Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang
lebih dalam (Irna Bedah RSUD Dr.Soetomo, 2001).
Etiologi
1.
Gas
b.
Cairan
c.
2.
3.
4.
2.
3.
Keadaan hipermetabolisme.
C. Fase lanjut.
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut
akibat luka dan pemulihan fungsi organ-organ fungsional. Problem yang
muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, kleoid,
gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur.
Klasifikasi Luka Bakar
A. Dalamnya luka bakar.
Kedalaman
Penyebab
Penampilan
Ketebalan
partial
ultra
superfisial
(terbakar
(tingkat I)
matahari).
Warna
tidak
ada Bertambah
violet gelembung.
oleh Oedem
Perasaan
Nyeri
merah.
minimal
atau
tidak ada.
Pucat bila ditekan dengan
ujung jari, berisi kembali
bila tekanan dilepas.
Lebih
dalam Kontak
bahan padat.
(tingkat II)
Jilatan
- Superfis
kepada pakaian.
ial
ukurannya bintik
bertambah besar.
Sangat
yang nyeri
kurang jelas,
- Dalam
kimiawi.
Ketebalan
disertai
daerah
merah coklat.
sepenuhnya
(tingkat III)
padat.
sakit.
Nyala api.
Rambut
Kimia.
mudah
Kontak
dengan Gelembung
arus listrik.
Merah.
jarang,
lepas
dicabut.
tidak membesar.
Tidak pucat bila ditekan.
: 9%
2) Lengan masing-masing 9%
: 18%
: 36%
: 36%
5) Genetalia/perineum
: 1%
Total : 100%
bila
Bahan Kimia
Termis
Radiasi
Biologis
LUKA BAKAR
Listrik/petir
Psikologis
Pada Wajah
Di ruang tertutup
Kerusakan kulit
Kerusakan mukosa
Keracunan gas CO
Penguapan meningkat
Oedema laring
CO mengikat Hb
Peningkatan pembuluh
darah kapiler
Hb tidak mampu
mengikat O2
MK:
Gangguan
Konsep diri
Kurang
pengetahuan
Anxietas
Masalah Keperawatan:
Resiko tinggi terhadap infeksi
Gangguan rasa nyaman
Ganguan aktivitas
Kerusakan integritas kulit
Gagal nafas
Hipoxia otak
Tekanan onkotik
menurun. Tekanan
hidrostatik
meningkat
Cairan intravaskuler
menurun
Hipovolemia dan
hemokonsentrasi
Masalah Keperawatan:
Kekurangan volume cairan
Gangguan perfusi jaringan
Gangguan sirkulasi
makro
Gangguan
sirkulasi seluler
Otak
Kardiovaskuler
Ginjal
Hepar
Hipoxia
Kebocoran
kapiler
Hipoxia
sel ginjal
Pelepasan
katekolamin
Penurunan
curah jantung
Fungsi
ginjal
menurun
Hipoxia
hepatik
Sel otak
mati
Gagal
fungsi
sentral
Gagal jantung
Gagal
ginjal
GI
Traktus
Dilatasi
lambung
Neurologi
Imun
Gangguan
Neurologi
Daya
tahan
tubuh
menurun
Hambahan
pertumbuhan
Gagal hepar
Gangguan
perfusi
Laju
metabolisme
meningkat
Glukoneogenesis
glukogenolisis
MK: Perubahan
nutrisi
Tingkatan hipovolemik
Tingkatan diuretik
Pergeseran
cairan
insterstitial.
vaskuler.
Perubahan
rasi oedem
ekstraseluler
pada lokasi
luka bakar.
Fungsi
renal.
berkurang karena
aliran darah
renal karena
dan CO berkurang.
desakan darah
Kadar
Na direabsorbsi
Oliguri.
Peningkatan
Defisit
meningkat.
Kehilangan Na+
sodium.
melalui diuresis
kehilangan Na+
(normal
kembali setelah
tertahan dalam
1 minggu).
Diuresis.
Defisit sodium.
cairan oedem.
Kadar
K+ dilepas sebagai
potassium.
akibat cidera
kembali ke
jarinagn sel-sel
dalam sel, K+
darah merah, K+
terbuang
berkurang ekskresi
melalui diuresis
berkurang.
setelah luka
Hiperkalemi
K+ bergerak
Hipokalemi.
Kadar
Kehilangan protein
Hipoproteine
bakar).
