vakum, dimana tidak terjadi perbedaan pada
keduanya dan posisi diafragma terdorong ke kiri dengan tegangan pegas
pembalik (return sping).
2.
Jika pedal rem ditekan maka katup udara akan terbuka dan menutup
saluran dari intake manifold sehingga terjadi perbetekanan, yaitu tekanan
di sebekah kiri diafragma lebih besardibandingkan dengan tekanan di
sebelah kanan diafragma. Akibat diafragma bergerak ke kanan melawan
tegangan pegas dan mendorong piston master silinder, maka terjadilah
pengereman.
plate dibuat pada rumah poros belakang dan pada bagian depan
dibaut dengan lengan kemudi. Disamping itu, aksi pengereman
akan
mengembang
menekan
dan
sepatu
menekan
rem,
tromol
sehingga
sepatu
sehingga
rem
terjadilah
pengereman.
Apabila tekanan hidrolik hilang, maka piston akan kembali ke posisi
semula akibat kekuatan pegas pembalik sepatu rem. Cara kerja
dari silinder roda adalah jika tekanan hidrolik menekan karet
perapat (piaton cup), maka piston akan tertekan ke arah keluar,
sehingga mengembangkan sepatu rem. Jika pedal rem dilepas
piston akan kembali ke posisi semula karena adanya tekanan
pegas pembalik sepatu rem pegas yang ditekan di depan piston
cup agar rapat dengan pistonnya.
3. Sepatu dan kanvas rem
Sepatu rem merupakan komponen dari rem tromol yang dibuat dari
plat baja dan berbentuk bulan sabit yang disesuaikan dengan
lingkaran tromol dan dilengkapi dengan kanvas rem.Sepatu rem
berfungsi untuk menahan putaran rem tromol.Sedangkan kanvas
rem biasanya terbuat dari bahan asbes dengan tembaga atau
campuran plastik agar tahan dari panas dan keausan serta
mempunyai koefisien gesek yang tinggi. Koefisien ini sedapat
mungkin tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan
kelembamam.
Cara kerja dari sepatu dan kanvas rem adalah bila rem ditekan
maka kanvas rem akan menekan terhadap permukaan dalam
3. Caliper
Caliper disebut juga cylinder body, memegang pistonpiston dan dilengkapi
dengan saluran minyak rem menuju ke silinder. Menurut jenis pemasangannya
caliper dikelompokkanmenjadi 2 tipe, yaitu :
a. Tipe fixed caliper (double piston)
b. Tipe floating caliper (single piston)
Pada Toyota Kijang KF 50 menggunakan caliper tipe floating caliper. Pada tipe
ini piston hanya ditempatkan pada sisi caliper saja.
2.2.
kijang KF50
Tabel 1.Analisis gangguan sistem kerja master silinder dan boster rem serta cara
Mengatasinya
No
1.
Gangguan
Rem tidak
berfungsi atau
blong
Analisis
1. Master silinder bocor.
2. Silinder roda depan
atau belakang rusak
3. Pipa-pipa minyak rem
bocor.
Cara mengatasi
1. Mengetes kemampuan
dari master silinder.
2. Mengganti master
silinder.
4. Sambungan pipa
minyak rem dengan
master silinder bocor
atau kendor.
1. Mengencangkan
sambungan pipa minyak
rem.
1. Membuang udara yang
ada pada pipa minyak
rem.
5. Adanya penyumbatan
uap pada pipa minyak
rem.
1. Menambah volume
minyak rem.
6. Volume minyak
rem berkurang atau
habis.
7. Kanvas atau pada
terkena oli atau gemok.
8. Kanvas atau pada
rem habis.
1. Membersihkan kanvas
atau pada rem dari oli atau
gemok.
1. Mengganti kanvas atau
pada rem dengan yang
baru.
2.
1. Menggati seal
master
silinder dengan yang
baru.
1. Melakukan
pengelasan kecil pada
pipa minyak rem.
2. Mengganti pipa
minyak
rem
dengan
yang
baruganti seal master
Penjelasan tabel 1.
1.Rem tidak berfungsi ( blong ).
Gambaran mengenai gangguan ini adalah pada saat dilakukan pengerman,
rem tidak berfungsi. Permasalahan ini sering terjadi pada mobil yaitu rem tidak
berfungsi atau blong sehingga mobil tetap berjalan tanpa ada pengurangan
kecepatan yang biasanya dapat dilakukan oleh rem. Bila hal ini terjadi maka
akan sangat membahayakan bagi mobil,pengendara bahkan membahayakan
pengguna jalan yang lain.
