Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL

TUGAS AKHIR
(TL-4099)

PENGUJIAN EFISIENSI UNIT PEMURNIAN GAS PRODUK DARI REAKTOR


ANAEROBIC DIGESTER

Disusun oleh:
Muhadjadi Bastian
15311037

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015

I.

JUDUL
Judul Tugas Akhir yang diusulkan adalah Pengujian Efisiensi Unit Pemurnian
Gas Produk dari Reaktor Anaerobic Digester.

II.

LATAR BELAKANG
Anaerobic Digester merupakan proses alternatif dalam penguraian biomass
menjadi produk yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut dimana produknya dapat berupa
biogas. Biogas merupakan sebuah gas yang dibuat melalui proses biologis dari material
organik dengan bantuan suatu bakteri. Proses degradasi material organik ini dilakukan
tanpa melibatkan oksigen atau yang disebut dengan anaerobic digestion dengan gas
yang dihasilkan sebagian besar (lebih 50%) berupa metana (CH 4) sedangkan sisanya
berupa gas CO2, H2S dan beberapa trace element (Maynell, 1981).
Kualitas biogas dapat ditingkatkan dengan memperlakukan beberapa parameter
yaitu menghilangkan hidrogen sulphur, kandungan air dan karbondioksida (CO2).
Hidrogen sulphur mengandung racun dan zat yang menyebabkan korosi, bila biogas
mengandung senyawa ini maka akan menyebabkan gas yang berbahaya sehingga
konsentrasi yang diijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas dibakar maka hidrogen sulphur
akan lebih berbahaya karena akan membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen,
yaitu sulphur dioksida/sulphur trioksida (SO2 / SO3) dan senyawa ini lebih beracun.
Pada saat yang sama akan membentuk sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih
korosif. Parameter yang kedua adalah menghilangkan kandungan karbondioksida yang
memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas, sehingga gas dapat digunakan untuk
bahan bakar kendaraan. Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan
biogas serta dapat menimbukan korosif (Juanga, 2007).

III.

TINJAUAN PUSTAKA
Biogas merupakan salah satu bahan bakar non fosil bersifat renewable (dapat
diperbaharui) yang dapat dijadikan bioenergi alternatif. Biogas diperoleh dari proses
fermentasi biomassa yang mengandung karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme.
Biogas sangat potensial sebagai bahan bakar karena kandungan metana yang tinggi
yaitu sekitar 55-65%. Kandungan biogas tidak hanya metana dan karbon dioksida,
tetapi juga terdapat hidrogen sulfida.

Tingginya kandungan hidrogen sulfide dalam biogas yaitu 10-40 ppm menjadi
masalah dalam menggunakan biogas secara langsung karena dapat merusak peralatan
dan mencemari lingkungan sehingga biogas perlu dimurnikan dari kandungan hidrogen
sulfide sebelum digunakan sebagai bahan bakar.
Banyak cara untuk menghilangkan kandungan hidrogen sulfide dalam biogas
seperti dengan menggunakan mikroorganisme (thiobacilus), penambahan besi (II)
klorida dalam biodigester, adsorbs, PSA dan absorbsi. Metode absorbsi secara fisik
maupun kimia sangat efektif digunakan untuk laju alir gas yang rendah dimana biogas
dioperasikan pada keadaan normal. Pada absorbs kimia, penyerapan terjadi lebih efisien
karena terjadi reaksi yang cepat.
Komposisi biogas yang dihasilkan sangat tergantung pada jenis bahan baku yang
digunakan. Tetapi komposisi utama dalam biogas adalah CH4, CO2, H2S sedangkan
komponen lainnya ditemukan dalam kisaran konsentrasi kecil. Komposisi utama biogas
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Komposisi Utama Biogas

Hidrogen sulfida (H2S) merupakan gas pengotor yang terdapat dalam gas-gas
komersial. Hidrogen sulfide merupakan gas yang berbau dan mematikan serta sangat
korosif bagi berbagai jenis logam, sehingga membatasi penggunaannya untuk bahan
bakar pada mesin. Hasil pembakaran gas yang mengandung H 2S menghasilkan
belerang dan asam sulfat yang sangat korosif terhadap logam. Kandungan H 2S
mencapai 200 ppm dapat menyebabkan kematian dalam waktu 30 menit. Standar
keamanan dan kesehatan memberikan ijin maksimum pada tingkat 20 ppm.