Kehilangan
Hipoproteinem
protein.
ke dalam jaringan
mia.
protein waktu
ia.
akibat kenaikan
berlangsung
permeabilitas.
terus
5
Keseimbang
Katabolisme
Keseimbanga
katabolisme.
Katabolisme
Keseimbangan
an nitrogen.
jaringan,
n nitrogen
jaringan,
nitrogen
kehilangan protein
negatif.
kehilangan
negatif.
dalam jaringan,
protein,
lebih banyak
immobilitas.
kehilangan dari
masukan.
Keseimbnag
Metabolisme
Asidosis
Kehilangan
Asidosis
an asam
anaerob karena
metabolik.
sodium
metabolik.
basa.
perfusi jarinagn
bicarbonas
berkurang
melalui
peningkatan asam
diuresis,
hipermetabolis
fungsi renal
me disertai
berkurang
peningkatan
(menyebabkan
produk akhir
metabolisme.
tertahan),
kehilangan
bikarbonas serum.
Respon
Terjadi karena
Aliran darah
Terjadi karena
Stres karena
stres.
trauma,
renal
sifat cidera
luka.
peningkatan
berkurang.
berlangsung
produksi cortison.
lama dan
terancam
psikologi
pribadi.
Eritrosit
Terjadi karena
Luka bakar
6
Tidak terjadi
Hemokonsentr
panas, pecah
Lambung.
termal.
pada hari-hari
asi.
menjadi fragil.
pertama.
Akut dilatasi
Peningkatan
pada gaster),
central di
dan paralise
jumlah
perdarahan
hipotalamus
usus.
cortison.
lambung, nyeri.
dan
CO menurun.
peingkatan
jumlah
cortison.
Jantung.
MDF meningkat 2x
Disfungsi
Peningkatan zat
lipat, merupakan
jantung.
MDF (miokard
glikoprotein yang
depresant
toxic yang
factor) sampai
dihasilkan oleh
26 unit,
bertanggung
jawab terhadap
syok spetic.
: BB x 75 cc
3 5 tahun
: BB x 50 cc
( 3-x) x 80 x BB gr/hr
100
(Albumin 25% = gram x 4 cc) 1 cc/mnt.
Anak
nekrotik.
F.
Tulle.
Obat obatan:
o
Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil
kultur.
Analgetik
Antasida
: kalau perlu
Pengkajian
a)
Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada
area yang sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
b) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera;
vasokontriksi perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan
dingin (syok listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok
listrik); pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
c)
Integritas ego:
Gejala: masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan.
Tanda: ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri,
marah.
d)
Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna
mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan
kerusakan otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi
cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya
pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
e)
Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
f)
Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon
dalam (RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik);
laserasi korneal; kerusakan retinal; penurunan ketajaman penglihatan
(syok listrik); ruptur membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera
listrik pada aliran saraf).
g)
Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara
eksteren sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan
suhu; luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara
respon pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada
keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
h)
Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan
cedera inhalasi).
Tanda:
serak;
batuk
mengii;
partikel
karbon
dalam
sputum;
Keamanan:
Tanda:
Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa
luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian
kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan
dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan
variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung
gosong; mukosa hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring
posterior;oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak
halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau jarinagn parut tebal. Cedera secara
mum ebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan
dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah
nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran
masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal
tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian
terbakar.
Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan sepeda motor, kontraksi otot
11
Pemeriksaan diagnostik:
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Urinalisis
menunjukkan
mioglobin
dan
hemokromogen
(7)
(8)
2.
Diagnosa Keperawatan
Marilynn E. Doenges dalam Nursing care plans, Guidelines for planning and
documenting patient care mengemukakan beberapa Diagnosa keperawatan
sebagai berikut :
1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan
obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka
bakar daerah leher; kompresi jalan nafas thorak dan dada atau
keterdatasan pengembangan dada.
2
Kerusakan
mobilitas
fisik
berhubungan
dengan
gangguan
10
11
Rencana Intervensi
Diagnosa
Keperawata
n
Rencana Keperawatan
Tujuan dan
Kriteria
Intervensi
Hasil
13
Rasional
Resiko bersihan
Bersihan jalan
Kaji
nafas
gangguan/menelan; perhatikan
efektif
efektif.
pengaliran
berhubungan
Kriteria Hasil :
ketidakmampuan
dengan
Bunyi
obstruksi
vesikuler, RR
Awasi
trakheobronkhia
dalam
batas
kedalaman
l;
normal, bebas
perhatikan
mukosa;
dispnoe/cyanos
pucat/sianosis
dan
kompressi jalan
is.
mengandung
karbon
nafas .
oedema
tetap
nafas
refleks
air
liur,
menelan,
frekuensi,
irama,
pernafasan
pernafasan/edema
adanya
paru
dan
kebutuhan
sputum
intervensi medik.
atau
merah muda.
dapat
sangat
stridor,
mengi/gemericik,
cepat
terjadi
atau lambat
terbakar.
rejan.