Rem tidak berfungsi ( blong ) dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a.
pada master silinder, apakah itu pada pistonya, atau dinding dalam dari
silinder sudah aus. Bila ini terjadi maka perlu dilakukan penggantian yang
rusak dari mster silinder tersebut dengan spare part yang dianjurkan.
b.
c.
d.
Sambungan antara pipa rem dengan master silinder atau pipa rem dengan
silinder roda kendor Sambungan antara pipa-pipa rem dengan silinder
roda dan master silinder kendor sehingga minyak rem tumpah, hal ini akan
menyebabkan bocornya minyak rem, untuk mengatasi masalah ini, maka
harus
diperiksa
sambungan-sambungan
tersebut
dan
kencangkan
f.
g.
h.
a.
b.
Bab III
TAHAPAN ANALISIS
3.1 Kebutuhan
Teknologi di dunia otomotif semakin berkembang salah satu sistem yang
akan di analisa diantaranya sistem rem. Pada awalnya sistem pengereman
menggunakan jenis rem tromol yaitu sistem pengereman yang medianya adalah
mengunakan gesekan kanvas rem dengan rumah tromol.
Jenis sistem pengereman yang banyak digunakan pada saat ini adalah
jenis tromol tapi di sesuaikan dengan kebutuhannya seperti apa. Sistem rem
tromol memikiki beberapa kelebihan yang memungkinkanbekerja lebih baik di
bandingkan dengan rem berjenis cakram.
Dilihat dari segi ekonomi harga relative lebih murah, tetapi dari segi
keselamatan, keamanan, kecepatan reaksi pengereman, prinsip kerjanya relative
mudah dan sederhana kurang unggul di bandingkan dengan rem cakram.
Untuk menghasilkan rem tromol yang terbaik dibutuhkan material-material
yang memenuhi syarat dintaranya :
1. Material kanvas rem
Kanvas rem adalah elemen rem yang begesekan dengan drum. Tentu saja
koefisien gesek adalah hal yang paling diperhatikan dalam pemilihan
material kanvas. Seperti dikietahui bahwa semakin panas suatu material
semakin menurun pula koefisien geseknya.
2. Material pegas`
Pegas yang dipakai pada rem berfungsi untuk mengembalikan kanvas
keposisi semula setelah pengereman. Yang harus diperhatikan pada
pemilihan material pegas adalah material yang dapat menyimpan energi
dengan deformasi elastis yang revesible, juga harus dapat menahan
deformasi elastis yang besar tanpa terjadi perubahan bentuk yang
permanen.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Metode Pengolahan Data
a. Penentuan Gaya normal (N), Gaya gesek (F) dan beban tiap rem.
Untuk menghitung gaya normal (N) dan gaya gesek (F) yang terjadi pada
roda sewaktu terjadi pengereman serta untuk mengetahui beban yang
harus di tanggung tiap rem (Q), diperlukan beberapa perhitungan seperti
titik berat mobil (titik berat system).
Karena terbatasnya data mcngenai titik berat mobil, maka diambil
beberapa asumsi dalam menentukan titik berat system untuk
mempermudah perhitungan. Penulis mengasumsikan titik berat mobil
terletak pada daerah dekat mesin.
G
W1 =
W2 =
W3
Nrd =
Nrb =
Frd =
Frb =
F1
Pada keadaan biasa mobil yang sedang berjalan mempunyai berat yang
terdistribusi pada roda depan dan roda belakang. Mobil dalam keadaan
biasa ini dapat diasumsikan suatu roda yang menggelinding sempurna.
Apabila dilakukan pengereman, maka mobil tersebut akan mengalami
perlambatan dan akan timbul gaya inersia F 1 yang berasal dari titik berat
benda dan arahnya berlawanan dengan arah perlambatan yang
diberikan. Akibat adanya gaya inersia tersebut timbul gaya reaksi yaitu
gaya gesekan roda depan dan belakang serta perubahan gaya normal
pada mobil. maka akan didapat harga-harga Wtotal, F1, Nrb dan Qrb, yaitu :
1. Berat total sistem (W)
W = W1 + W2 + W3
= 850 + 60 + 60
= 970 kg
= 970 x 9,8 = 9506 N
2. Gaya inersia pengereman (F1)
F1 = m.a = W.e
a = e.g
e = a/g
Dimana :
a
=
=
= 0,69
= 69 %
b.
persamaan:
K= (2-1)
Dimana :
a = jarak dari pedal rem ke fulerum atau tumpuan
b = jarak dari pushrod ke filerum/tumpuan
persamaan yang digunakan untuk mencari gaya yang keluar dari pedal
rem (FK) :
FK= F. (2-2)
Dimana :
FK = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (Kgf)
F
2.
