Penyesuaian Panduan KTSP SMK
Penyesuaian Panduan KTSP SMK
DAFTAR ISI
I.
PENDAHULUAN
A. Landasan
B. Tujuan Rambu-rambu Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
C. Pengertian
D. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
E. Prinsip Pelaksanaan KTSP SMK/MAK
F. Struktur Kurikulum SMK/MAK
I.
PENDAHULUAN
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Indonesia dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan
tersusunnya kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan
dasar dan menengah dengan mengacu kepada Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Rambu-rambu ini dimaksudkan sebagai acuan bagi sekolah menengah
kejuruan untuk menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
A. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional:
Pasal 1 ayat (19); Pasal 18 ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 32 ayat
(1), (2), dan (3); Pasal 35 ayat (2); Pasal 36 ayat (1), (2), (3), dan (4);
Pasal 37 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 38 ayat (1) dan (2).
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan:
Pasal 1 ayat (5), (13), (14), dan (15); Pasal 5 ayat (1) dan (2); Pasal 6
ayat (6); Pasal 7 ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), dan (8); Pasal 8
ayat (1), (2), dan (3); Pasal 10 ayat (1), (2), dan (3); Pasal 11 ayat (1),
(2), (3), dan (4); Pasal 13 ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 14 ayat (1),
(2), dan (3); Pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 17 ayat (1)
dan (2); Pasal 18 ayat (1), (2), dan (3), dan Pasal 20.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) No 22 tahun
2006 tentang Standar Isi.
4. Permendiknas No 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan (SKL).
5. Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Standar Isi
SKL pada satuan pendidikan dasar dan menengah.
B. Tujuan Rambu-rambu
Pendidikan
Penyusunan
Kurikulum
Tingkat
Satuan
kebutuhan,
dan
satuan
pendidikan
Penyusunan
Kurikulum Tingkat
Satuan
Pendidikan
memperhatikan kelompok mata pelajaran sebagai berikut:
SMK/MAK
Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
Mata Pelajaran/
Komponen
Terkait
1.
Agama dan
Akhlak Mulia
Agama, Pendidikan
kewarganegaraan,
Pengembangan Diri,
IPA, Seni Budaya,
IPS, Penjaskes,
Matematika dan
Kejuruan.
2.
Kewarganegaraan dan
Kepribadian
Kelompok
mata
pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian
dimaksudkan untuk peningkatan
kesadaran dan wawasan peserta
didik akan status, hak, dan
kewajibannya dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara,
serta
peningkatan
kualitas dirinya sebagai manusia.
Agama,
Kewarganegaraan,
Bahasa Indonesia ,
Bahasa Inggris, Seni
Budaya, Penjaskes,
dan Pengembangan
diri.
Ilmu
Pengetahuan
dan Teknologi
Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris,
Matematika, IPA,
IPS, Kejuruan,
KKPI, dan Muatan
Lokal.
No
Kelompok Mata
Pelajaran
Cakupan
Mata Pelajaran/
Komponen
Terkait
4.
Estetika
Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris,
Seni Budaya,
KKPI, Kejuruan
dan Muatan Lokal.
5.
Jasmani,
Olahraga dan
Kesehatan
10
1.
Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK/MAK
tercantum pada Tabel 2 berikut ini.
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
Pendidikan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Bahasa Inggris
Matematika
5. 1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata,
dan
Teknologi Kerumahtanggaan
5. 2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran
dan Akuntansi
5. 3 Matematika Kelompok Teknologi,
Kesehatan, dan Pertanian
Durasi
Waktu
(Jam)
192
192
192
440 a)
330 a)
403 a)
516 a)
192 a)
192 a)
276 a)
192 a)
192 a)
192 a)
192 a)
128 a)
128 a)
192
202
192
140
1044 c)
192
(192)
11
Keterangan notasi
a)
Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program
keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.
b)
Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program
keahlian.
c)
Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi
kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1000 jam.
d)
Ekuivalen 2 jam pembelajaran (per minggu jika dalam satu semester terdapat 16 kali tatap muka,
untuk pembiasaan dalam pengembangan diri selama 3 tahun, dengan jumlah jam maksimal 192
jam).
Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam pembelajaran tatap muka. Dua jam
pembelajaran praktek di sekolah atau empat jam pembelajaran praktek di DU/DI setara dengan satu jam
tatap muka.
Alokasi waktu untuk prakerin diambil dari durasi waktu komponen mata pelajaran Kompetensi Kejuruan
(1044 jam).
f.