Dugaan adanya hipoksemia
Perhatikan adanya pucat atau
optimal/fungsi
Bilakepala/leher
bantal
pernafasan,
pernafasan.
dapat
nekrosis
terbakar,
menghambat
menyebabkan
pada
kartilago
batuk/latihan
nafas
meningkatkan
konstriktur
leher.
sering.
Hisapan
(bila
perlu)
perawatan
pada
ekstrem,
nafas
bersih,
tetapi
istirahat
suara
inflamasi.
Peningkatan
14
Teknik
steril
sekret/penurunan
Selidiki
perubahan
perilaku/mental
contoh
peningkatan
edema
dan
trakeal
mengindikasikan
Awasi 24 jam keseimbngan
untuk intubasi.
cairan,
Meskipun
perhatikan
variasi/perubahan.
dapat
kebutuhan
sering
hipoksia.
meliputi :
Perpindahan
wajah
paru.
inhalasi
cairan
Catatan
atau
Cedera
meningkatkan
atau
lebih
karena
edema.
O2
Kaji ulang seri rontgen
Berikan/bantu
fisioterapi
dada/spirometri intensif.
memperbaiki
hipoksemia/asidosis.
Pelembaban
menurunkan
pengeringan
saluran
lanjut
dan
status
pedoman
untuk
pengobatan.
PaO2
menunjukkan
asap
dan
inhalasi
terjadinya
pneumonia/SDPD.
Perubahan
menunjukkan
15
dependen
paru,
paru,
sehingga
meningkatkan
fungsi
atau
luka
mempengaruhi
Resiko
tinggi
Pasien
dapat
Awasi
tanda
vital,
CVP.
kapiler
dan
kekurangan
mendemostrasi
Perhatikan
volume
kan
cairan
status
cairan
dengan
biokimia
Kehilangan
membaik.
berat
jenisnya.
cairan
Kriteria
warna
urine
melalui
dan
paru/oksegenasi.
Memberikan pedoman untuk
penggantian
cairan
dan
respon
kardiovaskuler.
Observasi
dan
hemates
untuk
meyakinkan
pengeluaran
urine
rata-2
evaluasi:
Peningkatan
ada manifestasi
dehidrasi,
sesuai indikasi.
rute abnormal.
kebutuhan
tak
fungsi
mengkaji
berhubungan
bakar
30-50
status
resolusi
hypermetabolik,
oedema,
ketidak
elektrolit
cukupan
serum
pemasukan.
batas
Kehilangan
haluaran urine
perdarahan.
di
mioglobin.
dalam
normal,
atas
ml/jam.
Peningkatan
permeabilitas
hari
proses
30
inflamasi
kehilangan
Ukur lingkar ekstremitas yang
evaporasi
terbakar
volume
tiap
hari
sesuai
indikasi
cairan
dan
melalui
mempengaruhi
sirkulasi
dan
pengeluaran urine.
Penggantian
16
cairan
pertama
dan
perubahan
Memperkirakan
luasnya
selanjutnya
Observasi
distensi
abdomen,hematomesis,feces
oedema/perpindahan
hitam.
sirkulasi
urine.
meliputi :
kesadaran
mengindikasikan
ketidak
urine
adequatnya
volume
sirkulasi/penurunan
perfusi
dan
cairan
pengeluaran
dapat
serebral
kateter IV.
yang
pasien
dihitung,
elektrolit,
plasma, albumin.
yang
luka
bakar
Awasi
hasil
pemeriksaan
refleks urine.
Diuretika contohnya
cepat.
Manitol (Osmitrol)
Resusitasi
cairan
menggantikan
-
cairan/elektrolit
Kalium
membantu
-
kehilangan
dan
mencegah
komplikasi.
Antasida
Mengidentifikasi kehilangan
darah/kerusakan SDM dan
kebutuhan
Pantau:
-
Tanda-tanda
vital
penggantian
setiap 2 jam
17
Meningkatkan
urine
dan
pengeluaran
membersihkan
setiap
jam
selama
periode rehabilitasi.
-
Warna urine.
Masukan
tubulus
dari
debris
/mencegah nekrosis.