Persamaan
untuk
menghitung
tekana
hidroulik
Pe = (Kg / ).(2-3)
Dimana :
Pe = Tekanan hidroulik (Kg/cm)
FK = Gaya yang dihasilkan dari pedal rem (Kgf)
dm = Diameter silinder pada master silinder (cm)
(pe)
yang
3.
yaitu:
Fp=Pe x
()..(2-4)
Dimana :
Fp = Gaya yang menekan sepatu rem (Kgf)
D = Diameter silinder roda (cm)
Pe = Tekanan minyak rem (Kg/cm)
4.
HASIL PENGUKURAN
3,2 Cm
1,9 Cm
Trombol
3. Hasil pengukuran pada pedal rem
=
=3
cm
= F.
atau
FK
= 25 x 3
FK = F/K
= 75 Kgf
3. Tekanan Hidrolik (Pe)
P
Pe
Dimana :
Pe
Fk
dm
Fk
= 75 Kgf
Dm
= 3,2 cm
Pe = (Kg/)
Pe =
=
=
=9,33 Kgf/
4. Gaya Yang Menekan Pad Rem (Fp)
Gaya yang menekan pad rem menggunakan rumus :
Fp = Pe . 0,785 ()
Dimana :
Fp
dl
Pe
Diketahui :
Pe
= 9,33(Kg/)
dl
= 19omm = 1,9 cm
= 9,33 . 0,785
= 9,33 . (0,785 . 3,61)
= 9,33 . 2,833
= 26,43 Kgf
= * Fp
= *Fp
= 0,3 x 26,43
= 7,929 Kgf
No.
BAHAN GESEK
KOEFISIEN GESEK ()
Besi Cor
Perunggu
0.10 0.20
Kayu
0.35 0.35
Temuan
0.35 0.60
Cetakan (pasta)
0.30 0.60
Paduan sinter
1.20
0.50
F(Kgf)
FK(Kgf)
Pe(Kgf)
Fp(Kgf)
F(Kgf)
15
1,86
5,27
1,581
10
30
3,73
10,56
3,168
15
45
5,59
15,84
4,752
20
60
7,46
21,13
6,339
25
75
9,33
26,43
7,929
Pembebananpedal
Tekanan Minyak
F
1
1,86
10
3,73
15
5,59
20
7,46
25
9,33
Dari hasil perhitungan yang ditunjukan pada gambar grafik 4.2, maka
dapat dilihat bahwa adanya suatu kecenderungan nilai tekanan minyak (Pe)
Kg/cm terhadap beban injakan (F) Kgf pada saat pengereman dimana semakin
besar gaya yang di berikan pada pedal rem tekanan minyak semakin bertambah
besar seiringan dengan bertambahnya beban injakan.
No.
F (Kgf)
Kec.Km/jam
20
10
20
15
20
20
20
25
20
t (detik)
F ((Kgf))
Kec.Km/Ja
t(detik)
m
1
25
10
25
15
25
20
25
25
25
No.
F(Kgf)
Kec.Km/Jam
30
10
30
15
30
20
30
25
30
t(detik)
nilai waktu
BAB V
PENUTUP
51. SIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di depan, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen-komponen dalam sistem rem antara satu dengan yang lainnya
merupakan satu kesatuan yang saling menunjang dalam proses
pengereman, karena jika terjadi gangguan pada salah satu komponen
maka akan berpengaruh pada proses pengereman secara keseluruhan.
2. Apabila terjadi gangguan pada cara kerja sistem rem, maka kita harus
bias menganalisa kerusakan dan perbaikannya.
3. Dibandingkan dengan rem mekanis,rem hidrolik mempunyai banyak
kelebihan antara lain :
a. Dapat meningkatkan gaya pengereman dengan
b. Penempatan pipa rem lebih fleksibel.
c. Lebih cepat dalam meneruskan tekanan dari pedal rem ke sepatu rem.
5.2. SARAN
1. Kepada masyarakat pengguna kendaraan diajurkan untuk melakukan
pengecekan dan perawatan kendaraan khususnya pada bagian sistem
rem guna menjamin keamanan dalam berkendara.
2. Semoga proyek akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca budiman pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1.. I, New Step I Training Manual, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor . 1995.
2..1992, Materi Pelajaran Chasis Group, Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.
3, 1992, Buku Pedoman Perbaikan Kendaraan Isuzu Elf, Jakarta : PT.
Pantja Motor.
4. 1992, Pedoman Reparasi Chasis dan Bodi Kijang, Jakarta : PT. Toyota
Asra Motor.
5. Boentarto, 2000, Teknik Dasar-dasar Otomotif Bagi Pemula, Solo : CV. Aneka.
6. Daryanto, 1997, Dasar-dasar Teknik Mobil, Jakarta : Bumi Aksara.
7. Husni Kasim, Moch., 1979, Teori Chasis dan Bodi, Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.