Analisis
Pilihan muatan lokal yang mungkin dikembangkan dan
sesuai dengan program keahlian
Penyusunan silabus
muatan lokal
kehidupan
sosial,
belajar, dan
ditujukan
untuk
Pengembangan kreativitas
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.
Pengembangan karir.
Pengembangan karir dapat dilakukan antara lain melalui pemberian
informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan,
bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.
4. Beban belajar
a. Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SMK/MAK kategori standar.
SMK/MAK katagori standard adalah SMK/MAK yang belum memenuhi
8 Standar Nasional Pendidikan (SNP).
Istilah tentang sekolah katagori standar dapat dilihat pada glosarium.
b. Jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum (Tabel 2).
Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum 4 (empat) jam
pelajaran per minggu secara keseluruhan.
Penambahan 4 jam
pelajaran per minggu dapat dilakukan terhadap satu atau lebih mata
pelajaran tanpa menambah mata pelajaran baru. Penambahan jam
pelajaran dapat dilakukan untuk mencapai kompetensi baru atau
menambah durasi waktu pembelajaran pada mata pelajaran tertentu
untuk mencapai kompetensi yang sesuai dengan SKL.
Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
c. Alokasi untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SMK/MAK 0% - 60% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan
alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan peserta didik
dalam mencapai kompetensi.
Istilah tentang penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dapat dilihat pada glosarium.
d. Dua jam pembelajaran kegiatan praktik di sekolah atau empat jam
pembelajaran kegiatan praktik di luar sekolah setara dengan satu jam
pembelajaran tatap muka.
14
1. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran
adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
tertera pada Tabel 3.
Kegiatan
Alokasi Waktu
Keterangan
1.
Minimum 34
minggu dan
maksimum 38
minggu
2.
Maksimum 2
minggu
3.
Jeda antarsemester
Maksimum 2
minggu
4.
Maksimum 3
minggu
5.
2 4 minggu
6.
Maksimum 2
minggu
7.
Maksimum 1
minggu
8.
Kegiatan khusus
sekolah/madrasah
Maksimum 3
minggu
16
17
18
Standar kompetensi
lulusan mata pelajaran
Penyusunan
Standar kompetensi dan kompetensi dasar
Indikator pencapaian kompetensi dasar
Analisis kedalaman
dan keluasan materi
Materi pokok
Penilaian
Pengalaman belajar
Alokasi waktu
Sumber belajar
Komponen silabus
19
21
22
IV.
A. Analisis Konteks
1. Analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah:
peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
biaya, program-program yang ada di sekolah.
2. Analisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar: komite sekolah, dewan pendidikan, dinas
pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri, dan dunia kerja, sumber
daya alam dan sosial budaya.
3. Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai
acuan dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan pendidikan.
B. Mekanisme Penyusunan
1. Tim penyusun
Kurikulum SMK/MAK dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh
sekolah/madrasah dan komite sekolah/komite madrasah di bawah
koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi atau departemen
yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama.
23
Finalisasi.
24
GLOSARIUM
1. Standar nasional pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem
pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Badan Standar Nasional Pendidikan yang disingkat BSNP adalah badan
mandiri dan independen yang bertugas mengembangkan, mamantau
pelaksanaan, dan mengevaluasi standar nasional pendidikan.
3. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang
dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan
kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
4. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
5. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan
kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan
pendidikan.
6. Keunggulan lokal adalah potensi unggulan daerah dal;am bentuk
sumberdaya alam, seni, budaya, produk, jasa, kerajinan, bahasa dan lainlain.
7. Keunggulan global adalah kompetensi yang dapat digunakan pada tingkat
internasional.
8. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
9. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
10. Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak secara
konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang dimiliki oleh peserta didik.
11. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan; Standar Kompetensi
Lulusan meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh
kelompok mata pelajaran.
12. Standar Kompetensi Kelompok Mata Pelajaran adalah kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik pada setiap kelompok mata pelajaran
yang mencakup kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kewarganegaraan
dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika dan jasmani, olahraga dan kesehatan.
13. Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal
peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan
25
mencakup
permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
24. Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
25. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan.
26. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
27. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu
libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum (termasuk hari-hari
besar nasional), dan hari libur khusus.
28. Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima
kelompok yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
kewarganegaraan
dan kepribadian; ilmu pengetahuan dan teknologi,
estetika; jasmani, olahraga dan kesehatan.
27