Penggantian
lanjut
karena
dan
kehilangan
urine
dalam
jam
jumlah besar
Menurunkan
setiap
haluaran
setiap
jam
selama
keasaman
histamin
selama
periode
rehabilitasi.
-
asam
hidroklorida
untuk
laporan elektrolit.
-
menurunkan
Mengidentifikasi
penyimpangan
hari.
indikasi
diperlukan.
jam.
oleh
hipovolemia
yang
adekuat.
Mulai
terapi
ditentukan
IV
yang
dengan
jarum
menunjukkan
syok
sentral
hipovolemik,
dokter
pemasangan
untuk
gejaladengan
kateter
vena
pemantauan
CVP.
Beritahu dokter bila: haluaran
urine < 30 ml/jam, haus,
18
Penggantian
cairan
cepat
penting
gagal
cairan
melalui
Konsultasi
doketr
untuk
mencegah
ginjal.
Kehilangan
bermakna
terjadi
jarinagn
yang
Pengukuran
tekanan
bila
terjadi.
intravaskular.
Temuan-temuan
Laporkan
temuan-temuan
positif.
Pada
lka
ini
bakar
luas,
antasida
diresepkan
atau
reseptor
histamin
yag
antagonis
seperti
intravaskular
ke
ruang
interstitial
menimbukan
hipovolemi.
simetidin
Pasien rentan pada kelebihan
beban volume intravaskular
selama
periode
pemulihan
guaiak
perdarahan
GI.
peningkatan
hormon-hormon
19
lambung.
Resiko
Pasien
kerusakan
Pantau
laporan
GDA dan
Mengidentifikasi
mendemonstra
kadar
karbon
monoksida
pertukaran gas
sikan
serum.
berhubungan
oksigenasi
dengan
cedera
adekuat.
mempengaruhi
inhalasi
asap
Kriteroia
sindrom
evaluasi:
atau
dapat
yang
Inhalasi
pertukaran
RR
alveoli.
Suplemen
selang
meningkatkan
12-24
x/mnt,
torakal
warna
kulit
sekunder
normal, GDA
temaptkan
dalam renatng
ventilator
bakar
normal, bunyi
pesanan
sirkumfisial
nafas
insufisiensi
tak
leher.
kesulitan
bernafas.
luka
diharapkan.
kompartemen
terhadap
kemajuan
bersih,
ada
endotrakeal
dan
oksigen
jumlah
pasien
pada
mekanis
sesuai
terjadi
pernafasan
bila
Pernafasan
mengembangkan
menurunkan
tirah baring.
atelektasis.
Pertahankan
posisi
dalam
alveoli,
resiko
semi
Memudahkan
ventilasi
luka
bakar
sekitar
takipnea.
pasien
dapat
adda.
sesuai pesanan.
(eskarotomi) memungkinkan
Siapkan
membatasi
ekspansi
Mengupas
kulit
ekspansi dada.
Resiko
tinggi
Pasien
bebas
infeksi
dari infeksi.
berhubungan
Kriteria
dengan
evaluasi:
Pertahanan
ada
primer
tidak
Pantau:
-
tak
demam,
pembentukan
Penampilan
luka
Mengidentifikasi
indikasi
sisi
penyimapngan
tandur
20
kulit
indikasi-
kemajuan
yang diharapkan.
dari
atau
hasil
adekuat;
jaringan
kerusakan
granulasi baik.
perlinduingan
kulit;
Jumlah
jaringan
makanan
traumatik.
kali makan.
Pertahanan
jaringan
sekunder tidak
setiap
lepaskan
meningkatkan pembentukan
adekuat;
jarinagn
nekrotik
granulasi.
penurunan Hb,
penekanan
respons
pesanan,
inflamasi
perawatan
hari
dan
nekrotik
implementasikan
yang
ditentukan
Antimikroba
ditutup
dengan
balutan
topikal
Mengikuti
prinsip
melindungi
untuk
baketri.
pasien
kultur
aseptik
dari
pertumbuhan
Berikan
krim
secara
Temuan-temuan
ini
membantu
dapat
Dapatkan
dan
ketentuan.
kultur
luka
mengidentifikasi
diresepkan.
Karena
pasien
pada
tubuh
dan
perlindungan lainmelindungi
pasien
21
untuk
tindakan
terhadap
pertahanan
perawatan
infeksi.
steril,
ekstrenal
sarung
tangan
dan
dan
kebebasan
pada kebosanan.
kebosanan.