Gas hidrogen sulfida (H2S) yang terkandung dalam gas hasil fermentasi
mengurangi umur pakai (lifetime) dari sistem perpipaan pada instalasi yang
menggunakan biogas. Gas ini juga beracun dan sangat korosif untuk sebagian besar
jenis logam yang terbuat dari besi. Jika Hidrogen sulfida yang terkandung dalam biogas
terbakar maka akan berubah menjadi sulphur oksida yang akan menyebabkan korosi
pada komponen yang terbuat dari logam dan membuat minyak pelumas mesin menjadi
asam jika digunakan misalnya pada mesin CHP (combines heat and power generation).
Agar dapat mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh hydrogen sulfida maka gas ini
harus dihilangkan atau minimal dikurangi kandungannya. Salah satu pertimbangan
yang dapat dikembangkan untuk menghilangkan gas H2S dari biogas adalah dengan
mempertimbangkan penggunaan reaksi penyerapan oleh gram atau serpihan besi.
Dengan reaksi ini maka hydrogen sulfida akan diserap kedalam besi(III) hidroksida
(Fe(OH)3) yang dikenal sebagai bijih besi bog (bog iron ore) atau diserap menjadi besi
(III) oksida (Fe2O3). Kedua sistem ini cara kerjanya sama dan merupakan jenis
penghilangan gas H2S dengan cara kering (dry desulfurization processes).
Dengan menggunakan proses kering ini maka H2S dikonversikan menjadi besi
(III) hidroksida atau besi (III) oksida dan air berdasarkan Reaksi 1 dan 2:
2Fe(OH)3 + 3H2S Fe2S3 + 6H2O (1)
Fe2O3 + 3H2S Fe2S3 + 3 H2O
IV.

(2)

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud penelitian ini adalah menguji efisiensi dari unit pemurnian gas produk
dari reaktor anaerobic digester.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan factor penentu pemurnian gas produk
serta perbandingan unjuk kerja berbagai sistem pemurnian gas sehingga diperoleh
komposisi dan sistem optimal untuk pemurnian Gas Produk dari Reaktor Anaerobic
Digester serta menentukan pemanfaatan terhadap Gas Produk tersebut.

V.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Flow rate Gas Produk yang dihasilkan Anaerobic Digester.

2. Analisis komponen-komponen Gas Produk beserta konsentrasinya.


3. Analisis kualitas effluent Gas Produk.
4. Menentukan pemanfaatan Gas Produk dengan mambandingkan terhadap standar
gas yang dapat digunakan secara umum ataupun untuk dipasarkan

VI.

METODOLOGI
Metodologi dalam melakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut.
1. Studi Literatur
Studi literatur mencakup kegiatan pengumpulan informasi dari buku, jurnal
ilmiah, maupun bentuk pelaporan penelitian ilmiah lain. Kegiatan ini diharapkan
menghasilkan data mengenai gas produk yang dihasilkan Anaerobic Digester
beserta komponennya dan juga pemanfaatannya yang sudah pernah diterapkan
saat ini.
2. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan ialah data primer dimana data yang dikumpulkan dengan
pengukuran langsung dilapangan. Data tersebut berupa flow rate dan juga
komponen-komponen gas produk yang dihasilkan beserta konsentrasinya.
3. Pengolahan Data dan Analisis
Data primer yang didapatkan akan diolah dan dianalisis sedemikian rupa sehingga
akan dapat memaksimalkan efisiensi unit pemurnian gas produk pada reactor
Anaerobic Digester tersebut.
4. Penyusunan Laporan Tugas Akhir

VII.

JADWAL PELAKSANAAN
Pelaksanaan Tugas Akhir dilakukan selama enam bulan dimana terbagi dalam beberapa
kegiatan yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Kegiatan

Bulan ke1

Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengolahan Data dan Analisis
Penyusunan Laporan

VIII.

DAFTAR PUSTAKA
Juanga, A. (2007). Biogas untuk Masa Depan Pengganti BBM. Jurnal Ilmiah
Indonesia. Volume (4):25.
Hambali, E. dkk. 2007. Teknologi Bioenergi. Agro Media Pustaka. Jakarta
Maynell, B. (1981). Research of Methane in Biogass Production. Journal of Science
and Technology. Volume (19):388.
Smith, J. W., Meffe, S., Walton, P. S., and Ellenor, D. T. R, Hydrogen Sulfide removal
Process, US Paten No. 6,627,110., 2003

Anda mungkin juga menyukai