Plta Hijau
Plta Hijau
Pada bagian ini menjelasakan pengenalan akan goal akhir dari sipenulis
jurnal yaitu pemodelan Pengelolaan Pembangkitan Listrik oleh Pembangkit Tenaga
Listrik Mini Hidro (PLTM) berbasis nilai tipikal $ per kW terpasang Daya Listrik
berwawasan Lingkungan hidup dalam menentukan formula untuk menganalisis
model Tariff Dasar Listrik (TDL) , dimana ada berapa yang akan dipertimbangkan
dalam pembuatan PLTM ini seperti penentuan indeks mutu model tariff listrik yang
akhirnya nanti menjadi sebuah hasil pembangkit lisstrik yang ramah lingkungan
daripada tenaga fosil dan memiliki efisiensi yang besar sehingga tidak mucnul
kerugian yang berlebih dan koreksi yang besar sehingga bisa membuat energy
dihasilkan kecil atau terbengkalainya ekosistem
Sisi menarik yang bisa diangkat dari penelitian ini PLTM pembangkit yang
dengan mudah dan tidak erlalu mahal untuk dikembangkan dan bisa menampung
satu kampong edngan biaya yang lebih murah dan paling penting bagaimana cara
menjadikan lingkungan PLTM ini menjadi SATU KESATUAN EKOSISTEM ALAM
sehingga efek negatifnya amat maksikum tertekan.
Pendekatan masalah masalah dalam jurnal ini mengikuti metode yang sudah
ada namun di sisi pembangkit lain yaitu pendekatan PLTA yang berbasis massif ,
dimana ada pendekatan pendekatan baru juga seperti pemunculan pendekatan
restorasi kerusakan lingkungan untuk membangkitkan daya listrik 1 kW yang
memang dikhususkan untuk PLTM , aplikasi dari goal penelitian ini seperti biasanya
yaitu menmukan sebuah pembangkit / penghasil listrik baru yang ramah lingkungan
dan tak menganggu ekosistem , problem yang dari tadi ditekan kan penulis dalam
jurnal adalah menjadikan pembangkit satu kesatuan dengan ekosistem yang
digunakannya.seakan menjadi keluarga baru dalam ekosistem yang berdampak
positif
tersedia; debit tersedia, debit andalan, debit banjir. 5. Durasi Aliran sungai Aspek
tersebut diatas akan mempengaruhi transformasi energi air menjadi energi listrik.
Disamping itu Degradasi Lingkungan akibat hadirnya Pembangkit Energi
Listrik Tenaga Air di suatu kawasan dapat diketahui dengan suatu tolok ukur indeks
mutu lingkungan dimana ada prinsip konservasi , pemakaian secara penuh ,
terdapat juga prinsip perlindungan dan plta juga harus dianggap sebuah ekosistem
Mungkin ide ide lain seperti memakai turbin yang lebih efisien seperti turbin
crossflow akan mempermudah penggunaannya apalagi trubin crossflow punya hak
paten dan mudah digunakan oleh orang awam sekalipun dan perawatan juga
mudah sehingga tidak merusak terlalu besar ekosistem sungai yang diginakan dan
punya dampak positif dengan alam disamping itu menghasilkan KWh yang cukup
maksimal dengan daerah diindonesia yang debitnya tidak terlalu besar sekalipun
Referensi yang digunakan masih terkesan majud an belum ketinggalan jaman
karena memang pengelolaan sumber energy hijau terus dikumandangkan walaupun
sampai sekarang Indonesia memang belum terlalu mengubris hal ini padahal
potensi yang ada diindonesia amat beragam apalagi Indonesia melupakan Negara
yang mempunyai banyak aliran aliran sungai ,air terjun yang mampu dikembangkan
menjadi ekosistem pembangkit listrik
Terdapat beberapa kelemahan dari paper ini yaitu kurang jelasnya hal yang
ditekan kan untuk membuat sebuah pembangkit berbasis tenaga air yang
ditekankan seakan dana yang harus dilihat formula transaksi , Nilai tipikal $ per kW
Daya Listrik Pembangkitan dan bagian ekonomisnya sehingga hal hal yang masih
banyak untuk dipertimbangkan dalam pengelolaan energy hijau dilihat dari sis
lingkungan , kompenen malah sedikit .