Bila riwayat imunisasi tak
adekuat,
berikan
globulin
nutrisi
mengevaluasi
status
merencanakan
tinggi
kalori.
Berikan
yang
penderita.
atau
memabntu
sustacal
dengan
atau
paling
nutrisi
dapat
baik
pasien
dan
diet
untuk
Nutrisi
adekuat
penyembuhan
luka
dan
memenuhi
kebutuhan energi.
Nyeri
Pasien
berhubungan
mendemonstra
yang
dengan
sikan
jaras
Kerusakan
dari
prosedur
berat.
kulit/jaringan;
ketidaknyaman
Evaluasi
pembentukan
an.
luka
edema.
Kriteria
Manipulasi
evaluasi:
jaringan cidera
menyangkal
Pertahankan
contoh
nyeri,
tertutup,
debridemen
melaporkan
luka.
perasaan
ekstra
jaringan
nyaman,
kehangatan.
hilang
diresepkan
narkotik
prn
perawatan
dan
luka.
keefektifannya.
narkotik
dengan
Absorpsi
nyeri
obat
IM
luas
yang
tingkatkan
untuk
kamar
suhu
memberikan
ekspresi wajah
dan
Analgesik
postur
peningkatan
kapiler.
menyebabkan
Tindakan
22
permeabilitas
membantu
luka
bakar,
hipoetrmia.
eksternal
ini
menghemat
tubuh rileks.
kehilangan panas.
Menururnkan neyri dengan
mempertahankan berat badan
Bantu
dengan
posisi
setiap
pengubahan
2
jam
bila
luka
menuurnkan
tonjolan
badan sendiri.
tinggi
selama
gerakan
meinimalkan
yang
ketidaknyamanan.
Mengidentifikasi
atau
indikasi
Untuk
kerusakan
menunjukkan
mengitari
perfusi jaringan,
sirkulasi tetap
luka
perubahan/disfu
adekuat.
status
ngsi
Kriteria
neurovaskuler
evaluasi:
Pertahankan
perifer
warna
berhubungan
normal,
dengan
menyangkal
Penurunan/inter
kebas
Temuan-temuan
upsi
kesemutan,
menandakan
darah
nadi
arterial/vena,
dapat diraba.
sesuai pesanan.
aliran
contoh
bakar
bakar
dependen.
Pasien
kulit
luka
pemajanan
tulang
membantu
Resiko
dan
ekstermitas
bakar
listrik,
pantau
neurovaskular
dari
ekstermitas
bengkak ditinggikan.
indikasi-
kemajuan
penyimpangan
dari
atau
hasil
yang diharapkan.
Meningkatkan aliran balik
vena
dan
menurunkan
pembengkakan.
dan
perifer
luka
seputar
terhadap
ini
keruskana
intervensi
bedah.
ekstremitas
dengan edema.
eskar)
atau
fasiotomi
Kaji/catat
regenerasi
tentang
jaringan
penanaman
permukaan kulit
Kriteria hasil:
sekitar luka.
kemungkinan
sekunder
Mencapai
b/d
kulit
kerusakan
warna,
adekuat.
Memberikan informasi dasar
Memumjukkan
integritas
ukuran,
sirkulasi
kebutuhan
kulit
dan
petunjuk
23
destruksi
penyembuhan
lapisan kulit.
tepat
yang
waktu
tepat
dan
graft.
tindakan
kontrol infeksi.
bakar.
resiko
sesuai indikasi.
kulit.
infeksi/kegagalan
area
mungkin/tepat.
graft
bila
Pertahankan
luka
lepasnya
atau
imobilisasi
secara
spontan
area
bila
diindikasikan.
sampai
mengelupas
kulit
repitelisasi.
Menurunkan
Pertahankan
balutan
diatas
pembengkakan
/membatasi
resiko
pemisahan
graft.
yang
mempengaruhi
penyembuhan optimal.
bahan
dengan
permukaan
bedah/balutan biologis.
donor
yang
memerlukan
khusus
sembuh
perawatan
untuk
mempertahankan kelenturan.
Graft kulit diambil dari kulit
orang itu sendiri/orang lain
untuk penutupan sementara
pada luka bakar luas sampai
kulit orang itu siap ditanam.
24
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and suddart. (1988). Textbook of Medical Surgical Nursing. Sixth
Edition. J.B. Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 1293 1328.
Carolyn, M.H. et. al. (1990). Critical Care Nursing. Fifth Edition. J.B.
Lippincott Campany. Philadelpia. Hal. 752 779.
25
26